Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

ACARA 4
JARINGAN TANAMAN

DI SUSUN:
WAGIMAN HADI WIJAYA
(20/22155/SPKS G)

CO ASISTEN:
RAJU ALI AKBAR SARAGIH
(18/20383/SPKS C)

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA
2020
ACARA 4
I. JUDUL ACARA : JARINGAN TANAMAN
II. TUJUAN : Mengenal derivate epidermis : Trikoma dan
Stomata pada epidermis daun Nicotiana
tabaccum

III. PENDAHULUAN
3.1 Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan
hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan
tumbuhan terbentuk karena berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi
tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya pembentukkan jaringanjaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan
pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam
hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem
yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006: 71).
Menurut Joko Waluyo (2006: 71), jaringan meristem adalah sel sel muda yang selau membelah.
Jaringan meristem terdiri atas jaringan embrional, yaitu jaringan yang terdapat pada lembaga tetapi tidak
mengalami diferensiasi atau mengadakan pembagian tugas. Jaringan meristem terdapat pada ujung akar,
ujung batnag, dan kambium.Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan ada tiga macam yaitu meristem apikal,
meristem lateral dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan di ujung akar.
Meristem interkalar terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di pangkal luas batang rumput. Meristem
lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus.Fungsi utama sel sel meristematik adalah
mitosis. Bnetuk selnya tipis dan berdinding tipis dan tanpa vakuola. Jaringan meristem terletak pada ujung
kar danbatang. Mitosis pada jaringan meristem enghasilkan sel sel baru untuk pertumbuhan tanamannya.
Sel sel yang terbentuk melalui proses mitosis tersebut akan berdiferensiasi membentuk beberapa tipe
jaringan (Kimball, 2003: 113).
Disamping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang didasarkan pada asal-
usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang berkembang secara langsung dari sel bersifat
embrio dan gtetap bersifat embrio. Meristem sekunder adalah jaringaan yang berkembang dari jaringan
dewasa yang masih tetap dapat berdiferensiasi (Mulyani, 2006:84).

3.2 Jaringan epidernis


Menurut Joko Waluyo (2006: 77), jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang
meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang hingga daun. Epidermis biasanya hanya terdiri
ataas selaput sel yang pipih dan rapat. Pada epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan didalamnya
serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi
menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan spina. Epidermis seperti halnya kulit pada tubuh kita,
merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme organisme
patogenik. Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan,
bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan (Agrios, 1996). Ketebalan dan kekuatan
dinding bagian luar sel sel epidermis merupakan factor penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan
terhadap patogen tertentu (Aliah, 2015: 36).
Jaringan penguat merupakan jaringan mekanik yang berfungsi memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan
penguat tersusun atas dua jaringan penyususn jaringan penguat, yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berdinding tebal dan secara khusu dikembangkan di sudut
sudut sel. Jaringan kolenkim berfungsi memberi tunjangan mekanis bagi tumbuhan. Biasanya terdapat pada
tubuh tumbuhan yang tumbuh secraa cepat dan perlu diperkuat. Misalnya batang tumbuhan, tangkai daun,
tangkai daun bunga, dan ibu tulang daun (Kimball, 2003: 113). Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel
dengan dinding sekunder yang tebal. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat
dan biasanya juga sebagai pelindung. Sel sklerenki dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan
sklereid. Serabut sklerenkim berbentuk panjang, ramping, berujung runcing dan berdinding tipis yang
bersifat elastis. Sifat elastis ini berguna bagi tumbuhan untuk kembali pada posisi semula ketika tumbuhan
tersebut bergerak atau tertiup angin. Sklereid merupaan sel yang lebih pendek dibandingkan serabut
sklerenkim yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari hewan herbivora. Sklereid terdapat pada daun,
batang, buah dan biji (Waluyo, 2006: 81).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Xylem merpakan jaringan campuran
yang terssun atas beberapa tipe sel diantaranya ialah pembuluh xilem dan trakeid xilem. Pembuluh xylem
berdinding tebal dan memiliki pola berkas berkas spiral. Bila sudah berkembang semuanya pembuluh xylem
akan melart dan protoplasmanya mati. Sedangkan trakeid xylemtidak memiliki berkas spiral dan ujung
ujungnya meruncing. Ujung ujungnya ini berfungsi sebagai pentup dan saling berhubungan dengan noktah
noktah. Fungsi jaringan xylem adalah untuk mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun (Kimball, 2003:
113).
Floem merupakan jaringan yang kompleks. Floem berfungsi membawa makanan berupa zat organik
dari suatu bagian yang lain pada tumbuhan. Floem tersusun atas bulu tapis berupa elemen pipa yang
mempunyai lapisan yang rata ujungnya dan sel pengiring (Waluyo, 2006: 81).
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih bilateral,
berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki
struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan
sebaliknya (Papuangan, 2014: 287).
Epidermis berasal dari kata epi yang artinya luar atau tepi dan dari kata dermis yang artinya kulit atau
lapisan. Sehingga Epidermis dapat diartikan sebagai kulit terluar. Epidermis menutupi permukaan organ
daun, batang, dan akar muda.
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari jaringan protoderma dan
menutupi seluruh tubuh tumbuhan.
Jaringan epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel berbentuk empat persegi
panjang dan terdiri atas satu lapis sel. Epidermis memiliki vakuola yang besar dan terdapat di bagian tengah.
Vacuole ini berisi cairan sel yang berwarna (antosianin), namun terkadang tidak berwarna.
Lapisan epidermis tumbuhan terletak pada bagian luar organ yang dilapisinya. Pada dinding sel
epidermis tidak terjadi fotosintesis, karena tidak memiliki kloroplas.
Lapisan sel epidermis tersusun rapat sehingga tidak membentuk ruang antarsel (tidak berongga).
Pada jenis jenis tumbuhan tertentu, sel-sel epidermis dapat bermodifikasi atau terdiferensiasi
membentuk rambut, kelenjar, duri, atau serat.
Epidermis pada beberapa jenis tumbuhan juga menyekresikan lapisan lilin untuk mencegah penguapan
air yang berlebihan. Lapisan lilin disebut dengan kutikula yang berfungsi untuk mengurangi penguapan
tanaman.
Fungsi utama jaringan epidermis adalah melingdungi jaringan jaringan lain yang berada di bawahnya.
Sebagian sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat
epidermis, misalnya stomata dan trikomata.

3.3 Trikoma dan Stomata


Trikoma dan stomata merupakan derivat epidermis. Derivat epidermis adalah bentuk spesifik atau
struktur tambahan pada epidermis yang memiliki fungsi tertentu (Hidayat, 1995).
Menurut Sumardi (1992), derivat epidermis dapat berupa sel kipas, epidermis ganda dan litosis. Sel
kipas, litosis dan epidermis ganda ditemu kan pada tumbuhan monokotil dan sebagian kecil tumbuhan
dikotil, sedangkan trikoma dan stomata ditemukan pada sebahagian besar tumbuhan yang memiliki klorofil.
Trikoma adalah rambut-rambut yang tumbuh dari sel-sel epidermis dengan bentuk, susunan serta
fungsinya bervariasi (Sutrian, 1992). Trikoma biasanya muncul pada permukaan luar hampir seluruh organ
tumbuhan baik organ vegetatif seperti daun, cabang, daun pelindung dan akar maupun organ reproduksi
seperti sepal, petal, stamen, ginosium, biji dan buah (Werker, 2005 dan Adedeji et al., 2007).
Trikoma dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu trikoma non glandular yang tidak mempunyai
sekresi dan trikoma glandular yang mempunyai hasil sekresi (Werker, 2005).
Berdasarkan jumlah sel yang membangunnya, trikoma dapat dibedakan menjadi uniseluler dan
multiseluler. Trikoma uniseluler merupakan trikoma yang terdiri dari satu sel, sedangkan multiseluler
merupakan trikoma yang bersel banyak (Sutrian, 1992).
Selain trikoma, pada epidermis juga ditemukan stomata. Stomata merupakan turunan (hasil modifikasi)
dari jaringan epidermis yang terdapat pada daun. Stomata berbentuk lubang- lubang yang masing -masing
dibatasi oleh sel penutup (sel penjaga atau guard cell), yaitu sel sel epidermis yang telah mengalami
perubahan bentuk dan fungsi. Stomata berfungsi untuk proses respirasi atau pertukaran gas dan
fotosintesis.
Sel Penutup disebut juga sel penjaga atau Guard Cell. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang
bentuknya terlihat simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel- sel penutup merupakan sel- sel aktif (atau
sel hidup). Sel – sel penutup mengandung sejumlah kloroplas.
Sel Tetangga atau Subsidiary Cell merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di sekitar
sel- sel penutup. Sel- sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang secara khusus melangsungkan
fungsinya secara berasosiasi dengan sel sel penutup.
Ruang Udara Dalam atau Substomata Chamber merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan
berfungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi.
Berdasarkan pada letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Stomata
fanerofor Stomata kriptofor.
Stomata fanerofor adalah stomata yang sel- sel penutupnya terletak pada permukaan daun (stomata yang
menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air. Contoh stomata fanerofor adalah pada tumbuhan
hidrofit.
Stomata Kriptofor adalah stomata yang sel- sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan daun
(stomata yang tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Contoh stomata
kriptofor adalah pada tumbuhan xerofit. Stomata juga merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh
dua sel epidermis yang khusus, yakni sel penutup (Hidayat, 1995).
Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya.
Berdasarkan susunan sel epidermisnya, stomata dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe: tipe anomositik,
anisositik, parasitik, diasitik, aktinositik dan tipe siklositik (Evert, 2006). Berdasarkan letak stomata pada
permukaan daun, stomata dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu: tipe amfistomatik, hipostomatik dan
epi stomatik (Setjo dkk.,2004). Tipe trikoma dan stomata berperan penting dalam mengidentifikasi jenis
tumbuhan dan memahami hubungan antar species (Dasti, et al. 2003).
Selain itu sel khusus yang terdapat pada epidermis ini juga diperlukan untuk melengkapi data
taksonomi, sebagai dasar studi taksonomi dan evolusi (Fahn, 1991).
Berdasarkan penelitian Chmielewska dan Chernetsky (2004) dinyatakan bahwa delapan species
Kalanchoe (Crassulaceae) yang diamati didapatkan tipe trikoma yang berbeda pada masing-masing
speciesnya, seperti bentuk clavate (trikoma glandular) pada genus Kalanchoe yang hanya ditemukan pada
species K.gastonis-bonnieri.
Pengamatan Adedeji et al., (2007) melaporkan bahwa hanya species Solanum torvum pada genus
Solanum yang mempunyai trikoma bentuk non glandular stellate pada permukaan adaksial dan abaksial
daunnya. Untuk tipe stomata S. macrocarpon yaitu tipe anisositik dan anomositik sedangkan S. ningrum
stomata bertipe parasitik dan diasitik. Kelompok tumbuhan yang dikenal mempunyai trikoma dan stomata
adalah familia Labiatae. Hyptis merupakan salah satu genus dari familia Labiatae dengan jumlah species
350 (Tjitrosoepomo, 1994). H. capitata Jacq., H. suaveolens (L.) Poit. dan H. brevipes Poit. merupakan
species dari Hyptis yang ditemukan di Sumatera Barat (Indrayanti, 1992).
Ciri-ciri Hyptis di antaranya: tanaman berupa herba tegak, berumur pendek, batang bercabang banyak
dan sering berkayu pada bagian pangkalnya (Steenis, 2006). Dalam ilmu medis Hyptis dikenal sebagai
tanaman obat-obatan diantaranya antiseptik luka, kanker dan penyakit kulit. Selain itu juga digunakan
sebagai bumbu masak dan memperlancar air susu seperti H. suaveolens (L.) Poit., dan ada juga digunakan
sebagai air rebusan dalam per salinan seperti H. brevipes Poit. (Indrayanti, 1992).
Selain itu H. Suaveolens (L.) Poit. digunakan sebagai obat tradisional seperti penolak serangga,
antibakteri dan obat rematik. Kandungan kimia tanaman ini adalah minyak atsiri dengan komponen
utamanya monoterpen dan seskuiterpen (Nugroho, 1997).

3.4 Manfaat mempelajari derivat epidermis pada tanaman?


Manfaat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter anatomi derivat epidermis (stoma, trikoma, dan
kutikula) daun Glodokan dan Bambu yang terdedah debu PT Semen Baturaja dan hasil penelitian ini kelak dapat
dijadikan sebagai konten pembelajaran dalam upaya meningkatkan pembelajaran biologi di sekolah. Dan juga
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu sebagai tambahan materi pada pembelajaran Menganalisis data
dan Merumuskan gagasan pemecahan masalah mengenai Derivat Jaringan Epidermis.

IV. METODE
1. BAHAN DAN ALAT
2. CARA KERJA
V. HASIL

SISIPKAN GAMBAR JELASKAN BAGIAN-BAGIANNYA

VI. KESIMPULAN

VII. REFERENSI

1. Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Press


2. Kimball, John W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga. Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta:
3. Kanisius Papuangan, N., dkk. 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di
Ternate.
4. Jurnal Bioedukasi. 3(1): 287 Aliah, Nurul., dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun
Terhadap Serangan Jamur (Mycosphaerella Musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun
Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT. 3(1): 36
5. Starr, Cecie. Taggart, Ralph. Evers, Christine. Starr, Lisa, 2012, “Biologi Kesatuan dan Keragaman
Makhluk Hidup”, Edisi 12, Buku 1, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
6. Fatehiyah. Arumingtyas, Laras, Estri. Widyarti, Sri. Rahayu, Sri, 2011, “Biologi Molekular, Prinsip
Dasar Analisis”, PT Penerbit Erlangga Jakarta.
7. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri,1983, “Biologi”, Jilid 1, Edisi Kelima,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Kimballl, J.W., Siti Soetarmi Tjitro dan Nawangsari Sugiri. 1983, “Biologi”, Jilid 2, Edisi Kelima,
Erlangga, Jakarta.
9. Schlegel, H.G., 1994, “Mikrobiologi Umum”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
10. Hartanto, L.N., 2004, “Biologi Dasar”, Edisi Ketiga, Penerbit Penebar Swadaya, Yogyakarta.
11. Ardra.Biz, 2019, “ ==============”,
12. Ardra.Biz, 2019, “Sistem Jaringan Epidermis Tumbuhan, Pengertian Fungsi Ciri Contoh Soal Ujian
Epidermis Tumbuhan, Kulit terluar tumbuhan adalah, Yang menutupi permukaan organ tumbuhan
daun batang akar muda,
13. Ardra.Biz, 2019, “Asal jaringan epidermis, Pengertian protoderma, Fungsi protoderma, Vakuola
epidermis, Cairan pada vakuola eprdermis, Pengertian antosiain, Fungsi antosianin, Lapisan
epidermis tidak berronga, Epidermis tidak berklorofil, Derivat atau Diferensiasi Epidermis,
modifikasi jaringan epidermis,
14. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Derivat Epidermis, Pengertian modifikasi jaringan epidermis, Contoh
Derivat Epidermis, Contoh modifikasi jaringan epidermis, Contoh turunan epidermis tumbuhan,
Fungsi lapisan lilin, Fungsi kutikula, Pengertian kutikula,
15. Ardra.Biz, 2019, “Penjelasan jaringan epidermis, kutikula, Fungsi utama jaringan epidermis,
Diferensiasi jaringan epidermis, Contoh Diferensiasi jaringan epidermis,  Stomata Mulut Daun,
Stomata Mulut Daun Diferensiasi Epidermis, Stomata modifikasi dari epidermis, stomata turunan
dari epidermis, Pengertian stomata,
16. Ardra.Biz, 2019, “fungsi stomata, penjelasan stomata, fungsi sel penutup atau sel penjaga stomata,
pengertian dan fungsi guard cell stomata, Pengertian stomata, Fungsi stomata, Fungsi mulut daun,
Pengertian Sel Tetangga atau Subsidiary Cell, Fungsi  Sel Tetangga atau Subsidiary Cell, Fungsi
Ruang Udara Dalam atau Substomata Chamber,
17. Ardra.Biz, 2019, “Pengertian Ruang Udara Dalam atau Substomata Chamber, Jenis stomata,
Pengertian Stomata fanerofor, Pengertian Stomata kriptofor, Fungsi Stomata Fanerofor, Contoh
Stomata fanerofor, Fungsi Stomata Kriptofor, Contoh stomata kriptofor, Lentisel turunan epidermis,
Fungsi lentisel, Pengertian lentisel,
18. Ardra.Biz, 2019, “lentisel difeernsiasi epidermis, Rambut Akar derivate epidermis, Fungsi Rambut
akar, Bulu dan Duri modifikasi epidermis, fungsi bulu duri bunga mawar, Rambut Daun derivate
epidermis, Fungsi rambut daun, Trikomata derivate epidermis, pengertian trikomata,
19. Ardra.Biz, 2019, “fungsi trikomata, Trikomata diferensiasi epidermis, Jenis Trikomata,  Pengertian
dan fungsi papilla, Pengertian dan Fungsi papillae, Fungsi Trikomata, Fungsi trikomata pada tulang
daun dan batang, Fungsi trikomata pada bulu akar, Fungsi trikomata pada penyebaran biji,
20. Ardra.Biz, 2019, “Fungsi trikomata rambut- rambut penyengat (pneumatokist), fungsi
pneumatokist, Fungsi trikomata pada daun tembikar, Ciri- Ciri Epidermis, Fungsi Jaringan
Epidermis, Fungsi turunan epidermis, Fungsi derivative epidermis, Fungsi diferensiasi epidermis,
Contoh Soal Ujian Ciri Sistem dan Fungsi Jaringan Epidermis Tumbuhan,

Anda mungkin juga menyukai