Anda di halaman 1dari 10

Praktik Pembuatan Alat Permainan

Tradisional

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK : 3 ( TIGA )
NAMA : ANI HANDAYANI ( 2018 142 039 )
DINDA DWI RAHMAWATI ( 2018 142 027 )
KARLINA ( 2018 142 016 )
GRACE MARTAULY SAMOSIR ( 2018 142 020 )

KELAS / SEMESTER : 6A / ENAM ( IV )


MATA KULIAH : PERMAINAN TRADISIONAL
DOSEN PENGAMPUH : FATMA RIZKI INTAN,M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi rabbi, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Makalah ini disusun sesederhana mungkin agar mampu dipahami oleh seluruh
pendidik Pendidikan Anak Usia Dini yang sangat beragam dan tersebar dengan tetap merujuk
pada kajian-kajian yang melandasinya.

Makalah ini membahas tentang “Praktik Pembuatan Alat Permainan Tradisional“.


Pedoman-pedoman implementasi ini bersifat terbuka dan fleksibel, artinya sangat
memungkinkan pada penerapannya disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan budaya
setempat.

Terima kasih saya sampaikan kepada Dosen dan pihak-pihak lain yang telah
berpartisipasi. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya nantikan kehadirannya
guna sempurnanya makalah ini.

Palembang, Mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu,


anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah
bermain dengan permainan-permainan berbasis Teknologi yang berasal dari luar negeri dan
mulai meninggalkan mainan Tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, Permainan
tradisional perlahan-Lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit
dari Mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional. Permainan tradisional
sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-Anak. Selain tidak mengeluarkan banyak
biaya dan bias juga untuk menyehatkan Badan bias juga permainan tradisional adalah sebagai
olaragah karena semua Permainan mengunakan gerak badan yang ekstra, permainan
tradisional Sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak
Langsung, anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan,Kecerdasan,
dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Para Psikolog menilai bahwa
sesungguhnya mainan tradisional mampu membentuk Motorik anak, baik kasar maupun
halus. Salah satu permainan yang mampu Membentuk motorik anak adalah dakon.

Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. Pada permainan ini pemain dituntut
untuk memegang biji secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di kotakkannya dengan
satu tangan. Selain itu, permainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial para
pemainnya. Inilah yang membedakan permainan tradisional dengan permainan modern. Pada
umumnya, mainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain,
Hal ini sangat berbeda dengan pola permainan modern. Kemampuan sosial anak tidak terlalu
dipentingkan dalam permainan modern ini, malah cenderung diabaikan karena pada
umumnya mainan modern berbentuk permainan individual di mana anak dapat bermain
sendiri tanpa kehadiran teman-temannya. Sekalipun dimainkan oleh dua anak, kemampuan
interaksi anak dengan temannya tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya sang anak terfokus pada
permainan yang ada di hadapannya. Mainan modern cenderung bersifat agresif, sehingga
tidak mustahil anak bersifat agresif karena pengaruh dari mainan ini. Meskipun permainan
tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa anak Indonesia di daerah-daerah
terpencil yang memainkan permainan ini di kota besar seperti surabaya, masih ada anak yang
bermain permainantradisional. Bahkan, permainan tradisional juga digunakan oleh para
psikolog sebagai terapi pengembangan kecerdasan anak.

Rumusan masalah

1. Pengertian permainan Tradisional ?

2. Apa saja Jenis – jenis permainan Tradisional ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Permainan bekel

Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Di kalasenggang
atau saat pulang dari sekolah mereka biasanya memainkan bekel bersama-sama.Bekel
biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 – 10 tahun dengan jumlah pemain 2
sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetiti” atau bisa dipertandingkan dengan aturan-
aturan yang disepakati bersama.

1) Alat permainan bekel


a. Bola karet. Bola ini terbuat dari karet. Besarnya kira-kira seukuran bola pingpong atau
bola gol”. Bola ini biasanya berwarna-warni dengan moti” yangmenarik.
b. Biji bekel. Biji bekel ini ukurannya juga kecil. Biasanya terbuat dari kuninganyang
berjumlah 10 buah. Setiap bijinya terdapat muka yang berbeda.
2) Cara bermain
a. Permainan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan sebagai berikut%!emain
mengumpulkan sejumlah sejenis cangkang keong & tutup botol minumanringan di
lantai& dan bola di tangan pemain.
3) Melakukan pengambilan tanpa pengembalian biji bekel pada saat bola
bekeldilempar& lalu jatuh dan memantul& selanjutnya ditangkap.
4) Setelah bola bekel dilempar pemain mengambil satu biji bekel kemudian
segeramenangkap bola bekel sebelum jatuh untuk kedua kalinya.
5) Searah berulang& sampai biji bekel terambil semua dari lantai.
6) Bedanya& pada setiap lemparan dua biji bekelterambil& setelah habis dilanjutkan
dengan ( biji bekel& biji bekel& dst.
7) Kenyamakan posisi biji bekel dengan merubah posisi biji bekel satu-persatu pada saat
bola bekel dilempar& lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap.
8) Lakukan sampai habis biji bekel dilantai

B. Permainan Tradisional Lompat Tali

Permainan yang keempat adalah lompat tali. Lompat tali ini bisa menggunakan karet atau
tali tambang. Kita bisa membuat tali sendiri dengan karet, caranya menyambungkan satu
persatu karet hingga panjang dan setelah itu diikat ujungnya dan karet tersebut bisa kita
gunakan untuk memainkan lompat tali. Permainan ini bisa dilakukan dua orang hingga lebih
dari sepuluh. Ada dua orang yang memegang tali agar tidak putus.

Tapi jika tidak ingin memegang tali maka kita bisa mengikatkan tali dengan pohon atau
apapun yang bisa untuk memegang tali ataupun karet. Cara bermainnya dimulai dari tali di
letakkan paling bawah lalu kita melompat. Jika tidak bisa melompat maka kita harus
menunggu giliran terakhir dan mengulang lompatan dari awal. Setelah itu tali diarahkan
sampai atas kepala dan kita harus melompat diatas tali. Yang menang boleh menyuruh yang
kalah untuk melakukan apa saja tetapi tidak boleh yang berat dan aneh~aneh.
C. Permainan Tradisional Congklak

Permainan berikutnya bernama congklak. Permainan ini juga telah dikenal oleh seluruh
wilayah dI Indonesia. Menggunakan biji congklak yang terbuat dari cangkang karang tapi ada
juga yang menggunakan batu, lalu menggunakan papan congklak yang berisi 16 lubang.
Permainan ini hanya bisa dilakukan oleh dua orang saja. Biji congklak berisi 98 buah dan
papan congklak ada yang terbuat dari plastik namun juga ada yang dari kayu.

Awal memainkan permainan ini dengan suit menentukan siapa yang jalan dulan, lalu jika
ada yang menang maka pemain harus mengambil semua biji dari salah satu lubang dan biji
tersebut diisi satu persatu ke lubang yang sudah ditentukan, dari kiri atau kanan. Hingga biji
habis dan setelah itu ambil lagi semua biji dari tempat terakhir biji diletakkan. Begitu
seterusnya hingga siapa yang mendapat biji paling banyak maka ia yang menjadi pemenang

D. Perminan Tradisional Pletokkan

Permainan ke dua belas bernama pletokkan. Ini hanya bisa ditemukan didaerah karena
saat ini sudah jarang yang memainkan pletokkan. Permainan ini terbuat dari bambu yang kuat
agar tidak gampang pecah. Setelah itu bambu dibagi menjadi dua kemudian buat peluru
menggunakan kertas yang dilitikan dan dibuat seperti bola. Kemudian tambahkan daun
pandan agar suaranya menjadi nyaring. Seteah semua bahan tersedia, lakukan penembakan ke
arah lahan kosong. Permainan Tradisional Engklek

Permainan yang kesepuluh bernama engklek. Permainan ini sampai sekarang masih
dilakukan dan seluruh wilayah Indonesia mengenal permainan ini, meskipun disetiap daerah
memiliki sebutan lain-lain. Engklek dimainkan oleh anak laki-laki dan juga perempuan. Bisa
dilakukan oleh dua orang saja dan maksimal lima orang, sebab untuk memainkannya harus
menunggu giliran dan jika banyak yang bermain maka akan lama menunggunya.

Cara bermainnya dengan menggambar kotak-kotak di latar. Bermainnya dilapangan yang


terang agar mudah menggambar kotak-kotaknya. Ada sembilan kotak yang terdiri dari tiga
buah kotak horizontal, lalu disambung tiga kotak vertikal, setelah itu tambah satu kotak
diatasnya dan terakhir dua kotak dihorizontal. Satu persatu pemain melompati kotak tersebut
dari awal hingga terakhir. Melompatnya harus menggunakan satu kaki, jika kaki terjatuh
maka harus menaruh batu disalah satu kotak terakhir sebagai tanda untuk mengawali giliran
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan


semata. Namun permainan tradisional dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap anak,
dan juga ketrampil anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur.

Saran

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangandan kelemahannya. kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnyarujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalahini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Permainan tradisional anak Nusantara, Yulita risky. 2017. Jakarta timur. Badan
pengembangan dan pembinaan bahasa

Open library.telkom university.ac.id.jurnal permainan Tradisional

Anda mungkin juga menyukai