Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HASIL OBSERVASI LAPANGAN

PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN RUMAH SAKIT RKZ


JL.CILIWUNG SURABAYA
AHLI K3 MUDA KONSTRUKSI BANGUNAN

OPERASIONAL K3
Kelompok I
Ketua : RANDHI PRADIPTA
Sekretaris : AHMAD MASKUR

PELATIHAN AHLI MUDA K-3 KONSTRUKSI BANGUNAN


KERJASAMA KEMENTERIAN TENAGA KERJA RI
PT SINERGY SOLUSI INDONESIA
TANGGAL 7 S/D 11 OKTOBER 2019
HOTEL THE ALANA SURABAYA
PROPINSI JAWA TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN

Sektor industri konstruksi bangunan pada akhir-akhir ini banyak sekali


menggunakan peralatan yang cenderung berkembang dan maju, baik dalam hal jumlah
maupun jenis dari peralatan tersebut, dan sudah barang tentu akan menimbulkan masalah
dari bidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam operasionalnya, demikian pula dalam
hal penanganannya.

Dengan penggunaan tekhnologi canggih pada pekerjaan konstruksi bangunan


berarti dapat memberikan kemudahan dalam hal proses produksi, meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja, serta pekerjaanpun dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang
relatif cepat, singkat dan tepat waktu. Namun perlu kiranya diwaspadai bahwa resiko
bahaya yang mungkin timbul menjadi lebih besar. Oleh karena itu perlu diimbangi dengan
peningkatan kualitas SDM di berbagai bidang K-3.

Kaitannya dengan kesehatan sebuah lingkungan kerja, maka hal tersebut perlu
mendapatkan perhatian lebih, karena biasanya sebuah tekhnologi akan berbanding lurus
dengan dampak yang ditimbulkan yaitu pada kesehatan pekerja dan lingkungan kerja.
Maka kami perlu memberikan perhatian khusus berkaitan dengan tugas kami di Kelompok
II ini yaitu mengenai Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dalam setiap
operasional ditempat kerja dalam hal ini kontruksi bangunan yang ada dilapangan yang
menggunakan peralatan modern dan mempunyai tingkat bahaya yang bervariasi maka
Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan dan diperhatikan oleh
setiap pekerja.

Sesuai dengan ketentuan Pelatihan Tenaga Ahli Muda K-3 Konstruksi, peserta diwajibkan
melakukan Pelajaran Observasi Lapangan, dimana dalam hal ini yang menjadi obyek kami
adalah ”PADA PEMBANAGUNAN PERLUASAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA”

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Data umum perihal pekerjaan tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Nama Pekerjaan :
2. Lokasi :
3. Pemberi Tugas :
4. Perencana Konstruksi :
5. Pengawas :
6. Pelaksana :
7. Luas Lahan :
8. Luas Bangunan :
9. Sub Kontraktor :
10. Mulai Pekerjaan :-
11. Lama Pekerjaan :
12. Jumlah Tenaga Kerja :

PERATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU SEBAGAI


STANDAR/KETENTUAN UMUM :
- UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
- Permenaker No. 01/MEN/1980, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
- Permenaker No. 04/MEN/1980, tentang syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR
- Permenaker No. 05/MEN/1985, tentang pesawat angkat dan angkut
- Kepdirjenbinwas No. Kep.311/BW/2002, mengatur mengenai sertifikasi K3 teknisi
listrik
- Undang-undang Tentang Jasa Konstruksi no. 2 Tahun 2017
- Peraturan Pemerintah 50 Tahun 2012 – SMK3
- Peraturan Menteri No 15/Men/VIII/ 2008 tentang P3K
- Peraturan Menteri No.Per.o8/Men/VII/2010 tentang APD

Beberapa hal yang perlu kami sampaikan tentang diselenggarakannya pelatihan ini, yakni
mendidik peserta pelatihan menjadi tenaga ahli K-3 yang handal dan berkuallitas.
Pelaksanaan observasi yang kami lakukan dilapangan dalam hal ini mengamati apa saja
yang perlu diketahui oleh para pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
operasional antara lain adalah:

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


 MEETING K3 ( SAFETY TALK, WEEKLY, MONTHLY DLL).
 ALAT PELINDUNG DIRI
 P3 K.
 KONSULTASI DAN KOMUNIKASI
 KAMPANYE
 PERALATAN PENGAMAN : APAR, JARING,TALI PEMBATAS, RELING
TANGGA

Dan beberapa hal yang kami lakukan dalam menyiapkan penyajian bahan yang akan kami
seminarkan adalah mengadopsi data keterangan dari perwakilan proyek yang kami
gabungkan dengan hasil pemantauan kami dilapangan serta hasil tanya jawab
dilapangan.

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud
 Pelatihan ini untuk menghasilkan tenaga Ahli Muda K-3 Konstruksi yang
bersertifikasi sesuai dengan Keputusan Dirjen Binawas No.
KEP/20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompentensi K-3 Bidang Konstruksi
Bangunan.
 Peserta Pelatihan dapat mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K-3
ke dalam aplikasi K-3 di lapangan

2.2. Tujuan
 Peserta pelatihan dapat memberikan masukan/saran kepada obyek observasi
tentang penerapan K-3 yang benar, sesuai dengan teori yang diperoleh di kelas
 Para peserta mampu menyusun dan menyajikan hasil observasi lapangan ke
dalam suatu makalah yang sistemmatis dan mudah dipahami
 Para peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil
mempresentasikan serta mempertahankan argumentasi atau pendapat dan
analisanya dalam suatu forum resmi dan terbuka

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN

Mengacu pada bahan materi tentang Operasional K3 yang sudah kami jabarkan
pada BAB I kami menemukan beberapa permasalahan yang ada di lapangan pada proyek
” PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN RUMAH SAKIT RKZ ”. Permasalahan yang
teridentifikasi oleh pengamatan kami selama observasi, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produktifitas mereka dalam bekerja. Dan juga keselamatan diri mereka
pribadi maupun orang lain yang sedang beraktifitas ditempat tersebut.
Beberapa tenaga kerja yang melakukan aktifitas pekerjaannya setelah kami
melakukan wawancara pada sebagian besar pekerja, kami dapat menyimpulkan tenaga
kerja belum banyak mengerti tentang arti dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
juga pengimplementasiannya dilapangan.
Diantara beberapa temuan kami dilapangan yang tidak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan K-3 adalah ;

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


 KAMPANYE
No. Kegiatan Temuan di proyek Dampak
1 Safety Board Nihil Dapat diketahui dengan Jelas

Safety board
 APD
No. Kegiatan Temuan di proyek Dampak
1 Gerinda Tidak Memakai Faceshild Terkena Sepihan
( Pelindung Wajah )
Besi Tidak Ada Pengaman) Rabbarcup Tertusuk

2 Sepatu safety Tidak Sesuai Standard Terkena Benda Tajam

Tidak ada pengaman pada ujung besi Sepatu tidak sesuai standart
 P3 K

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


No. Kegiatan Temuan di proyek Dampak
1 Kotak P3K Nihil -
2 Ambulance Nihil -

Ambulance

 Konsultasi dan Komunikasi

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


No. Kegiatan Temuan di proyek Dampak
1 Komunikasi dengan pekerja Kurangnya sosialisasi kepada Tidak memahami bila terjadi insiden masal maupun
pekerja soal K 3 dan tanggap pribadi
darurat
2 Konsultasi dan komunikasi Kurangnya tenaga safety man Kelelahan pada safety man sehingga mengakibatkan
safety area man Ambulance dilapangan dengan area kontruksi tidak maksimalnya pekerjaan.Dan semua jajaran staff
yang luas harus perduli dengan K 3

Konsultasi dan Komunikasi

 Peralatan Pengamanan

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


No. Kegiatan Temuan di Proyek Dampak
1. Penempatan oksigen dan LPG Tidak ada Proteksi Dapat mengakibatkan LPG dan Oksigen
Jatuh kebawah menimpa pekerja.Dan bisa
membahyakan pekerja lain
2. Kabel Pekerja Kabel terendam Air Terjadi arus pendek/ Membahayakan pekerja
lain
3. Apar Jumlahnya kurang Penempatan APAR akses terlalu jauh
4. Pembesian Tidak ada proteksi diujung besi Dapat menyebabkan Luka/ Tertusuk

Penempatan LPG dan Gas Kurang Tepat

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tidak ada penutup ujung besi Kabel terendam air

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB IV
ANALISA

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan pada ” Proyek Pembangunan


Perluasan Rumah Sakit RKZ ” setelah mengamati banyaknya temuan yang melanggar
ketentuan K-3, cukup terlihat jelas bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang
mendapatkan arahan dari pihak-pihak yang berkompeten mengenai K-3 dan tidak
memperdulikan melanggar ketentuan K-3keselamatan serta kesehatan para pekerjanya.

Disamping itu terlihat jelas para pekerjanya pun juga tidak memperhatikan
keselamatan dan kesehatan diri mereka sendiri, kondisi diperparah dengan kurangnya
optimalisasi tugas seorang K-3.

Dengan kondisi yang seperti ini, maka sangat rawan munculnya bahaya
kecelakaan kerja maupun bahaya yang ditimbulkan, dan dalam hal ini pihak yang paling
dirugikan adalah pekerja itu sendiri, disamping para pemilik proyek tersebut. Dengan
demikian diperlukan adanya pengawasan K-3 dari Disnaker, dan dapat memberikan saran
atau teguran bagi pihak-pihak yang terkait agar lebih memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek tersebut.
ANALISA
Temuan di Peraturan Perundangan/Standar Penanggung
No Kegiatan Upaya Pencegahan
proyek yang berlaku Jawab
1 Kampanye Nihil PP 50 Tahun 2012 Tentang SMKK 3 Supaya Pekerja Mengetahui Project Manager
6.4.4 Rambu Rambu K 3 Harus Di Rambu-Rambu Di Area
pasang sesuai dengan Peraturan dan Kerja
standard
2 Mengerinda Pekerjaa tidak PER 08/MEN/VII/2010Tentang alat Pemanggilan pekerja untuk Project Manager
memakai sarung pelindung diri diberikan peringatan dan
tangan himbauan.Agar memakai
sarung tangan pada saat
bekerja
3 Perlengkapan Kelengkapan PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Melengkapi apa saja Project Manager
P3 K kurang pertolongan pertama pada peralatan P3K yang belum
kecelakaan di tempat kerja tersedia

Alat P3k sebagai bagian dari


penyelematan pertama haru lengkap

Ambulance Nihil Permenaker : No 15/MEN/VIII/2008 Melengkapi apa saja Project Manager


Tentang pertolongan pertama pada peralatan P3K yang belum
kecelakaan di tempat kerja tersedia
Memberikan rambu pada
jalan akses ambulance
4 Kabel Power Terendam Air UU no 1 Tahun 1970 Tentang Kabel harus di gantung dan Project Manager
Keselamatan Kerja PASAL 3 Q tidak boleh di taruh di air
pada saat pekerjaan
berlangsung
5 Proteksi Besi Tidak Terpoteksi UU no 1 Tahun 1970 Tentang Menghindari Resiko Terkena Project Manager
Keselamatan Kerja PASAL 3 R Dan Tertusuk Besi

6 APD (Sepatu) Tidak Sesuai PER 08/MEN/VII/2010Tentang alat Menghindari Resiko Terjadi Project Manager
pelindung diri Kecelakaan Di Area Kerja
7 Apar Akses jangkauan PER – 04/MEN/1980 Tentang Syarat Menempatkan APAR pada Project Manager
–Syarat Pemasangan Dan tempat yang mudah
Pemeliharaan Alat Pemadam Api dijangkau dan terlihat dan
Ringan disertai dengan rambu -
rambu

8 Tabung CO2 Tidak terikat Peraturan Menteri Tenaga Kerja Menempatkan tabung dalam Project Manager
No.01 tahun 1982 , tentang Bejana
dan LPG dengan rapi keadaan berdiri pada
Tekan
keranjang dan terikat

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


U.U No1 tahun 1970 : Mengatur
keselamatan kerja disemua tempat
kerja dan berbagai jenis peralatan ,
termasuk peralatan kerja las (PKK &
KKL)

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa observasi kami pada pekerjaan pengelesan, pemasangan


pengaman seperti apar dan pengamanan alat kerja lainnya, maka tim kami menyimpulkan
bahwa materi observasi:
 MEETING K3 ( SAFETY TALK, WEEKLY, MONTHLY DLL).
 ALAT PELINDUNG DIRI
 P3 K.
 KONSULTASI DAN KOMUNIKASI
 KAMPANYE
 PERALATAN PENGAMAN : APAR, PENUTUP UJUNG BESI, DLL
Dari kesimpulan observasi yang kami lakukan dari prosentase keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa hampir semua yang kami obeservasi sudah memenuhi persyaratan
dan ketentuan yang berlaku, maka dari itu kami hanya akan memberikan saran.
 Pelakasanaan pekerjaan tersebut diatas, sebelum dimulainya pekerjaan mohon
dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut seperti,
APD, APAR, Safety K3, dan Sekat Penahan Panas, dll
 Mandor harus selalu menjaga dan menunggui pekerja, untuk mempermudah
kebutuhan dan penanganan jika terjadi suatu insiden
 Pelaksanaan K3 dalam suatu proyek lebih tergantung pada kepedulian pihak
pemilik proyek dan kontraktor. Sedangkan para pekerja lebih cenderung mengikuti
ketentuan yang diberlakukan oleh pihak pemilik proyek dan kontraktor tersebut.
 Pihak pengawas K3 dari Disnaker setempat memiliki peran penting untuk
terlaksananya program K3 pada suatu proyek yang berada didaerah wewenang
Disnaker tersebut.
BAB VI
PENUTUP

Laporan hasil observasi kami ini dibuat dan dipresentasikan jauh dari sempurna
tapi kami harapkan akan dapat bermanfaat bagi para peserta seminar dan juga pada
pembaca maupun para pekerja yang belum mengetahui betapa pentingnya
OPERASIONAL K3 .Makalah ini sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun
untuk kesempurnaan makalah dari para pembaca, disamping itu ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada para Instruktur dan kepada Disnaker Provinsi Jawa Timur.

Operasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai