OPERASIONAL K3
Kelompok I
Ketua : RANDHI PRADIPTA
Sekretaris : AHMAD MASKUR
Kaitannya dengan kesehatan sebuah lingkungan kerja, maka hal tersebut perlu
mendapatkan perhatian lebih, karena biasanya sebuah tekhnologi akan berbanding lurus
dengan dampak yang ditimbulkan yaitu pada kesehatan pekerja dan lingkungan kerja.
Maka kami perlu memberikan perhatian khusus berkaitan dengan tugas kami di Kelompok
II ini yaitu mengenai Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dalam setiap
operasional ditempat kerja dalam hal ini kontruksi bangunan yang ada dilapangan yang
menggunakan peralatan modern dan mempunyai tingkat bahaya yang bervariasi maka
Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan dan diperhatikan oleh
setiap pekerja.
Sesuai dengan ketentuan Pelatihan Tenaga Ahli Muda K-3 Konstruksi, peserta diwajibkan
melakukan Pelajaran Observasi Lapangan, dimana dalam hal ini yang menjadi obyek kami
adalah ”PADA PEMBANAGUNAN PERLUASAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA”
Beberapa hal yang perlu kami sampaikan tentang diselenggarakannya pelatihan ini, yakni
mendidik peserta pelatihan menjadi tenaga ahli K-3 yang handal dan berkuallitas.
Pelaksanaan observasi yang kami lakukan dilapangan dalam hal ini mengamati apa saja
yang perlu diketahui oleh para pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
operasional antara lain adalah:
Dan beberapa hal yang kami lakukan dalam menyiapkan penyajian bahan yang akan kami
seminarkan adalah mengadopsi data keterangan dari perwakilan proyek yang kami
gabungkan dengan hasil pemantauan kami dilapangan serta hasil tanya jawab
dilapangan.
2.1. Maksud
Pelatihan ini untuk menghasilkan tenaga Ahli Muda K-3 Konstruksi yang
bersertifikasi sesuai dengan Keputusan Dirjen Binawas No.
KEP/20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompentensi K-3 Bidang Konstruksi
Bangunan.
Peserta Pelatihan dapat mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K-3
ke dalam aplikasi K-3 di lapangan
2.2. Tujuan
Peserta pelatihan dapat memberikan masukan/saran kepada obyek observasi
tentang penerapan K-3 yang benar, sesuai dengan teori yang diperoleh di kelas
Para peserta mampu menyusun dan menyajikan hasil observasi lapangan ke
dalam suatu makalah yang sistemmatis dan mudah dipahami
Para peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil
mempresentasikan serta mempertahankan argumentasi atau pendapat dan
analisanya dalam suatu forum resmi dan terbuka
Mengacu pada bahan materi tentang Operasional K3 yang sudah kami jabarkan
pada BAB I kami menemukan beberapa permasalahan yang ada di lapangan pada proyek
” PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN RUMAH SAKIT RKZ ”. Permasalahan yang
teridentifikasi oleh pengamatan kami selama observasi, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produktifitas mereka dalam bekerja. Dan juga keselamatan diri mereka
pribadi maupun orang lain yang sedang beraktifitas ditempat tersebut.
Beberapa tenaga kerja yang melakukan aktifitas pekerjaannya setelah kami
melakukan wawancara pada sebagian besar pekerja, kami dapat menyimpulkan tenaga
kerja belum banyak mengerti tentang arti dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
juga pengimplementasiannya dilapangan.
Diantara beberapa temuan kami dilapangan yang tidak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan K-3 adalah ;
Safety board
APD
No. Kegiatan Temuan di proyek Dampak
1 Gerinda Tidak Memakai Faceshild Terkena Sepihan
( Pelindung Wajah )
Besi Tidak Ada Pengaman) Rabbarcup Tertusuk
Tidak ada pengaman pada ujung besi Sepatu tidak sesuai standart
P3 K
Ambulance
Peralatan Pengamanan
Disamping itu terlihat jelas para pekerjanya pun juga tidak memperhatikan
keselamatan dan kesehatan diri mereka sendiri, kondisi diperparah dengan kurangnya
optimalisasi tugas seorang K-3.
Dengan kondisi yang seperti ini, maka sangat rawan munculnya bahaya
kecelakaan kerja maupun bahaya yang ditimbulkan, dan dalam hal ini pihak yang paling
dirugikan adalah pekerja itu sendiri, disamping para pemilik proyek tersebut. Dengan
demikian diperlukan adanya pengawasan K-3 dari Disnaker, dan dapat memberikan saran
atau teguran bagi pihak-pihak yang terkait agar lebih memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek tersebut.
ANALISA
Temuan di Peraturan Perundangan/Standar Penanggung
No Kegiatan Upaya Pencegahan
proyek yang berlaku Jawab
1 Kampanye Nihil PP 50 Tahun 2012 Tentang SMKK 3 Supaya Pekerja Mengetahui Project Manager
6.4.4 Rambu Rambu K 3 Harus Di Rambu-Rambu Di Area
pasang sesuai dengan Peraturan dan Kerja
standard
2 Mengerinda Pekerjaa tidak PER 08/MEN/VII/2010Tentang alat Pemanggilan pekerja untuk Project Manager
memakai sarung pelindung diri diberikan peringatan dan
tangan himbauan.Agar memakai
sarung tangan pada saat
bekerja
3 Perlengkapan Kelengkapan PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Melengkapi apa saja Project Manager
P3 K kurang pertolongan pertama pada peralatan P3K yang belum
kecelakaan di tempat kerja tersedia
6 APD (Sepatu) Tidak Sesuai PER 08/MEN/VII/2010Tentang alat Menghindari Resiko Terjadi Project Manager
pelindung diri Kecelakaan Di Area Kerja
7 Apar Akses jangkauan PER – 04/MEN/1980 Tentang Syarat Menempatkan APAR pada Project Manager
–Syarat Pemasangan Dan tempat yang mudah
Pemeliharaan Alat Pemadam Api dijangkau dan terlihat dan
Ringan disertai dengan rambu -
rambu
8 Tabung CO2 Tidak terikat Peraturan Menteri Tenaga Kerja Menempatkan tabung dalam Project Manager
No.01 tahun 1982 , tentang Bejana
dan LPG dengan rapi keadaan berdiri pada
Tekan
keranjang dan terikat
Laporan hasil observasi kami ini dibuat dan dipresentasikan jauh dari sempurna
tapi kami harapkan akan dapat bermanfaat bagi para peserta seminar dan juga pada
pembaca maupun para pekerja yang belum mengetahui betapa pentingnya
OPERASIONAL K3 .Makalah ini sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun
untuk kesempurnaan makalah dari para pembaca, disamping itu ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada para Instruktur dan kepada Disnaker Provinsi Jawa Timur.