Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke berbagai
bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar penopang
dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Dalam melakukan
bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan
mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak ada
pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut, contoh hukum bisnis
adalah undang-undang perlindungan konsumen (UU No. 8 tahun 1999). Dalam undang-
undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diatur tentang kewajiban pengusaha
mencantumkan lebel halal dan kadaluarsa pada setiap produk yang ia keluarkan. Dengan
kewajiban tersebut konsumen terlindungi kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika
produk sudah kadaluarsa.
Hukum bisnis tidak lepas dari etika bisnis, etika bisnis adalah panduan cara melakukan
kegiatan bisnis yang tercakup pula semua aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan
dan masyarakat. Etika dalam bisnis menjadi semacam pedoman bagi sebagian perusahaan
untuk membentuk norma, nilai dan tindakan karyawan dan pimpinannya. Tidak hanya di
antara internal perusahaan saja tetapi juga ke pihak eksternal seperti customer, mitra kerja,
pemegang saham dan juga masyarakat.
Salah satu keyakinan akan pentingnya hukum dan etika dan bisnis adalah ikut mendukung
hasil kinerja. Ketika sebuah perusahaan menerapkan etika dalam bisnis yang baik maka hasil
yang diperolehpun memuaskan dan tidak akan menaikkan reputasi perusahaan / bisnis yang
sedang dijalankan. Dengan adanya hukum dan etika dalam bisnis, baik karyawan dan
pimpinan akan bekerja berlandaskan moral yang jujur, luhur dan profesional.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini sebagai berikut:

1) Apa itu Bisnis ?


2) Apa pengertian Etika Bisnis ?
3) Bagaimana hubungan Etika dan Hukum dalam Bisnis ?
4) Mengapa diperlukan Etika Bisnis ?
5) Apa saja indikator Etika Bisnis ?
6) Apa peranan Etika Bisnis ?
7) Apa manfaat Etika Bisnis ?
8) Bagaimana dampak Melanggar Etika Bisnis ?
9) Bagaimana solusi Pelanggaran Etika Bisnis ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yang berjudul “Perlunya Etika Bisnis Bagi Para
Pengusaha” sebagai berikut:

1) Menjelaskan pengertian Bisnis


2) Menjelaskan pengertian Etika Bisnis
3) Menjelaskan hubungan Etika dan Hukum dalam Bisnis
4) Menjelaskan perlunya Etika Bisnis
5) Menjelaskan indikator Etika Bisnis
6) Menjelaskan peranan Etika Bisnis
7) Menjelaskan manfaat Etika Bisnis
8) Menjelaskan dampak Melanggar Etika Bisnis
9) Menjelaskan solusi Pelanggaran Etika Bisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan, karena dikatakan sebagai suatu
pekerjaan, mata pencaharian, bahkan suatu profesi; merupakan aktivitas dalam perdagangan;
dilakukan dalam rangka memperolah keuntungan; dan dilakukan baik oleh perorangan
maupun perusahaan

B. Pengertian Etika Bisnis

 Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
 Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”
 Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR  "etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. "
 Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah
ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah
moralitas".

Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas, etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk
nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil
dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

C. Hubungan Etika dan Hukum dalam Bisnis


3
Etika dipandang sebagai “state of the art” hukum yaitu dimana pedoman perilaku yang
ada saat ini ditafsirkan ke dalam hukum dan digunakan sebagai pedoman selanjutnya untuk
masa yang akan datang.

Hukum akan mengkodifikasi harapan dari etika dalam melaksanakan kegiatan bisnis.
Meskipun disadari tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma
etika memang bersifat dinamis, tetapi begitu ia dituangkan dalam ketentuan hukum sifat
dinamisnya menjadi berkurang/bahkan mungkin menjadi statis. Maka di sini hukum tentunya
harus memperhatikan pula apabila adanya perubahan-perubahan fungsi hokum.

Pelaku bisnis mempunyai peranan dalam menumbuhkan bisnis yang berbudaya, bermoral
dan taat/sadar hukum. Kesadaran hukum harus dapat merata diantara pelaku bisnis, para
eksekutif. Pata birokrat, yang didukung pula oleh faktor lingkungan yang sehat dalam
berbisnis, sehingga budaya bisnis yang baik, sehat tetap terjaga dan terpelihara.

D. Perlunya Etika Bisnis


 Bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu mempertimbangkan
nilai-nilai manusiawi, kalau tidak akan mengorbankan hidup banyak orang,
sehingga masyarakat pun berkepentinan agar bisnis dilaksanakan secara etis;
 Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainya,
sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi bagi keputusan,
kegiatan, dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan
lainnya;
 Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, jadi orang bisnis
yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang
semakin profesional justru akan menang
 Legalitas dan moralitas berkaitan akan tetapi berbeda satu sama lain, karena suatu
kegiatan yang diterima secara legal, belum tentu dapat diterima secara etis;
 Situasi khusus yang menyebabkan pengecualian terhadap etika tidak dapat
dijadikan alasan untuk menilai bahwa bisnis tidak mengenal etika;
 Aksi protes yang terjadi dimana-mana menunjukan bahwa masih banyak orang
serta kelompok masyarakat yang menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik
dan mengindahkan norma etika.

4
Adapun Prinsip-prinsip etika bisnis:

1. Prinsip Otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak


berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung
jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Kejujuran; dalam hal ini kejujurn adalah merupakan kunci keberhasilan
suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam
hubungan kerja, dan sebagainya.
3. Prinsip Keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan
haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
4. Prinsip Saling menguntungkan; juga dalam bisnis yang kompetitif.
5. Prinsip integritas moral; ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama
baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

Prinsip etika bisnis pada umumnya melihat juga bagaimana budaya yang ada disekitarnya
atau lingkungannya turut mewarisi budaya perusahaan. Seperti halnya pada bangsa Jepang
dengan budaya Bashido dan bisnis yang bermula/berasal dari timwork keluarga yang terus
melekat pada budaya perusahaan.

Dalam mengelola perusahaan yang baik dikenal prinsip “GCG”( Good Corporate
Governance) , dengan memperhatikan prinisp bisnis antara lain : prinsip fairness, prinsip
transparancy, prinsip accountability, prinsip responsibility.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya


dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi , khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen ,
karyawan , pemegang saham , komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan. 
 

Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR
sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :

5
 Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang
berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang
dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.

 Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap


pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan
berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. 

 Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena


tindakan yang dilakukan akan  mencerminkan kinerja keuangan perusahaan. 

 Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap


stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam
lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.

Permasalahan yang sering kita temukan dalam kehidupan bisnis yaitu apabila terjadi
penyimpangan etika bisnis yang sudah mendarah daging, sangat sulit diatasi dalam waktu
singkat, seperti halnya budaya sogok, suap, dan sebagainya. Oleh karena itu peranan dan
penegakkan hukum sangat penting dan diperlukan, sebagai sarana yang tepat untuk
mendorong ditaatinya nilai etis tertentu dalam bisnis.

E. Indikator Etika Bisnis

Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai
untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika
bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah :
1. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis
telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara
efisien tanpa merugikan masyarakat lain.

2. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan 


indikator ini  seseorang pelaku bisnis dikatakan  beretika dalam bisnisnya apabila

6
masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati
sebelumnya.
3. Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum seseorang
atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis  apabila 
seseorang pelaku  bisnis  atau  suatu perusahaan telah mematuhi   segala   norma 
hukum   yang   berlaku   dalam   menjalankan kegiatan bisnisnya.
4. Indikator  etika   berdasarkan   ajaran   agama.   Pelaku  bisnis   dianggap beretika 
bilamana  dalam  pelaksanaan  bisnisnya  senantiasa  merujuk kepada nilai- nilai
ajaran agama yang dianutnya.
5. Indikator etika berdasarkan nilai budaya.  Setiap pelaku  bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu
perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
6.   Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masing-
masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya.

F. Peranan Etika Bisnis

Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika yang
akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan
laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.

Sebagai kontrol terhadap individu.pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan
atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai
inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab,
disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.

Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan
komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial;

 Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka panjang, tidak
terfokus pada keuntungan jangka pendek saja;

 Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan stakeholders


yang penting untuk diperhatikan.

7
 Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis internasional.

 Pengelolaan bisnis secara profesional; berdasarkan keahlian dan ketrampilan khusus,


mempunyai komitmen moral yang tinggi, menjalankan usahanya berdasarkan
profesi/keahlian .

G. Manfaat Etika Bisnis

Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :

 Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan


sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang
karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya
etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama,
sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis
yang timbul.

 Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika.


(penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam
melindungi lingkungan hidup).

 Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.

   Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation).

 Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa


meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga
saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan
tersebut.

 Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan.

   Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).

8
 Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk 
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh.

H. Masalah dan Dampak Melanggar Etika Bisnis

Masalah yang sering terjadi dalam kegiatan berbisnis misalnya :

• Bidang periklanan yang dilihat dari persepektif etika bisnis : Apakah ada unsur
kebohongan/penipuan; Pernyataan yang menyesatkan; bertentangan dengan
moral/etika.

• Pelanggaran terhadap HAKI (hak Cipta. Merk, Paten, Disain Industri, Rahasia
Dagang, dan sebagainya)

• Menjalin usaha yang ilegal.

• Persaingan tidak sehat.

• Membangun bisnis untuk usaha besar, tanpa memperhitungkan faktor/dampak


lingkungan (fisik, non fisik) dan tanpa prosedur yang benar .

• Untuk memperbesar keuntungan sehingga menurunkan kualitas produksinya.

• Bisnis yang hanya memfokuskan pada bagian efisiensi (biaya/cost, overhead) dan
rasionalisasi tanpa memperhatikan unsur moral.

Permasalahan yang sering dihadapi adalah dalam penegakan hukum dan etika yang
memang menjadi pusat permasalahan, serta perlunya reformasi moral melalui pemberdayaan
hukum dan upaya-upaya yang dapat dilaksanakan di bidang hukum antara lain pemberian
atau penegakan sanksi, perlindungan di bidang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual
seperti Hak Cipta, hak Paten, Merk, Perlidungan Tahasia Dagang, Desain Industri),
perlindungan hukum bagi tenaga kerja di bidang hukum ketenagakerjaan, perlindungan
konsumen dan persaingan usaha tidak sehat, dan sebagainya).

Adapun akibat bila sebuah perusahaan tidak menjalankan etika bisnisnya dengan baik
dampak negatifnya tentu banyak sekali yakni akan berakibat bangkrut dan tidak ada

9
pelanggan yang akan percaya kepada prodak/jasa yang perusahaan jalankan serta jeleknya
image perusahaan.

I. Solusi Pelanggaran Etika Bisnis

Mengembangkan tanggung jawab sosial.Menciptakan sikap saling percaya baik di antara


pengusaha kuat dan pengusaha lemah.Menciptakan daya persaingan yang sehat.Konsekuen
terhadap aturan main yang sudah disepakati.Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran
dan adanya rasa memiliki terhadap perjanjian yang sudah disepakati.Etika dalam bisnis perlu
pula dituangkan dalam hukum positif dalam bentuk perundang-undangan agar menjadi
semacam “pelindung” dan kontrol.

BAB III

PENUTUP

10
A. Kesimpulan

    Terlepas dari rumitnya hubungan etika bisnis dengan ekonomi dan hukum, bisnis
adalah organisasi ekonomi yang tidak hanya menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan-
aturan hukum yang berlaku, tetapi juga norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.

Bahkan dapat dikatakan, bahwa seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat


akan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab sosial, etika merupakan dimensi sangat
penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Manajemen beretika, yakni bertindak secara etis sebagai seorang manajer dengan
melakukan tindakan yang benar (doing right thing). Manajemen etika adalah bertindak secara
efektif dalam situasi yang memiliki aspek-aspek etis. Situasi seperti ini terjadi di dalam dan
di luar organisasi bisnis. Agar dapat menjalankan baik manajemen beretika maupun
manajemen etika, para manajer perlu memiliki beberapa pengetahuan khusus.

B. Saran

Tantangan suatu perusahaan dalam usaha berbisnis ialah mematuhi hukum bisnis yang
telah ditentukan dilakukan sesuai dengan etika bisnis, yaitu norma atau aturan-aturan
mengenai usaha dalam berbisni, ialah dimana kita harus tetap bisa menjaga kepuaasan dan
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan pelayanan masyarakat itu merupakan hal
yang terpenting bagi berjalan atau tidaknya suatu perusahaan. Contoh tanggung jawab sosial
apabila suatu perusahaan yang kegiatan bisnisnya menyangkut hidup orang banyak maka
perlu legalitas bisnis dilingkungan setempat.

Daftar Pustaka

http://blog.orins.web.id/2013/05/pentingnya-hukum-dan-etika-dalam-bisnis.html

http://vtastubblefield.wordpress.com/2013/01/30/pentingnya-etika-dalam-berbisnis/
11
http://erikarianto.wordpress.com/2008/01/05/etika-bisnis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis

http://apriyantihusain.blogspot.com/2012/04/prinsip-etis-dalam-berbisnis.html

12

Anda mungkin juga menyukai