Fix Proposal
Fix Proposal
OLEH:
2320192140
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 4
i
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan untuk menambah pemahaman, kemauan dan kesanggupan hidup sehat bagi
semua individu agar tercipta derajat kesehatan yang maksimal, yang dapat digunakan
sebagai modal untuk pembangunan sumber daya manusia yang berguna secara sosial
program dan sektor serta upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode
diperlukan. Namun penduduk dapat menjadi sebuah aset ataupun beban. Hal ini ini
karena jumlah penduduk yang terlampau besar tanpa disertai kualitas sumber daya
yang baik dapat menjadi beban dalam sebuah pembangunan negara. Oleh sebab itu,
angka total kelahiran harus menjadi sasaran strategis yang perlu untuk diperhatian.
Angka kelahiran yang secara signifikan terus meningkat setiap tahunnya serta
Jumlah penduduk dunia menurut United Nations (2019) mencapai 7,7 M jiwa
dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia sendiri menempati
urutan ke empat dengan jumlah populasi jiwa terbanyak di dunia dengan persentase
3.53% dari penduduk dunia sedangkan China sebesar 18.4%, India 17.8% dan
1
Amerika 4.37%. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol menyebabkan tidak
pada tahun 2018 sebanyak 265 ribu jiwa dengan laju pertumbuhan sebanyak 1,33%.
Angka tersebut lebih tinggi sekitar 1,2% atau bertambah sebanyak 3.186.000 jiwa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2019) Provinsi yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak adalah provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebanyak
48.037.600 jiwa atau sekitar 18,3% dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia.
Provinsi yang berada di urutan kedua sebagai provinsi dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Jawa Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 39.293.000 jiwa.
Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 34.257.900 jiwa ini
berada di urutan ketiga sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di
Indonesia.
Provinsi Gorontalo sendiri memiliki jumlah penduduk berkisar antara 1,1 juta
jiwa yang tersebar ke lima Kabupaten dan satu Kota. Pada Kab. Boalemo jumlah
penduduk sekitar 158.333 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,81%, Kab.
Gorontalo 374.923 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0,55%, Kab. Pohuwato
153.991 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,40%, Kab. Bone Bolango
157.186 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,25%, Kab. Gorontalo Utara
112.975 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,03% dan Kota Gorontalo 210.782
2
Upaya untuk mengatasi ledakan jumlah penduduk yang semakin meningkat
jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dengan mengendalikan tiga variabel utama
yaitu kelahiran, kematian dan imigrasi. Langkah yang diambil pemerintah untuk
Salah satu program yang dibuat oleh pemerintah untuk menekan atau
Keluarga Berencana (KB) dimana program ini merupakan usaha untuk menjarangkan
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen yang terbagi atas dua yaitu hormonal
hormonal terbagi menjadi kontrasepsi modern jenis suntik, pil dan susuk (Zuraidah,
hormonal. Kontrasepsi hormonal dipilih karena lebih praktis, efektif dan tidak
3
kontrasepsi suntik berjumlah 37.36% (BKKBN, 2017). Pada Kab. Gorontalo
pengguna kontrasepsi hormonal suntik 27.419 jiwa. Menurut data yang diperoleh di
Puskesmas Kota Barat (2019) penggunaan kontrasepsi hormonal suntik pada tahun
wanita usia subur lebih memilih menggunakan KB suntik bila dibandingkan dengan
karena kerjanya efektif, aman, pemakainya praktis, dan harga relatif murah (Fafelia
dkk, 2018).
metabolisme gula (Sari dan Mustika, 2015). Perlawanan kerja insulin menyebabkan
kerja pankreas semakin berat untuk memproduksi insulin. Semakin lama, pankreas
menjadi tidak berfungsi secara optimal dan berdampak pada peningkatan kadar
Kadar glukosa darah yang tinggi merupakan suatu indikator dalam diagnosis
merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
peningkatan glukosa darah di atas nilai normal (Fafelia dkk, 2018). Diabetes melitus
4
juga termasuk dalam kelainan endokrin yang sangat banyak dijumpai. Terdapat
banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini, salah satunya yaitu pengaruh
hormon yang dapat menyebabkan terganggunya kerja dari hormon insulin (Nurpalah
dkk, 2017)
Umumnya tubuh secara alami dapat menetralisir kadar glukosa yang tinggi di
dalam darah, namun apabila kadar glukosa darah terus meningkat dalam kurun waktu
yang lama maka ginjal tidak dapat menetralisir hal tersebut. Sehingga kadar glukosa
darah yang berlebihan di dalam tubuh di keluarkan melalui urin, hal ini menyebabkan
urin menjadi manis atau yang biasa di sebut dengan kencing manis. Penggunaan
kontrasepsi hormonal suntik apabila terus digunakan dalam kurun waktu yang lama
global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014,
dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia telah
meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5%
pada populasi orang dewasa. Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah
penderita diabetes terbanyak di dunia yaitu sebanyak 8,4 juta jiwa yang disusul oleh
negara India yang berkisar antara 31,7 juta, negara Cina 20,8 juta dan negara
berada pada Provinsi DKI Jakarta yaitu sebanyak 3,4% kemudian di susul oleh DI
Yogyakarta dan Kalimantan Timur yang berkisar antara 3,1% Sulawesi Utara yaitu
5
sebesar 3,0% sedangkan Gorontalo berada pada urutan ke enam dengan prevelensi
banyak dijumpai. Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi
dokter sebesar 1.5% dan diabetes melitus yang terdiagnosis dokter melalui gejala
sebesar 2.8%. Prevalensi diabetes tertinggi terdapat di Kota Gorontalo sebesar 2.4%
(BPS, 2019). Di Puskemas Kota Barat jumlah pasien DM yang tercatat pada tahun
2016 yaitu 46 jiwa, tahun 2017 sebanyak 111 jiwa, 2018 berjumlah 110 jiwa dan
pada tahun 2019 berjumlah 125 jiwa (Adam dan Mansyur, 2019).
masalah dari peneliti adalah: apakah terdapat hubungan antara kadar gula darah
6
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Barat
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk terus
7
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Peneliti
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berkerja untuk mencegah spermatozoid atau sel sperma untuk dapat membuahi sel
telur ataupun menghalangi sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma untuk
Jenis kontrsepsi ini berlangsung secara rutin setiap satu bulan sekalai ataupun tiga
bulan sekali, tergantung dari jenis kontrasepsi suntik yang dipilih oleh pemakai.
disuntikan setiap 8 minggu sekali pada 6 bulan awal dan selanjutnya disuntikan
9
2. Jenis-Jenis Kontrasepsi Suntik
a. Suntik Kombinasi
Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Arum dan Sujiati, 2011).
b. Suntik Progestin
yang berada dalam umur produktif, proses untuk ubuh kembali lebih lambat
a. Suntikan Kombinasi
1) Menekan ovulasi
sperma terhambat.
10
3) Menyebabkan perubahan pada atfori sehingga pelekatan embrio pada
b. Suntikan Progestin
2) Membuat selaput lendir pada bagian rahim menjadi tipis dan mengalami
a) Suntikan Kombinasi
pada bagian dalam otot tubuh, penggunakan akan diminta datang setiap 4
minggu. Suntikan dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan resiko akan terjadi
gangguan pendarahan, selain itu juga dapat diberikan 7 hari lebih lama dari
jadwal dengan syarat diyakini bahwa ibu tidak dalam keadaan mengandung.
Penggunaan kontrasepsi lain dilarang selama 7 hari (Arum dan Sujiati, 2011).
b) Suntikan Progestin
menyuntikan pada bagian dalam otot tubuh yang berada pada daerah pantat.
Jika suntikan diberikan terlalu dangkal maka kerja dari kontrasepsi ini tidak
11
akan efektifitas hal ini karena penyerapan dari kontrasepsi suntik terjadi
secara lambat. Injeksi akan diberikan setiap 90 hari (Arum dan Sujiati, 2011).
4) Tidak mempengaruhi proses produksi ASI sehingga sangat cocok untuk ibu
menyusui
5) Salah satu pencegahan kehamilan yang dapat dilakukan dalam jangka panjang
haid. Gangguan ini dapat menjadi amenorea dimana perdarahan tidak teratur,
perubahan dalam frekuensi, haid yang lama atau tidak muncul sama sekali
12
6) Pengunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya perubahan
1) Tidak dalam keadaan hamil atau dicurigai hamil karena dapat meningkatkan
dan ibu tidak hamil maka suntikan dapat segera diberikan tanpa menunggu
1) Umur
untuk menggunakan KB. Hal ini karena pada usia dibawah 30 tahun
13
merupakan usia dimana para wanita berusaha untuk mendapatkan anak. Umur
2) Pendidikan
3) Pekerjaan
14
2.2 Glukosa Darah
oleh tubuh sebagai sumber energi utama. Kadar glukosa di dalam tubuh di
kendalikan oleh hormon insulin. Kadar glukosa yang tinggi akan diubah menjadi
glikogen yang selanjutnya akan disimpan pada organ tubuh seperti hati serta otot
tubuh, jika tubuh kekurangan kadar glukosa maka glikogen akan diubah kembali
menjadi glukosa sehingga dapat digunakan oleh tubuh (Auliya dkk, 2016).
Glukosa adalah salah satu jenis karbohidrat yang sangat penting yang
dalam organ hati yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sember energi dalam
tubuh. Glukosa selanjutnya akan diserap oleh usus halus dan diedarkan ke seluruh
tingkat atau kadar gula didalam darah. Jumlah gula didalam darah dijaga ketat
atau dikontrol oleh hormon insulin. Kadar atau nilai glukosa darah sangat
dkk, 2015).
15
Seseorang dapat dikatakan mengidap diabetes jika pada pemeriksaan
glukosa darah puasa >126 mg/dL sedangkan pada pemeriksaan glukosa darah
sewaktu >200 mg/dL. Glukosa darah dapat meningkat setelah makan namun akan
kembali normal dalam 2 jam. Kadar glukosa darah pada pagi hari normalnya 70-
110 mg/dl setelah malaman berpuasa. Sedangkan kadar glukosa darah 2 jam
hormon ini diproduksi oleh pankreas. Apabila kadar glukosa di dalam darah
tinggi maka hormon insulin akan menetralisir sehingga kadarnya menjadi normal
kembali. Namun pada beberapa orang sering ditemukan resistensi insulin dimana
hormon insulin ini tidak dapat mengontrol kadar glukosa didalam darah sehingga
cadangan glukosa yang disebut glikogen, glikogen ini disimpan pada organ hati.
Selanjutnya glikogen akan melalui jalur glikogenolisis dan sintesis glukosa dari
asam amino, laktat serta gliserol melalui jalur glukoneogenesis lalu asam lemak
16
akan dilepas dari simpanan jaringan adiposa jika sewaktu-waktu glukosa tidak
Apabila kadar glukosa dalam tubuh meningkat maka glukosa akan diubah
Keseimbangan kadar glukosa didalam tubuh diatur oleh kerja hormon insulin
1) Jenis Kelamin
memiliki kadar glukosa darah yang tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini
berkaitan erat dengan aktifitas fisik yang dilakukan, dimana aktifitas fisik
2) Umur
dengan obesitas, berkurangnya aktifitas fisik serta masa otot yang berkurang,
adanya penyakit maupun penggunaan obat. Selain itu pada lansia juga mulai
17
3) Keturunan
selama faktor risiko dapat dijaga serta dihindari maka seseorang dapat
4) Pola Makan
Pola makan yang kurang baik dapat menjadi penyebab utama kadar
terjadinya gangguan pada metabolisme. Pola makan yang buruk dan disertai
dengan kurangnya aktifitas fisik serta olah raga dapat memicu seseorang
1) Metode POCT
yang dibuat hanya menggunakan sampel darah kapiler atau whole blood.
Prinsipnya saat darah diteteskan pada test strip, katalisator akan melakukan
proses reduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk
dari strip sama dengan kadar ataupun konsentrasi glukosa didalam darah.
2) Metode GOD-PAP
18
glukosidase hindrogen peroksidase dibawah katalisa peroksidase akan
bereaksi dengan phenol dan 4-amino phenazone membentuk zat warna merah
kadar gula darah dimana pasien diwajibkan menjalani puasa terlebih dahulu.
Waktu puasa paling sedikit selama 10 jam dimulai dari malam hari hingga
kapan saja, tidak terikat waktu serta tanpa adanya persyaratan khusus ataupun
19
4) Gula Darah 2 Jam Post Prandial
gula darah dimana pasien diperiksa kadar gula darahnya 2 jam setelah pasien
mengkonsumsi makanan.
5) HbA1c
sebelumnya. Selain itu, jenis pemeriksaan ini juga digunakan untuk screening
Hipotesis dari penelitian ini mengacu pada hubungan kadar gula darah dengan
1. Hipotesis nol (Ho): tidak terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan
2. Hipotesis alternatif (Ha): terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan
20
2.4 Kerangka Konsep
Pengguna KB
KB Suntik 3 KB Suntik 1
bulan bulan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Kadar Gula Darah dengan Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal Suntik di Puskesmas
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Selain itu penelitian ini juga mengutamakan pada aspek pengukuran secara
objektif pada fenomena yang dimaksud, yang kemudian dapat dijabarkan dalam
beberapa komponen masalah, variabel serta indikator (Siyato dkk, 2015). Penelitian
ini untuk melihat hubungan antara kadar gula darah dengan penggunaan kontrasepsi
dengan efek yang terjadi dengan hanya melakukan observasi pada satu waktu saja.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengamati hubungan dari faktor - faktor risiko
dengan akibat yang terjadi yaitu berupa penyakit (Siyato dkk, 2015). Faktor – faktor
risiko yang ingin diamati oleh peneliti yaitu lama penggunaan kontrasepsi hormonal
22
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah suatu lokasi ataupun tempat yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan berbagai data maupun informasi dari subjek yang diteliti
Puskesmas Kota Barat Kec. Kota Barat, Kota Gorontalo. Waktu penelitian ini akan
mempengaruhi serta dapat menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Siyato dan
yang dipengaruhi atau diakibatkan karena adanya variabel bebas. Variabel ini
tidak dimanipulasi karena diamati variasinya sebagai hasil dari adanya variabel
bebas (Siyato dan M. Ali, 2015). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
glukosa darah.
23
3.5 Definisi Operasional
atau karakteristik yang dapat diamati. Selain itu juga, definisi operasional dapat
diartikan sebagai batasan yang digunakan oleh peneliti terhadap variabel sehingga
Skala
No Variabel Definisi Operasional Kategori Alat ukur
Data
Konsentrasi glukosa 0: Kadar gula
yang di hasilkan dari Abnormal.
Kadar metabolisme glukosa
1. pada seseorang yang Fotometer Ordinal
glukosa 1: Kadar gula
menggunakan KB normal
suntik.
Tabel 3.1 Devinisi Operasional Hubungan Kadar Gula Darah dengan Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal Suntik di Puskesmas
24
3.6 Populasi dan Sampel
1. Populasi
serta karakteristik tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dikaji dan kemudian ditarik kesimpulannya (Siyato dan M. Ali, 2015). Populasi
dari penelitian ini yaitu seluruh pengguna aktif kontrasepsi hormonal suntik di
2. Sampel
prosedur tertentu sehingga mampu mewakili populasi. Sampel yang diambil harus
digunakan pada penelitian ini adalah pengguna aktif kontrasepsi hormonal suntik
3) Menderita penyakit DM
25
3. Besar Sampel
(Notoatmodjo, 2015):
N Z21-/2 P (1-P)
n = ------------------------------
(N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)
101,291
n = -----------
2,009
n = 50,41 = 51 orang
Keterangan:
N = Total populasi
n = Jumlah sampel
26
4. Teknik Pengambilan Sampel
kesesuaian sampel dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti
sangat beragam tergantung dari waktu, biaya, tujuan serta tenaga. Oleh sebab itu
biasanya peneliti menggunakan dua atau tiga metode pengumpulan data, agar data
1. Kuisioner
secara rinci informasi yang diperlukan oleh peneliti (Syahrum dan Salin, 2014).
A. Alat
1) Lancet
27
B. Bahan
2) Strip
3) Kapas Alkohol
C. Prosedur Kerja
1. Editing
kuisioner yang sebelumnya telah diberikan kepada responden. Pada tahap ini juga
2. Coding
Tahap coding yaitu merupakan proses pemberian kode berupa angka pada
angket ataupun kuisioner. Proses pemberian kode ini agar peneliti lebih mudah
28
3. Scoring
4. Tabulating
dimasukkan kedalam tabel. Pada tahap ini setiap variabel akan siap dianalisa
(Setiadi, 2013)
1. Analisa Univariat
Merupakan jenis analisis dengan satu variabel (Siyato dan M. Ali, 2015).
2. Analisa Bivariat
variabel, diamana kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok atau variabel
bebas dan variabel terikat. Pada analisa ini digunakan uji chi square untuk
29
3.10 Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu kegiatan dalam pembuatan hasil dari suatu
penelitian yang dilakukan agar mudah untuk dipahami serta dianalisis sehingga sesuai
dengan tujuan yang ingin disampaikan. Secara ringkas penyajian data dilakukan agar
para pembaca mampu memahami apa yang disajikan (Budiarto, 2002). Penyajian data
dalam penelitian ini menggunakan tabel serta narasi untuk menjelaskan hubungan
kadar gula darah dengan penggunaan kontrasepsi hormonal suntik di Puskesmas Kota
Barat
30
DAFTAR PUSTAKA
Adam L dan Mansyur B.T. 2019. Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus. Jambura Health and Sport Journal. Vol. 1, No. 1,
Hal:1-5.
Arum D.N.S. dan Sujianti. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Cetakan
keempat. Jogjakarta: Nuha Offset.
Auliya, Putri., Fadil O., Zelly D. Rofinda. 2016. Gambaran Kadar Gula Darah pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang Memiliki Berat
Badan Berlebih dan Obesitas. Jurnal Kesehatan. Hal: 528-533.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Klasifikasi Umur Menurut Kategori. Jakarta: Ditjen
Yankes.
Fafelia R.M., Joserizal S., Meilinda A. 2018. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Akseptor Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat dengan Akseptor Pil
Kombinasi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Andalas. Hal: 227-232.
Harahap E.N. 2019. Pembimbingan dan Pembinaan BKKBN Dalam Bidang Keluarga
Berencana di Kecamatan Siantar Barat Kota Pematang Siantar. Jurnal
Peberdayaan Masyarakat. Vol. 7, No. 2, Hal: 128-144.
31
Harlan J dan Rita S.J. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Gunadarma
Kurniali C.P. 2013. Hidup Bersama Diabetes. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.
Moleong L.J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif cetakan ke-36. PT. Remaja
Rosdakarya Offset: Bandung.
Nurpalah R., Dede N.S., Nur H. 2017. Pemeriksaan Glukosa Darah Pada Wanita
Pengguna Kontrasepsi Oral dan Pada Wanita Hamil Trisemester III. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol. 17, No.2, Hal:384-389.
Pinem. 2014. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2018. Hari Diabetes Sedunia
2018. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI.
Putra, Adriansyah L., Pemsi M.W., Herlina I.S. Wungouw. 2015 Gambaran Kadar
Gula Darah Sewaktu Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-Biomedik. Vol.3, No.3, Hal:834-
38.
Rahma S., Andi M., Yuli Y.R. 2019. Kadar Gula Darah Pengguna Kontrasepsi
Hormonal. Jambura Nursing Journal. Vo. 1, No. 2, Hal: 73-84.
Rudi A dan Hendrikus N.K. 2017. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kadar Gula
Darah Puasa Pada Pengguna Layanan Laboratorium. Jurnal Wawasan
Kesehatan. Vol. 3, No. 2, Hal:33-39.
Sari F dan Mustika P. 2015. Studi Komparasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada
Akseptor KB Suntik Kombinasi dan Progestin Di Bpm Yosi Trihana
Kabupaten Klaten Jawa Tengah Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Samodra
Ilmu. Vol. 08 No. 01. Hal: 27-31.
32
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siyato S dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metodelogi Penelitian. Kediri: Literasi
Media Publishing.
Subiyono., M. Atik M., Denni G. 2016. Gambaran Kadar Glukosa Darah Metode
GOD-PAP (Glucose Oxidase – Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum
dan Plasma EDTA (Ethylen Diamin Terta Acetat). Jurnal teknologi
Laboratorium. Vol.5, No.1, Hal:45-48.
Triyanto L dan Diah I. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Jenis Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Wanita Menikah Usia Subur Di Provinsi
Jawa Timur. The Indonesia Journal Public Health. Vol.13, No.2. Hal:244-
255.
United Nations. 2019. World Population Prospect 2019. New York: Departement of
Economic and Sosial Affairs.
33
INFORMED CONSENT
Nama :
Alamat :
yang akan dilakukan oleh Sri Rahma Amanda Sadingo, Mahasiswa dari Program
seperlunya dan apabila dikemudian hari terdapat perubahan atau keberatan dari pihak
Gorontalo, 2020
Responden
34
KUISIONER
1. Identitas Responden
Nama :
Alamat :
Pekerjaan :
2. Pertanyaan
KB Suntik
17 – 25 Tahun
25 – 35 Tahun
36 – 45 Tahun
Lainnya
< 10 Tahun
> 10 Tahun
35