Pemeriksaan 3 TM 3
Pemeriksaan 3 TM 3
KELOMPOK TM 3 (1-4)
Abdi Ibrahim BC 201120032
Agung Laksana P BC 201120047
Agus Romdoni BC 201120044
Anto BC 201120022
Agenda
01 Pendahuluan
Memahami pengertian pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan
02 Pemaparan Pemeriksaan
Fokus kepada pemeriksaan untuk menguji kepatuhan dan
tujuan lain (khusus)
04 Penutup
Kesimpulan dan sesi tanya jawab.
PENDAHULUAN
PASAL 12 AYAT (1) UU KUP YANG MENYEBUTKAN “SETIAP WAJIB PAJAK WAJIB MEMBAYAR PAJAK YANG
TERUTANG SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN, DENGAN
TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA ADANYA SURAT KETETAPAN PAJAK.”
BERDASARKAN PASAL 12 AYAT 1 KUP, SISTEM INI LEBIH CENDERUNG MENITIKBERATKAN PADA PERAN
AKTIF WAJIB PAJAK DALAM PEMUNGUTAN PAJAK, ATAU LEBIH DIKENAL ” SYSTEM SELF ASSESSMENT “
DIMANA PERHITUNGAN, PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PERPAJAKAN DILAKUKAN SENDIRI OLEH WAJIB
PAJAK.
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan Pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
• Pasal 70 PMK
Tujuan Lain
No.184/PMK.03/2015
PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
Harus dilakukan
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang-Undang KUP.
Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dilakukan dengan
kriteria antara lain sebagai berikut:
a. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
b. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan;
d. pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
e. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
f. pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan neto;
g. pencocokan data dan/atau alat keterangan;
h. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
i. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
j. pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
k. penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas
perpajakan; dan/ atau
l. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.
JENIS PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
KANTOR LAPANGAN
JENIS PEMERIKSAAN
Susunan tim:
seorang supervisor, seorang ketua tim dan seorang atau lebih anggota pemeriksa.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan kantor dilaksanakan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan memanggil
KANTOR
Wajib Pajak datang ke sana sekaligus meminta Wajib Pajak untuk meminjamkan buku-
buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang bersangkutan dengan pemeriksaan
yang sedang berlangsung.
JENIS PEMERIKSAAN
*7 Hari
3 Hari
**Permohonan Quality
Assurance
Tanggapan Tertulis
Laporan Hasil LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan
Pemeriksaan hasil Pemeriksaan yang disusun oleh Pemeriksa Pajak.
1. Wajib Pajak atau wakilnya memenuhi panggilan pemeriksaan dan pemeriksaan dapat
diselesaikan dalam jangka waktu pemeriksaan.
Laporan Hasil Pemeriksaan dilakukan jika
Lanjutan..
PENYELESAIAN PEMERIKSAAN KANTOR
Permulaan secara terbuka dan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka tersebut
dihentikan karena Wajib Pajak meninggal dunia atau dihentikan karena tidak ditemukan
adanya bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan. Atau bisa juga jika pemeriksaan
bukti permulaan dilanjutkan dengan penyidikan namun penyidikannya dihentikan karena tidak
terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang
perpajakan (sesuai UU KUP Pasal 44A). Selain itu, diterbitkan LHP juga bisa terjadi jika
Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan
serta telah terdapat Putusan Pengadilan mengenai tindak pidana di bidang perpajakan.
6. Pemeriksaan Kantor yang ditangguhkan karena ditindaklanjuti dengan penyidikan sebagai
tindak lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan secara tertutup dan penyidikan tersebut dihentikan
karena karena tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak
pidana di bidang perpajakan (sesuai UU KUP Pasal 44A) atau dilanjutkan dengan penuntutan
serta telah terdapat Putusan Pengadilan mengenai tindak pidana di bidang perpajakan.
TAHAPAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
PEMBERITAHUAN PEMERIKSAAN
LAPANGAN TERHADAP WAJIB PAJAK
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN LAPANGAN