Lafiad
Lafiad
FARMASI INDUSTRI
di
Disusun Oleh :
Eka Saputra, S. Farm. 073202020
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Disetujui Oleh:
Pembimbing,
Disahkan Oleh:
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. Drs. I made Sudjana, M.M., Apt.
NIP. 131283716 Kolonel CKM NRP 30186
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi dan laporan ini di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan
Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung.
Praktek Kerja Profesi di ini telah memperluas wawasan penulis tentang
gambaran peranan apoteker dalam industri farmasi. Praktek Kerja Profesi ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Kolonel CKM Drs. I Made Sudjana, Apt, MM. selaku Kepala
Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat, Dra.Lisa Olli,
Apt. M.Si. selaku Kepala Instalasi Produksi Sediaan Padat Lembaga
Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat dan sebagai pembimbing
praktek kerja profesi, beserta seluruh staf dan karyawan Lembaga Farmasi
Direktorat Kesehatan Angkatan Darat.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara Bapak Drs. Wiryanto, M.S. Apt.,
sebagai koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara dan seluruh Staf pegawai Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan
balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................... ... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii
RINGKASAN ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker ............................. 3
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI.......................... 4
2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad ............................................. 4
2.2 Cara Pembuatan Obat Yang Baik....................................... 5
2.2.1 Manajemen Mutu ................................................... 5
2.2.2 Personalia ............................................................... 6
2.2.3 Bangunan dan Fasilitas........................................... 8
2.2.4 Peralatan ................................................................. 13
2.2.5 Sanitasi dan Higiene............................................... 15
2.2.6 Produksi.................................................................. 17
2.2.7 Pengawasan Mutu................................................... 24
2.2.8 Inspeksi Diri ........................................................... 28
2.2.9 Penanganan Keluhan Terhadap Obat, Penarikan
Kembali Obat dan Obat Kembalian ....................... 29
2.2.10 Dokumentasi........................................................... 32
2.2.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak ....... 33
2.2.12 Kualifikasi dan Validasi .......................................... 34
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
BAB III KEGIATAN LAFI DITKESAD............................................... 36
3.1 Perencanaan dan Pengadaan Barang .................................. 36
3.2 Kegiatan Instalasi Pengawasan Mutu................................. 37
3.3 Kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan(Ins.LitBang) 39
3.4 Kegiatan Instalasi Produksi ................................................ 40
3.4.1 Seksi Sediaan Padat................................................... 41
3.4.2 Seksi Sediaan Cair/Steril ........................................... 47
3.4.3 Seksi Sediaan Khusus................................................ 50
3.4.4 Seksi Kemas .............................................................. 52
3.5 Kegiatan Instalasi Simpan .................................................. 53
3.6 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan ........................................ 54
3.7 Fasilitas Pendukung/Utility ................................................ 54
3.8 Penanganan Limbah ........................................................... 59
3.9 Pengolahan Dokumen......................................................... 64
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 70
5.1 Kesimpulan......................................................................... 70
5.2 Saran................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 72
LAMPIRAN .............................................................................................. 73
TUGAS KHUSUS .................................................................................... 82
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Mutu Limbah Cair untuk Industri Farmasi Menurut Kepmen
51/MENLH/10/1995 ................................................................... 64
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Komponen Air Handling Unit (AHU) ........................................... 59
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafi Ditkesad..................................... 73
Lampiran 2. Blanko Catatan Pengujian Laboratorium ........................... 74
Lampiran 3. Blanko Hasil Pengujian Tablet dan Kapsul........................ 75
Lampiran 4. Alur Proses Produksi Tablet .............................................. 76
Lampiran 5. Alur Proses Produksi Kapsul.............................................. 77
Lampiran 6. Alur Proses Produksi Sirup Kering .................................... 78
Lampiran 7. Alur Proses Produksi Salep ................................................ 79
Lampiran 8. Alur Proses Produksi Sirup Basah...................................... 80
Lampiran 9. Denah Instalasi Pengolahan Air Limbah............................ 81
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
untuk hidup layak baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di
serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. Pelayanan kesehatan sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita - cita bangsa
Salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk melayani kebutuhan akan obat
adalah industri farmasi yang terdiri dari industri bahan baku dan industri bahan
jadi. Industri obat jadi merupakan industri yang menghasilkan suatu produk obat
yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan, sedangkan industri bahan
baku merupakan industri yang memproduksi bahan baku dimana bahan baku
tersebut adalah seluruh bahan, baik bahan berkhasiat atau tidak berkhasiat yang
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
pengadaan, pengendalian mutu sediaan farmasi, penyimpanan, pendistribusian
farmasi meliputi semua orang terlibat atau dibutuhkan, mulai dari obat itu
dirancang oleh seorang ahli sampai obat berada di tangan pasien. Sedangkan
obat untuk diracik atau dalam bentuk obat siap pakai oleh pasien.
Salah satu aspek CPOB adalah personil yang memiliki pengetahuan dan
farmasi bagi calon apoteker, maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Darat (Lafi Ditkesad) Bandung memberikan kesempatan bagi calon apoteker
farmasi melalui program Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan dari
farmasi.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
BAB II
merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pada saat
lembaga ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan mengalami
beberapa kali penggantian nama dan perubahan fungsi, hingga pada tahun 1985
bagi Angkatan Darat, Lafi Ditkesad memiliki visi menjadi salah satu lembaga
produksi yang mampu memenuhi kebutuhan obat bermutu dan aman bagi prajurit
dan PNS Angkatan Darat serta keluarganya. Seperti halnya dengan lembaga
Use of Drugs).
kesehatan lainnya untuk prajurit dan PNS Angkatan Darat serta keluarganya.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
4) Memanfaatkan kapasitas atau kemampuan produksi untuk kepentingan
strategis.
rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai dengan
produk obat yang senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan
Obat yang berkualitas adalah obat jadi yang benar-benar dijamin bahwa
obat tersebut :
tujuannya.
e. Dikemas dalam kemasan yang sesuai dan terlindung dari kerusakan dan
kontaminasi.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
b. Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan
Mutu.
2.2.2 Personalia
juga harus memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik, sehingga mampu
melakukan tugasnya secara profesional, memiliki sifat dan kesadaran yang tinggi
bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang
berlainan yang tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain.
dalam mutu obat, baik dengan manajer pengawasan mutu maupun manajer
teknik.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
3) Manajer pengawasan mutu hendaklah seorang apoteker yang cakap,
meluluskan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi bila
sesuai dengan spesifikasinya atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur
b. Pelatihan
yang bekerja di daerah steril dan daerah bersih atau bagi mereka yang
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Pelatihan mengenai CPOB dilakukan secara berkesinambungan dan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
a. Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya
cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya binatang.
produksi tersebut.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
5) Disediakan ruangan terpisah untuk membersihkan alat yang dapat
ganti pakaian dengan ruang pengisian dan ruang ganti pakaian steril sebelum
hendaklah licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
hendaklah dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan
hendaklah kedap air dan memiliki permukaan yang mudah dicuci. Sudut-
h. Saluran air limbah hendaklah cukup besar dan mempunyai bak kontrol serta
terhadap produk.
k. Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi lain di daerah produksi
yang tidak dapat dibersihkan. Instalasi seperti ini sedapat mungkin dipasang
hendaklah dicegah.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
n. Tenaga listrik hendaklah memadai untuk menjamin kelancaran produksi
dan laboratorium.
p. Gudang penyimpanan bahan hendaklah cukup luas, terang serta ditata dan
label yang berbeda dan bahan cetak lain disimpan terpisah untuk
q. Pintu yang membuka langsung ke lingkungan luar dari ruang produksi seperti
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2.2.4 Peralatan
rancang bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta
ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat
terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta untuk memudahkan pembersihan
dan perawatannya.
persyaratan-persyaratan berikut:
antara, produk ruahan atau produk jadi tidak boleh bereaksi, mengadisi
diolah karena hal ini dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
5) Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang
4) Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang
dan hendaklah diberi label atau tanda yang jelas agar mudah dikenal.
5) Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin hendaklah
dengan baik.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
7) Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, pengatur suhu
udara, air minum, pemurnian air, penyulingan air, uap, udara bertekanan
c. Pemeliharaan
dan dipatuhi.
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap
a. Personalia
3) Tiap personil yang mengidap suatu penyakit atau menderita luka terbuka
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
bahan baku, bahan pengemas, bahan yang sedang dalam proses dan obat
b. Bangunan
baik.
2) Toilet tersedia dalam jumlah yang cukup dengan ventilasi yang baik dan
tempat cuci kaki bagi personil yang letaknya mudah dicapai dari daerah
kerja.
c. Peralatan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Harus ada prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan
2.2.6 Produksi
sehingga menjamin obat yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
a. Bahan awal
memenuhi spesifikasi bahan awal yang sudah ditetapkan dan diberi label
mutu.
3) Bahan awal yang baru tiba, harus dikarantina, sampai disetujui dan
4) Label yang menunjukkan status bahan awal hanya boleh dipasang oleh
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
5) Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat hendaklah ditandai secara
kepada pemasok.
b. Validasi proses
c. Pencemaran
kualitas suatu produk tidak dapat diterima. Perhatian khusus harus diberikan
1) Sistem yang menjabarkan cara penomoran bets dan lot secara rinci
obat jadi suatu bets atau lot dapat dikenali dengan nomor bets atau lot
tertentu.
2) Sistem penomoran bets atau lot harus menjamin bahwa nomor bets atau
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
e. Penimbangan dan penyerahan
1) Bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
mutu.
4) Bahan baku, produk antara, dan produk ruahan hendaknya diperiksa ulang
f. Pengembalian
1) Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
2) Bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan tidak
ditetapkan.
g. Pengolahan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Kondisi daerah pengolahan hendaklah dipantau dan dikendalikan sampai
sebelum digunakan.
5) Semua produk antara atau produk ruahan harus diberi label yang tepat dan
h. Produk steril
1) Cara produksi ada dua kategori yaitu aseptis dan sterilisasi akhir.
khusus.
yakni: ruang ganti pakaian, ruang bersih untuk persiapan komponen dan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
7) Personil memakai pakaian khusus untuk daerah bersih dan steril serta
dan kosmetik tidak boleh dipakai dalam ruangan bersih dan steril.
harus kedap air dan tidak retak. Tidak boleh ada bagian yang dapat
pencucian.
10) Pengolahan bahan awal dan produk hendaklah dihindari dari pencemaran
jarak waktu sterilisasi, pembuatan larutan dan sumber air selalu dipantau
dengan baik.
11) Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara panas basah, panas kering, saring,
etilen oksida atau radiasi sesuai dengan masing-masing cara yang efektif.
i. Pengemasan
untuk memastikan bahwa peralatan dan ruang kerja dalam keadaan bersih
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
dan bebas dari produk, sisa produk lain atau dokumen yang tidak
Bahan atau produk dapat diolah ulang atau dipulihkan dengan syarat
bahan atau produk tersebut layak untuk diolah ulang melalui prosedur tertentu
k. Obat kembalian
1) Obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik misalnya karena label
atau kemasan luar yang kotor dapat diberi label kembali dan harus hati-
hati untuk menghindari campur baur dengan produk lain atau terjadinya
2) Obat jadi yang dikembalikan dari peredaran dan sudah lepas dari
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
l. Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
n. Penyimpanan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi
Semua bahan hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk mencegah
dan pemeliharaan.
keseluruhan dari suatu obat oleh satu atau lebih pabrik pembuat (disebut
kontrak).
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Pemberi kontrak hendaklah memastikan bahwa penerima kontrak telah
memiliki izin operasional dan sertifikat CPOB yang sesuai dengan bentuk
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan obat
yang baik untuk memastikan tiap obat yang dibuat senantiasa memenuhi
a. Ketentuan umum
berikut:
4) Meluluskan atau menolak setiap bets bahan awal, produk antara, produk
b. Laboratorium pengujian
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Personalia, setiap personil yang bertugas mengawasi atau yang langsung
pengaman seperti respirator atau masker, kaca mata pelindung dan sarung
4) Pereaksi dan media biakan bakteri yang diterima hendaklah dicatat, serta
dibuat sesuai dengan prosedur pembuatan tertulis dan diberi label yang
produk jadi.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
8) Catatan analisis mencakup nama dan nomor bets, nama petugas yang
9) Contoh pertinggal dengan identitas yang jelas dan mewakili setiap bets
c. Validasi
1) Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat
jadi.
sebagian kecil saja dari suatu bets yang diambil untuk pengujian mutu.
2) Pengolahan ulang
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
telah dilakukan eveluasi secara meyakinkan dan dinilai dapat
diabaikan.
a) Semua catatan produksi dan pengawasan tiap bets obat jadi hendaklah
5) Penelitian stabilitas
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
b) Penelitian stabilitas dilakukan dalam hal produk baru, memiliki
baku.
penanganannya.
7) Obat kembalian
kerusakan, daluarsa atau hal lain yang menimbulkan keraguan atas mutu
produk tersebut.
departemen yang relevan untuk memilih pemasok yang mampu dan dapat
telah ditetapkan.
produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB. Program inspeksi diri
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
dirancang untuk mencari kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk
untuk karyawan, penyimpanan bahan awal dan obat jadi, peralatan, produksi,
Obat Kembalian
secara:
yang diterima.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
pemeriksaan atau pengujian terhadap contoh yang diterima. Bila perlu
obat jadi atau seluruh obat jadi yang bersangkutan dan tindak lanjut
Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau
beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi.
jawab pabrik dan pimpinan perusahaan. Penarikan kembali obat jadi dapat
bersangkutan.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Pelaksanaan penarikan kembali obat jadi:
obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan atau mempunyai efek samping
c. Obat Kembalian
Obat kembalian adalah obat jadi yang telah beredar dan kemudian
keabsahan, atau sebab lain mengenai kondisi obat, wadah, atau kemasan
dilakukan evaluasi yang seksama untuk menentukan apakah obat jadi yang
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
1) Obat kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan masih dapat
digunakan.
berikut:
dibuat prosedur pemusnahan bahan atau produk yang ditolak yang mencakup
2.2.10 Dokumentasi
manajemen yang meliputi spesifikasi bahan baku dan produk, prosedur, metode
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Dokumentasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap petugas
mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus
setiap bets atau lot suatu produk sehingga memungkinkan penyelidikan serta
penelusuran terhadap bets atau lot untuk produk yang bersangkutan. Sistem
Kontrak tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak harus dibuat secara
harus mengatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk
diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian manajemen mutu
(Pemastian Mutu).
a. Pemberi kontrak
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Pemberi kontrak hendaknya menyediakan semua informasi yang
spesifikasi yang ditetapkan atau produk yang telah diluluskan oleh kepala
b. Penerima kontrak
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
d. Kualifikasi kinerja (KK) hendaklah dilakukan setelah kualifikasi instalasi dan
validasi (Initial validation) proses baru, validasi bila terjadi perubahan proses dan
dipasarkan (validasi prospektif). Dalam keadaan tertentu, jika hal diatas tidak
(validasi retrospektif).
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
BAB III
Kesehatan (Satkes) dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Rencana
kebutuhan obat dengan anggaran yang tersedia dan selanjutnya dianalisa dan
pengadaan obat yang dilakukan dengan cara pembelian obat jadi dan produksi di
Ditkesad yang terdiri dari rencana kebutuhan bahan aktif, bahan pembantu dan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
yang telah ditentukan oleh Lafi Ditkesad, disamping itu Bagminlog juga
tim komisi penerimaan barang yang dibentuk oleh Dirkesad memeriksa keadaan
barang secara administrasi, fisika dan kimia, yang mana pemeriksaan mutu
dilaksanakan oleh Instalasi Wastu. Setelah barang lulus uji mutu maka dibuatkan
Laporan Hasil Pengujian (LHP) dan Berita Acara (BA) Penerimaan Material, lalu
barang disimpan di Gudang Pusat II, untuk barang yang tidak memenuhi
keadaan bahan dan pengeluarannya sesuai dengan sistem First In First Out
(FIFO), First Expired First Out (FEFO) dan First Unstable First Out (FUFO).
Instal Wastu bertanggung jawab terhadap setiap hal yang menyangkut kualitas
bahan baku obat, bahan pembantu, bahan pengemas, produk antara, produk
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
ruahan, dan obat jadi yang dihasilkan sampai dengan pemantauan kualitas setelah
dan peralatan serta fasilitas penunjang lainnya seperti pemeriksaan kualitas udara,
proses produksi dan setelah proses produksi. Beberapa kegiatan Instal Wastu
diantaranya:
didokumentasikan.
meliputi bahan baku obat, bahan baku pembantu dan embalage. Hasilnya
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
6) Melaksanakan In Process Control (IPC) selama proses produksi dan
produk baru dan pengembangan produk lama untuk memperoleh kualitas yang
1) Membuat spesifikasi teknis bahan baku obat, bahan pembantu dan bahan
pengemas (embalage).
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Mencari dan meneliti formula yang dapat dikembangkan sebagai produk
Lafi Ditkesad.
3) Merevisi ulang suatu formula yang sudah ditetapkan bila suatu saat terjadi
dihasilkan oleh Lafi Ditkesad berupa produk beta laktam dan produk non
betalaktam. Pada Instalasi Produksi terdapat empat seksi yaitu: seksi sediaan
padat, seksi sediaan cair/steril, seksi sediaan khusus dan seksi kemas. Masing-
diminta, jenis peralatan yang dimiliki (kapasitas dan spesifikasi mesin), jumlah
sumber daya manusia, jam kerja serta waktu produksi yang tersedia.
dalam Catatan Pengolahan dan Pengemasan Bets (Batch Record) yang disusun
oleh tim CPOB dan disetujui oleh Kepala Instal Wastu dan Kepala Instal
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
dimulai dari penimbangan bahan baku yang akan digunakan dan dikeluarkan dari
Instal Simpan berdasarkan Batch Record untuk setiap produk. Barang yang telah
masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan padat, seksi sediaan cair /steril,
Kasi Diadat adalah seorang Apoteker. Pada seksi ini dilakukan kegiatan
produksi tablet, kapsul dan sirop kering non betalaktam. Kegiatan di seksi ini
a) Sediaan Tablet
dengan penghisap debu dan lapisan epoksi pada dinding dan lantai.
pengering, granulator, mesin cetak tablet, mesin salut film serta mesin
strip tablet.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Metoda pembuatan tablet yang biasa digunakan adalah metoda cetak
tablet biasa, tablet kunyah, tablet lapis dan tablet salut film. Ukuran tablet
berdiameter 7.5, 10, 12, 13 mm. Proses pembuatan tablet di Lafi Ditkesad
berikut:
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
dan diaduk hingga homogen sampai terbentuk massa yang dapat
dikepal.
Setelah granul lulus dalam uji mutu (IPC) dibuat massa cetak
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
(11) Pengawasan mutu
yang sesuai dengan ukuran diameter dan berat tablet yang diinginkan.
lapisan warna sama tebal dan tidak tersisa granul salah satu warnanya
permukaan tablet.
Setelah dicetak, tablet ada yang disalut dan ada yang langsung
distrip. Untuk tablet yang disalut maka pada proses penyalutan harus
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
(15) Pengawasan mutu
Tablet salut ataupun tablet biasa yang telah lulus uji mutu, distrip
karena akan menyebabkan kemasan tidak dapat melekat satu sama lain
dan juga tidak boleh terlalu tinggi karena akan merusak kemasan itu
b) Sediaan Kapsul
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
untuk pembuatan kapsul diantaranya adalah mesin pencampur, mesin
pengisi kapsul, mesin polishing dan mesin strip. Proses produksi kapsul
(2) Pencampuran/granulasi
hingga homogen. Bahan yang diisikan ke dalam kapsul ada yang harus
kapsul.
massa kapsul dilakukan IPC (In Process Control) oleh Instal Wastu
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
(5) Polishing
(6) Penyetripan
kebocoran strip. Kapsul yang telah lulus uji mutu siap dikemas dan
bertanggung jawab kepada Kepala Instal Produksi. Seksi sediaan cair/steril ini
memproduksi obat-obatan yang terdiri dari sediaan salep, sediaan sirup dan
a) Sediaan Salep
Produksi salep masih dilakukan pada bangunan lama yang terdiri dari
antara lain: panci double jacket, mesin pencampur salep dan mesin
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Pembuatan salep dimulai dari:
kelas III.
(4) Pencampuran
“Homomixer”.
terhadap
(9) Setelah lulus uji mutu, massa salep diisikan ke dalam tube dengan
(11) Pada hasil pengisian dilakukan uji mutu (IPC) untuk diperiksa
yang dilakukan setiap 15 menit, setelah lulus uji mutu, tube yang
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
b) Sediaan Sirup
mixer, colloid mill, panci double jacket, drum stainless, mesin pengisi
(3) Pencampuran
Zat aktif dan zat tambahan lain (zat pewarna dan pengawet)
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
(5) Pengisian, penutupan dan labelling
Instal Simpan.
c) Sediaan Injeksi
ruang kemas. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan injeksi adalah mesin
pencuci vial atau ampul, oven, autoclave, mesin pengisi dan penutup vial atau
ampul. Sediaan injeksi untuk saat ini tidak diproduksi karena sudah dialihkan ke
Labiomed Jakarta.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Proses produksi betalaktam dilakukan pada gedung yang terpisah dengan
(Air Handling System), air washer, air shower, dan ruang penyangga (air lock).
Lantai, dinding dan langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan
pembersihan.
Ruang kelas I terdiri dari Laminar Air Flow (LAF), ruang kelas II
meliputi koridor kelas II, air shower, ruang isi vial dan ruang staging steril.
Ruang kelas III meliputi ruang timbang, ruang staging, ruang campur, ruang cetak
tablet, ruang karantina, ruang salut film, ruang penyetripan, ruang isi kapsul,
ruang isi sirup kering, ruang cuci vial, ruang botol bersih, ruang simpan alat,
ruang IPC, loker kelas III wanita dan pria. Ruang kelas IV meliputi ruang coding,
ruang kemas, ruang karantina obat jadi, ruang gudang sejuk, ruang gudang
botol/vial, ruang cuci botol, ruang simpan alat, ruang laundry dan loker kelas IV
dan kelas II dilakukan dengan sistem recycle (udara dari kelas III disaring
kemudian ditambah udara segar 10-20 %), sementara untuk ruang kelas III
dengan sistem pengolahan udara terbuka (udara segar yang masuk disaring
dengan pre-filter dan medium filter). Kondisi ruangan di betalaktam selalu diukur
secara berkala untuk mengukur pertukaran udara, suhu udara, kelembaban dan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Setiap personil yang masuk ke ruangan betalaktam diharuskan
untuk wajah, sepatu dan sarung tangan. Sebelum memasuki ruangan, diharuskan
mandi.
Instal Produksi. Pengemasan dilakukan pada produk ruahan tablet, kapsul, sirup
dan salep. Pengemasan tablet dilakukan setelah proses stripping. Tablet yang
sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam zak plastik dan
dislep, setiap zak plastik berisi 25 strip, tiap-tiap strip berisi 10 tablet. Hasil slep
dimasukkan ke dalam dus dimana setiap dus isinya berbeda sesuai dengan ukuran
diameter tablet. Untuk tablet dengan diameter 7,5 mm, setiap dus berisi 50 zak
plastik. Untuk tablet dengan diameter 10-13 mm, setiap dus berisi 30 zak plastik.
sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam zak plastik lalu
dislep. Hasil slep kemudian dimasukkan ke dalam dus dimana tiap dus berisi 20
zak plastik, setiap zak plastik berisi 25 strip dan setiap strip berisi 10 kapsul.
Untuk sirup dipak ke dalam dus. Tiap dus berisi 25 botol dilengkapi dengan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Untuk sediaan salep setelah dimasukkan ke dalam tube aluminium
sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam dus kecil. Setiap dus kecil berisi 25 tube
kemudian dimasukkan lagi ke dalam dus besar yang berisi 24 dus kecil.
Wastu. Setelah diperiksa oleh Instal Wastu, hasil pengemasan diberi label
dari laporan bulanan untuk dilaporkan ke Ka Lafi dan bukti penyerahan obat jadi
1) Menerima bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain serta
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Persediaan barang di Instal Simpan diawasi dengan ketat dimana
Simpan terdiri dari ruangan administrasi, ruang sejuk (AC), ruang sampling
(kelas III), ruang timbang, ruang bahan aktif, ruang bahan cair dan ruang produk
jadi, ruang bahan pembantu, ruang embalage, ruang timbang yang dilengkapi AC
Kalafi.
farmasi, instalasi listrik, instalasi uap/boiller dan instalasi udara bertekanan dan
sistem tata udara (AHS). Sumber air bersih didapat dari suplai Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) yang kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui
instalasi pengolahan air. Air baku farmasi adalah air yang telah memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai bahan baku air untuk produksi steril maupun nonsteril.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan (Instal Har). Fasilitas utility terdiri dari :
1) Instalasi Listrik
Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar
2000 kW. Pada saat ini belum digunakan generator karena beberapa
PLN dan penggunaan generator terdapat delayed bila listrik dari PLN
padam. Tetapi pada produksi steril diperlukan adanya aliran listrik secara
Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
air. Pemilihan PDAM sebagai sumber air oleh Lafi Ditkesad adalah
Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki yang
dalam suatu alat filtrasi. Air yang diolah menjadi air demineralisata
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
b) Saringan Karbon (carbon filter)
c) Resin Kation
d) Resin Anion
yang dihubungkan dengan alat dan pemroses aquadest, dengan alat ini
Air baku untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang
boiler hingga menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi otomatik dengan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
alat-alat pengaman yang lengkap. Udara panas yang dihasilkan dialirkan
dilengkapi dengan air dryer, main line filter, mist separator dan micro
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Kontaminasi silang dapat diminimalisasikan dengan:
a) Prosedur personalia
Sistem tata udara (AHU) terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
dalam ruangan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
e. Heating unit : memanaskan udara ke temperatur yang
diinginkan
sekitar industri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan
proses pengujian, yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Pada produksi obat non betalaktam, pengolahan limbah padat dilakukan
dengan menggunakan dust collector yaitu limbah (debu) disedot dari ruang
dibakar. Khusus untuk limbah dari proses penyalutan tablet, terlebih dahulu
diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi non betalaktam
air washer, dimana limbah padat (debu-debu) disedot oleh vakum dari ruangan
yang berdebu seperti ruangan strip, isi kapsul, cetak, coating, campur dan ruang
isi sirup kering, kemudian disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu
akan jatuh di bak penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi yang dilengkapi
dengan dozing pump dan pH meter. Cairan ini didestruksi untuk memecah cincin
Sedangkan limbah cair produksi obat betalaktam tidak melalui air washer.
bak pengendap. Cara kimia dilakukan dengan menambahkan koagulan PAC (Poly
Aluminium Chloride) pada bak koagulan dan flokulan polimer anionik pada bak
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
zat organik. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri ditambahkan pupuk urea atau
sebagai berikut:
Air limbah yang masuk dari produksi betalaktam (dari bak destruksi)
3) Bak Equalisasi
air kotor yang tidak merata, yaitu pada jam kerja dan di luar jam kerja.
4) Bak Aerasi
Air limbah masuk ke dalam bak ini dengan menggunakan pompa secara
kontiniu. Di dalam bak ini terdapat bakteri aerobik yang berguna untuk
memasukkan oksigen ke dalam air limbah. Selain itu di dalam bak ini
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
bakteri menyebar merata dan menjaga agar keseluruhan air limbah
Air limbah dari bak aerasi mengalir ke dalam bak sedimentasi kedua.
Dalam bak ini hanya terjadi proses pengendapan. Bak berbentuk kerucut
6) Bak Koagulasi
7) Bak Flokulasi
Dari bak koagulasi cairan dialirkan ke bak flokulasi yang berfungsi untuk
diendapkan. Dari bak flokulasi, cairan yang sudah jernih mengalir ke bak
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
8) Bak Pengendapan akhir (Bak Sedimentasi Ketiga)
bawah bak. Pada bak ini diberi karung yang berfungsi sebagai
Bak bidang miring berbentuk miring ke satu arah untuk menahan endapan
dan partikel-partikel lain yang masih terdapat dalam air limbah dari bak
flokulasi. Melalui bak bidang miring ini, air dari bak flokulasi mengalir ke
bak kontrol.
Cairan yang sudah jernih dialirkan ke bak kontrol yang berisi ikan sebagai
kontrol biologi untuk diperiksa kadar COD dan BOD, jumlah zat padat
total yang terlarut dan pH. Jika hasilnya memenuhi syarat air dapat
1. pH
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2. Suhu
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Farmasi Menurut Kep-
51/MENLH/10/1995
Parameter Proses pembuatan Formulasi
Bahan Formula (Pencampuran)
(mg/L) (mg/L)
BOD 100 75
COD 300 150
TSS 100 75
Total-N 30 -
Fenol 1,0 -
Denah IPAL dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.9 Dokumentasi
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
2) Dokumen seluruh proses pembuatan obat yang dituangkan dalam
3) Dokumentasi untuk setiap pengambilan sampel dan bahan uji, baik bahan
baku, bahan setengah jadi, produk ruahan maupun obat jadi serta hasil
pengujiannya.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
BAB IV
PEMBAHASAN
yang terbentuk atas pola kerja yang baik dari struktur organisasi, prosedur kerja
di setiap instalasi, proses produksi serta personil yang terlibat dalam proses
pembuatan suatu produk sehingga produk yang dihasilkan oleh Lafi Ditkesad
maksimal.
kali setahun, selain itu minggu terakhir disetiap bulannya pada minggu militer,
CPOB yaitu transportasi yang mudah, memiliki fasilitas air, listrik, telepon,
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
ketersediaan tenaga kerja yang cukup, bebas pencemaran dan tidak mencemari
lingkungan.
Gedung produksi Lafi Ditkesad terdiri dari gedung produksi beta laktam
dan non betalaktam. Sarana dan prasarana unit produksi non betalaktam sedang
obat golongan sefalosporin. Pemisahan produksi beta laktam dan non betalaktam
resistensi mikroba.
antar produk. Tersedia juga gudang untuk bahan yang membutuhkan suhu
penyimpanan tertentu, dimana gudang selalu terdapat palet yang sudah terbuat
dari plastik dan rak agar bahan baku maupun obat jadi tidak bersentuhan langsung
dengan lantai untuk menghindari udara lembab dari lantai. Selain itu dilengkapi
dengan, alat anti tikus, anti serangga, serta alat pemadam kebakaran.
Daerah produksi telah dilengkapi dengan sistem tata udara yang dilengkapi
sarana pengatur suhu, kelembaban dan tekanan udara. Sarana yang ada dalam
ruang produksi Lafi Ditkesad seperti lantai, dinding, dan langit-langit telah
Lafi Ditkesad ditempatkan pada posisi yang tepat dan jarak yang cukup dengan
menempatkan satu ruang satu mesin, dan mempunyai jadwal tersendiri dalam
merawat alat atau mesin tersebut agar senantiasa siap untuk digunakan. Yang
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
luput dari perhatian adalah apabila untuk memproses bahan yang sama mesin
yang telah digunakan dalam suatu produksi tidak selalu dibersihkan setelah
digunakan, mesin tersebut baru dibersihkan apabila untuk memproses bahan yang
yang bersih dilengkapi dengan penutup rambut dan sepatu khusus untuk
kain penutup rambut, masker dan sepatu khusus. Personil yang akan melakukan
kontak langsung antara tangan dengan bahan baku maupun produk yang
atau menyimpan makanan dan minuman di dalam ruang produksi atau ruangan
lain yang kemungkinan dapat mencemari produk. Yang luput dari pengawasan
adalah di setiap loker yang menuju ruang produksi maupun ruang kerja lain
bekerja. Walaupun, personil telah terbiasa dengan tahapan ini dan selalu
sangat besar, untuk itu sebaiknya disetiap loker diberikan protap mengenai
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Alur produksi di Lafi Ditkesad terdiri dari alur material, personil dan alur
proses produksi sesuai dengan yang ditetapkan dalam CPOB. Selama proses
kerja lengkap sesuai dengan ruang kerjanya. Setiap personil yang akan bekerja di
kerjanya juga harus melalui ruang antara atau air shower, yang diperuntukkan
masuknya personil sesuai alur yang telah dibuat protapnya, begitu juga untuk
bahan awal harus melewati alur barang yang sudah ditetapkan sesuai CPOB.
mengganti pakaian dengan pakaian khusus yang tidak melepas serat. Pakaian
tersebut harus menutupi seluruh tubuh, yang dilengkapi dengan masker, alas kaki
khusus, dan sarung tangan. Pakaian ini harus langsung dicuci setelah digunakan
dengan mesin cuci sistem khusus yang tidak melepaskan serat pakaian.
Setiap bahan baku, bahan tambahan dan bahan pengemas sebelum diterima
juga dilakukan In proses control untuk menjamin mutu produk baik produk
dilakukan dalam rangka memastikan bahwa semua proses, alat dan prosedur
mampu menjamin mutu dari produk yang di hasilkan, mulai dari bahan baku
dan mikrobiologi.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
BAB V
5.1 Kesimpulan
b. Obat jadi yang diproduksi Lafi Ditkesad telah memenuhi persyaratan Cara
5.2 Saran
a. Sanitasi dan higiene, personil, sarana produksi dan proses produksi perlu
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
b. Agar dibentuk tim inpeksi diri, untuk dapat melaksanakan inspeksi diri
secara berkala.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB). Jakarta. 2001
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB). Jakarta. 2006
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008
USU e-Repository © 2008