Tradisional
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK : 3 ( TIGA )
NAMA : ANI HANDAYANI ( 2018 142 039 )
DINDA DWI RAHMAWATI ( 2018 142 027 )
KARLINA ( 2018 142 016 )
GRACE MARTAULY SAMOSIR ( 2018 142 020 )
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi rabbi, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini disusun sesederhana mungkin agar mampu dipahami oleh seluruh
pendidik Pendidikan Anak Usia Dini yang sangat beragam dan tersebar dengan tetap merujuk
pada kajian-kajian yang melandasinya.
Terima kasih saya sampaikan kepada Dosen dan pihak-pihak lain yang telah
berpartisipasi. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya nantikan kehadirannya
guna sempurnanya makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. Pada permainan ini pemain dituntut
untuk memegang biji secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di kotakkannya dengan
satu tangan. Selain itu, permainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial para
pemainnya. Inilah yang membedakan permainan tradisional dengan permainan modern. Pada
umumnya, mainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain,
Hal ini sangat berbeda dengan pola permainan modern. Kemampuan sosial anak tidak terlalu
dipentingkan dalam permainan modern ini, malah cenderung diabaikan karena pada
umumnya mainan modern berbentuk permainan individual di mana anak dapat bermain
sendiri tanpa kehadiran teman-temannya. Sekalipun dimainkan oleh dua anak, kemampuan
interaksi anak dengan temannya tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya sang anak terfokus pada
permainan yang ada di hadapannya. Mainan modern cenderung bersifat agresif, sehingga
tidak mustahil anak bersifat agresif karena pengaruh dari mainan ini. Meskipun permainan
tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa anak Indonesia di daerah-daerah
terpencil yang memainkan permainan ini di kota besar seperti surabaya, masih ada anak yang
bermain permainantradisional. Bahkan, permainan tradisional juga digunakan oleh para
psikolog sebagai terapi pengembangan kecerdasan anak.
Rumusan masalah
PEMBAHASAN
A. Permainan bekel
Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Di kalasenggang
atau saat pulang dari sekolah mereka biasanya memainkan bekel bersama-sama.Bekel
biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 – 10 tahun dengan jumlah pemain 2
sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetiti” atau bisa dipertandingkan dengan aturan-
aturan yang disepakati bersama.
Permainan yang keempat adalah lompat tali. Lompat tali ini bisa menggunakan karet atau
tali tambang. Kita bisa membuat tali sendiri dengan karet, caranya menyambungkan satu
persatu karet hingga panjang dan setelah itu diikat ujungnya dan karet tersebut bisa kita
gunakan untuk memainkan lompat tali. Permainan ini bisa dilakukan dua orang hingga lebih
dari sepuluh. Ada dua orang yang memegang tali agar tidak putus.
Tapi jika tidak ingin memegang tali maka kita bisa mengikatkan tali dengan pohon atau
apapun yang bisa untuk memegang tali ataupun karet. Cara bermainnya dimulai dari tali di
letakkan paling bawah lalu kita melompat. Jika tidak bisa melompat maka kita harus
menunggu giliran terakhir dan mengulang lompatan dari awal. Setelah itu tali diarahkan
sampai atas kepala dan kita harus melompat diatas tali. Yang menang boleh menyuruh yang
kalah untuk melakukan apa saja tetapi tidak boleh yang berat dan aneh~aneh.
C. Permainan Tradisional Congklak
Permainan berikutnya bernama congklak. Permainan ini juga telah dikenal oleh seluruh
wilayah dI Indonesia. Menggunakan biji congklak yang terbuat dari cangkang karang tapi ada
juga yang menggunakan batu, lalu menggunakan papan congklak yang berisi 16 lubang.
Permainan ini hanya bisa dilakukan oleh dua orang saja. Biji congklak berisi 98 buah dan
papan congklak ada yang terbuat dari plastik namun juga ada yang dari kayu.
Awal memainkan permainan ini dengan suit menentukan siapa yang jalan dulan, lalu jika
ada yang menang maka pemain harus mengambil semua biji dari salah satu lubang dan biji
tersebut diisi satu persatu ke lubang yang sudah ditentukan, dari kiri atau kanan. Hingga biji
habis dan setelah itu ambil lagi semua biji dari tempat terakhir biji diletakkan. Begitu
seterusnya hingga siapa yang mendapat biji paling banyak maka ia yang menjadi pemenang
Permainan ke dua belas bernama pletokkan. Ini hanya bisa ditemukan didaerah karena
saat ini sudah jarang yang memainkan pletokkan. Permainan ini terbuat dari bambu yang kuat
agar tidak gampang pecah. Setelah itu bambu dibagi menjadi dua kemudian buat peluru
menggunakan kertas yang dilitikan dan dibuat seperti bola. Kemudian tambahkan daun
pandan agar suaranya menjadi nyaring. Seteah semua bahan tersedia, lakukan penembakan ke
arah lahan kosong. Permainan Tradisional Engklek
Permainan yang kesepuluh bernama engklek. Permainan ini sampai sekarang masih
dilakukan dan seluruh wilayah Indonesia mengenal permainan ini, meskipun disetiap daerah
memiliki sebutan lain-lain. Engklek dimainkan oleh anak laki-laki dan juga perempuan. Bisa
dilakukan oleh dua orang saja dan maksimal lima orang, sebab untuk memainkannya harus
menunggu giliran dan jika banyak yang bermain maka akan lama menunggunya.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangandan kelemahannya. kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnyarujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalahini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Permainan tradisional anak Nusantara, Yulita risky. 2017. Jakarta timur. Badan
pengembangan dan pembinaan bahasa