Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi Ners


Departemen Keperawatan Dasar Di Klinik Penyakit Dalam RSUD Sidoarjo

Oleh:

Yovia Mardiana Kendu

200714901317

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DIKLINIK
PENYAKIT DALAM RSUD SIDOARJO

Di Susun Oleh :
Yovia Mardiana Kendu
200714901317

Pembimbing Institusi Pembimbing wahana praktik

(……………………………………) (………………………………….)

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN


ISTIRAHAT TIDUR
2
A. DEFINISI ISTIRAHAT TIDUR
Menurut Potter & Perry (2015), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan
dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah
suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2016).
Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya
melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar,
2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto, 2016).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya
hidup yang diinginkannya. Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan
kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (Herdman, 2013:603).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur
(“tidur ayam” yang periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan
meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam” yang periodic dan alami, yang
memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan
dapat ditingkatkan (Herdman, 2012).
B. ETIOLOGI
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus
tidur/terjaga umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus
siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1
hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM-
Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di
tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM,

3
seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap
melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap
5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap
tidur REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas
dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan
perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi. (Tarwoto dan Wartonah,
2010)
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi
menjadi empat tahapan yaitu:
1. Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur.
Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak
menjadi lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan
gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai
dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.

4
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus /
detik yang disebut gelombang tidur.
3. Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung
15-30 menit. Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus /
detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4. Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap
ini ditandai dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari
pada jam bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30
%.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat
dengan frekwensi 1-2 siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta
enuresis (mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-
25 % dari tidurnya.
1. Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari
tahap-tahap sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.

5
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah
tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan
pernapasan yang berfluktuasi, serta peningkatan
tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan
rata-rata 20 menit.
2. Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi. 
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik. 
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.
C. GANGGUAN POLA TIDUR
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah
insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika
terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari (Tarwoto
dan Wartonah, 2018)
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur
pendek atau tidur non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya

6
ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan
fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan gelisah.
Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan untuk
memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap
tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun
terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa. Misalnya tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi
buruk, nokturnal, enuresis (mengompol), badan goyang, dan
bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama
pada siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami
mimpi seperti nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-
mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan
tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur
adalah gejala lainnya (Guilleminault dan Bassiri, 2015).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat
tidur. Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan
campuran. Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau
Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari
dewasa menengah. OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga
mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas
tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung
(hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik

7
(Guilleminault dan Bassiri, 2015). Seseorang masih mencoba untuk
bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau
mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya
berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat
sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai
gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur
REM.
D. TANDA GEJALA
1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan,
enuresis, atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan
anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk
tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari.
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tidur
a. Penyakit 
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur
atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan
seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

8
b. Lingkungan 
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
c. Motivasi 
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan 
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan 
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol 
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan 
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM).

PATHWAYS

Latihan
Obat & Stress / Lingkungan
kelelahan
Substansi emosional tidak nyaman 9
Gaya hidup

Mengubah Mengurangi
Rutinitas & Kecemasan
pola tidur kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi
perubahan Sering tidur
Gangguan tidur jadwal tidur terbangun
Keinginan
menanti tidur
Penyakit
infeksi
Gangguan
Gangguan Tidur
Lemah & letih proses tidur

Tidak dapat
Butuh lebih Tidak dapat tidur Perbaikan pola
tidur dalam
banyak tidur dengan kualitas baik tidur
periode panjang

Kesiapan
Akibat factor Akibat factor Deprivasi
meningkatkan
eksternal internal tidur
tidur

Gangguan pola
Insomnia
tidur

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Non Farmakologi
Menurut Remelda, (2018) Merupakan pilihan utama sebelum
menggunakan obat-obatan karena  penggunaan obat-obatan dapat
memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara
lain :

10
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor
ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual
dan pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal  penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk
meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau
merasa bahwa dirinya masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si
penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi
si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan
melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.

h. Cognitive Therapy

11
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke
tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Menurut Remelda, (2018) Mengingat banyaknya efek samping yang
ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya
boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan
untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a) Golongan obat hipnotik
b) Golongan obat antidepresan
c) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d) Golongan obat antihistamin.

Untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan


cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping
dari obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi
mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb
(Remelda, 2018).

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b) Riwayat kesehatan

12
1) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan ditemukan gangguan
tidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang
membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalami
keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit
lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang
dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun
penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
c) Genogram
d) Pengkajian Keperawatan
1) persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai
apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan
kesehatannya.
2) pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui
lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang
diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical sign merupakan
tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien yang menunjang, diet

13
pattern merupakan pola diet atau intake makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
3) pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau,
karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan,
kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta
mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien.
5) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan keadaan
indera
6) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri, dan
peran diri
7) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
8) Pola peran & hubungan
9) Pola manajemen & koping stres
10) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
e) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tanda-
tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
(a) Kepala
(1) Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar,
penampilan, depigmentasi.
(2) Muka/ Wajah à Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di
pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar
hidung dan mulut
(3) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
(4) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga

14
berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran
(5) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri
tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
(6) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
(7) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda-
tanda infeksi faring, cairan eksudat?
(b) Leher à Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
(c) Thorax à Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan? Adakah
sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
(d) Jantung à Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
(e) Abdomen à Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?
(f) Kulit à Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
(g) Ekstremitas à Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran
masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya
gangren di ekstrimitas?
(h) Genetalia à Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?
Apakah ada kesulitan untuk berkemih?
2. Data fokus yang perlu dikaji
a. Pola tidur & istirahat : pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat
tidur pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi
durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur.

15
f) Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan
pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL (PES)


1. Insomnia : gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi
2. Deprivasi tidur : periode waktu panjang tanpa berhentinya kesadaran
relatif periodik dan berlangsung alami untuk istirahat
3. Gangguan pola tidur : interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat
faktor eksternal
4. Kesiapan meningkatkan tidur : Pola berhentinya kesadaran relatif secara
periodik. Dan berlangsung alami untuk memberi istirahat dan melanjutkan
gaya hidup yang diminati, yang dapat ditingkatkan.

16
I. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam NIC


00095 diharapkan pasien tidak mengalami insomnia dengan Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
kriteria hasil : Menyelesaikan Masalah :
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
Tidur (0004) - Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
No Indikator Awal Tujuan - Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1 2 3 4 5
mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
1. Jam
2. Pola Tidur - Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
3. Kualitas Tidur
- Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
4. Perasaan Segar Setelah
individu
Tidur
5. Tempat tidur yang - Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
nyaman kenyamanan terhadap suhu
6. Suhu ruangan yang
Manajemen Nyeri (1400)
nyaman
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
Keterangan:

1
1. Keluhan ekstrime ketidaknyamanan
2. Keluhan berat - Pastikan perawatan analgesik
3. Keluhan sedang - Gunakan strategi komunikasi terapeutik
4. Keluhan ringan - Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
5. Tidak ada keluhan dukungan
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk Pilihan intervensi tambahan :
orang dewasa (000401) - Pengurangan kecemasan
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403) - Latihan autogenik
3) Kualitas tidur pasien (000404) - Memandikan
4) Perasaan segar setelah tidur (00048)
- Teknik menenangkan
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419)
- Peningkatan koping
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420)
- Peningkatan latihan
- Terapi latihan : ambulasi
- Perawatan kanguru
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi

2
- Pengaturan posisi
- Relaksasi otot progresif
- Bantuan perawatan diri : eliminasi
- Perawatan inkontinensia urin : enuresisi

2. Deprivasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...X24 jam NIC


Tidur diharapkan pasien tidak mengalami deprivasi tidur Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
00096 dengan kriteria hasil : Menyelesaikan Masalah :
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
Tidur (0004) - Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
No Indikator Awal Tujuan - Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1 2 3 4 5
mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
1. Jam
2. Pola Tidur - Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
3. Kualitas Tidur
- Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
4. Perasaan Segar Setelah
individu
Tidur
5. Tempat tidur yang - Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
nyaman kenyamanan terhadap suhu
6. Suhu ruangan yang
Manajemen Nyeri (1400)
nyaman
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif

3
Keterangan: - Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
1. Keluhan ekstrime ketidaknyamanan
2. Keluhan berat - Pastikan perawatan analgesik
3. Keluhan sedang - Gunakan strategi komunikasi terapeutik
4. Keluhan ringan - Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
5. Tidak ada keluhan dukungan
Pilihan intervensi tambahan :
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam - Pengurangan kecemasan
untuk orang dewasa. (000401) - Latihan autogenik
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403) - Memandikan
3) Kualitas tidur pasien (000404)
- Teknik menenangkan
4) Perasaan segar setelah tidur (00048)
- Peningkatan koping
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419)
- Peningkatan latihan
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420)
- Terapi latihan : ambulasi
- Perawatan kanguru
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik

4
- Manajemen nutrisi
- Pengaturan posisi
- Relaksasi otot progresif
- Bantuan perawatan diri : eliminasi
- Perawatan inkontinensia urin : enuresisi

4. Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam NIC


Pola Tidur diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan kriteria Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
00198 hasil : Menyelesaikan Masalah :
Tidur (0004) Pengaturan Posisi (0840)
No Indikator Awal Tujuan - Tempatkan pasien pada tidur
1 2 3 4 5
- Monitor status oksigen pasien
1. Jam
2. Pola Tidur - Masukkan posisi tidur yang diinginkan pasien ke
3. Kualitas Tidur
dalam rencana keperawatan
4. Perasaan Segar Setelah
- Dorong pasien untuk ROM aktif atau ROM pasif
Tidur
5. Tempat tidur yang - Tinggikan kepala tempat tidur
nyaman Terapi Relaksasi (6040)
6. Suhu ruangan yang
- Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi
nyaman
yang dipilih

5
Keterangan: - Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa distraksi
1. Keluhan ekstrime dengan lampu yang redup dan suhu ruangan yang
2. Keluhan berat nyaman.
3. Keluhan sedang - dorong klien untuk mengambil posisi yang nyamana
4. Keluhan ringan dengan pakaian yang naman dan longgar
5. Tidak ada keluhan - minta klien untuk rileks dan merasakan sensasiyang
terjadi
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk - gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat
orang dewasa. (000401) disetiap kata.berikan informasi tertulis mengenai
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403) persiapan dan keterlibatan di dalam teknik relaksasi
3) Kualitas tidur pasien (000404) Peningkatan tidur
4) Perasaan segar setelah tidur (00048) Pilihan intervensi tambahan :
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419) - Pengurangan kecemasan
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420) - Latihan autogenik
- Memandikan teknik menenangkan
- Peningkatan koping
- Manajemen energi
- Peningkatan latihan

6
- Terapi latihan : ambulasi
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nyeri
- Relaksasi otot progresif

4. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 jam NIC


Meningkat diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur dengan Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
kan Tidur kriteria hasil Pasien akan : Menyelesaikan Masalah :
000165 Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
Istirahat (0003) - Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
No Indikator Awal Tujuan - Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
1 2 3 4 5
mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
1 Jumlah istirahat
2 Pola istirahat - Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
3 Kualitas istirahat
- Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
4 Energi pulih setelah
individu
istirahat
5 Tampak segar setelah - Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan

7
istirahat kenyamanan terhadap suhu
Keterangan: Aktivitas – aktivitas :
1. Keluhan ekstrime
- Tentukan pola tidur / aktivitas pasien
2. Keluhan berat
- Perkirakan tidur / siklus bangun pasien di dalam
3. Keluhan sedang
perawatan perenceanaan
4. Keluhan ringan
- Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
5. Tidak ada keluhan
kehamilan, penyakit, tekanan psikososial, dan lain –
lain
1. Jumlah jam istirahat (000301)
- Tentukan efek dari obat yang dikonsumsi pasien
2. Pola istirahat ( 000302)
terhadap pola tidur.
3. Kualitas istirahat energi pulih setelah istirahat
- Monitor / cata pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
(000303)
- Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik
4. Energi pulih setelah istirahat (000309)
( misalnya : apnea saat tidur, sumbatan jalan nafas,
5. Tampak segar setelah istirahat (000310)
nyeri / ketidaknyamanan, dan frekuensi buang air
kecil) dan atau psikologis ( misalnya, ketakutan atau
kecemasan ) keadaan yang menggangu tidur
- Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
- Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan
selama terjaga untuk mencegah penat yang

8
berlebihan
- Sesuaikan lingkungan ( misalnya : cahaya,
kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur ) untuk
meningkatkan tidur
- Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur
untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju
tidur
- Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu
tidur pasien yang biasa, tanda – tanda sebelum tidur
atau alat peraga, dan benda – benda yang lazim
digunakan ( misalnya untuk anak – anak : selmut /
mainan favorit, ayunan, dot, atau cerita : untuk
dewasa : buku untuk dibaca, dan lain – lain ) yang
sesuai
- Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum
tidur
- Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman
yang dapat mengganggu tidur

9
DAFTAR PUSTAKA

Aminoff.M, Neurology and General Medicine 4th edition, 2018,Churchill


Livingstone, USA,P;605-609.

Aquilino, Mary Lober, Et al. 2018. Nursing Outcomes Classification. Fifth


Edition. United State of America: Mosby Elsevier.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Blumenfeld.H , Neuroanatomy through Clinical Cases,2002, Sinauer Associates


INC, Massachusets P;588-597

Carney.P, Clinical Sleep Disorder, 2015,Lippincott Williams &Wilkins ,


Philadelphia; P 21-58

Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2018. Nursing


Interventions Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby
Elsevier.

Guillemunault C. Bassiri A (2015). Clicinal Features and evaluation of obstructive


sleep apnea-hypoapnea syndrome and the upper airway resistance
syndrome, in : MH kryger, TH Roth, WC Dement (Eds.). Pronciples and
Practice of sleep Medicine. $th edn. WB Saunders, Philadelphia.

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction

Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan:


definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

10
Lee-Chiong.T, Sleep Medicine Essentials And Review, 2018, Oxford University
Press, PUSA, P;9-15

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2019.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku


3.Jakarta: Salemba Medika

Potter, Perry.2015.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan


Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC.

Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition,
2017,Oxford University Press, New York P;11-25

Shneerson.J, Sleep Medicine 2nd Edition,2015,


Blackwell,Massachusets,Usa,P;22-51

Smith.H, Sleep Medicine , 2018, Cambridge University Press , New York ,P;61-
67

Remelda, (2018). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : Elex media
komputindo

Tarwoto dan Wartonah. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika


Salemba.

Vaughans, Bennita W. 2016. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.

11

Anda mungkin juga menyukai