Anda di halaman 1dari 41

RINGKASAN MATERI PERTEMUAN KE 9 DAN 10

MATA KULIAH AKUNTANSI PEMERINTAH 2


AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM

I. PERATURAN PERUNDANGAN:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

2. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan Standar


Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Badan Layanan Umum;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem Akuntansi dan


Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.05/2017 tentang Perubahan atas PMK
220/PMK.05/2016 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal Akuntansi
Pemerintahan pada Pemerintah Pusat

II. GAMBARAN UMUM BADAN LAYANAN UMUM (BLU)


1. PENGERTIAN BLU
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Satuan kerja (Satker) yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU diberikan
fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain: pengelolaan pendapatan dan belanja;
pengelolaan kas; pengelolaan utang-piutang; pengelolaan investasi dan pengadaan barang/jasa;
kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil (PNS); serta
kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya dengan
memperhatikan prinsip efisiensi dan produktivitas.

2. TUJUAN BLU
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis
yang sehat.
Reformasi keuangan negara mengamanatkan pergeseran sistem penganggaran dari
tradisional menjadi pengganggaran berbasis kinerja, agar penggunaan dana pemerintah menjadi
berorientasi pada output. Perubahan ini sangat penting karena kebutuhan dana yang makin tinggi
tetapi sumber daya pemerintah terbatas. Penganggaran ini dilaksanakan oleh pemerintahan modern
di berbagai negara. Mewirausahakan pemerintah (enterprising the government) adalah paradigma
untuk mendorong peningkatan pelayanan oleh pemerintah.
Penganggaran berbasis kinerja dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, sedangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara Pasal 68 dan Pasal 69 memberikan arahan baru bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok
dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.

Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang-undang tersebut menjadi dasar
instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan BLU. BLU diharapkan dapat menjadi
langkah awal dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

3. KARAKTERISTIK BLU
Karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan Umum dengan unit organisasi
atau institusi pemerintah lainnya, yakni:

1. BLU merupakan instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat.
Oleh karena BLU menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat maka ada pendapatan yang
diperoleh oleh BLU dari biaya yang dibebankan kepada konsumennya. Pendapatan BLU ini
merupakan Penerimaan Bukan Pajak/PNBP sedangkan pendapatan BLUD merupakan lain-lain
Pendapatan Asli Daerah/PAD yang sah bagi suatu daerah. Dalam birokrasi pemerintah ada begitu
banyak organisasi yang bertindak bukan sebagai penyedia barang dan jasa misalnya organisasi
pemerintah yang membuat regulasi, penegakan hukum/peradilan, pertahanan dan sebagainya,
sehingga organisasi ini tidak akan menerima pendapatan langsung dari masyarakat atas layanan
yang diberikan.
2. BLU harus menjalankan praktik bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
Ini karakteristik yang sangat spesial sekali karena instansi pemerintah diperkenankan untuk
menerapkan praktik bisnis seperti dalam yang umum dilakukan oleh dunia bisnis/swasta. Akan
tetapi walaupun diselenggarakan sebagaimana institusi bisnis, BLU tidak diperkenankan mencari
keuntungan (not-for-profit).
3. BLU dijalankan dengan prinsip efisien dan produktivitas.
Karakteristik ini jauh berbeda dari instansi pemerintah biasa yang dalam penyelenggaraan
layanannya mengedepankan kepada penyerapan anggaran yang sangat tinggi, terlepas kegiatan
tersebut mencapai sasaran dengan tepat atau tidak. Pada BLU penyerapan anggaran bukanlah
target karena surplus/kelebihan anggaran dapat digunakan kembali pada tahun berikutnya untuk
peningkatan kualitas layanannya.
4. Adanya fleksibilitas dan otonomi dalam menjalankan operasional BLU, yakni: fleksibilitas dalam
hal pengelolaan keuangan, fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia dan fleksibilitas
dalam hal pengelolaan dan pengadaan aset/barang.
5. BLU dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.
Ketentuan ini merupakan semangat otonomi yang diberikan kepada BLU untuk "bisa melanggar"
ketentuan dalam keuangan negara. Contohnya adalah BLU diperkenankan untuk menggunakan
secara langsung penerimaannya (PNBP bagi BLU Pusat atau lain-lain PAD yang sah bagi BLUD).
4. FLEKSIBILITAS BLU
1. Pendapatan dapat digunakan langsung, namun tetap melakukan pengesahan ke KPPN
2. Flexible budget dengan ambang batas
3. Investasi jangka pendek untuk pengelolaan kas
4. Melakukan utang jangka pendek
5. Surplus digunakan pada tahun anggaran berikutnya dan defisit dimintakan dari APBN
6. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional Non-PNS
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan.
8. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU

5. AZAS BLU
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh instansi induk yang bersangkutan;
2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga/pemerintah
daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/wali kota bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi
manfaat layanan yang dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian
layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/wali kota.
5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan
dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

6. SYARAT SATKER MENJADI BLU


Tidak semua satker yang memiliki PNBP bisa menjadi satker BLU. Ada beberapa persyaratan
agar satker yang memiliki PNBP bisa menjadi satker BLU yaitu:

1. Persyaratan Substantif
a. Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi yang berhubungan dengan:
b. Penyediaan barang atau jasa layanan umum, seperti pelayanan di bidang kesehatan,
penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan pengembangan (litbang);
c. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum seperti otorita dan Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (Kapet); atau
d. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan menengah.
e. Bidang layanan umum bersifat operasional, menghasilkan semi barang/jasa publik (quasi
public goods)
f. Dalam kegiatannya tidak mengutamakan keuntungan.

2. Persyaratan Teknis
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga
sesuai dengan kewenangannya; dan
b. Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukan dalam
dokumen usulan penetapan BLU.

3. Persyaratan Administratif
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi
masyarakat;
b. Pola tata kelola;
c. Rencana strategis bisnis;
d. Laporan keuangan pokok;
e. Standar pelayanan minimal; dan
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

III. AKUNTANSI BLU


A. AKUN-AKUN TERTENTU PADA BLU
1. PENDAPATAN BLU
Pendapatan BLU adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
BLU selama satu periode yang mengakibatkan penambahan ekuitas bersih. Pendapatan BLU dalam
kerangka keuangan negara merupakan kelompok pendapatan negara bukan pajak. Hal transaksi
yang menjadi ruang lingkup pendapatan BLU meliputi:

a. Pendapatan dari alokasi APBN - DIPA RM;


merupakan pendapatan dari realisasi belanja pegawai, barang dan jasa dan/ atau belanja
modal atas pagu DIPA yang sumber dananya rupiah murni sesuai dengan SPM/SP2D.
b. Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari masyarakat - DIPA PNBP;
merupakan imbalan yang diperoleh dari jasa layanan BLU yang diberikan kepada masyarakat
sesuai dokumen sumber penerimaan pendapatan transaksional.
c. Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari entitas pemerintah pusat - DIPA PNBP;
merupakan imbalan yang diperoleh dari jasa layanan BLU yang diberikan kepada entitas akuntansi
atau entitas pelaporan dalam kerangka sistem akuntansi pemerintah pusat yang membawahi
maupun yang tidak membawahi organisasi vertikal BLU.
d. Pendapatan hasil kerja sama - DIPA PNBP;
merupakan perolehan pendapatan BLU dari kerjasama operasional, sewa-menyewa, dan usaha
lainnya yang mendukung tugas dan fungsi BLU sesuai dokumen sumber penerimaan pendapatan
transaksional.
e. Pendapatan hibah bentuk uang/barang/jasa dari masyarakat (entitas non pemerintah pusat)-
DIPA PNBP;
merupakan pendapatan yang diterima dari masyarakat, badan lain atau entitas non pemerintah
pusat tanpa diikuti adanya kewajiban bagi BLU untuk menyerahkan barang/jasa sesuai
dengan dokumen penerimaan hibah atau yang dipersamakan.
f. Pendapatan BLU lainnya - DIPA PNBP;
merupakan pendapatan BLU yang tidak berhubungan secara langsung dengan tugas dan fungsi
BLU yang dapat berupa jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing, komisi, potongan, bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/
atau pengadaan barang/jasa oleh BLU, hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, dan
pengembalian secara kas atas beban atau biaya yang telah disahkan belanjanya pada tahun
anggaran yang lalu
g. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke kas negara - DIPA RM;
merupakan pendapatan dari realisasi PNBP umum yang sumber dananya rupiah murni dan/
atau untuk keuntungan rekening kas negara dan telah disetor ke rekening kas negara.

2. BEBAN DAN BELANJA BLU


Beban BLU adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas BLU, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban. Selain itu, terdapat beban yang timbul sehubungan dengan adanya
penyetoran BLU atas pendapatan PNBP ke Kas Negara.

Transaksi yang menjadi ruang lingkup beban BLU meliputi:

a. Beban Pegawai
Beban pegawai merupakan beban yang timbul dari kompensasi pemanfaatan pegawai
berupa gaji dan tunjangan, serta realisasi belanja pegawai, baik atas pembebanan pagu DIPA
yang sumber Dananya rupiah murni (RM) maupun atas pembebanan pagu yang sumber
dananya dari layanan BLU - DIPA pendapatan negara bukan pajak (PNBP) .
b. Beban Barang dan Jasa
Beban barang dan jasa merupakan beban sehubungan dengan perolehan dan/ atau pemanfaatan
barang konsumsi dan ektrakomptabel, dan perolehan dan/ atau pemanfaatan jasa dalam
rangka mendukung kegiatan operasional BLU, baik atas pembebanan pagu DIPA yang sumber
dananya rupiah murni maupun atas pembebanan pagu yang sumber dananya dari layanan
BLU - DIPA PNBP.
c. Beban Persediaan
Beban persediaan merupakan beban sehubungan dengan pemakaian barang perlengkapan dan
persediaan dalam rangka mendukung kegiatan operasional BLU.
d. Beban Barang untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
Beban barang untuk dijual/ diserahkan kepada masayarakat merupakan beban sehubungan
dengan pengeluaran barang persediaan untuk dijual dalam rangka pelayanan BLU dan/ a tau
pemanfaatan barang persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat.
e. Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan merupakan beban sehubungan dengan mempertahankan kondisi aset
BLU, dan perolehan dan/atau pemanfaatan barang perlengkapan dan memelihara
kondisi aset BLU, baik atas pembebanan pagu DIPA yang sumber dananya rupiah murni
maupun atas pembebanan pagu yang sumber dananya dari layanan BLU - DIPA PNBP.
f. Beban Perjalanan Dinas
Beban perjalanan dinas merupakan beban sehubungan dengan kegiatan perjalanan dinas
dalam rangka menunjang operasional BLU, baik atas pembebanan pagu DIPA yang sumber
dananya rupiah murni maupun atas pembebanan pagu yang sumber dananya dari layanan
BLU - DIPA PNBP.
g. Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Beban penyisihan piutang tidak tertagih merupakan beban sehubungan dengan estimasi
piutang tidak tertagih atas saldo piutang dalam rangka penyajian nilai wajar piutang pada
periode pelaporan keuangan.
h. Beban Penyusutan Aset dan Beban Amortisasi
Beban penyusutan aset dan beban amortisasi merupakan beban sehubungan dengan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

3. KAS DAN SETARA KAS BLU


Kas dan setara kas yang dikelola BLU merupakan kelompok akun yang digunakan untuk
mencatat kas dan setara kas yang dikelola oleh BLU. Kas dan setara kas yang dikelola BLU meliputi:

a. Kas dan Bank BLU Belum Disahkan


Merupakan akun untuk mencatat transaksional penerimaan pendapatan BLU, transaksional
pengeluaran belanja BLU, transaksional pelunasan piutang atas pengakuan pendapatan BLU,
transaksional penyelesaian utang atas pengakuan beban BLU dan transaksional saldo kas
tunai/bank BLU yang belum disahkan. Kas dan Bank BLU Belum Disahkan dilakukan reklasifikasi
menjadi Kas dan Bank BLU pada saat proses pengesahan pendapatan dan belanja BLU secara basis
kas pada periode pengesahan dengan menggunakan SP3B/SP2B BLU TAYL oleh KPPN mitra kerja.
b. Kas dan Bank BLU
Merupakan akun untuk mencatat transaksi pengesahan penerimaan pendapatan BLU,
pengesahan pengeluaran belanja BLU, pengesahan kas atas pelunasan piutang dari pengakuan
pendapatan BLU, pengesahan kas atas penyelesaian utang dari pengakuan beban BLU dan
pengesahan saldo kas tunai/bank BLU sebagai pertanggungjawaban dan penyajian pelaporan
Kas dan Bank BLU. Pengesahan untuk menyajikan Kas dan Bank BLU dihasilkan dengan
melakukan reklasifikasi atas pencatatan Kas dan Bank BLU Belum Disahkan. Pengesahan Kas
dan Bank BLU dimaksud dilakukan dengan KPPN mitra kerja BLU selaku pemegang fungsi
perbendaharaan umum.
c. Setara Kas BLU
Merupakan akun untuk mencatat transaksi mutasi dan saldo instrument investasi dalam rangka
pengelolaan Kas dan Bank BLU jangka pendek yang dapat dikonversi menjadi kas tunai
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan terhitung dari tanggal
perolehannya tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas BLU
berasal dari reklasifikasi Kas dan Bank BLU yang telah disahkan oleh KPPN mitra kerja BLU.
d. Kas Lainnya di BLU
Merupakan akun untuk mencatat transaksi mutasi dan saldo uang tunai dan/ atau simpanan di
bank yang dikelola oleh BLU yang berasal dari transaksi dana kas BLU yang bukan milik BLU
yang dapat berupa dana titipan pihak ketiga, uang jaminan, uang muka pelayanan, pajak-
pajak yang belum disetor, bunga jasa giro yang belum disetor ke rekening kas negara, uang
pihak ketiga yang belum diserahkan seperti honorarium pegawai atau pajak yang belum
disetor yang sumber dananya berasal dari DIPA rupiah murni dan/ atau DIPA PNBP.
e. Kas di Bendahara Pengeluaran
Merupakan akun untuk mencatat transaksi mutasi dan saldo uang persediaan dan/ atau
tambahan uang persediaan yang diperlakukan sebagai uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada
bendahara pengeluaran untuk dikelola dan dipertanggungjawabkan dalam rangka
pelaksanaan pengeluaran satuan kerja berdasarkan DIPA rupiah murni.

4. INVESTASI JANGKA PENDEK BLU


Investasi Jangka Pendek BLU adalah investasi jangka pendek yang dimaksudkan dalam
rangka pengelolaan kelebihan kas yang belum digunakan dalam kegiatan operasional BLU dengan
tujuan memperoleh manfaat ekonomi berupa bunga maupuh bagi hasil.
Investasi Jangka Pendek BLU memenuhi karakteristik investasi sebagai berikut:
a. investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki dan/ atau dapat segera dicairkan/dikonversi ke
dalam bentuk uang dalam jangka waktu 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan;
b. Investasi memiliki tingkat risiko rendah; dan
c. Investasi ditujukan dalam rangka manajemen kas.

Pengesahan Pendapatan Hasil Investasi Jangka Pendek BLU:

a. Hasil yang diperoleh dari Investasi Jangka Pendek BLU berupa pendapatan bunga dan/ atau bagi
hasil merupakan pendapatan BLU yang dilakukan proses pengajuan pengesahan ke KPPN mitra
kerja.
b. Dalam hal deposito ditarik sebelum jatuh tempo dan BLU harus menanggung biaya yang terkait
(penalti, denda, dsb.), maka biaya tersebut akan diakui sebagai belanja/beban yang akan
disahkan ke KPPN, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian deposito misalnya biaya tersebut
akan diperhitungkan secara neto atau dikurangkan dari hasil investasi yang diterima pada saat
penarikan deposito.

5. INVESTASI JANGKA PANJANG BLU


Investasi Jangka Panjang BLU merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama
lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan persetujuan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara dalam rangka penugasan sesuai karakteristik BLU.

Dana yang digunakan untuk perolehan investasi jangka panjang BLU adalah berasal dari
pencatatan Kas dan Bank BLU yang telah disahkan dan merupakan dana yang membentuk surplus
operasional BLU.

Investasi Jangka Panjang BLU terdiri dari:

a. Investasi Non-Permanen Jangka Panjang BLU


merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan. Investasi non permanen jangka panjang BLU diharapkan akan berakhir dalam
jangka waktu tertentu, dapat berupa investasi pemberian pinjaman, investasi dalam bentuk
dana bergulir, dan investasi non permanen lainnya.
b. Investasi Permanen Jangka Panjang BLU
merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan
dan tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, dapat berupa investasi berbentuk penyertaan
modal dan investasi permanen lainnya untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.

B. LAPORAN KEUANGAN BLU


Laporan keuangan BLU merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh BLU. Tujuan umum laporan keuangan BLU adalah menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi,
dan perubahan ekuitas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan BLU adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU berada pada pimpinan BLU
atau pejabat yang ditunjuk.

Komponen laporan keuangan BLU terdiri atas:

1. Laporan Realisasi Anggaran;


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan.

Penjelasan singkat masing-masing laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran BLU menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja,


surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) BLU paling kurang mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA;

b. Belanja;

c. Surplus/defisit-LRA;

d. Penerimaan pembiayaan;

e. Pengeluaran pembiayaan;

f. Pembiayaan neto; dan

g. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:

a. Saldo Anggaran Lebih awal;

b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;

c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;

d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya;

e. Lain-lain; dan

f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.

3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan-LO;

b. Beban;

c. Surplus/Defisit dari kegiatan operasional;

d. Kegiatan nonoperasional;

e. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;

f. Pos Luar Biasa; dan

g. Surplus/Defisit-LO.

BLU menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan, yang


terdiri atas:

a. Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;

b. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;

c. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;

d. Pendapatan hasil kerja sama;

e. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa; dan

f. Pendapatan BLU lainnya.

Beban pada BLU diakui pada saat:

a. timbulnya kewajiban;

b. terjadinya konsumsi aset; dan/atau

c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Perubahan Ekuitas pada BLU menyajikan paling kurang pos-pos sebagai berikut:

a. Ekuitas awal;

b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;

c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari
dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
mendasar, misalnya: koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya; dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d. Ekuitas akhir.

5. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas;

b. Investasi jangka pendek;

c. piutang dari kegiatan BLU;

d. persediaan;

e. Investasi jangka panjang;

f. aset tetap;

g. aset lainnya;

h. kewajiban jangka pendek;

i. kewajiban jangka panjang; dan

j. ekuitas.

6. LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan
kas, dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan pada BLU. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris.

7. PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM KE DALAM LAPORAN


KEUANGAN ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN
1. Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas BLU
digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke dalam LRA
entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
2. Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
3. Laporan Perubahan SAL BLU digabungkan dalam Laporan Perubahan SAL Bendahara Umum
Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
4. Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan entitas yang
membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal balik (reciprocal accounts)
seperti pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan
dalam satu entitas pemerintahan kecuali akun-akun pendapatan dan belanja pada LRA yang
berasal dari entitas akuntansi/pelaporan.

IV. JURNAL STANDAR BLU


PEMBAHASAN JURNAL AKUNTANSI BLU:
• JURNAL PENDAPATAN
• JURNAL BELANJA/BEBAN
• KAS DAN SETARA KAS
• INVESTASI BLU
• KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN
• ILUSTRASI
Jurnal Standar Pendapatan

• Pendapatan dari DIPA-RM (ada KOROLARI)


• Tidak memerlukan pengesahan
• Pendapatan dari DIPA-PNBP
• Tidak dicatat pada saat transaksi (memerlukan
penyesuaian pada akhir tahun.
• Dicatat bersamaan dengan pengesahan pendapatan
(terbitnya SP3B/SP2B)
• Pendapatan Hibah BLU (PNBP)
• Hibah Tunai
• Hibah Non Tunai
Jurnal Standar Pendapatan
Pendapatan dari DIPA-RM (Realisasi belanja APBN), diakui dengan
membuat jurnal korolari pada saat realisasi belanja RM
Jurnal Standar Pendapatan
Pendapatan dari DIPA-RM (Penyetoran PNBP Umum ke Kas
Negara)
Jurnal Standar Pendapatan
Pendapatan dari DIPA-PNBP (PNBP Fungsional, dicatat ketika
pengesahan)
Jurnal Standar Pendapatan
Penyesuaian akhir tahun atas pendapatan yang belum disahkan

Penyesuaian awal tahun berikutnya

Catatan: tidak ada jurnal untuk mencatat transaksi pendapatan tahun anggaran yang lalu yang
melibatkan kas yang belum disahkan pada tahun anggaran yang lalu di LRA dan LO pada tahun
pengesahan kas dan bank BLU tahun berjalan atau tahun berikutnya
Jurnal Standar Beban dan Belanja

• Belanja dari DIPA-RM


• Tidak memerlukan pengesahan
• Mekanismenya sama dengan belanja pada satker non-BLU
• Belanja dari DIPA-PNBP
• Menggunakan saldo kas dan bank BLU yang belum disahkan
• Disahkan minimal setiap triwulan
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Belanja dari DIPA-RM, sama seperti pada satker biasa
Belanja yang expendable:
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Belanja dari DIPA-RM, sama seperti pada satker biasa
Belanja yang menghasilkan aset:
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Belanja dari DIPA-RM, sama seperti pada satker biasa
Belanja yang menghasilkan aset:
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Belanja dari DIPA-PNBP-menghasilkan aset

Diterima aset

Resume Tagihan
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Belanja dari DIPA-PNBP-menghasilkan aset

Registrasi BMN

Pengesahan
Belanja
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Pengembalian Belanja BLU expendable
Pengesahan Pengembalian
Belanja TAB yang expendable

Pengesahan Pengembalian
Belanja TAYL yang expendable
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Pengembalian Belanja BLU yang menghasilkan aset

Pengesahan Pengembalian
Belanja TAB yang
menghasilkan asset

Pengurangan nilai asset


akibat pengembalian belanja
Jurnal Standar Beban dan Belanja
Pengembalian Belanja BLU yang menghasilkan aset

Pengesahan Pengembalian
Belanja TAYL yang
menghasilkan asset

Pengurangan nilai asset


akibat pengembalian belanja
Jurnal Standar Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK
Surat Berharga BLU D NRC
Setara Kas Lainnya-BLU D NRC
Kas dan Bank BLU K NRC

Setoran Surplus BLU


Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK
Setoran Surplus BLU D LAK Setoran Surplus BLU D LP SAL
LPE LAK
Kas dan Bank BLU K NRC Kas dan Bank BLU K NRC
Jurnal Standar Kas dan Setara Kas

Kas lainnya di BLU


Jurnal Standar Investasi Jangka Pendek
Reklasifikasi Kas dan Bank BLU
Jurnal Standar Investasi Jangka Pendek
Hasil Investasi Jangka Pendek

Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK


Kas dan Bank BLU D NRC Kas dan Bank BLU D NRC
Pendapatan Jasa K LO Pendapatan Jasa K LRA
Perbankan BLU Perbankan BLU
Pendapatan selisih K LO Pendapatan selisih K LRA
kurs yang direalisasi kurs yang direalisasi
BLU BLU
Pendapatan lain2 K LO Pendapatan lain2 K LRA
BLU BLU
Jurnal Standar Pendapatan Hibah
Pendapatan BLU Tunai, dicatat ketika pengesahan

Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK


Kas dan Bank BLU D NRC Kas dan Bank BLU D NRC
Pendapatan Hibah K LO Pendapatan Hibah K LRA
Terikat DN Terikat DN
Pendapatan Hibah K LO Pendapatan Hibah K LRA
Terikat LN Terikat LN
Jurnal Standar Pendapatan Hibah
Pendapatan BLU Non Tunai

Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK


Tanah D NRC
Peralatan dan Mesin D NRC
Gedung dan Bangunan D NRC
Pendapatan Hibah K LO
BLU B/J
Jurnal Standar Pendapatan Hibah
Penyerahan Hibah Non Tunai
Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK
Kerugian Pelepasan Aset D LO
Tanah K NRC
Peralatan dan Mesin K NRC
Gedung dan Bangunan K NRC
dll

Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK


Akm. Peny – Peralatan dan D NRC
Mesin
Akm. Peny – Gedung dan D NRC
Bangunan
dll D NRC
Kerugian Pelepasan Aset K LO
Jurnal Standar Investasi Jangka Panjang
Investasi dengan dana Kas BLU

Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK


Investasi BLU Pengelola Dana D NRC Pengeluaran Pembiayaan D LRA
Bergulir Investasi BLU Dana Bergulir LAK
Investasi BLU Pengelola Dana D NRC Pengeluaran Pembiayaan D LRA
Lainnya-Permanen Investasi Permanen LAK
Kas dan Bank BLU K Kas dan Bank BLU K
Jurnal Standar Investasi Jangka Panjang

Investasi dengan dana SAL BLU-tambahan


Jurnal Standar Investasi Jangka Panjang
Hasil Investasi

Buku Besar Akrual D/K LK Buku besar Kas D/K LK


Kas dan Bank BLU D NRC Kas dan Bank BLU D
Pendapatan Program K LO Pendapatan Program K NRC
Dana Penjaminan Dana Penjaminan
Pendapatan Program K LO Pendapatan Program K NRC
Modal Ventura Modal Ventura
Pendapatan Program K LO Pendapatan Program K NRC
Dana Bergulir Dana Bergulir
Jurnal Standar Investasi Jangka Panjang
Investasi-Dana DIPA BUN
Kebijakan Konsolidasian Laporan Keuangan BLU untuk
Penyusunan LK KL
Transaksi yang Dieliminasi

Pendapatan dari Pelayanan BLU


yang Berasal dari Entitas
Penyetoran PNBP oleh BLU ke Kas
Pendapatan dari Alokasi APBN Pemerintah Pusat dalam Satu
Negara yang tersaji di LO (akun
yang tersaji di LO (akun 424411) Kementerian Negara/Lembaga
596311)
yang secara Organisatoris
Membawahinya (akun 424421)

Penyisihan piutang tidak tertagih


Pendapatan dari Pelayanan BLU
dan beban penyisihan piutang
yang Berasal dari Entitas
tidak tertagih sehubungan dengan
Pemerintah Pusat di luar
pengakuan piutang BLU atas
Kementerian Negara/Lembaga
pendapatan yang bersumber dari
yang secara Organisatoris
entitas pemerintah pusat (akun
Membawahinya (akun 424422)
116641 dan akun 594651)
Kebijakan Konsolidasian Laporan Keuangan BLU untuk
Penyusunan LK KL
Transaksi yang Dieliminasi

1. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas Pendapatan Alokasi APBN yang
timbul karena BLU melakukan realisasi belanja dengan menggunakan alokasi
DIPA RM

2. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas Penyetoran PNBP oleh BLU ke Kas
Negara yang timbul karena BLU menerima pendapatan (DIPA Rupiah Murni)
yang selanjutnya disetorkan ke Kas Negara
Kebijakan Konsolidasian Laporan Keuangan BLU untuk
Penyusunan LK KL
Transaksi yang Dieliminasi
3. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas pendapatan layanan dari belanja
entitas pemerintah pusat dalam satu Kementerian Negara/Lembaga yang telah
disahkan berdasarkan SP3B/SP2B - BLU

4. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas pendapatan layanan dari belanja
entitas pemerintah pusat di luar Kementerian Negara/Lembaga yang
membawahi BLU yang telah disahkan berdasarkan SP3B/SP2B BLU
Kebijakan Konsolidasian Laporan Keuangan BLU untuk
Penyusunan LK KL
Transaksi yang Dieliminasi
5. Jurnal eliminasi pada buku besar akrual pengakuan piutang atas tagihan
pelayanan BLU yang bersumber dari entitas pemerintah pusat

Anda mungkin juga menyukai