I. PERATURAN PERUNDANGAN:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Satuan kerja (Satker) yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU diberikan
fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain: pengelolaan pendapatan dan belanja;
pengelolaan kas; pengelolaan utang-piutang; pengelolaan investasi dan pengadaan barang/jasa;
kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil (PNS); serta
kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya dengan
memperhatikan prinsip efisiensi dan produktivitas.
2. TUJUAN BLU
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis
yang sehat.
Reformasi keuangan negara mengamanatkan pergeseran sistem penganggaran dari
tradisional menjadi pengganggaran berbasis kinerja, agar penggunaan dana pemerintah menjadi
berorientasi pada output. Perubahan ini sangat penting karena kebutuhan dana yang makin tinggi
tetapi sumber daya pemerintah terbatas. Penganggaran ini dilaksanakan oleh pemerintahan modern
di berbagai negara. Mewirausahakan pemerintah (enterprising the government) adalah paradigma
untuk mendorong peningkatan pelayanan oleh pemerintah.
Penganggaran berbasis kinerja dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, sedangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara Pasal 68 dan Pasal 69 memberikan arahan baru bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok
dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang-undang tersebut menjadi dasar
instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan BLU. BLU diharapkan dapat menjadi
langkah awal dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
3. KARAKTERISTIK BLU
Karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan Umum dengan unit organisasi
atau institusi pemerintah lainnya, yakni:
1. BLU merupakan instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat.
Oleh karena BLU menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat maka ada pendapatan yang
diperoleh oleh BLU dari biaya yang dibebankan kepada konsumennya. Pendapatan BLU ini
merupakan Penerimaan Bukan Pajak/PNBP sedangkan pendapatan BLUD merupakan lain-lain
Pendapatan Asli Daerah/PAD yang sah bagi suatu daerah. Dalam birokrasi pemerintah ada begitu
banyak organisasi yang bertindak bukan sebagai penyedia barang dan jasa misalnya organisasi
pemerintah yang membuat regulasi, penegakan hukum/peradilan, pertahanan dan sebagainya,
sehingga organisasi ini tidak akan menerima pendapatan langsung dari masyarakat atas layanan
yang diberikan.
2. BLU harus menjalankan praktik bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
Ini karakteristik yang sangat spesial sekali karena instansi pemerintah diperkenankan untuk
menerapkan praktik bisnis seperti dalam yang umum dilakukan oleh dunia bisnis/swasta. Akan
tetapi walaupun diselenggarakan sebagaimana institusi bisnis, BLU tidak diperkenankan mencari
keuntungan (not-for-profit).
3. BLU dijalankan dengan prinsip efisien dan produktivitas.
Karakteristik ini jauh berbeda dari instansi pemerintah biasa yang dalam penyelenggaraan
layanannya mengedepankan kepada penyerapan anggaran yang sangat tinggi, terlepas kegiatan
tersebut mencapai sasaran dengan tepat atau tidak. Pada BLU penyerapan anggaran bukanlah
target karena surplus/kelebihan anggaran dapat digunakan kembali pada tahun berikutnya untuk
peningkatan kualitas layanannya.
4. Adanya fleksibilitas dan otonomi dalam menjalankan operasional BLU, yakni: fleksibilitas dalam
hal pengelolaan keuangan, fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia dan fleksibilitas
dalam hal pengelolaan dan pengadaan aset/barang.
5. BLU dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.
Ketentuan ini merupakan semangat otonomi yang diberikan kepada BLU untuk "bisa melanggar"
ketentuan dalam keuangan negara. Contohnya adalah BLU diperkenankan untuk menggunakan
secara langsung penerimaannya (PNBP bagi BLU Pusat atau lain-lain PAD yang sah bagi BLUD).
4. FLEKSIBILITAS BLU
1. Pendapatan dapat digunakan langsung, namun tetap melakukan pengesahan ke KPPN
2. Flexible budget dengan ambang batas
3. Investasi jangka pendek untuk pengelolaan kas
4. Melakukan utang jangka pendek
5. Surplus digunakan pada tahun anggaran berikutnya dan defisit dimintakan dari APBN
6. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional Non-PNS
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan.
8. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU
5. AZAS BLU
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh instansi induk yang bersangkutan;
2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga/pemerintah
daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/wali kota bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi
manfaat layanan yang dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian
layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/wali kota.
5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan
dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.
1. Persyaratan Substantif
a. Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi yang berhubungan dengan:
b. Penyediaan barang atau jasa layanan umum, seperti pelayanan di bidang kesehatan,
penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan pengembangan (litbang);
c. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum seperti otorita dan Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (Kapet); atau
d. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan menengah.
e. Bidang layanan umum bersifat operasional, menghasilkan semi barang/jasa publik (quasi
public goods)
f. Dalam kegiatannya tidak mengutamakan keuntungan.
2. Persyaratan Teknis
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga
sesuai dengan kewenangannya; dan
b. Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukan dalam
dokumen usulan penetapan BLU.
3. Persyaratan Administratif
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi
masyarakat;
b. Pola tata kelola;
c. Rencana strategis bisnis;
d. Laporan keuangan pokok;
e. Standar pelayanan minimal; dan
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
a. Beban Pegawai
Beban pegawai merupakan beban yang timbul dari kompensasi pemanfaatan pegawai
berupa gaji dan tunjangan, serta realisasi belanja pegawai, baik atas pembebanan pagu DIPA
yang sumber Dananya rupiah murni (RM) maupun atas pembebanan pagu yang sumber
dananya dari layanan BLU - DIPA pendapatan negara bukan pajak (PNBP) .
b. Beban Barang dan Jasa
Beban barang dan jasa merupakan beban sehubungan dengan perolehan dan/ atau pemanfaatan
barang konsumsi dan ektrakomptabel, dan perolehan dan/ atau pemanfaatan jasa dalam
rangka mendukung kegiatan operasional BLU, baik atas pembebanan pagu DIPA yang sumber
dananya rupiah murni maupun atas pembebanan pagu yang sumber dananya dari layanan
BLU - DIPA PNBP.
c. Beban Persediaan
Beban persediaan merupakan beban sehubungan dengan pemakaian barang perlengkapan dan
persediaan dalam rangka mendukung kegiatan operasional BLU.
d. Beban Barang untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
Beban barang untuk dijual/ diserahkan kepada masayarakat merupakan beban sehubungan
dengan pengeluaran barang persediaan untuk dijual dalam rangka pelayanan BLU dan/ a tau
pemanfaatan barang persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat.
e. Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan merupakan beban sehubungan dengan mempertahankan kondisi aset
BLU, dan perolehan dan/atau pemanfaatan barang perlengkapan dan memelihara
kondisi aset BLU, baik atas pembebanan pagu DIPA yang sumber dananya rupiah murni
maupun atas pembebanan pagu yang sumber dananya dari layanan BLU - DIPA PNBP.
f. Beban Perjalanan Dinas
Beban perjalanan dinas merupakan beban sehubungan dengan kegiatan perjalanan dinas
dalam rangka menunjang operasional BLU, baik atas pembebanan pagu DIPA yang sumber
dananya rupiah murni maupun atas pembebanan pagu yang sumber dananya dari layanan
BLU - DIPA PNBP.
g. Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Beban penyisihan piutang tidak tertagih merupakan beban sehubungan dengan estimasi
piutang tidak tertagih atas saldo piutang dalam rangka penyajian nilai wajar piutang pada
periode pelaporan keuangan.
h. Beban Penyusutan Aset dan Beban Amortisasi
Beban penyusutan aset dan beban amortisasi merupakan beban sehubungan dengan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
a. Hasil yang diperoleh dari Investasi Jangka Pendek BLU berupa pendapatan bunga dan/ atau bagi
hasil merupakan pendapatan BLU yang dilakukan proses pengajuan pengesahan ke KPPN mitra
kerja.
b. Dalam hal deposito ditarik sebelum jatuh tempo dan BLU harus menanggung biaya yang terkait
(penalti, denda, dsb.), maka biaya tersebut akan diakui sebagai belanja/beban yang akan
disahkan ke KPPN, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian deposito misalnya biaya tersebut
akan diperhitungkan secara neto atau dikurangkan dari hasil investasi yang diterima pada saat
penarikan deposito.
Dana yang digunakan untuk perolehan investasi jangka panjang BLU adalah berasal dari
pencatatan Kas dan Bank BLU yang telah disahkan dan merupakan dana yang membentuk surplus
operasional BLU.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) BLU paling kurang mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Pendapatan-LRA;
b. Belanja;
c. Surplus/defisit-LRA;
d. Penerimaan pembiayaan;
e. Pengeluaran pembiayaan;
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
e. Lain-lain; dan
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
a. Pendapatan-LO;
b. Beban;
d. Kegiatan nonoperasional;
g. Surplus/Defisit-LO.
a. timbulnya kewajiban;
Laporan Perubahan Ekuitas pada BLU menyajikan paling kurang pos-pos sebagai berikut:
a. Ekuitas awal;
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari
dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
mendasar, misalnya: koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya; dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d. Ekuitas akhir.
5. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
d. persediaan;
f. aset tetap;
g. aset lainnya;
j. ekuitas.
Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan
kas, dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan pada BLU. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris.
Catatan: tidak ada jurnal untuk mencatat transaksi pendapatan tahun anggaran yang lalu yang
melibatkan kas yang belum disahkan pada tahun anggaran yang lalu di LRA dan LO pada tahun
pengesahan kas dan bank BLU tahun berjalan atau tahun berikutnya
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Diterima aset
Resume Tagihan
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Belanja dari DIPA-PNBP-menghasilkan aset
Registrasi BMN
Pengesahan
Belanja
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Pengembalian Belanja BLU expendable
Pengesahan Pengembalian
Belanja TAB yang expendable
Pengesahan Pengembalian
Belanja TAYL yang expendable
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Pengembalian Belanja BLU yang menghasilkan aset
Pengesahan Pengembalian
Belanja TAB yang
menghasilkan asset
Pengesahan Pengembalian
Belanja TAYL yang
menghasilkan asset
1. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas Pendapatan Alokasi APBN yang
timbul karena BLU melakukan realisasi belanja dengan menggunakan alokasi
DIPA RM
2. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas Penyetoran PNBP oleh BLU ke Kas
Negara yang timbul karena BLU menerima pendapatan (DIPA Rupiah Murni)
yang selanjutnya disetorkan ke Kas Negara
Kebijakan Konsolidasian Laporan Keuangan BLU untuk
Penyusunan LK KL
Transaksi yang Dieliminasi
3. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas pendapatan layanan dari belanja
entitas pemerintah pusat dalam satu Kementerian Negara/Lembaga yang telah
disahkan berdasarkan SP3B/SP2B - BLU
4. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas pendapatan layanan dari belanja
entitas pemerintah pusat di luar Kementerian Negara/Lembaga yang
membawahi BLU yang telah disahkan berdasarkan SP3B/SP2B BLU
Kebijakan Konsolidasian Laporan Keuangan BLU untuk
Penyusunan LK KL
Transaksi yang Dieliminasi
5. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual pengakuan piutang atas tagihan
pelayanan BLU yang bersumber dari entitas pemerintah pusat