Anda di halaman 1dari 12

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini, potret identitas komunikasi masyarakat cyber Instagram
Indonesia begitu beragam, terbuka, dan multikultural. Potret ini dapat dilihat dari
penyampaian profil identitas mereka secara ekspresif, mengikuti global trend,
mengejar eksistensi dengan menampilkan segala tindakan tanpa memikirkan
resiko, dan ada yang sampai merubah serta melawan tatanan ideal profil identitas
komunikasi masyarakat cyber Instagram Indonesia yang selama ini sudah ada dan
dijalankan. Seperti potret identitas anak-anak muda yang tampil dengan pamer
“bad habit”, ibu-ibu berjilbab tampil bergoyang-goyang lipsync, beauty influencer
pria, mbak-mbak cantik rakus yang doyan makan banyak (mukbang), mas-mas
yang tampil seperti orang “idiot dan dungu”, ibu-ibu rambut merah pendek bertato
dengan petuah percintaan, calon presiden fake yang kontroversial, dan beragam
profil identitas lainnya.
Dulu, ketika awal kemunculan media Instagram, masyarakat cyber
Indonesia ini mencitrakan identitas mereka melalui postingan foto dan video
sesuai dengan hobi, kesenangan, dan profil mereka yang diadopsi dari kebiasaan-
kebiasaan dalam lingkup sosial dunia nyata. Mengingat salah satu kekuatan
Instagram adalah media visual dan audio visual sebagai sarana interaksi sosial
masyarakat dalam lingkup cyberspace. Sesuai dengan esensinya, mayoritas
masyarakat cyber Instagram Indonesia ketika awal menggunakan Instagram,
mereka menyampaikan identitas mereka dengan citra baik berdasarkan
standarisasi nilai-nilai yang diadopsi dari sistem masyarakat sosial Indonesia yang
disampaikan dalam postingan. Seperti menampilkan identitas subjective
dimension dan uscribed dimension dengan profil fisik, behavior, personality, dan
etika yang menunjukkan diri mereka cantik/tampan, menggunakan bahasa sesuai
dengan struktur, berpakaian dengan sebaik mungkin, dan lain sebagainya. Dalam
communication theory of identity (CTI) subjective dimension dan uscribed
dimension berinteraksi membentuk identitas dalam empat tingkatan yaitu
personal, enactment, relational, dan communal, yang dalam tingkatan-tingatan ini
bentuknya terdiri dari simbol, pakaian, ungkapan kata, dan lain sebagainya
(Littlejohn & Foss, 2011).

1
library.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Potret pergeseran identitas masyarakat cyber Instagram Indonesia inilah


yang sedang terjadi saat ini. Dulu mereka mengekspresikan identitas mereka
dengan profil bercitra “baik”, namun kini berubah menjadi lebih ekspresif,
ekstreme, dan penuh kontroversi demi menarik sebuah perhatihan khusus
kepadanya atau sebuah eksistensi identitas diri. Seperti konsep dasar manusia
yang diungkapkan oleh Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan bahwa
manusia hidup termotivasi memenuhi kebutuhan physiological, safety,
love/belonging, esteem, dan self-actualization (Rakhmat, 2009). Ketika kebutuhan
dasar manusia sudah terpenuhi, maka mereka akan mencari cara untuk memenuhi
kebutuhan satu level di atasnya, dan terus terjadi hingga pemenuhan dalam level
kebutuhan tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Maka dari sifat dasar inilah, mereka
sering melakukan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan dari sifat
manusiawinya tersebut.
Pertama kali masyarakat cyber Indonesia menggunakan Instagram sejak
drilis resmi sembilan tahun lalu. Konsep awal Instagram sendiri sebagai aplikasi
startup berbagi foto dan video dalam sarana sosial masyarakat cyber dengan vitur
filter, komentar, dan like. Semenjak April, tanggal 9, 2012 Instagram resmi
bergabung bersama facebook corp. Pencetusnya Kevin Systrom dan Mike Krieger
resmi melepaskan Instagram dengan saham dan tunai senilai $1 miliar. Seiring
berjalannya waktu, Instagram berkembang semakin pesat, maju, modern, praktis,
menjadi salah satu aplikasi favorit, dan mendapatkan popularitas global yang
sangat besar (Moon, Lee, Lee, Choi, & Sung, 2016). Begitupun penggunanya atau
masyarakat cyber Instagram, seiring kemajuan Instagram, mereka menggunakan
dan memanfaatkan media ini semakin ekspresif dan antusias. Mereka yang
berlatar belakangkan berbeda suku, ras, budaya, agama, dan pemikiran
dipertemukan, difasilitasi, dan diberikan sarana oleh Instagram untuk melakukan
interaksi, sharing and caring, antara user dengan user lainnya yang pada akhirnya
membentuk cyber culture Instagram yang bersifat global (Gomez-Diago, 2012)
Globalisasi dalam cyber culture inilah salah satu faktor yang membuat
identitas komunikasi masyarakat cyber Instagram menjadi lebih ekspresif,
multikultural, dan beragam. Tak jarang mereka mulai meninggalkan budaya serta
identitas mereka, untuk mengadopsi budaya asing yang sedang trend dan
library.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

berkembang. Kondisi ini sama seperti yang dialami oleh masyarakat cyber
Instagram Indonesia saat ini. Seperti yang sudah dijelaskan diparagraf pertama,
bahwa identitas komunikasi mereka mengalami perubahan. Hal inilah yang
dinamakan “pergeseran identitas”, sebuah perubahan identitas masyarakat yang
terjadi karena determinisme teknologi. Sedangkan komunikasi tentang identitas
(CTI) menyatakan bahwa seseorang mengartikulasikan berbagai tingkatkan proses
pembentukan identitas, termasuk persepsi pribadi tentang diri, sosial interaksi
dalam hubungan, dan sense kolektif diri dalam komunitas (Shin & Hecht, 2017).
Sehingga kondisi di atas menyudutkan dalam perspektif pergeseran identitas.
Seperti riset yang telah dilakukan oleh Brita Ytre-Arne dengan judul
“Media Use in Changing Everyday Life: How Biographical Disruption Could
Destabilize Media Repertoires and Public Connection” menunjukkan penggunaan
sebuah media mempengaruhi situasi perubahan dalam kehidupan sehari-hari.
Brita mengungkapkan temuan dengan menunjukkan penggunaan smartphone
merupakan kunci untuk reorientasi orang dalam periode sebuah perubahan dalam
kehidupan sehari-hari (Ytre-Arne, 2019). Dari hasil riset tersebut nampak terjadi
sebuah pergeseran dalam kehidupan sehari karena adanya media.
Terkait dengan pergeseran identitas masyarakat cyber Instagram
Indonesia, ada satu orang yang cukup berpengaruh dan membuat pergeseran
identitas komunikasi masyarakat cyber Instagram Indonesia semakin luas dan
menyebar. Aktor tersebut ialah Mimi Peri Rapunzele. Mimi Peri sendiri
merupakan selebgram Indonesia dengan julukan “bidadari kayangan” yang mana
identitas ini di create dan dimunculkan oleh Ahmad Jaelani. Mimi Peri tampil
membawa dengan identitas personal, enactment, relational, dan communal, yang
tidak sesuai dengan identitas ideal masyarakat cyber Indonesia pada umumnya.
Berangkat sebagai masyarakat cyber biasa yang mengkomunikasikan identitasnya
dalam Instagram, Mimi Peri berhasil membawa pengaruh dikalangan masyarakat
cyber Instagram. Dulu awalnya ketika dia mengkomuikasikan identitasnya
tersebut di Instagram, mendatangkan penerimaan yang bersifat pro dan kontra
terkait identitas komunikasinya tersebut. Namun seiring berjalannya waktu pro
dan kontra tersebut membawa keuntungan dan kerugian. Keuntungannya yaitu
bagi Mimi Peri berhasil mengubah nasib hidupnya berhasil menjadi selebgram
library.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

(mendapat endorse, terkenal, dan banyak memiliki fans). Kerugiannya adalah


memunculkan dan memotivasi masyarakat cyber lainnya untuk menyampaikan
identitas komunikasi dengan hal yang serupa, sehingga menjadikan pergeseran
masyarakat cyber Instagram Indonesia semakin luas dan familiar.
Identitas yang dikomunikasikan oleh Mimi Peri dalam Instagram berupa
postingan foto dan video yang berisikan pesan terkait aspirasi identitas
komunikasiya, seperti kebanyakan konten yang menampilkan identitas personal
dengan identitas gender queer; Menampilkan identitas enactment dengan pakaian,
bahasa, behavior yang sedemikian rupa; Menampilkan identitas relational sebagai
seorang selebgram banci norak; Dan menampilkan identitas communal sebagai
penghibur drag queen dekil kampungan merupakan sebuah tampilan baru bagi
masyarakat cyber Instagram Indonesia. Ketika Mimi Peri menyampaikan identitas
komunikasinya tersebut tentu tidak terjadi begitu saja. Namun ada tahapan
negosiasi identitas yang menjadi latar belakang penerimaan kreatifitas identitas
Mimi Peri dikalangan masyarakat cyber Indonesia. Negosiasi identitas tersebut
terjadi pada setiap layer dalam pergeseran identitas Mimi Peri. Negosiasi identitas
sendiri merupakan pertukaran dalam interaksi antar individu. Dalam prosesnya
individu mendefinisikan, memaksakan, menantang, mengubah serta mendukung
citra diri yang diinginkan terhadap orang lain atau mereka sendiri dalam satu
kondisi antarbudaya (Ting-Toomey, 2016). Negosiasi identitas Mimi Peri dalam
Instagram terjadi dalam identitas personal, identitas enactment, identitas
relational, dan identitas communal.
Identitas personal dapat dipahami ketika memikirkan konsep diri, citra
diri, atau harga diri. Banyak karakteristik dalam identitas personal seperti usia,
jenis kelamin, dan etnis merupakan bagian identitas personal (Shin & Hecht,
2017), Identitas enactment sebagai identitas yang diekspresikan atau disampaikan
melalui komunikasi dan perilaku sosial, penjulukkan identitas enactment
dikembangkan dan dipertahankan melalui komunikasi dan interaksi sosial (Shin &
Hecht, 2017). Identitas relational dikonseptualisasikan oleh peran seseorang
dalam hubungan. Identitas relational terbentuk oleh hubungan tertentu yang
dimiliki dengan orang lain dan yang mana hubungan ini menjadi sense of
relational identity, seperti mengembangkan identitas seorang pasangan dalam
library.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

hubungan romantis, sebagai sahabat dalam persahabatan (Shin & Hecht, 2017).
Sedangkan identitas communal mengacu pada identitas kolektif yang dibuat dan
dibagikan oleh sekelompok orang dalam komunitas. Identitas dalam communal
layer didasarkan pada perjanjian sosial dan budaya tentang “siapa kita” dalam
masyarakat. Identitas communal mendefinisikan seseorang dengan jenis kelamin,
ras, atau etnis tertentu, untuk beberapa nama, secara sosial makna yang
dikonstruksikan dan itu dapat mengarah pada pengelompokan dan stereotip
individu dalam hal karakteristik pribadi mereka (Shin & Hecht, 2017).
Dari melakukan sebuah negosiasi identitas Mimi Peri dalam Instagram,
persoalan ini membawa impact terhadap sikap penerimaan masyarakat cyber
Instagram Indonesia sebagai konsumen kreatifitas identitas Mimi Peri di
Instagram. Sikapnya cenderung hegemoni, negosiasi, atau bahkan oposisi itu
tergantung dengan masing-masing background atau latar belakang personal
masyarakat cyber Instagram. Sesuai dengan konsep teori reception Stuart Hall
yang menyatakan bahwa pemaknaan pesan itu bergantung pada latar belakang
budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri. Dalam konsep ini makna
suatu teks bukan melekat terhadap teks tersebut, melainkan dibentuk dalam suatu
hubungan antara teks dengan pembaca (Hall, 2001).
Dari potret permasalahan pergeseran identitas komunikasi masyarakat
cyber Instagram Indonesia, yang salah satunya dikomunikasikan oleh Mimi Peri
di Instagram, melalui proses negosiasi identitas dan penerimaan identitas antara
dengan masyarakat cyber Instagram, maka hubungannya dengan penelitian ini
akan dilakukan pembahasan secara mendalam, menggunakan analisis isi kualitatif
yang berfokus pada analisis dokumentasi (level teks) dan wawancara mendalam
(level konteks) pada Instagram Mimi Peri dan kepada beberapa partisipan yang
tahu dan menjadi follower-nya di Instagram. Analisis isi kualitatif yang lebih
mendalam dan detail diperlukan untuk memahami produk isi media dan mampu
menghubungkan nya dengan konteks sosial atau realita (Kriyantono, 2009).
Analsis isi kualitatif diaplikasikan dalam penelitian ini untuk menjelaskan
bagaimana identitas Mimi Peri di Instagram beserta sikap penerimaan masyarakat
cyber Instagram Indonesia terhadap identitas Mimi Peri tersebut sebagai salah
satu potret perubahan dan pergeseran identitas masyarakat cyber Instagram
library.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

Indonesia yang terjadi saat ini. Selain itu dalam mengungkapkan potret pergeseran
identitas dari Instagram Mimi Peri, penelitian ini akan menggunakan trianggulasi
sumber sebagai validitas data.

B. Kebaruan Penelitian
Kebaruan dalam penelitian ini ditinjau dari segi teori, objek penelitian,
metode, serta kajian penelitian. Dimana communication theory of identity (CTI)
sebagai grand theory digunakan untuk mengamati dan melihat pergeseran
identitas komunikasi masyarakat cyber Instagram Indonesia yang terjadi saat ini,
melalui Instagram Mimi Peri sebagai salah satu aktor dan objek penelitian, dengan
menggunakan metode analisis isi kualitatif (analisis dokumentasi dan wawancara
mendalam). Dalam mengamati pergeseran identitas komunikasi pada Instagram
Mimi Peri, teori identity negotiation theory (INT) dan teori reception digunakan
sebagai teori pendukung untuk melihat pergeseran identitas masyarakat cyber
Instagram Indonesia dari sudut pandang penerima pesan oleh masyarakat cyber
atau follower Instagram Mimi Peri. Berikut ini hasil temuan beberapa riset
sebelumnya terkait yang membahas persoalan identias komunikasi, pergeseran
masyarakat, dan riset-riset yang serupa bahan pembanding dan landasan
pemikiran untuk menyajikan kebaruan dalam penelitian ini.
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Intisari

(Hecht, et Looking Through Artikel ini menjelaskan tentas studi


al., 2002) Northern Exposure eksplorasi identitas Yahudi Amerika dari
at Jewish perspektif teori komunikasi identitas. Enam
American Identity episode acara tv yang dianalisis, Northern
and the Exposure, untuk representasi identitas
Communication Yahudi Amerika mereka. Selanjutnya,
Theory of Identity tayangan tersebut diedit berdasarkan segmen
video yang mencerminkan tema-tema dan
diperlihatkan kepada 26 orang Yahudi-
Amerika untuk memperoleh persepsi mereka
tentang ekspresi identitas communal Yahudi.
Studi ini awalnya berfokus pada representasi
communal dari identitas berbasis kelompok
dan tunduk pada representasi yang
library.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

menembus tingkat identitas individu,


interaksional, dan relasional.

(Rodrigue Negotiation of Artikel ini menjelaskan tentang analisis


z, 2018) Sexual Identity in autoethnography yang mengeksplorasi
Gay On-Air Talent negosiasi identitas dalam kepribadian media
on-air di Texas Barat dengan menambahkan
on West Texas
pengalaman pribadi penulis dengan
Radio and pengalaman lima orang gay radio/ televisi
Telivision Media yang disiarkan secara langsung. Dengan
menggunakan komunikasi teori identitas,
hasil penelitian menunjukkan konflik antara
personal layer dan communal layer,
relational layer dan communal layer, serta
enactment layer dengan semua layers
lainnya. Strategi yang digunakan untuk
membantu mengarahkan konflik-konflik ini
termasuk penggunaan norma-norma
maskulinitas hegemonik, pemantauan diri,
dan asimilasi.
(Jung & Elaborating The Secara garis besar artikel ini membahas
Hecht, Communication kesenjangan identitas dalam memahami
2004) Theory of Identity: interpretasi diri dan kesenjangan antara
Identity Gaps and pribadi dengan relational frames, serta antara
Communication pribadi dengan enacted identities dalam
Outcomes penelitian. Hasil penelitian menunjukkan,
sebagaimana hipotesis signifikan kolerasi
negatif dalam pengamatan antara
kesenjangan identitas dan hasil tiga
komunikasi. Kesimpulannya adalah
mendukung teori dan menyarankan fungsi
kesenjangan identitas sebagai makna untuk
memahami aturan identitas dalam hubungan
bersosial.

(Hajek, Distinguished…or Artikel ini didasarkan pada wawancara semi-


2017) Dissonant: Gay terstruktur dan analisis tematik dari cerita 40
Male Midlife pria gay paruh baya awal tentang percakapan
mereka dengan pria gay yang lebih muda.
Identity as
Memanfaatkan teori komunikasi identitas
Emergent in (CTI) sebagai kerangka kerja kepekaan,
Intergeneratio-nal terbuka dan aksial coding mengungkapkan
Comunication with tiga tema menyeluruh: perspektif bergeser
Younger Gay Men pada identitas gay, berevolusi kinerja
identitas gay, dan perselisihan dengan
harapan budaya gay. Temuannya
library.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

berkontribusi pada pemahaman yang luas


tentang bagaimana pria gay mengalami usia
paruh baya, dan ini
dibahas dalam terang konsep kunci CTI.

(Faulkner The Negotiation of Artikel ini menyajikan masalah yang fokus


& Hecht, Closetable pada identitas closetable lesbian, gay,
2011) Identities: A biseksual, transgender, queer (LGBTQ)
Yahudi Amerika melalui penggunaan narasi
Narrative Analysis
identitas. Tiga puluh satu orang berpartisipasi
of Lesbian, Gay, dalam wawancara naratif tentang keputusan
Bisexual, negosiasi identitas mereka. Teori komunikasi
Transgendered identitas membingkai pertanyaan dengan
Queer Jewish menunjukkan bagaimana interpenetrasi
Identity lapisan identitas dan elemen kritis
menciptakan perubahan dan konflik dalam
kehidupan peserta yang mengharuskan
negosiasi identitas LGBTQ Yahudi mereka.
Analisis mengungkapkan konflik terkait
dengan persepsi diri, pengalaman, persepsi
orang lain, dan diberlakukannya LGBTQ dan
Yahudi, banyak di antaranya berkisar pada
masalah alienasi. Potensi untuk celah
identitas muncul dan menghasilkan hasil
yang sebagian besar negatif pernah ada
dalam kehidupan mereka ketika mereka
mencari komunitas yang mendukung untuk
satu atau kedua elemen identitas. Studi ini
memiliki implikasi untuk dukungan individu
dan komunitas dari banyak dan stigma
identitas.
Yesi Identitas Dalam penelitian ini bermetode kualitatif
Yonefendi Komunikasi dengan pendekatan studi kasus. Betujuan
(2019) Masyarakat Pasca untuk mengidentifikasi identitas kultural
Konflik (Studi dengan identitas personal warga keturunan
Kasus Kelompok Madura dalam Kota Sampit. Menggunakan
Masyarakat teori Communication Theory of Identity
Keturunan Madura (CTI) dengan Face Negotiation Theory
di Kota Sampit (FNT). Hasilnya adalah identitas kultural
Pasca Konflik warga Madura pasca konflik terjadi
Antar Etnis Tahun pergeseran dalam aspek pakaian, bahasa,
2011) tradisi, serta kesenian.

Annisa Gender Fluid dan Penelitian ini membahas gender sebagai


Anindya Identitas identitas yang semakin mencair dalam media
(2016) Androgini dalam sosial. Praktek nyatanya berupa identitas
gender sebagai salah satu simbol dalam
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

Media Sosial memahami atribut maskulinitas dan feminitas


seseorang mulai ditampilkan dengan cara
yang berbeda. Fenomena pria mulai
kehilangan identitas maskulinitas karena
mengenakan atribut wanita, sering kali
ditemukan dalam media sosial dan
interaksinya. Media sebagai sumber
informasi, korelasi, continuity, hiburan, dan
mobilisasi disadari atau tidak telah
membentuk perspektif baru dalam
menggambarkan identitas gender. Identitas
yang ditampilkan pada media sosial tidak
lagi harus menyesuaikan stereotip umum
yang berlaku di tengah masyarakat. Dalam
kenyataannya, identitas gender semakin lama
semakin mencair.
(Marnita, Pergeseran Bahasa Penelitian ini menggunakan framework of
2011) dan Identitas Hymes (1964) sociolinguistic ethnography
dalam Masyarakat dan teori dominan Fishmans (1970) dengan
tujuan mengetahui penggunaan bahasa dan
Minangkabau
tatakrama bahasa Minangkabau dalam
Kota: Studi Kasus masyarakat minangkabau di Kota Padang.
di Kota Padang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan penggunaan bahasa
diantara kelompok adoloscents dengan
teenagers. Kelompok adoloscents lebih
menggunakan bahasa Indonesia
dibandingkan teenagers. Dalam hasil
tersebut menunnjukkan terjadinya pergeseran
bahasa dari bahasa Minang ke bahasa
Indonesia. Sikap positif masyarakat terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa orang
terdidik telah memotivasi sebagian besar
keluarga muda di Padang untuk memilih
bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama
anak-anak mereka. Gengsi bahasa Indonesia
nonformal Jakartan telah menarik minat
kaum muda untuk menggunakan variasi
bahasa ini dalam interaksi sosial mereka.
(Yuslia, Persepsi Riset ini menggunakan teori persepsi sebagai
2018) Mahasiswa Pada grand theory untuk mengamati identitas
Identitas Waria di waria Mimi Peri dalam New Media.
Mengambil sudut pandang persepsi
Akun Instagram
mahasiswa pascasarjana jurusan hukum
@mimi.peri islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sebagai Produk dengan menggunakan metode deskriptif
New Media kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persepsi mahasiswa pascasarjana
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

jurusan hukum islam yang menjadi partisipan


dalam penelitian, bahwa identitas Mimi Peri
merupakan seorang waria, yang mana ada
dua persepsi tentang identitas waria Mimi
Peri, satu sisi menyebutkan identitas waria
Mimi Peri datang dalam dirinya, dan persepsi
lain Mimi Peri mengubah identitasnya
menjadi waria untuk mencari keuntungan di
media sosial.
(Handono, Gaya Bahasa Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
2018) Komentar dalam deskriptif dengan teknik pengumpulan data
Akun Instagram teknik dokumen pada komentar instagram
Mimi Peri, dengan fokus pengamatan kata-
Mimi Peri
kata, frasa, kalimat yang mencerminkan
Rapunchelle bahasa kiasan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa gaya bahasa dalam komentar
Instagram Mimi Peri didominasi oleh
sarkasme sebanyak 29,5%, disusul oleh satire
sebanyak 14,5%, eponim 13,5%, smile
12,5%, antifrasis 8%, alusi 6%, sinekdoke
2%, sinisme 2%, innuendo 1,5%, ironi 1,5%,
hipalase 0,5%, paranomasia 0,5%. Yang
mana banyak warganet yang merasa tidak
suka dengan postingan Mimi Peri, hal ini
ditunjukkan dengan bahasa kasar dan
bermakna negative, misalnya celaan, cacian,
makian, dan hinaan.
(Natalia, Lahirnya Identitas Penelitian ini menggunakan teori komunikasi
2019) Baru: Pergeseran antarbudaya, budaya organisasi, konsep
Budaya Melalui dirim dan identitas untuk mengamati
pergeseran budaya yang dialami karyawan
Interaksi pada
difabel tuli yang bekerja di Samakta Guest
Karyawan Difabel House dalam membentuk identitas baru pada
Samakta Guest diri karyawan tersebut. Menggunakan
House metode kualitatif diskriptif dengan
pengumpulan data melalui wawancara
mendalam kepada empat narasumber. Hasil
penelitian menunjukkan karyawan difabel
tuli (subjek penelitian) memiliki identitas
serta budaya khas. Budaya organisasi dan
proses interaksi membuat karyawan difabel
tuli lebih berkembang serta menemukan
sosok baru dalam dirinya.
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

C. Rumusan Masalah
Merefleksi permasalahan pada latar belakang di atas, ada dua rumusan
masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini:
1. Bagaimana identitas komunikasi Mimi Peri di Instagram?
2. Bagaimana penerimaan followers Instagram Mimi Peri terkait dengan identitas
komunikasi Mimi Peri di Instagram?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini, secara garis besar dan terbuka untuk
menggambarkan salah satu potret permasalahan pergeseran identitas yang terjadi
dalam masyarakat cyber saat ini. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui permasalahan sebagai berikut:
1. Mengungkapkan potret pergeseran identitas komunikasi yang terjadi dalam
Instagram Mimi Peri yang berpengaruh terhadap masyarkat cyber Instagram
Indonesia lainnya.
2. Menyajikan identitas komunikasi yang disampaikan oleh selebgram Mimi Peri
di Instagram dalam level teks (dokumen) dan level konteks (wawancara
mendalam) dengan menggunakan analisi isi kualitatif.
3. Menjabarkan sikap penerimaan masyarakat cyber Instagram Indonesia terkait
dengan identitas komunikasi Mimi Peri di Instagram yang bersifat menggeser
tatanan ideal masyarakat cyber Instagram Indonesia.
4. Mengetahui latar belakang masyarakat cyber Instagram Indonesia dalam
menerima identitas Mimi Peri di Instagram.

E. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis dan teroritis
sebagai berikut:
1. Bagi pengguna Instagram, memberikan pembelajaran dalam bersikap dan
bertindak bijak ketika ingin menyampaikan identitas komunikasi mereka.
2. Bagi pengguna Instagram, memberikan pembelajaran terkait perilaku dan
tindakan ketika menjadi seorang masyarakat cyber Indonesia yang baik, ideal,
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

memiliki identitas komunikasi dengan etika luhur, noma-norma berdasarkan


Pancasila.
3. Bagi pemerintah, memberikan gambaran potret pergeseran identitas yang
sedang terjadi dikalangan masyarakat cyber Instagram Indonesia saat ini.
Dimana pergeseran identitas lebih variatif, beragam, dan ekspresif.
4. Bagi bidang ilmu komunikasi dapat memberikan variasi tambahan
pembahasan kajian tentang teori CTI, teori negosiasi identitas, dan teori
penerimaan.

Anda mungkin juga menyukai