Anda di halaman 1dari 116

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, UKURAN PERUSAHAAN,

DAN LEVERAGE TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK


MELAKUKAN TRANSFER PRICING
(Studi pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2014)

Disusun oleh:
Elsa Kisari Putri
NIM: 1112082000021

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Elsa Kisari Putri

2. Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 18 September 1994

3. Alamat : Jl. Lembah Pinus Raya A3/102 RT


003/023, Pamulang Timur, Pamulang –
Kota Tangerang Selatan 15417

4. Telepon : 082225842921

5. Email : elsakisariputri@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Tunas Kejaksaan Tahun 1999-2000

2. SDN Cipayung 1 Tahun 2000-2006

3. SMPN 4 Kota Tangerang Selatan Tahun 2006-2009

4. SMAN 1 Kota Tangerang Selatan Tahun 2009-2012

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Bimbingan Belajar BEST, 2011-2012

2. Kursus Tari Saman FEB UIN Jakarta, 2012-2015

3. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Komputer SMAN 1 Kota

Tangerang Selatan, 2009-2012

vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI

2013-2014 : Koordinator Department Seni dan Budaya HMJ Akuntansi

2014-2015 : Ketua Bidang IV HMJ Akuntansi

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Nasional oleh HMJ Akuntansi FEB UIN, “Pathway Profesi


Akuntansi Indonesia”, 25 Mei 2015.

2. Company Visit Goes To Direktorat Jenderal Pajak, “Tingkatkan


Wawasan, Raih Kesuksesan”, 19 November 2015.

3. Dosen Tamu oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan


(BPKP), “Akuntansi Pengelolaan Dana Desa”, 18 November 2015.

4. Dosen Tamu oleh Mantan Komisioner KPK, “Akuntansi Fraud”, 9


November 2015.

5. Studium General Akuntansi oleh Partner KAP Pricewaterhouse Cooper


(PwC), 17 April 2014.

6. Seminar Tax Goes To Campus oleh Tax Center FEB UIN, “Pengenaan
Pajak pada UMKM”, 3 Desember 2013

.
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Hariyanto

2. Ibu : Kiswahyu

3. Anak ke- : 1 (satu)

vii
ABSTRACT

This research is aimed to analyze the effect of foreign ownership, firm size
and leverage toward the firm decision for transfer pricing. Dependent variable in
this research was transfer pricing proxied by the value of related party
transaction (RPT) sales. Independent variables in this research were foreign
ownership, firm size and leverage.
This research used secondary data analysis of financial statements or annual
reports of firms in Indonesia Stock Exchange. The population in this research was
all firm that listed in Indonesia Stock Exchange in 2014. By using purposive
sampling method, the total amount of samples obtained in this research were 147
firms. This research used logistic regression analysis as analysis method.
The results of the analysis in this research showed that firm size effected and
positive toward the firm decision for transfer pricing. While foreign ownership
and leverage did not effect on the firm decision to transfer pricing.

Keywords: foreign ownership, firm size, leverage, and firm decision for transfer
pricing.

viii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kepemilikan asing,


ukuran perusahaan dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan
transfer pricing. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah transfer pricing
yang diproksikan dengan nilai dari related party transaction (RPT) penjualan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan asing, ukuran
perusahaan dan leverage.
Penelitian ini menggunakan data sekunder pada laporan keuangan atau
laporan tahunan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan di Bursa Efek
Indonesia. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014. Dengan menggunakan metode
purposive sampling, didapat jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah 147
perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi logistik.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing. Sedangkan kepemilikan asing dan leverage tidak berpengaruh terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Kata Kunci: kepemilikan asing, ukuran perusahaan, leverage, dan keputusan


perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatulla Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak


mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga
segala macam kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda serta kedua adikku yang telah memberikan kasih
sayang, perhatian, semangat serta doa yang tiada hentinya. Terima kasih atas
segalanya Papa dan Mama.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hiayatullah Jakarta.

x
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., CA., MM., selaku Sekretaris Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hiayatullah Jakarta
dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk mengarahkan dan memberikan nasihat dalam menjalani
perkuliahan.

5. Ibu Yulianti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tak pernah lelah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah sabar dan ikhlas mendidik dan memberikan ilmu yang Insha Allah
dapat bermanfaat.

7. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk


kesuksesan penulis. Terima kasih atas semua kasih sayangnya.

8. Muhammad Farid Almunawar, orang yang selalu menemani dan memberikan


dukungannya dalam berjuang untuk mencapai cita-cita. Terima kasih atas
waktu dan perhatiannya.

9. Sahabat seperjuanganku dari semester 1, Nida Nadya Hasan, Tuti Herawati,


Dwi Putri Oktaviani, Siti Lu’lu’ul Bahiyyah dan Verina Asgari, terima kasih
atas semangat, dukungan, doa dan kasih sayangnya.

10. Teman-teman terdekat yang telah banyak memberikan semangat dan


menghiburku, Bella Pavita, Mita Haristin Chaniago, Yuniasari Chairunissa,
Nanda, Nourma, Meta, Tri, Tata, Matari, Pinkan, Meirza, dan Falah.

11. Teman-teman Akuntansi 2012, terkhusus Akuntansi A 2012, terima kasih


untuk semangat dan kebersamaannya.

12. Teman-teman seperjuangan dalam melewati berbagai rintangan dan sidang-


sidang, Nida, Naya, Yudi, Revan, Rita, Fai. Terima kasih atas dukungan,
semangat dan optimisme kalian.

xi
13. Keluarga HMJ Akuntansi, terima kasih atas ilmu, pengalaman dan
kebersamaannya.

14. Senior-senior Akuntansi yang telah memberikan bantuan, arahan dan nasihat
selama perkuliahan. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

15. Teman-teman KKN Serabi, Jannah, Dhia, Shofi, Rahma, Nida, Tuti, Dwi,
Chendy, Rizky, Mabrur, Fajar, Rahmat, Ulul, Faisal, Muas, dan Abas. Terima
kasih atas perjuangannya menjalankan KKN, terima kasih atas rasa
kekeluargaannya.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerja
samanya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat


kekurangan atau kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan
penulis dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan
dan pengetahuan penulis pada khususnya dan pihak lain pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 Maret 2016

Elsa Kisari Putri

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT (Bahasa Inggris)............................................................................. viii
ABSTRAK (Bahasa Indonesia) ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 9
1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II KAJIAN LITERATUR ......................................................................... 11
A. Landasan Teori ................................................................................ 11
1. Teori Agensi (Agency Theory) ..................................................... 11
2. Transfer Pricing .......................................................................... 14
3. Kepemilikan Asing...................................................................... 23
4. Ukuran Perusahaan...................................................................... 25
5. Leverage ..................................................................................... 28
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 31
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 35
D. Hipotesis.......................................................................................... 43

xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 44
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 45
D. Metode Analisis Data....................................................................... 46
1. Uji Statistik Deskriptif................................................................. 46
2. Analisis Regresi Logistik ............................................................ 47
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...................................... 56
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .................................................... 57
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 58
a. Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 58
b. Hasil Uji Frekuensi ..................................................................... 60
2. Hasil Analisis Regresi Logistik ................................................... 61
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .... 61
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 62
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ............................................ 63
d. Hasil Matriks Klasifikasi ............................................................. 64
e. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk............. 65
C. Pembahasan ................................................................................... 67
1. Pengaruh antara Kepemilikan Asing (OWN) terhadap Keputusan
Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ................... 67
2. Pengaruh antara Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Keputusan
Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ................... 68
3. Pengaruh antara Leverage (LEV) terhadap Keputusan Perusahaan
untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ...................................... 69
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 71
A. Kesimpulan ..................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 31

Tabel 3.1 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 55

Tabel 4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria .............................................. 57


Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 58

Tabel 4.3 Hasil Uji Frekuensi ........................................................................... 60


Tabel 4.4 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model............................................... 62
Tabel 4. 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 63
Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi.................................................. 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi ............................................................ 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ................................................ 65

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 .1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 42

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2014 ... 79
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan
dan Leverage Periode 2014............................................................ 84
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Transfer Pricing Periode 2014............ 92
Lampiran 4 Output Hasil Penelitian Data ......................................................... 97

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi telah membawa dampak semakin meningkatnya

perekonomian di dunia dan membuat batas-batas negara menjadi sempit,

bahkan hampir tidak ada. Perkembangan ekonomi tersebut memberikan suatu

pengaruh yang besar bagi pola bisnis dan sikap bagi para pelaku bisnis. Arus

barang, jasa, modal, dan tenaga kerja semakin mudah dan lancar antar

negara, menjadikan para pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya

membentuk perusahaan multinasional melalui anak perusahaan, cabang

perusahaan, dan agennya mengembangkan bisnis di beberapa negara lain

dengan melakukan berbagai investasi dan transaksi yang berskala

internasional (Lingga, 2012).

Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai transaksi internasional

antar anggota (divisi), salah satunya adalah penjualan barang atau jasa.

Sebagian besar transaksi bisnis tersebut biasanya terjadi di antara perusahaan

yang berelasi atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.

Penentuan harga atas berbagai transaksi antar anggota (divisi) tersebut

dikenal dengan sebutan transfer pricing/harga transfer (Mardiasmo, 2008).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 diatur di Pasal 18

ayat (4) yaitu: hubungan istimewa antara wajib pajak dapat terjadi karena

1
pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainnya

sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih, atau antara beberapa badan

yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki oleh suatu

badan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan juga

mempunyai aturan mengenai masalah transfer pricing, yaitu Pasal 18. Aturan

transfer pricing mencakup beberapa hal, yaitu: pengertian hubungan

istimewa, wewenang menentukan perbandingan utang dan modal, dan

wewenang untuk melakukan koreksi dalam hal terjadi transaksi yang tidak

arm’s length (wajar). Aturan lebih lanjut dan detail tentang transfer pricing

termuat dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 tentang

penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman (arm’s length principle) dalam

transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan

istimewa. Di dalam aturan ini disebutkan pengertian arm’s length principle

yaitu harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang

tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar,

sehingga transaksi tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar.

Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing,

intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan

harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas

transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricing

biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product) yang

merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh divisi penjual

2
kepada divisi pembeli. Transfer pricing dapat terjadi dalam satu negara

(domestic transfer pricing) maupun dengan negara yang berbeda

(international transfer pricing) (Zain, 2007).

Permasalahan transfer pricing menjadi isu yang sangat menarik dan

semakin mendapatkan perhatian dari otoritas perpajakan di berbagai belahan

dunia. Semakin banyak negara di dunia yang mulai memperkenalkan

peraturan tentang transfer pricing. Penelitian pada akhir-akhir ini telah

menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan multinasional (MNC) melihat

harga transfer (transfer pricing) sebagai suatu isu pajak internasional utama,

dan lebih dari setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu

yang paling penting (Suandy, 2011).

Dari sisi pemerintahan, transfer pricing diyakini mengakibatkan

berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak karena perusahaan

multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dengan cara

memperkecil harga jual antara perusahaan dalam satu grup dan mentransfer

laba yang diperoleh kepada perusahaan yang berkedudukan di negara yang

menerapkan tarif pajak yang rendah (tax haven countries). Sedangkan dari

sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan biaya-biaya (cost

efficiency) termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran pajak perusahaan

(corporate income tax). Bagi korporasi multinasional, perusahaan berskala

global (multinational corporations), transfer pricing dipercaya menjadi salah

satu strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam

memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas dan peluang membuat

3
strategi untuk mendapatkan keuntungan lebih dari penjualan dan

penghindaran pajak. Salah satu caranya adalah dengan membuat anak

perusahaan di negara yang memberikan tarif pajak rendah ataupun negara

yang berstatus tax haven countries (Santosa, 2004 dalam Lingga, 2012).

Beberapa waktu yang lalu kasus mengenai transfer pricing menimpa

Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon Inggris, dan lain-lain.

Starbucks Inggris misalnya, pada tahun 2011 sama sekali tidak membayar

pajak korporasi padahal berhasil mencetak penjualan sebesar £398 juta.

Mereka juga mengaku rugi sejak tahun 2008, padahal dalam laporan kepada

investornya di Amerika Serikat, Starbucks mengatakan bahwa mereka

memperoleh keuntungan yang besar di Inggris (Setiawan, 2014). Di Indonesia

sendiri, salah satu perusahaan yang terkena kasus transfer pricing yaitu PT

Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan produk Toyota dan

eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Kasus Toyota terendus setelah

Dirjen Pajak secara simultan memeriksa surat pemberitahuan pajak tahunan

(SPT) Toyota Motor Manufacturing pada 2005. Belakangan, pajak Toyota

pada 2007 dan 2008 juga ikut diperiksa. Pemeriksaan dilakukan karena

Toyota mengklaim kelebihan membayar pajak pada tahun-tahun itu, dan

meminta negara mengembalikannya (restitusi). Dari pemeriksaan SPT Toyota

pada 2005 itu, petugas pajak menemukan sejumlah kejanggalan. Pada 2004

misalnya, laba bruto Toyota anjlok lebih dari 30 persen, dari Rp 1,5 triliun

4
(2003) menjadi Rp 950 miliar. Selain itu, rasio gross margin atau

perimbangan antara laba kotor dengan tingkat penjualan-- juga menyusut.

Dari sebelumnya 14,59 persen (2003) menjadi hanya 6,58 persen setahun

kemudian. Padahal omzet produksi dan penjualan mereka pada tahun itu

justru naik 40 persen. Pemeriksa pajak menemukan jawabannya ketika

memeriksa struktur harga penjualan dan biaya Toyota dengan lebih seksama.

Di sinilah jejak transfer pricing perseroan ini mulai tercium. Toyota diduga

‘memainkan’ harga transaksi dengan pihak terafiliasi dan menambah beban

biaya lewat pembayaran royalti secara tidak wajar. Dari dokumen Toyota

terungkap bahwa seribu mobil buatan Toyota Motor Manufacturing Indonesia

harus dikirim dulu ke kantor Toyota Asia Pasifik di Singapura, sebelum

berangkat ke Filipina dan Thailand. Dengan kata lain, Toyota di Indonesia

hanya bertindak “atas nama” Toyota Motor Asia Pacific Pte., Ltd –nama unit

bisnis Toyota yang berkantor di Singapura.

Skema jual-beli via negara perantara semacam itu sebenarnya lazim saja

dalam perdagangan internasional. Apalagi penjual dan pembelinya adalah

bagian dari korporasi perusahaan multinasional yang sama. Tapi Justinus

Prastowo, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis,

mengingatkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu transfer

pricing --atau transaksi antar-pihak terafiliasi-- tidak dituding sebagai modus

penghindaran pajak (tax avoidance). “Syaratnya, nilai transaksi mereka harus

memenuhi standar kewajaran,” katanya, Februari lalu. Sampai saat ini kasus

5
ini belum juga diputus, walaupun sidangnya telah lama berakhir yaitu pada

tahun 2013 (Kontan, 2013).

Selain alasan pajak, praktik transfer pricing pun dapat dipengaruhi oleh

alasan non pajak seperti kepemilikan asing. Penelitian sebelumnya telah

dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014) yang membuktikan bahwa

kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing. Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki

struktur kepemilikan yang terkonsentrasi. Dalam struktur kepemilikan yang

terkonsentrasi, pemegang saham pengendali memiliki posisi yang lebih baik

karena pemegang saham pengendali dapat mengawasi dan memiliki akses

informasi yang lebih baik dibanding pemegang saham non pengendali

sehingga menimbulkan potensi pada pemegang saham pengendali untuk

terlibat jauh dalam pengelolaan perusahaan (Dyanty dkk, 2011).

Pemegang saham pengendali menurut PSAK No. 15 (Revisi 2013)

adalah entitas yang memiliki saham sebesar 20% atau lebih baik secara

langsung maupun tidak langsung sehingga entitas dianggap memiliki

pengaruh signifikan dalam mengendalikan perusahaan. Pemegang saham

pengendali dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, pemerintah,

maupun pihak asing. Pada saat kepemilikan saham yang dimiliki pemegang

saham pengendali asing semakin besar, pemegang saham pengendali asing

memiliki kendali yang semakin besar dalam menentukan keputusan dalam

perusahaan yang menguntungkan dirinya termasuk kebijakan penentuan

harga maupun jumlah transaksi transfer pricing (Sari, 2013). Hal ini

6
dimungkinkan bahwa kepemilikan asing dapat mempengaruhi banyak

sedikitnya transfer pricing yang terjadi.

Hal lain yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan transfer

pricing ialah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang

menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dapat

diketahui dari total aset perusahaan. Semakin besar jumlah aset perusahaan

maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut (Wijaya dkk, 2009).

Perusahaan yang besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks

dibandingkan perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk

melakukan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Richardson, et al

(2013) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Hal lain yang juga mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan

transfer pricing ialah leverage. Leverage merupakan rasio yang mengukur

seberapa jauh perusahaan menggunakan utang dalam pembiayaan.

Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggota kelompok dengan

transfer utang dan / atau modal (Richardson et al, 1998). Transfer utang dan /

atau modal yang sebagian didorong oleh peluang untuk arbitrase pajak dan

dengan demikian, perusahaan yang terlibat dalam lokalisasi selektif utang untuk

tujuan pajak lebih mungkin menjadi agresif dalam hal pengaturan transfer

pricing mereka (Richardson et al, 1998). Ada kemungkinan bahwa leverage

dapat bertindak sebagai pengganti untuk transfer pricing dalam mencapai

pengurangan kewajiban pajak perusahaan grup. Penelitian yang dilakukan

7
Richardson, et al (2013) membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif

terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan menguji kembali

faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan transfer

pricing. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan asing,

ukuran perusahaan, leverage. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Asing,

Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan

untuk Melakukan Transfer Pricing”. Penelitian ini dilakukan pada seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali

perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang,

maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing?

2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing?

3) Apakah leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing?

8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing, khususnya

pada perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI. Secara khusus

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh positif kepemilikan asing terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

2. Menganalisis pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

3. Menganalisis pengaruh positif leverage terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain:

a. Manfaat Praktis

Memberikan gambaran kepada pemerintah, analis laporan keuangan,

manajemen perusahaan, dan investor/kreditor bagaimana

kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage mempengaruhi

atau tidak mempengaruhi perusahaan untuk mengambil keputusan

melakukan transfer pricing.

9
b. Manfaat Teoritis dan Akademis

Menambah pengetahuan bagi perkembangan studi akuntansi dan

pajak dengan memberikan gambaran faktor yang mempengaruhi

perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan transfer pricing,

khususnya perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI.

Menambah referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.

10
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Penelitian ini dilandasi oleh teori agensi. Teori ini memegang peran

penting dalam praktik bisnis perusahaan. Teori agensi merupakan teori

yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan

agent. Principal sebagai pemegang saham sedangkan agent sebagai

manajer. Principal mengontrak agent untuk melakukan pengelolaan

sumber daya dalam perusahaan. Tujuan utama dari teori keagenan adalah

untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan

kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir

cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris (Belkaoui,

2007).

Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara

seseorang (atau lebih), seorang principal dan orang lainnya, seorang

agent, untuk memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk

melibatkan pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan

kepada agent. Baik principal maupun agent diasumsikan untuk

termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri yaitu, untuk

11
memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari

kepentingan bersama mereka (Godfrey, 1994).

Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara principal dan

agent sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan

(conflict of interest). Pemegang saham sebagai pihak principal

mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya

dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent

termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan

psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman,

maupun kontrak kompensasi. Manajer memiliki dorongan untuk memilih

dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan

kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal.

Perbedaan kepentingan antara principal dengan agent dapat

menimbulkan permasalahan yang dikenal dengan asimetri informasi.

Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk

memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan

adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan

beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Akibat adanya

informasi yang tidak seimbang (asimetri informasi) ini, dapat

menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan karena adanya

kesulitan principal memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-

tindakan agent. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan

tersebut adalah:

12
a. Moral Hazard

Yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak melaksanakan hal-

hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.

b. Adverse Selection

Yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui

apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-benar didasarkan

atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah

kelalaian dalam tugas.

Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini

menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik

oleh principal maupun agent. Jensen & Meckling (1976) membagi biaya

keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss.

Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal

untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan

mengontrol perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang

ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang

menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.

Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa

berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan

keputusan agent dan keputusan principal (Godfrey, 1994).

Agent (manajemen) yang diberikan wewenang oleh principal

(pemegang saham) mempunyai tanggungjawab agar principal

13
mendapatkan keuntungan yang besar, yaitu salah satunya dengan

berkurangnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Pihak

manajemen tersebut terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi,

komisaris independen, dan lain-lain. Pihak manajemen tersebut yang

akan menjalankan wewenang dari pihak investor dan mengendalikan

perusahaan serta mengambil keputusan perusahaan.

2. Transfer Pricing

a. Definisi

Definisi transfer pricing menurut para ahli:

Horngren (2008): “Transfer price is the price one subunit


(department or division) charges for product or service supplied to
another subunit of the same organization.”

OECD (Organization for Economic Co-operation dan Development)


(2009), transfer pricing adalah: “Prices at which a company
undertakes any transactions with associated enterprises. When a
company transfer goods, intangible property or services to a related
company, the prices charged is defined as a transfer pricing.”

Gunadi: “Transfer pricing adalah penentuan harga atau imbalan


sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, atau pengalihan
teknologi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dan
suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan maksud
mengurangi laba artifisial, membuat seolah-olah perusahaan rugi,
menghindari pajak atau bea di suatu negara.” (Suandy, 2011)

Peraturan Dirjen Pajak PER - 32/PJ/2011: Penetapan harga atas


transaksi penyerahan barang berwujud, barang tidak berwujud, atau
penyediaan jasa antar pihak yang memiliki hubungan istimewa
(transaksi afiliasi).

Pengertian transfer pricing (harga transfer) dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan bersifat

14
peyoratif−negatif. Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga

transfer adalah murni strategi dan taktik bisnis tanpa motif

pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian peyoratif

mengasumsikan harga transfer sebagai upaya untuk menghemat

beban pajak dengan taktik, antara lain menggeser laba ke negara

yang tarif pajaknya rendah (Suandy, 2011). Dapat simpulkan bahwa

transfer pricing adalah penentuan harga atas barang, jasa, ataupun

harta tak berwujud lainnya antara perusahaan yang berelasi atau

antar perusahaan yang memiliki hubungan istimewa.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 7 (Revisi 2012), pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa adalah bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk

mengendalikan pihak lain, atau mempunyai pengaruh signifikan atas

pihak lain dalam mengambil keputusan. Transaksi antara pihak-

pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan

sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa tanpa menghiraukan apakah suatu harga

diperhitungkan.

Tujuan penetapan transfer pricing adalah untuk

mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen

atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling

menggunakan barang dan jasa satu sama lain (Simamora, 1999

dalam Lingga, 2012). Menurut Suryana (2012), tujuan dilakukannya

15
transfer pricing, pertama untuk mengakali jumlah profit sehingga

pembayaran pajak dan pembagian dividen menjadi rendah. Kedua,

menggelembungkan profit untuk memoles (window-dressing)

laporan keuangan.

Menurut Horngren, Datar dan Foster (2008) penetapan transfer

pricing seharusnya membantu mencapai strategi tujuan perusahaan

serta sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Secara khusus,

transfer pricing seharusnya mendukung kesesuaian tujuan dan

tingkat usaha manajemen puncak. Subunit yang menjual produk atau

jasa seharusnya dimotivasi untuk menurunkan biaya mereka; subunit

yang membeli produk atau jasa seharusnya dimotivasi untuk

memperoleh dan menggunakan input secara efisien. Transfer pricing

seharusnya juga membantu manajemen puncak mengevaluasi kinerja

dari subunit individual dan manajer mereka. Jika manajemen puncak

mendukung tingkat desentralisasi yang tinggi dalam pengambilan

keputusan, ini berarti manajer subunit yang ingin memaksimalkan

laba operasi dari sub unitnya seharusnya memiliki kebebasan untuk

melakukan transaksi dengan subunit lain dari perusahaan (atas dasar

harga transfer) atau untuk melakukan transaksi dengan pihak

eksternal.

16
b. Metode Transfer Pricing dan Penentuan Nilai Pasar Wajar

Horngren, Datar, dan Foster (2008) menjelaskan bahwa secara

umum ada 6 (enam) metode yang paling sering digunakan oleh

perusahaan, antara lain:

1. Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)

Harga transfer yang berdasarkan biaya kurang memuaskan

untuk perencanaan bisnis unit usaha, motivasi dan evaluasi

kerja. Oleh karena itu, diperkenalkan harga transfer dengan

basis harga pasar. Model dari bentuk ini berada pada harga pasar

yang berlaku (current-market price) dengan harga pasar

dikurangi diskon (market-price minus discount). Bentuk ini

dijadikan tolak ukur untuk menilai kemampuan kinerja

manajemen unit usaha karena hal ini menunjukkan kemampuan

produk untuk menghasilkan laba serta merangsang unit usaha

untuk bekerja secara bersaing. Bentuk ini dipakai apabila pasar

perantara cukup bersaing dan saling ketergantungan antar unit

usaha. Transfer barang atau jasa pada harga pasar secara umum

akan mengarah pada keputusan optimal apabila kondisi berikut

ini dipenuhi: a) harga untuk intermediate product secara

sempurna kompetitif, b) independensi antara sub unit adalah

minimal, c) tidak ada tambahan biaya atau manfaat untuk

perusahaan secara keseluruhan dari membeli atau menjual harga

17
pasar terbuka dibandingkan transaksi secara internal, d) suatu

pasar yang secara sempurna, kompetitif ada pada saat terdapat

suatu barang yang sama dengan harga beli sama dengan harga

jual dan tidak ada pembeli individual atau penjual dapat

mempengaruhi harga-harga tersebut. Dengan menggunakan

harga pasar dalam pasar yang secara sempurna kompetitif, suatu

perusahaan dapat mencapai tujuan congruence, dukungan

manajemen, evaluasi kinerja unit usaha, dan otonomi unit usaha.

2. Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)

Adalah harga yang didasarkan pada biaya produksinya.

Biaya yang digunakan dalam harga transfer berdasarkan biaya

dapat merupakan biaya aktual (actual cost) atau biaya yang

dianggarkan (budget). Transfer berdasarkan biaya termasuk

suatu mark-up atau profit margin yang menggambarkan tingkat

pengembalian investasi suatu unit usaha: a) biaya variabel aktual

(actual variable costs), b) biaya tetap standar (standart variable

fixed), c) biaya tetap aktual (actual fixed costs), d) biaya total

standar (standard full costs), e) biaya rata-rata (average costs),

dan f) biaya total ditambah laba (full costs plus mark-up).

Penentuan harga transfer berdasarkan biaya dalam konsep ini

sederhana dan menghemat sumber daya karena informasi biaya

tersedia pada tingkat aktivitas.

18
3. Berdasarkan Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)

Pemberian tingkat otoritas dan pengendalian laba per divisi

secara memadai menghendaki kemungkinan penentuan transfer

pricing berdasarkan negosiasi. Pendekatan ini mengasumsikan

bahwa kedua unit usaha mempunyai posisi tawar-menawar yang

sama, namun boleh jadi transfer pricing yang demikian akan

memakan waktu negosiasi, mengulang pemeriksaan serta revisi

transfer pricing.

4. Berdasarkan Biaya Total (Full Cost Bases Transfer Prices)

Dalam praktiknya, beberapa perusahaan menggunakan

transfer pricing berdasarkan full costs. Untuk menaksir suatu

harga mendekati harga pasarnya, transfer pricing berdasarkan

biaya kadang-kadang dibuat pada full costs plus suatu margin.

Transfer pricing ini kadang-kadang dapat mengarahkan pada

keputusan unit usaha.

5. Harga Transfer Arbitrase (Arbitrary Transfer Prices)

Dalam pendekatan ini, transfer pricing ditentukan

berdasarkan interaksi kedua unit usaha dan pada tingkat yang

dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan.

19
6. Harga Transfer Ganda (Double Transfer Prices)

Transfer pricing ini digunakan untuk memenuhi disparitas

responsibilitas dari unit usaha perusahaan.

Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD) atau Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan

Ekonomi merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga

puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan

ekonomi pasar bebas yang dibentuk pada tahun 1960. Bidang yang

menangani perpajakan dalam OECD dilaksanakan oleh Committee

on Fiscal Affairs (CFA). Terkait transfer pricing, CFA melalui sub

grupnya yaitu Working Party No. 6 telah menerbitkan OECD

Transfer Pricing Guidelines (selanjutnya disebut dengan OECD

Guidelines) sebagai panduan bagi perusahaan multinasional dan

otoritas pajak dalam masalah transfer pricing. Dengan demikian,

OECD Guidelines ini dibuat dengan maksud untuk membantu (i)

otoritas pajak (tidak hanya terhadap negara-negara anggota saja,

tetapi juga negara-negara yang bukan anggota OECD) maupun (ii)

perusahaan multinasional dalam memberikan panduan tentang cara

penyelesaian perselisihan transfer pricing yang saling

menguntungkan antara masing-masing otoritas pajak, dan antara

otoritas pajak dengan perusahaan multinasional (Darussalam dan

Septriadi, 2008).

20
Dalam menentukan harga pasar wajar (Arm’s Length) ada

beberapa metode yang dapat digunakan. Tujuan dari metode-metode

tersebut untuk memastikan bahwa transaksi yang terjadi antara

perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa telah

memenuhi harga pasar wajar secara konsisten. Menurut OECD

Guidelines, metode tersebut terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:

1. Pendekatan Tradisional

a. Comparable uncontrolled price method (CUP) atau metode

harga pasar sebanding

Pada pendekatan ini, harga transaksi antara pihak-pihak

yang mempunyai hubungan istimewa dibandingkan dengan

harga wajar pada transaksi serupa yang terjadi antara pihak-

pihak yang sama sekali tidak berhubungan (berada pada

kondisi wajar (arm’s length)).

b. Resale price method (RPM) atau metode harga jual minus

Pada resale price method, pedomannya adalah gross margin

yang diperoleh untuk transaksi serupa pada kondisi arm;s

length. Harga koreksian dihitung dari harga jual kembali

produk itu dikurangi dengan gross margin tadi.

21
c. Cost plus method (CPM) atau metode harga pokok plus

Metode ini sama dengan resale price method, yaitu

menggunakan gross margin sebagai pedoman. Namun yang

menjadi dasar perhitungan adalah total biaya yang

dikeluarkan untuk membuat suatu produk.

2. Pendekatan Transaksional

a. Profit Split Method (PSM) atau metode pembagian laba

Metode ini dipergunakan ketika tidak terdapat data yang

dapat diperbandingkan. Dalam pendekatan metode profit

split ini, laba dari transaksi antara pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa dapat diketahui dengan

cara melakukan analisis fungsi atas kegiatan usaha yang

dilakukannya.

b. Transactional Net Margin Method (TNMM) atau metode

laba bersih transaksi

Pada pendekatan TNMM, laba bersih transaksi antara

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

dibandingkan dengan satu dasar tertentu, misalnya jumlah

aktiva, biaya, atau total penjualan. Hasilnya kemudian

disandingkan dengan angka serupa tetapi yang diperoleh

22
dari harga dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai

hubungan istimewa.

3. Kepemilikan Asing

Isu Penanaman Modal Asing (PMA) dewasa ini semakin ramai

dibicarakan. Hal ini mengingat, bahwa untuk kelangsungan

pembangunan nasional dibutuhkan banyak dana. Dana yang dibutuhkan

untuk investasi tidak mungkin dicukupi dari pemerintah dan swasta

nasional. Keadaan ini yang makin mendorong untuk mengupayakan

semaksimal mungkin menarik penanaman modal asing ke Indonesia.

Pengertian Penanaman Modal Asing dalam UU Nomor 25 tahun 2007

pasal 1 ayat 3 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha

di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun

yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Dengan adanya

penanaman modal asing tersebut maka akan timbul kepemilikan asing.

Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing

(luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham

perusahaan di Indonesia. Kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan

proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing.

Para pemegang saham memiliki beberapa hak yang hanya terdapat

pada kepemilikan saham biasa, diantaranya adalah (Ross, Westerfield,

dan Jordan, 2008):

23
1. Hak suara dalam pemilihan langsung dewan direksi perusahaan.

Jenis voting yang dapat dilakukan oleh pemegang saham ada

dua jenis yaitu cumulative voting dan straight voting.

Cumulative voting adalah prosedur dimana pemegang saham

dapat menggunakan seluruh hak voting-nya untuk memilih

hanya satu calon anggota dewan direksi perusahaan. Straight

voting adalah prosedur dimana pemegang saham menggunakan

seluruh hak voting-nya untuk masing-masing calon dewan

direksi perusahaan. Perbedaan efek kedua jenis voting tersebut

adalah pada pemegang saham minoritas. Cumulative voting

memperjelas peran pemilik saham minoritas, sedangkan straight

voting justru mengaburkan peran tersebut.

2. Hak proxy voting dimana pemegang saham dapat memberikan

hak suaranya kepada pihak tertentu di dalam sebuah rapat

pemegang saham. Proxy sering terjadi pada pengambilan suara

di dalam perusahaan-perusahaan besar yang memiliki jutaan

lembar saham yang beredar.

3. Hak mendapatkan dividen apabila perusahaan memutuskan

untuk membagi dividen pada periode tertentu.

4. Hak ambil bagian dalam likuidasi aset perusahaan setelah

perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pemegang obligasi.

24
5. Hak suara dalam rapat pemegang saham luar biasa yang

menentukan masa depan perusahaan, misalnya merjer, akuisisi,

dan lain-lain.

6. Hak memiliki saham yang baru diterbitkan oleh perusahaan.

Hak ini disebut sebagai prevemptive right.

Entitas asing yang memiliki saham sebesar 20% atau lebih sehingga

dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam mengendalikan

perusahaan bisa disebut sebagai pemegang saham pengendali asing.

Pemegang saham pengendali asing ini akan memungkinkan untuk

memerintahkan manajemen untuk melakukan apa yang ia inginkan yang

dapat menguntungkan dirinya.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan

besar kecilnya suatu objek. Menurut Sawir (2004), ukuran perusahaan

dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir

setiap studi untuk alasan yang berbeda.

Ketentuan untuk ukuran perusahaan diatur dalam UU RI No. 20

Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah. Peraturan tersebut

menjelaskan 4 (empat) jenis ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari

jumlah penjualan dan aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Keempat jenis ukuran perusahaan tersebut antara lain:

25
a. Perusahaan dengan usaha ukuran mikro, yaitu memiliki kekayaan

bersih ≤Rp 50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan

memiliki jumlah penjualan ≤Rp 300.000.000,-.

b. Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan

bersih Rp50.000.000,- sampai Rp 500.000.000,- (tidak termasuk

tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp

300.000.000,- sampai dengan Rp 2.500.000.000,-.

c. Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, yaitu memiliki

kekayaan bersih Rp 500.000.000,- sampai Rp 10.000.000.000,-

(tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah

penjualan Rp 2.500.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000.000,-.

d. Perusahaan dengan usaha ukuran besar, yaitu memiliki kekayaan

bersih ≥Rp 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan)

serta memiliki jumlah penjualan ≥Rp 50.000.000.000,-.

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya

ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total

penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.

Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran

perusahaan itu. Semakin besar aset maka semakin banyak modal yang

ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran

uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia

dikenal dalam masyarakat (Supriyanto dan Falikhatun, 2008).

26
Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aset/aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan

operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak

manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di

perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding

dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jika

dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam

mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.

Sedangkan dari sisi pemilik perusahaan, jumlah aset yang besar akan

menurunkan nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini akan digunakan total aset untuk mengukur

ukuran perusahaan karena nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan

penjualan. Total aset adalah segala sumber daya yang dikuasai oleh

perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan diharapkan akan

memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Perusahaan besar yang telah mencapai tahap kedewasaan

mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibandingkan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang

stabil biasanya tingkat kepastian untuk memperoleh laba sangat tinggi.

Sebaliknya, bagi perusahaan kecil besar kemungkinan laba yang

diperoleh juga belum stabil karena tingkat kepastian laba lebih rendah.

Dalam perusahaan besar yang memiliki keuntungan besar cenderung

akan terlibat dalam transaksi atau skema yang dirancang untuk secara

27
signifikan untuk menghindari pajak perusahaan (Rego, 2003). Di

beberapa kasus perusahaan besar memiliki masalah pembayaran pajak

yang tinggi karena itu lah ada beberapa perusahaan yang melakukan

berbagai cara agar pembayaran pajak perusahaan menjadi rendah. Salah

satu cara yang dilakukan adalah melalui transfer pricing, maka dari itu

penelitian ini akan meneliti seberapa banyak perusahaan besar yang

melakukan transfer pricing.

5. Leverage

Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah utang

(leverage). Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang

menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal

maupun aset perusahaan. Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan

dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang

digambarkan oleh modal perusahaan yang baik semestinya mempunyai

modal lebih besar daripada utang. Tingkat rasio leverage yang tinggi

berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi pula dan ini berarti

profitabilitas perusahaan akan meningkat, namun disisi lain utang yang

tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan.

Terdapat dua tipe leverage yaitu:

a. Operating leverage

Hal ini terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang

menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dengan hasil

28
operasinya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka

laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa

penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan tidak rugi.

Meningkatnya jumlah penjualan yang melampaui titik impas, laba

akan meningkat karena biaya tetap penjualan per unit yang

ditanggung oleh perusahaan akan lebih kecil. Jadi operating leverage

dapat meningkatkan profitability yang tidak pasti.

b. Financial leverage

Pembiayaan dengan utang mempunyai tiga implementasi

penting, yang pertama adalah memperoleh dana melalui utang

membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian

terhadap perusahaan dengan implementasi terbatas. Yang kedua

adalah kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk

memberikan safety margin. Sehingga pemegang saham hanya

memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko

perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Dan yang terakhir

adalah jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar

atas investasi yang dibayarkan dengan dana pinjaman dibanding

pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan

lebih besar.

Apabila perusahaan menggunakan utang pada komposisi

pembiayaan, maka akan ada bunga yang harus dibayar. Pada peraturan

perpajakan, bunga pinjaman merupakan komponen dari deductible

29
expense dan bisa dibiayakan atau menjadi pengurang penghasilan kena

pajak. Sebaliknya, apabila komposisi pembiayaan perusahaan

menggunankan equity financing, maka harus membayarkan dividen yang

tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak (Suandy, 2011).

Kebijakan pendanaan suatu perusahaan akan mempengaruhi tarif

pajak efektif karena pajak memiliki perlakuan yang berbeda terkait

dengan struktur modal suatu perusahaan (Gupta dan Newberry, 1997).

Karena tarif pajak efektif juga merupakan proksi pengukuran

penghindaran pajak, maka kebijakan pendanaan pun akan berpengaruh

terhadap adanya penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggotanya dengan

transfer utang dan/atau modal, untuk tujuan pajak lebih mungkin dalam

peraturan transfer pricing (Richardson, et al, 2013).

30
B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Muideen Transfer Pricing : A Transfer Pricing Tidak terdapat variabel Transfer pricing merupakan
Adeseye Tax Avoidance Tool of kepemilikan asing, alat atau instrumen yang
Awodiran Multinational ukuran perusahaan, dan digunakan oleh perusahaan-
(2014) Corporation leverage perusahaan multinasional
untuk mengurangi
kewajiban pajak
2. Agnes W. Y. Tax, Financial Kepemilikan Tidak terdapat variabel Penelitian ini menemukan
Lo, Raymond Reporting, and pengendali dan kepemilikan asing, perusahaan-perusahaan
M. K. Wong dan Tunneling Incentives for keputusan kebijakan ukuran perusahaan dan yang menghadapi pajak dan
Michael Firth Income Shifting: An transfer pricing leverage insentif tunneling bahwa
(2010) Empirical Analysis of insentif cenderung saling
the Transfer Pricing mengimbangi sehingga
Behavior of Chinese- tidak ada manajemen laba
Listed Companies untuk membuat keputusan
melakukan transfer pricing

3. Grant Determinants of Variabel ukuran Variabel profitability, Firm size, profitability,


Richardson, Transfer Pricing perusahaan, leverage, intangible assets, leverage, intangible assets,
Grantly Taylor Aggressiveness: dan transfer pricing multinationality, dan dan multinationality
dan Roman Emperical Evidence sektor industri sebagai berpengaruh positif
Lanis (2013) from Australian firms variabel kontrol. terhadap transfer pricing
Bersambung ke halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
Penelitian dilakukan aggressiveness dengan
pada perusahaan di variabel kontrol sektor
Australia pada periode industry
2009

4. Andrew B. Transfer Pricing by Variabel transfer Tidak terdapat variabel Ukuran perusahaan, pangsa
Bernard, J. U.S. Based pricing kepemilikan asing, ekspor perusahaan, negara
Bradford Jensen, Multinational Firms ukuran perusahaan, dan dengan tingkat pajak rendah
dan Peter K. leverage mempengaruhi harga
Schott (2006) kewajaran dalam transaksi
pihak berelasi. Penelitian ini
juga menemukan bahwa
nilai wajar ekspor di AS
lebih tinggi dibandingkan
harga yang tercatat dalam
transaksi pihak berelasi
5. Vera Dyanty, Pengaruh Kepemilikan Variabel kepemilikan Tidak terdapat variabel Transaksi pihak berelasi
Sidharta Utama, Akhir terhadap asing. Populasi ukuran perusahaan dan dipengaruhi oleh
Hilda Rossieta, Transaksi Pihak penelitian yaitu leverage. Periode kepemilikan saham
dan Sylvia Berelasi seluruh perusahaan penelitian pada tahun pengendali, termasuk
Veronica (2011) yang terdaftar di BEI. 2003-2007 kepemilikan saham
Variabel dependen pengendali asing
diukur dengan
transaksi pihak
berelasi

Bersambung ke halaman selanjutnya


32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
6. Ni Wayan Pengaruh Pajak dan Variabel transfer Tidak terdapat variabel Hasil empiris menunjukkan
Yuniasih, Ni Tunneling Incentive pricing. Metode kepemilikan asing, bahwa pajak dan tunneling
Ketut Rasmini, pada Keputusan penelitian yang ukuran perusahaan, dan incentive berpengaruh
dan Made Gede Transfer Pricing digunakan yaitu leverage. Periode yang positif pada perusahaan
Wirakusuma Perusahaan Manufaktur regresi logistik. digunakan pada tahun untuk melakukan transfer
(2012) yang Listing di Bursa Transfer pricing 2008-2010 pricing
Efek Indonesia diukur dengan
transaksi pihak
berelasi
7. Nancy Kiswanto Pengaruh Pajak, Variabel kepemilikan Tidak terdapat variabel Pajak dan kepemilikan
dan Anna Kepemilikan Asing, dan asing, ukuran leverage. Populasi asing berpengaruh terhadap
Purwaningsih Ukuran Perusahaan perusahaan, dan penelitian yaitu sektor keputusan transfer pricing
(2014) terhadap Transfer transfer pricing manufaktur yang perusahaan. Sedangkan
Pricing Pada terdaftar di BEI. ukuran perusahaan tidak
Perusahaan Manufaktur Periode yang digunakan berpengaruh terhadap
di BEI Tahun 2010- pada tahun 2010-2013. keputusan transfer pricing
2013 Metode yang digunakan perusahaan.
yaitu regresi linier
berganda
8. Fadillah Karim Pengaruh Corporate Kepemilikan Tidak terdapat variabel Penelitian ini menemukan
(2014) Governance terhadap institusional yang ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional
Tax Avoidance didalamnya terdapat leverage dan proporsi dewan
kepemilikan asing komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap tax
avoidance. Sedangkan
komite audit dan kualitas
Bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
audit berpengaruh terhadap
tax avoidance.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

34
C. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh kepemilikan asing terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing

Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang

terkonsentrasi. Struktur kepemilikan tersebut menimbulkan potensi pada

pemegang saham pengendali untuk terlibat jauh dalam pengelolaan

perusahaan serta memperoleh kekuasaan dan insentif untuk dapat

bernegosiasi dan mendorong kontrak perusahaan dengan para

stakeholders. Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi cenderung

menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham pengendali

dan manajemen dengan pemegang saham non pengendali (Dyanty dkk,

2011). Pemegang saham non pengendali mempercayakan pemegang

saham pengendali untuk mengawasi manajemen karena pemegang saham

pengendali memiliki posisi yang lebih baik dan memiliki akses informasi

yang lebih baik sehingga dimungkinkan pemegang saham pengendali

menyalahgunakan hak kendali untuk kesejahteraannya sendiri. Salah

satunya dengan melakukan transfer pricing.

Pemegang saham pengendali asing menjual produk dari perusahaan

yang ia kendalikan ke perusahaan pribadinya dengan harga di bawah

pasar. Hal tersebut dilakukan pemegang saham pengendali asing untuk

mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan pemegang saham non

pengendali (Atmaja, 2011). Ketika kepemilikan saham yang dimiliki

35
pemegang saham pengendali asing semakin besar maka pemegang saham

pengendali asing memiliki pengaruh yang semakin besar dalam

menentukan berbagai keputusan dalam perusahaan, termasuk kebijakan

penentuan harga maupun jumlah transfer pricing.

Penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014)

menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Ketika pihak

asing telah menanamkan modalnya pada perusahaan publik Indonesia

dengan persentase lebih dari 20% maka pihak asing bisa memberikan

pengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing yang melibatkan

pihak asing. Semakin besar kepemilikan asing dalam suatu perusahaan

maka akan semakin tinggi pengaruh pihak asing dalam menentukan

banyak sedikitnya transfer pricing yang dilakukan. Dyanty, dkk (2011)

menyatakan bahwa semakin tinggi hak kendali yang dimiliki pemegang

saham pengendali, termasuk pemegang saham pengendali asing,

memungkinkan pemegang saham pengendali memerintahkan manajemen

melakukan transaksi pihak berelasi. Transaksi pihak berelasi adalah

proksi yang digunakan untuk mengukur keberadaan transfer pricing.

Berbeda dengan penelitian Kiswanto dan Purwaningsih (2014), studi

yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014)

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance. Di dalam kepemilikan institusional terdapat

kepemilikan asing oleh institusi dan menurut Lestari (2008) bahwa

36
transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (penghindaran

pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau

Multi National Company (MNC). Dengan tidak adanya pengaruh

kepemilikan institusional terhadap tax avoidance, maka transfer pricing

juga tidak dipengaruhi oleh kepemilikan institusional yang termasuknya

kepemilikan asing.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan

Purwaningsih (2014), Dewi dan Jati (2014), serta Fadillah (2014), diduga

bahwa terdapat inconsistency pengaruh kepemilikan asing terhadap

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Oleh karena itu

perlu diuji kembali mengenai pengaruh kepemilikan asing.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing

Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian

besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di

Indonesia menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan.

Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam

tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki

prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama

(Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan-perusahaan besar yang

memiliki keuntungan besar cenderung akan terlibat dalam transaksi

37
untuk menghindarkan pajak. Di beberapa kasus perusahaan besar

cenderung memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi, oleh sebab

itu beberapa perusahaan melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak

menjadi rendah, yaitu dapat dilakukan dengan transfer pricing.

Penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan

Supriyanto dan Falikhatun (2008) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing. Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati

bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam manipulasi yang lebih

besar dari transfer pricing.

3. Pengaruh leverage terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing

Perusahaan memiliki berbagai sumber pendanaan dalam

menjalankan bisnisnya, salah satunya dengan utang. Leverage mengukur

besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin besar

utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih kecil karena insentif

pajak atas bunga utang semakin besar (Prakosa, 2014). Penelitian Ozkan

(2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban

pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak.

Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak

maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak.

38
Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggota kelompok dengan

transfer utang dan / atau modal (Richardson, et al, 1998).

Transfer utang dan / atau modal yang sebagian didorong oleh

peluang untuk arbitrase pajak dan dengan demikian, perusahaan yang

terlibat dalam lokalisasi selektif utang untuk tujuan pajak lebih mungkin

menjadi agresif dalam hal pengaturan transfer pricing mereka

(Richardson et al, 1998). Ada kemungkinan bahwa leverage dapat

bertindak sebagai pengganti untuk transfer pricing dalam mencapai

pengurangan kewajiban pajak perusahaan grup. Penelitian terbaru

dilakukan oleh Richardson et al, (2013) yang menunjukkan bahwa

leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2011)

menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing, Semakin tinggi leverage,

semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor. Hal ini tentunya

makin meningkatkan pengawasan bank terhadap operasional perusahaan

untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan

ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi

pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang

tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat

terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan (Chien dan Hsu,

2010 dalam Dyanty, 2011).

39
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014), Ozkan

(2001), Richardson, et al (2013) serta Dyanty, dkk (2011) diduga bahwa

terdapat inconsistency pengaruh leverage terhadap keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing. Oleh karena itu perlu diuji kembali

mengenai pengaruh leverage.

40
Dari uraian di atas, terbentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:

Perusahaan A Perusahaan B
Hubungan istimewa

Terdapat Transfer Pricing :


barang, jasa, barang tak
berwujud lainnya

Adanya kemungkinan penyelewengan dalam penggunaan


kebijakan transfer pricing karena ada perbedaan antara
kepentingan perusahaan dengan peraturan OECD Guidelines dan
UU PPh No. 36 tahun 2008

Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan,


dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan untuk
Melakukan Transfer Pricing

Landasan teori : Agency Theory

Bersambung pada halaman selanjutnya

41
Gambar 2.1 (Lanjutan)

Variabel Independen
Variabel Dependen
Kepemilikan Asing (X1)
Keputusan Perusahaan
Ukuran Perusahaan (X2)
untuk Melakukan
Leverage (X3) Transfer Pricing

Model Analisis:

Regresi Logistik

Pembahasan dan Hasil


Pengujian

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2 .1
Skema Kerangka Pemikiran

42
D. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan di atas, dapat dimungkinkan

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ha1: kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing

2. Ha2: ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing

3. Ha3: leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing

43
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deduktif yang bertujuan untuk menguji

hipotesis melalui validitas teori atau pengujian aplikasi kepada teori tertentu.

Ruang lingkup penelitian ini hanya membatasi pembahasannya pada

pengujian apakah kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage

berpengaruh positif pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer

pricing. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di

bidang keuangan.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang

keuangan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1) Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.

2) Data laporan keuangan perusahaan sampel tersedia untuk tahun pelaporan

2014.

44
3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam satu jenis mata uang

yaitu rupiah. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan multinasional

yang berada di Indonesia sehingga hanya digunakan mata uang rupiah.

Selain itu, perubahan kurs yang berfluktuatif juga menjadi pertimbangan.

4) Perusahaan sampel yang dikendalikan oleh perusahaan asing dengan

kepemilikan 20% atau lebih. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 15 (Revisi

2013) yang menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak

yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau

lebih (Kiswanto dan Purwaningsih, 2014).

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara yang dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu teknik

pengambilan data dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data

sekunder yang berupa laporan keuangan seluruh perusahaan yang

dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Serta dari berbagai buku

pendukung dan sumber lainnya yang berhubungan dengan transfer pricing.

Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan

auditor independen masing-masing perusahaan publik yang diperoleh dari

www.idx.co.id.

45
D. Metode Analisis Data

Metode analisis penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model logit

atau regresi logistik dengan bantuan program IBM Statistical Package for

Social Sciences (SPSS) versi 22, karena variabel dependen bersifat dikotomi

(transfer pricing yang diproksikan dengan keberadaan penjualan kepada

pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Dalam hal ini maka dapat

dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu

asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2013).

1. Uji Statistik Deskriptif

a. Uji Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau

deskripsi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Uji

deskriptif yang digunakan, antara lain rata-rata (mean), standar

deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif menyajikan

ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel,

sehingga secara konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh

pembaca.

b. Uji Frekuensi

Frekuensi deskriptif adalah susunan data menurut kelas-kelas

tertentu atau pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang

46
menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data

tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori.

2. Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan

untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen, dalam hal ini variabel dependennya dalam bentuk

variabel dummy (diantara 0 dan 1).

Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik

karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu analisis model fit

yang menggambarkan apakah data dari penelitian ini baik untuk

digunakan dalam penelitian. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik

adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):

a. Menilai Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis

untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa

nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan

berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

47
probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data

input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L

ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL)

menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model

yang dihipotesikan fit dengan data.

b. Uji Koefisien Determinasi

Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R²

dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R² dapat

diintrepretasikan seperti nilai R² pada multiple regression. Nilai

nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat terbatas.

Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

48
c. Uji Kelayakan Model Regresi

Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis

nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan

fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test statistics

sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistics

Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05, maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena cocok dengan data observasinya.

d. Uji Matriks Klasifikasi

Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam

membuat keputusan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat

dinyatakan dalan persen.

49
e. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood

Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = …= bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ …≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan

(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai probabilitas (sig) < α maka hipotesis alternatif

didukung

2) Jika nilai probabilitas (sig) > α maka hipotesis alternatif tidak

didukung

f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

logistik dengan melihat pengaruh kepemilikan asing, ukuran

perusahaan, dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing. Adapun model regresi dalam penelitian

ini adalah:

50
Ln (p/1-p) = TP = α + β1OWN + β2SIZE + β3LEV + ε

Keterangan:

TP = Transfer Pricing, 1 untuk perusahaan yang melakukan

penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, 0 untuk perusahaan tidak yang melakukan

penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan

istimewa

α = konstanta

β1- β3 = koefisien variabel independen

OWN = kepemilikan

SIZE = ukuran perusahaan

LEV = leverage

ε = koefisien eror

E. Operasional Variabel Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam

penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen dan variabel

independen.

51
1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing. Transfer pricing dihitung dengan

pendekatan dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan penjualan kepada

pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Menggunakan variabel

dummy, perusahaan yang melakukan penjualan kepada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa diberi nilai 1 dan yang tidak diberi nilai 0

(Yuniasih, 2012).

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen (X) terdiri dari kepemilikan asing (X1), ukuran

perusahaan (X2), dan leverage (X3).

1. Kepemilikan asing

Kepemilikan asing diukur menggunakan proksi persentase

kepemilikan asing sebesar 20% atau lebih. Kriteria struktur kepemilikan

terkonsentrasi didasarkan pada UU Pasar Modal No. IX.H. 1, yang

menjelaskan pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki

saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih. PSAK No.

15 (Revisi 2013) juga menyatakan tentang pengaruh signifikan yang

dimiliki oleh pemegang saham dengan persentase 20% atau lebih

(Yuniasih, 2012). Kepemilikan asing dapat diukur dengan (Farooque, et al,

2007).

Kepemilikan asing = Jumlah kepemilikan saham asing x 100%


Total saham beredar

52
2. Ukuran perusahaan

Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan kecil

dan besar, dimana perusahaan yang besar memiliki sistem manajemen

yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi pula. Oleh

karena itu perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang lebih

kompleks daripada perusahaan-perusahaan kecil. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (SIZE). Ukuran perusahaan

merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang berdasarkan total

aset. Dalam ini ukuran perusahaan dinilai dengan log of total assets. Log

of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan

antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan perusahaan yang

terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural.

Konversi yang terbentuk bertujuan untuk membuat data total aset

terdistribusi normal. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala

rasio, dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):

SIZE = Log (Total Aset)

3. Leverage

Leverage merupakan pengukur besarnya aset yang dibiayai oleh

utang-utang yang berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham

ataupun investor. Utang yang dimaksud adalah utang jangka panjang.

Dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perusahaan yang tinggi

rasio utang terhadap ekuitas akan meminimalkan pajak perusahaan (Lanis dan

53
Richardson, 2012). Variabel leverage diukur dengan membagi total kewajiban

jangka panjang dengan total aset perusahaan (Richardson et al., 2013).

Leverage = Total kewajiban jangka panjang


Total aset perusahaam

54
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur Indikator Skala

Variabel Dependen (Y)

Keputusan perusahaan 1 = Ada transaksi kepada pihak yang Dummy


untuk melakukan memiliki hubungan istimewa
transfer pricing
Yuniasih, et al (2012) 0 = Tidak ada transaksi kepada pihak
yang memiliki hubungan istimewa

Variabel Independen
(X)

Kepemilikan asing Rasio


Farooque, et al (2007) Jumlah kepemilikan saham asing x100%
Total saham beredar

Ukuran perusahan Rasio


Richardson, et al (2013) SIZE = Log (Total Aset)

Leverage Rasio
Richardson, et al (2013) Total kewajiban jangka panjang
Total aset

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

55
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang

bergerak di bidang keuangan. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2014 dan selama periode penelitian

tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting.

Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kepemilikan asing, ukuran

perusahaan dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan

transfer pricing.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan sampel

adalah metode purposive sampling. Penelitian secara purposive sampling

mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan

dari penelitian. Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat pada tabel 4.1,

dapat diketahui bahwa jumlah perusahaan di Indonesia pada tahun 2014 yang

dapat menjadi populasi penelitian adalah sebagai berikut:

56
Tabel 4.1
Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria
No. Kriteria Jumlah
1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014 426
kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
2. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan atau (9)
annual report pada tahun 2014
3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata (82)
uang selain rupiah
4. Perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan asing (188)
kurang dari 20%
Jumlah sampel 147
Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan

yang bergerak dibidang keuangan berjumlah 426 perusahaan. Dari 426

perusahaan tersebut terdapat 9 perusahaan yang tidak menyajikan laporan

keuangan atau annual report, juga terdapat 82 perusaahaan yang menyajikan

laporan keuangan dengan mata uang selain rupiah serta 188 perusahaan yang

tidak memiliki persentase kepemilikan asing lebih dari 20%. Sehingga

perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 147 perusahaan.

Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah

sebanyak 426 perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel

penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kepemilikan

57
asing, ukuran perusahaan dan leverage) terhadap variabel dependen yaitu

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

a. Hasil Uji Deskriptif

Tabel 4.2 menggambarkan mengenai statistik deskriptif seluruh

variabel dalam penelitian ini. Nilai minimum menggambarkan nilai

terkecil dari hasil pengolahan sampel. Nilai maksimum adalah nilai

paling besar yang berasal dari hasil analisis data. Mean adalah nilai

rata – rata yang menggambarkan jumlah data dibandingkan dengan

banyaknya data masing-masing variabel. Sedangkan standar deviasi

merupakan hasil pengukuran yang menjelaskan penyebaran distribusi

atau variabilitas yang ada pada data. Berikut adalah hasil analisis

deskriptif penelitian ini.

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Std.
N Min Max Sum Mean Deviation
OWN 147 ,07 ,99 79,47 ,5406 ,23080
lnSIZE 147 23,14 33,09 4151,15 28,2391 1,74251
LEV 147 ,00 2,99 29,22 ,1988 ,28575
Valid N
147
(listwise)
Sumber: output SPSS

Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat

kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai

58
yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Dapat dikatakan apabila

mean lebih besar daripada standar deviasi atau penyimpangannya

maka kualitas data adalah lebih baik.

Berdasarkan tabel 4.2 nilai statistik deskriptif untuk variabel

kepemilikan asing (OWN) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar

0,5406 atau 54%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan

yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 yang memiliki kepemilikan

saham asing lebih dari 20% dari total kepemilikan saham tersebut

akan menggunakan hak pemegang saham pengendali untuk

melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk nilai maksimum,

minimum dan standar deviasi variabel ini adalah 0,99, 0,07 dan

0,23080.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar

28,2391. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di BEI pada tahun 2014 yang memiliki log dari total aset

tersebut akan melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk nilai

maksimum, minimum dan standar deviasi pada variabel ini adalah

33,09, 23,14 dan 1,74251.

Variabel leverage (LEV) yang diproksikan dengan total

kewajiban jangka panjang dibagi total aset memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,1988. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat leverage

perusahaan observasi sebesar 19,88% yang artinya 19,88%

59
perusahaan observasi menggunakan utang jangka panjang untuk

membiayai perusahaan. Selanjutnya untuk nilai maksimum, minimum

dan standar deviasi pada variabel ini adalah 2,99, 0,00 dan 0,28575.

b. Hasil Uji Frekuensi

Tabel 4.3
Hasil Uji Frekuensi
Transfer Pricing
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak terdapat
69 46,9 46,9 46,9
rpt sales
terdapat rpt
78 53,1 53,1 100,0
sales
Total 147 100,0 100,0
Sumber: output SPSS

Berdasarkan hasil tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi untuk

variabel transfer pricing (TP). Praktik transfer pricing ditunjukkan

dengan adanya transaksi penjualan pihak yang memiliki hubungan

istimewa. Dari total 147 sampel perusahaan, ada 69 perusahaan yang

tidak melakukan transfer pricing atau sekitar 46,9% dan sisanya sebesar

78 perusahaan melakukan praktik transfer pricing atau sekitar 53,1%.

Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak perusahaan

yang terdaftar di BEI melakukan transfer pricing dibandingkan

perusahaan yang tidak melakukan transfer pricing.

60
2. Hasil Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing

(OWN), ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage (LEV) terhadap variabel

dependen transfer pricing (TP) yang bersifat dummy (adanya transaksi

penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik pada tingkat

signifikansi (α) 5 persen. Kelayakan model regresi dinilai dengan

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness Fit Test. Uji yang

dilakukan dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut (Ghozali,

2013):

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model fit

dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan

ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai

antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0)

dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1).

Adanya pengurangan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) awal dan

pada -2 Log Likelihood (-2LL) akhir menunjukkan bahwa model yang

dihipotesiskan fit dengan data. Berikut ini disajikan data hasil uji

kesesuaian keseluruhan model:

61
Tabel 4.4
Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model
Keterangan -2 Log Likelihood
Block Number: 0 203,204
Block Number: 1 192,542
Sumber: output SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa dimana awal

(Block Number= 0) yaitu model yang hanya memasukkan konstanta

mempunyai nilai -2LL sebesar 203,204. Sedangkan pada akhir (Block

Number= 1) mengalami penurunan setelah masuknya beberapa

variabel independen dalam penelitian, nilai -2LL menjadi 192,542.

Penurunan ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata

lain model yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya penambahan

variabel bebas yaitu kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan

leverage akan memperbaiki model fit penelitian ini.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar

variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas

variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi

logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Berikut hasil

pengujian koefisien determinasi.

62
Tabel 4. 5
Hasil Uji Koefisien Determinasi
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke
Step likelihood R Square R Square
1 192,542a ,070 ,094
Sumber: output SPSS

Tabel 4.5 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,094

yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat djelaskan oleh

variabel independen adalah sebesar 9,4%, sisanya sebesar 90,6%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian. Atau

secara bersama-sama, variasi variabel kepemilikan asing, ukuran

perusahaan dan leverage dapat menjelaskan keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing sebesar 9,4%.

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Berikut ini disajikan data hasil

pengujian kelayakan model regresi.

Tabel 4.6
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9,458 8 ,305
Sumber: output SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Chi-square

sebesar 9,458 dengan signifikansi (p) sebesar 0,305. Berdasarkan hasil

63
tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model

dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.

d. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan membuat

keputusan untuk melakukan transfer pricing. Hasil uji matriks

klasifikasi ditunjukkan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7
Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Predicted
TP
Observed tidak
terdapat
terdapat Percentage
rpt sales
rpt sales Correct
Step 0 TP tidak terdapat rpt
0 69 ,0
sales
terdapat rpt sales 0 78 100,0
Overall Percentage 53,1
Sumber: output SPSS

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa kekuatan model regresi

dalam memprediksi keputusan perusahaan melakukan transfer pricing

adalah sebesar 100%, yaitu dari total 78 sampel yang diprediksi akan

melakukan transfer pricing dari total 78 perusahaan yang melakukan

transfer pricing. Sedangkan kekuatan prediksi model untuk sampel

yang tidak melakukan transfer pricing adalah 0% yang berarti bahwa

model regresi yang digunakan tidak ada perusahaan yang diprediksi

64
akan melakukan transfer pricing dari total 69 perusahaan yang

melakukan transfer pricing.

e. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
95% C.I.for
Exp EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. (B) Lower Upper
Step OWN 1,124 ,770 2,131 1 ,144 3,076 ,680 13,905
1a lnSIZE ,308 ,107 8,286 1 ,004 1,360 1,103 1,677
LEV ,565 ,600 ,886 1 ,347 1,760 ,542 5,709
Consta
-9,268 3,129 8,772 1 ,003 ,000
nt
Sumber: ouput SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan


model berikut ini:

Ln (p/1-p) = TP = -9,268 + 0,308SIZE + ℯ

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan

asing (OWN) sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi

positif sebesar 1,124 dengan tingkat signifikansi 0,144 yang berada di

atas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%,

maka hipotesis kesatu (Ha1) tidak diterima yang artinya kepemilikan

65
asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen

memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,308 dengan tingkat

signifikansi 0,004 yang berada di bawah 0,05 (5%). Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari α = 5%, maka hipotesis kedua (Ha2)

diterima yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer

pricing. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar

0,308 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara ukuran

perusahaan dan keputusan perusahaan untuk melakukan transfer

pricing yang dimana apabila ukuran perusahaan suatu perusahaan

semakin besar, maka akan semakin besar juga keputusan badan usaha

dalam penggunaan kebijakan transfer pricing.

Variabel leverage (LEV) sebagai variabel independen memiliki

koefisien regresi positif sebesar 0,565 dengan tingkat signifikansi

0,347 yang berada di atas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih

besar dari α = 5%, maka hipotesis ketiga (Ha3) tidak diterima yang

artinya leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

66
C. Pembahasan

1. Pengaruh antara Kepemilikan Asing (OWN) terhadap Keputusan

Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel kepemilikan asing sebesar

0,144>0,05. Hal ini menandakan bahwa kepemilikan asing tidak

berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer

pricing. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pemegang saham

pengendali asing tidak menggunakan hak kendalinya untuk

memerintahkan manajemen dalam melakukan transfer pricing atau bisa

disebut juga ada atau tidak adanya pemegang saham pengendali asing,

perusahaan akan tetap melakukan transfer pricing.

Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis yang

menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap

perusahaan untuk melakukan transfer pricing, bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014).

Menurut Lestari (2008) bahwa transfer pricing adalah salah satu upaya

tax avoidance (penghindaran pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh

perusahaan multinasional atau Multi National Company (MNC). Hasil

penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014). Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

tax avoidance yang diduga karena pemilik institusional hanya berpikir

67
untuk memaksimalkan kesejahteraannya sehingga apapun keputusan

yang dibuat oleh manajemen asalkan itu menguntungkan maka mereka

akan mendukung keputusan tersebut, termasuk keputusan untuk

melakukan transfer pricing. Di dalam kepemilikan institusional terdapat

kepemilikan asing dimana dalam penelitian ini digunakan kepemilikan

asing oleh institusi.

2. Pengaruh antara Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Keputusan

Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel ukuran perusahaan sebesar

0,004<0,05 dan koefisien regresi positif sebesar 0,308. Hal ini

menandakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian

besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di

Indonesia menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan.

Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam

tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki

prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama

(Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan-perusahaan besar yang

memiliki keuntungan besar cenderung untuk terlibat dalam transaksi

68
untuk menghindarkan pajak. Di beberapa kasus perusahaan besar

cenderung memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi, oleh sebab

itu beberapa perusahaan melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak

menjadi rendah, yaitu dapat dilakukan dengan transfer pricing.

Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al

(2013) dan Supriyanto dan Falikhatun (2008) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing. Selain itu, Bernard, et al (2006)

mengamati bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam

manipulasi yang lebih besar dari transfer pricing.

3. Pengaruh antara Leverage (LEV) terhadap Keputusan Perusahaan

untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)

Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel leverage sebesar 0,565>0,05. Hal

ini menandakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan

hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset

perusahaan. Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan dibiayai

oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang

69
digambarkan oleh modal perusahaan yang baik semestinya mempunyai

modal lebih besar daripada utang.

Semakin tinggi leverage, semakin besar pembiayaan perusahaan dari

kreditor. Hal ini tentunya makin meningkatkan pengawasan bank

terhadap operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pemegang

saham tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika

bank menganggap transaksi pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat

menurunkan nilai aset yang tersedia, bank sebagai kreditur akan

melakukan pengawasan yang ketat terhadap terjadinya transaksi pihak

berelasi di perusahaan (Chien dan Hsu, 2010 dalam Dyanty, 2011).

Transaksi pihak berelasi adalah proksi yang digunakan untuk mengukur

keberadaan transfer pricing.

Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis yang

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing, bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014), Ozkan (2001) dan

Richardson, et al (2013). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2011) yang menyatakan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap transaksi pihak berelasi.

70
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak

di bidang keuangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi logistik (regression logistic) menunjukkan bahwa

kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan

untuk melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah

(2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance. Menurut Lestari (2008) bahwa

transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (pengindaran

pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau

Multi National Company (MNC). Hasil penelitian ini berlawanan dengan

logika penyusunan hipotesis karena kepemilikan institusional dimana

dalam penelitian ini digunakan kepemilikan asing oleh institusi hanya

mementingkan kesejahteraan mereka sehingga mereka mempercayakan

apapun keputusan oleh manajer asalkan itu menguntungkan bagi pemilik

institusional, termasuk keputusan untuk melakukan transfer pricing.

2. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk


71
melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam

penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan Supriyanto

dan Falikhatun (2008). Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati

bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam manipulasi yang lebih

besar dari transfer pricing.

3. Hasil uji regresi logistik (regression logistic) menunjukkan bahwa

leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam

penelitian yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2008). Hasil ini berlawanan

dengan logika penyusunan hipotesis karena semakin tinggi leverage,

semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor yang akan membuat

pihak bank akan mengawasi lebih ketat terhadap operasional perusahaan

untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan

ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi

pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang

tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat

terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu perpajakan

internasional dan manajemen mengenai keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing. Serta diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan


72
perusahaan untuk melakukan transfer pricing dan dalam penelitian ini faktor

yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan.

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah faktor lain yang

mungkin berpengaruh pada keputusan perusahaan untuk melakukan

transfer pricing. Seperti mekanisme bonus, dimana ada kecenderungan

manajemen memanfaatkan transaksi transfer pricing untuk

memaksimalkan bonus yang mereka terima jika bonus tersebut

didasarkan pada laba (Lo et al., 2010). Dan tarif, dimana tarif yang lebih

tinggi akan meningkatkan gap antara harga wajar dengan harga

hubungan istimewa. Perusahaan menggunakan harga yang lebih rendah

ketika melakukan ekspor kepada perusahaan dengan tarif impor yang

tinggi (Bernard et al., 2006).

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti dalam rentang waktu yang

lebih lama, karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih baik.

3. Proksi yang digunakan untuk transfer pricing dalam penelitian ini hanya

sebatas menggunakan nilai penjualan dengan pihak yang memiliki

hubungan istimewa. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat

menggunakan proksi transfer pricing yang lain jika data tersedia.

73
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, ‘Tinjauan Perspektif Teori Keagenan (Agency Theory)’, Pidato


Pengusulan Jabatan Guru Besar. Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Atmaja, Lukas Setia, “Who Want To Be Rational Investor”, Kepustakaan Populer


Gramedia, Jakarta, 2011.

Awodiran, Muideen Adeseye, “Transfer Pricing : A Tax Avoidance Tool of


Multinational Corporation”, Afe Babalola University, Ado-Ekiti, SSRN
2463201, 2014.

Belkaoui dan Ahmed Riahi, “Accounting Theory: Teori Akuntansi”, Edisi kelima,
Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Bernard, A.B., Jensen, J.B., Schott, P.K, “Transfer Pricing by U.S.-Based


Multinational Firms”, NBER Working Paper 12493, 2006.

Choutrou, S., Bedard, J., Courteau, L., “Corporate Governance and Earnings
Management”, Working Paper, 2001.

Darussalam dan Danny Septriadi, “Konsep dan Aplikasi Cross-Border Transfer


Pricing untuk Tujuan Perpajakan”, Danny Darussalam Tax Center, Jakarta,
2008.

Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati, “Pengaruh Karakter Eksekutif,


Karakteristik Perusahaan dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia”, ISSN: 2302-8556. E-Journal
Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014): 249-260, 2014.

Dyanty, Vera, Sidharta Utama, Hilda Rossieta, dan Sylvia Veronica, “Pengaruh
Kepemilikan Pengendali Akhir terhadap Transaksi Pihak Berelasi”, Jurnal
dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi, 2011.

Fadillah, Rahmi, “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”,


Universitas Padang, 2014.

Farooque, Omar Al, Tony van Zijl, Keitha D., and AKM Waresul K, ”Corporate
Governance in Bangladesh: Link between Owner-shipand Financial
Performance”, Blackwell Publishing Ltd, Journal Compilation, 15(6), 1453-
1468, 2007.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”,
Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
74
Godfrey, J., Hodgson, Allan, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes,
“Accounting Theory 7th Edition”, John Wiley and Sons, Sydney, 1994.

Gupta, S., dan Newberry, K., “Determinants of the Variability in Corporate


Effective Tax Rates: Evidence from Longitudinal Data“. Journal of
Accounting and Public Policy, 1-34, 1997.

Hansen dan Mowen, “Management Accounting: Akuntansi Manajemen”,


Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan, “Manajemen Laba pada Perusahaan yang
Melanggar Perjanjian Utang”, Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas
Hasanuddin, 2007.

Horngren, T, Charles, Srikant M, Datar, dan George Foster, “Akuntansi Biaya:


dengan Penekanan Manajerial”, Erlangga, Jakarta, 2008.

Jensen, Michael C. dan Meckling, William H., “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial
Economics (JFE), Vol. 3, No. 4, 1976.

Julaikah, Nurul, 2014, “Hampir Semmua Perusahaan Asing Akali Bayar Pajak”,
Merdeka, artikel diakses tanggal 18 Oktober 2015, dari
http://www.merdeka.com/uang/hampir-semua-perusahaan-asing-akali-bayar-
pajak.html

Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua”, BPFE,


Yogyakarta, 2000.

Kiswanto, Nancy dan Anna Purwaningsih, “Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing


dan Ukuran Perusahaan terhadap Transfer Pricing pada Perusahaan
Manufaktur di BEI Tahun 2010-2013”, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,
2014.

Kontan, Nasional, 2013, “Sengketa Pajak Toyota Motor Menanti Palu Hakim”,
http://nasional.kontan.co.id/news/sengketa-pajak-toyota-motor-menanti-palu-
hakim, Diakses tanggal 25 Desember 2015.

Lanis, R. dan Richardson, G, “Corporate Social Responsibility and Tax


Aggressiveness : An Empirical Analysis”, Journal of Accounting and Public
Policy, 86-108, 2012.

Lestari, Dewi, “Kajian Empiris Metode Tidak Langsung terhadap Modus


Pengindaran Pajak Melalui Transfer Pricing: Studi Kasus di KPP PMA”,
Tesis Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Administrasi Perpajakan, Depok,
2010.

75
Lingga, Ita Salsalina, “Aspek Perpajakan dalam Transfer Pricing dan
Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”, Jurnal Zenit;
Vol. 1 No. 3, Hal. 210-221, 2012.

Lo, W. Y. A., Raymond. M.K. W., and Micheal F, “Tax, Financial Reporting, and
Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the
Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies”, Journal of the
American Taxation Association, Vol. 32, No. 2: 1-26, 2010.

Mardiasmo, 2008, “Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya dengan Upaya


Meminimalisasi Potential Tax Risk”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 3,
No. 1, Oktober 2008, hal 1-2.

Nurhayati, Indah Dewi, “Evaluasi atas Perlakuan Perpajakan terhadap Transfer


Pricing pada Perusahaan Multinasional di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan
Akuntansi, Vol. 2 No.1, 2013.

OECD, (Organization for Economic Co-Operation and Development), Transfer


Pricing Guidelines for Multinastional Entreprises and Tax Administration,
OECD, 2009.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tentang Penerapan


Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib
Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 Tahun (Revisi 2012)


tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 15 Tahun (Revisi 2013)


tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.

Prakosa, Kesit Bambang, “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan


Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia”, Jurnal
SNA 17 Mataram, Lombok, 2014.

Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko, ”Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional
Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Rego, S.O., “Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational Corporations”,


Contemporary Accounting Research, Vol. 20 (4), 805-833, 2003.

Richardson, Grant, Taylor, Grantly, and Roman Lanis, “Determinants of Transfer


Pricing Aggressiveness: Empirical Evidence from Australian Firms”, Journal
of Contemporary Accounting & Economics, Vol. 9, 136-150, 2013.

76
Richardson, G., Hanlon, D., Nethercott., “Thin Capitalization: an Anglo-
American Comparison”, The International Tax Journal, Vol. 24 (2), 36-66,
1998.

Ross, Westerfield dan Jordan, “Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate


Finance Fundamental). Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Rudianto, “Akuntansi Manajemen”, Erlangga, Jakarta, 2013.


Sari, Ratna Candra, 2013, “Tunneling dan Model Prediksi: Bukti Empiris pada
Transaksi Pihak Berelasi”, Disertasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, “Kebijakan Pendanaan dan Restrukturasi Perusahaan”, PT


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Sekaran, Uma, “Research Methods For Business”, Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Setiawan, Hadi, “Transfer Pricing dan Risikonya terhadap Penerimaan
Negara”,http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Tr
ansfer%20Pricing%20dan%20Risikonya%20Terhadap%20Penerimaan%20N
egara.pdf, Diakses tanggal 17 Januari 2016.

Suandy, Erly, “Hukum Pajak”, Salemba Empat, Jakarta, 2011.

Supriyanto, Eko dan Falikhatun, “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan


dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 10 No. 1, April. 2008.

Suryana, Anandita B, 2012, “Menangkal Kecurangan Transfer Pricing”,


http://www. Pajak.go.id/node/4049?lang=en, Diakses tanggal 8 Februari
2015.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil dan Menengah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman


Modal.

Wijaya, Darma Sudata, Supatmi dan Yeterina Widi, “Struktur Kepemilikan,


Ukuran Perusahaan dan Related Party Transaction”, Jurnal Bisnis &
Ekonomi, Vol. 9, No. 1, April 2011, p. 77.

Wulandari, Indah, Andreas dan Elfi Ilham, “Pengaruh Struktur Kepemilikan


Manajerial, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Online Mahasiswa (JOM) FEKON, Vol. 1
No. 2 Oktober 2014.

77
Yuniasih, Ni Wayan, Ni Ketut Rasmini dan Made Gede Wirakusuma, “Pengaruh
Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi Unikal XV, 2012.

Zain, Mohammad, “Manajemen Perpajakan”, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

78
Lampiran 1

Daftar Sampel Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN KODE

1 Salim Ivomas Pratama Tbk. [S] SIMP


2 Golden Energy Mines Tbk. [S] GEMS
3 Samindo Resource Tbk. [S] MYOH
4 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [S] PTBA
5 Holcim Indonesia Tbk. [S] SMCB
6 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] INTP
7 Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] SMGR
8 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA
9 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG
10 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] KIAS
11 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] TOTO
12 Alakasa Industrindo Tbk. [S] ALKA
13 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] BTON
14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] GDST
15 Jaya Pari Steel Tbk. [S] JPRS
16 Lion Metal Works Tbk. [S] LION
17 Lionmesh Prima Tbk. [S] LMSH
18 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO
19 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA
20 Indo Acidatama Tbk. [S] SRSN
21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] AKPI
22 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. [S] CPIN
23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. JPFA
24 Malindo Feedmill Tbk. [S] MAIN
25 Astra International Tbk. [S] ASII
26 Gajah Tunggal Tbk. [S] GJTL
27 Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS
28 Selamat Sempurna Tbk. [S] SMSM
29 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX
30 Panasia Indo Resources Tbk. HDTX
31 Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] RICY
32 Sepatu Bata Tbk. [S] BATA
33 Jembo Cable Company Tbk. JECC
34 Delta Djakarta Tbk. DLTA
Bersambung ke halaman selanjutnya
79
Lampiran 1 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
35 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] INDF
36 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI
37 Nippon Indosari Corporindo Tbk. [S] ROTI
38 Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] PSDN
39 Sekar Bumi Tbk. [S] Lampiran 1 (Lanjutan) SKBM
40 Sekar Laut Tbk. [S] SKLT
41 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
42 Bentoel Internasional Investama Tbk. RMBA
43 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] DVLA
44 Kalbe Farma Tbk. [S} KLBF
45 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. SCPI
46 Merck Tbk. [S] MERK
47 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] SQBB
48 Mandom Indonesia Tbk. [S] TCID
49 Unilever Indonesia Tbk. [S] UNVR
50 Kedaung Indah Can Tbk. [S] KICI
51 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] LMPI
52 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] BSDE
53 Duta Anggada Realty Tbk. [S] DART
54 Jaya Real Property Tbk. [S] JRPT
55 Nusantara Infrastructure Tbk. [S] META
56 Indosat Tbk. [S] ISAT
57 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] TLKM
58 Cardig Aero Services Tbk. [S] CASS
59 Steady Safe Tbk. SAFE
60 Intraco Penta Tbk. INTA
61 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. [S] JKON
62 Modern Internasional Tbk. [S] MDRN
63 Tunas Ridean Tbk. [S] TURI
64 Wicaksana Overseas International Tbk. [S] WICO
65 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP
66 Kokoh Inti Arebama Tbk. [S] KOIN
67 Skybee Tbk. [S] SKYB
68 Grahamas Citrawisata Tbk. [S] GMCW
69 Jakarta International Hotels & Dev. Tbk. [S] JIHD
70 Mas Murni Indonesia Tbk. [S] MAMI
71 MNC Land Tbk. [S] KPIG
Bersambung ke halaman selanjutnya

80
Lampiran 1 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
72 First Media Tbk. [S] KBLV
73 Link Net Tbk. [S] LINK
74 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. [S] MIKA
75 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. [S] SRAJ
76 Bakrie & Brothers Tbk. BNBR
77 MNC Investama Tbk. [S] BHIT
78 Multipolar Tbk. MLPL
79 Gozco Plantations Tbk. [S] GZCO
80 Sampoerna Agro Tbk. [S] SGRO
81 Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. [S] DSFI
82 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT
83 Cita Mineral Investindo Tbk. [S] CITA
84 Citatah Tbk. [S] CTTH
85 Mitra Investindo Tbk. [S] MITI
86 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] IKAI
87 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU
88 Berlina Tbk. [S] BRNA
89 Sekawan Intipratama Tbk. [S] SIAP
90 Sierad Produce Tbk. [S] SIPD
91 SLJ Global Tbk. SULI
92 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT
93 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI
94 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] LPIN
95 Eratex Djaja Tbk. ERTX
96 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] UNIT
97 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] SSTM
98 KMI Wire and Cable Tbk. [S] KBLI
99 Voksel Electric Tbk. [S] VOKS
100 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] AISA
101 Wismilak Inti Makmur Tbk. WIIM
102 Akasha Wira International Tbk. [S] ADES
103 Bhuwanatala Indh Permai Tbk. [S] BIPP
104 Fortune Mate Indonesia Tbk. [S] FMII
105 Indonesia Prima Property Tbk. [S] OMRE
106 Intiland Development Tbk. [S] DILD
107 Lippo Cikarang Tbk. [S] LPCK
108 Lippo Karawaci Tbk. [S] LPKR
Bersambung ke halaman selanjutnya
81
Lampiran 1 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
109 Metro Realty Tbk. MTSM
110 Metropolitan Land Tbk. [S] MTLA
111 Modernland Realty Tbk. [S] MDLN
112 Pakuwon Jati Tbk. [S] PWON
113 Pikko Land Development Tbk. [S] RODA
114 Plaza Indonesia Realty Tbk. [S] PLIN
115 Suryamas Dutamakmur Tbk. [S] SMDM
116 Leyand International Tbk. [S] LAPD
117 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. [S] CMNP
118 Cipaganti Citra Graha Tbk. [S] CPGT
119 Mitra International Resources Tbk. [S] MIRA
120 Tanah Laut Tbk. [S] INDX
121 Zebra Nusantara Tbk. [S] ZBRA
122 Solusi Tunas Pratama Tbk. SUPR
123 Bintang Mitra Semestaraya Tbk. [S] BMSR
124 Evergreen Invesco Tbk. [S] GREN
125 Inter Delta Tbk. [S] INTD
126 Leo Investments Tbk. [S] ITTG
127 Millennium Pharmacon International Tbk. [S] SDPC
128 Mitra Pinasthika Mustika Tbk. MPMX
129 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. [S] CENT
130 Hero Supermarket Tbk. [S] HERO
131 Matahari Putra Prima Tbk. [S] MPPA
132 Sona Topas Tourism Industry Tbk. [S] SONA
133 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. AMRT
134 Trikomsel Oke Tbk. TRIO
135 Bayu Buana Tbk. [S] BAYU
136 Hotel Mandarine Regency Tbk. HOME
137 Hotel Sahid Jaya International Tbk. [S] SHID
138 Indonesian Paradise Property Tbk. [S] INPP
139 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. [S] JSPT
140 Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. [S] PGLI
141 Pioneerindo Gourmet International Tbk. [S] PTSP
142 Red Planet Indonesia Tbk. PSKT
143 Graha Layar Prima Tbk. [S] BLTZ
144 Indoritel Makmur Internasional Tbk. [S] DNET
145 Limas Indonesia Makmur Tbk. LMAS
Bersambung ke halaman selanjutnya

82
Lampiran 1 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
146 Hanson International Tbk. [S] MYRX
147 Polaris Investama Tbk. PLAS

83
Lampiran 2

Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan dan Leverage Periode 2014

LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE TOTAL ASET (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
1 SIMP 0,800 30,996,051,000,000 31,06 7.290.175.000.000 0,235
2 GEMS 0,300 3,921,803,353,518 29,00 44.091.088.893 0,011
3 MYOH 0,742 2,031,097,095,000 28,34 479.284.798.000 0,236
4 PTBA 0,446 14,812,023,000,000 30,33 2.567.052.000.000 0,173
5 SMCB 0,807 17,195,352,000,000 30,48 4.629.215.000.000 0,269
6 INTP 0,510 28,884,973,000,000 30,99 839.613.000.000 0,029
7 SMGR 0,386 34,314,666,027,000 31,17 4.038.944.969.000 0,118
8 ARNA 0,409 1,259,175,442,875 27,86 31.272.198.901 0,025
9 AMFG 0,439 3,918,391,000,000 29,00 335.511.000.000 0,086
10 KIAS 0,963 2,352,542,603,065 28,49 94.320.586.032 0,040
11 TOTO 0,395 2,027,288,693,678 28,34 267.281.556.150 0,132
12 ALKA 0,789 244,879,397,000 26,22 8.366.832.000 0,034
13 BTON 0,799 174,157,547,015 25,88 2.679.745.925 0,015
14 GDST 0,873 1,354,622,569,945 27,93 484.174.854.654 0,357
15 JPRS 0,684 370,967,708,751 26,64 14.852.958.154 0,040
16 LION 0,577 600,102,716,315 27,12 23.968.711.839 0,040
17 LMSH 0,322 139,915,598,255 25,66 4.607.084.953 0,033
18 PICO 0,762 626,626,507,164 27,16 119.456.770.859 0,191
Bersambung ke halaman selanjutnya
84
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
20 SRSN 0,352 463,347,124,000 26,86 134.510.685.000 0,290
21 AKPI 0,501 2,227,042,590,000 28,43 378.320.428.000 0,170
22 CPIN 0,354 20,862,439,000,000 30,67 5.451.910.000.000 0,261
23 JPFA 0,575 15,730,435,000,000 30,39 5.523.993.000.000 0,351
24 MAIN 0,515 3,531,219,815,000 28,89 710.951.070.000 0,201
25 ASII 0,925 236,029,000,000,000 33,09 42.182.000.000.000 0,179
26 GJTL 0,595 16,042,897,000,000 30,41 6.943.382.000.000 0,433
27 IMAS 0,715 23,471,397,834,920 30,79 5.271.119.667.308 0,225
28 SMSM 0,071 1,749,395,000,000 28,19 65.758.000.000 0,038
29 MYTX 0,588 2,041,304,000,000 28,34 941.268.000.000 0,461
30 HDTX 0,452 4,221,696,886,907 29,07 3.096.075.682.854 0,733
31 RICY 0,326 1,170,752,424,106 27,79 291.191.558.773 0,249
32 BATA 0,819 774,891,087,000 27,38 29.541.847.000 0,038
33 JECC 0,200 1,062,476,023,000 27,69 45.004.561.000 0,042
34 DLTA 0,646 991,947,134,000 27,62 36.521.246.000 0,037
35 INDF 0,501 85,938,885,000,000 32,08 22.028.823.000.000 0,256
36 MLBI 0,818 2,231,051,000,000 28,43 88.453.000.000 0,040
37 ROTI 0,393 2,142,894,276,216 28,39 875.163.252.239 0,408
38 PSDN 0,736 620,928,440,332 27,15 44.475.831.881 0,072
39 SKBM 0,607 649,534,031,113 27,20 74.700.075.216 0,115
40 SKLT 0,574 331,574,891,637 26,53 36.781.482.794 0,111
Bersambung ke halaman selanjutnya
85
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
41 CEKA 0,870 1,284,150,037,341 27,88 27.917.794.870 0,022
42 RMBA 0,990 10,250,546,000,000 29,96 5.634.827.000.000 0,550
43 DVLA 0,927 1,236,247,525,000 27,84 95.232.652.000 0,077
44 KLBF 0,315 12,425,032,367,729 30,15 221.636.516.794 0,018
45 SCPI 0,985 1,317,314,767,000 27,91 931.448.487.000 0,707
46 MERK 0,939 716,599,526,000 27,30 33.088.525.000 0,046
47 SQBB 0,980 459,352,720,000 26,85 6.755.953.000 0,015
48 TCID 0,690 1,853,235,343,636 28,25 1.853.235.343.636 0,045
49 UNVR 0,850 14,280,670,000,000 30,29 817.056.000.000 0,057
50 KICI 0,314 96,745,744,221 25,30 9.838.490.468 0,102
51 LMPI 0,655 808,892,238,344 27,42 42.823.139.797 0,053
52 BSDE 0,219 28,134,725,397,393 30,97 4.331.968.409.729 0,154
53 DART 0,447 5,114,273,658,000 29,26 1.387.919.969.000 0,271
54 JRPT 0,285 6,684,262,908,000 29,53 435.090.129 0,000
55 META 0,503 4,074,896,999,371 29,04 1.331.758.243.996 0,327
56 ISAT 0,704 53,254,841,000,000 31,61 17.911.028.000.000 0,336
57 TLKM 0,397 140,895,000,000,000 32,58 22.984.000.000.000 0,163
58 CASS 0,417 1,085,460,356,000 27,71 243.691.371.000 0,225
59 SAFE 0,215 11,154,720,616 23,14 33.362.301.613 2,991
60 INTA 0,358 5,774,709,000,000 29,38 1.869.084.000.000 0,324
61 JKON 0,200 3,844,756,799,399 28,98 219.027.813.580 0,057
Bersambung ke halaman selanjutnya
86
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
62 MDRN 0,420 2,381,553,472,757 28,50 460.179.711.748 0,193
63 TURI 0,517 3,962,895,000,000 29,01 559.414.000.000 0,141
64 WICO 0,781 204,951,499,255 26,05 13.634.980.402 0,067
65 CSAP 0,210 3,308,917,601,000 28,83 237.989.892.000 0,072
66 KOIN 0,910 525,488,407,521 26,99 9.589.089.839 0,018
67 SKYB 0,906 361,690,270,528 26,61 4.214.398.830 0,012
68 GMCW 0,665 52,013,648,667 24,67 31.198.562.188 0,600
69 JIHD 0,303 6,484,787,205,000 29,50 1.160.188.567.000 0,179
70 MAMI 0,337 762,521,218,182 27,36 121.405.184.799 0,159
71 KPIG 0,324 9,964,606,193,061 29,93 1.475.432.565.808 0,148
72 KBLV 0,551 12,962,414,000,000 30,19 2.113.669.000.000 0,163
73 LINK 0,335 3,742,005,000,000 28,95 155.882.000.000 0,042
74 MIKA 0,660 2,156,666,399,969 28,40 145.044.286.016 0,067
75 SRAJ 0,351 1,857,908,620,340 28,25 330.101.278.395 0,178
76 BNBR 0,413 11,296,048,454,000 30,06 1.572.613.458.000 0,139
77 BHIT 0,723 47,531,672,000,000 31,49 14.185.270.000.000 0,298
78 MLPL 0,320 22,798,205,000,000 30,76 4.130.864.000.000 0,181
79 GZCO 0,342 3,232,644,000,000 28,80 1.444.522.000.000 0,447
80 SGRO 0,745 5,466,874,000,000 29,33 1.470.770.269.000 0,269
81 DSFI 0,558 270,782,723,620 26,32 60.514.913.934 0,224
82 SMMT 0,626 724,974,385,620 27,31 133.629.781.985 0,184
Bersambung ke halaman selanjutnya
87
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
83 CITA 0,732 2,790,120,638,838 28,66 402.373.476.929 0,144
84 CTTH 0,464 366,053,299,896 26,63 33.186.568.983 0,091
85 MITI 0,686 362,678,809,663 26,62 30.967.822.565 0,085
86 IKAI 0,412 518,546,655,125 26,97 132.758.421.318 0,256
87 AKKU 0,863 90,674,071,077 25,23 52.739.599.481 0,582
88 BRNA 0,337 1,334,085,916,000 27,92 412.601.657.000 0,309
89 SIAP 0,897 4,979,635,925,000 29,24 163.394.070.000 0,033
90 SIPD 0,269 2,800,914,553,878 28,66 310.618.828.500 0,111
91 SULI 0,321 900,611,000,000 27,53 880.715.000.000 0,978
92 TIRT 0,453 713,714,873,924 27,29 186.218.388.842 0,261
93 KBRI 0,750 1,299,315,036,743 27,89 550.984.553.467 0,424
94 LPIN 0,396 185,595,748,325 25,95 7.076.683.000 0,038
95 ERTX 0,473 775,917,827,931 27,38 23.415.677.784 0,030
96 UNIT 0,548 440,727,374,151 26,81 4.546.035.596 0,010
97 SSTM 0,285 773,663,346,934 27,37 182.283.424.795 0,236
98 KBLI 0,543 1,337,351,473,763 27,92 140.534.337.657 0,105
99 VOKS 0,535 1,553,904,599,142 28,07 1.038.049.413.765 0,668
100 AISA 0,381 7,371,846,000,000 29,63 2.285.709.000.000 0,310
101 WIIM 0,225 1,332,907,675,785 27,92 39.036.668.424 0,029
102 ADES 0,919 504,865,000,000 26,95 52.166.000.000 0,103
103 BIPP 0,490 613,810,885,565 27,14 98.179.527.813 0,160
Bersambung ke halaman selanjutnya
88
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
104 FMII 0,412 459,446,166,175 26,85 48.594.868.020 0,106
105 O.M.R.E 0,901 815,338,709,481 27,43 105.883.704.894 0,130
106 DILD 0,421 9,004,884,010,541 29,83 2.733.483.167.468 0,304
107 LPCK 0,237 4,309,824,234,265 29,09 108.329.891.288 0,025
108 LPKR 0,212 37,761,220,693,695 31,26 14.389.379.227.138 0,381
109 MTSM 0,207 92,326,274,743 25,25 7.008.121.755 0,076
110 MTLA 0,515 3,250,717,743,000 28,81 461.505.883.000 0,142
111 MDLN 0,288 10,446,907,695,182 29,98 3.408.432.891.141 0,326
112 PWON 0,409 16,770,742,538,000 30,45 4.574.524.360.000 0,273
113 RODA 0,905 3,067,688,575,340 28,75 224.644.513.871 0,073
114 PLIN 0,295 4,544,932,176,000 29,15 1.558.865.090.000 0,343
115 SMDM 0,977 3,156,290,546,000 28,78 329.874.877.000 0,105
116 LAPD 0,431 938,096,369,000 27,57 16.771.624.000 0,018
117 CMNP 0,822 5,298,108,569,813 29,30 1.032.274.441.811 0,195
118 CPGT 0,530 733,827,301,726 27,32 178.927.830.278 0,244
119 MIRA 0,409 515,577,615,353 26,97 100.405.936.260 0,195
120 INDX 0,864 183,172,852,929 25,93 5.987.112.356 0,033
121 ZBRA 0,269 36,642,287,738 24,32 4.209.118.844 0,115
122 SUPR 0,255 12,894,699,893,195 30,19 4.825.947.065.458 0,374
123 BMSR 0,815 478,158,703,159 26,89 3.490.645.000 0,007
124 GREN 0,724 651,466,871,807 27,20 8.063.865.361 0,012
Bersambung ke halaman selanjutnya
89
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
125 INTD 0,745 50,956,633,269 24,65 12.884.625.075 0,253
126 ITTG 0,755 96,361,046,789 25,29 714.299.213 0,007
127 SDPC 0,550 529,991,702,159 27,00 20.245.183.814 0,038
128 MPMX 0,221 13,950,177,000,000 30,27 4.482.760.000.000 0,321
129 CENT 0,710 927,142,011,991 27,56 69.646.502.785 0,075
130 HERO 0,810 8,295,642,000,000 29,75 53.689.000.000 0,007
131 MPPA 0,261 5,827,294,000,000 29,39 228.978.000.000 0,039
132 SONA 0,450 1,091,574,119,466 27,72 206.566.978.369 0,189
133 AMRT 0,375 13,992,568,000,000 30,27 2.451.497.000.000 0,175
134 TRIO 0,963 9,062,002,619,234 29,84 3.425.399.804.715 0,378
135 BAYU 0,533 551,383,191,769 27,04 10.706.949.555 0,019
136 HOME 0,280 260,781,036,869 26,29 23.168.618.482 0,089
137 SHID 0,417 1,434,881,838,925 27,99 345.995.979.455 0,241
138 INPP 0,458 1,982,734,525,885 28,32 751.256.283.606 0,379
139 JSPT 0,396 3,575,786,663,963 28,91 648.470.390.880 0,181
140 PGLI 0,212 69,855,302,836 24,97 7.120.180.820 0,102
141 PTSP 0,788 294,177,698,000 26,41 64.607.839.000 0,220
142 PSKT 0,657 555,126,145,538 27,04 178.310.857.344 0,321
143 BLTZ 0,295 655,349,092,810 27,21 8.683.612.925 0,013
144 DNET 0,693 7,584,772,233,394 29,66 1.187.026.000 0,000
145 LMAS 0,454 458,708,845,264 26,85 136.188.889.535 0,297
Bersambung ke halaman selanjutnya
90
Lampiran 2 (Lanjutan)
LOG LEVERAGE
KEPEMILIKAN TOTAL ASET KEWAJIBAN TIDAK
NO. KODE (TOTAL Kewajiban tidak
ASING LANCAR
ASET) lancar/total aset (%)
146 MYRX 0,240 5,723,420,360,339 29,38 259.775.110.527 0,045
147 PLAS 0,327 363,025,826,086 26,62 4.129.228.049 0,011

91
Lampiran 3

Hasil Perhitungan Variabel Transfer Pricing Periode 2014

TRANSFER
NO. NAMA PERUSAHAAN
PRICING
1 Salim Ivomas Pratama Tbk. [S] 1
2 Golden Energy Mines Tbk. [S] 1
3 Samindo Resource Tbk. [S] 1
4 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [S] 1
5 Holcim Indonesia Tbk. [S] 1
6 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 1
7 Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 1
8 Arwana Citramulia Tbk. [S] 1
9 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 1
10 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 1
11 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 1
12 Alakasa Industrindo Tbk. [S] 1
13 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 1
14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 1
15 Jaya Pari Steel Tbk. [S] 1
16 Lion Metal Works Tbk. [S] 1
17 Lionmesh Prima Tbk. [S] 1
18 Pelangi Indah Canindo Tbk. 1
19 Eterindo Wahanatama Tbk. 1
20 Indo Acidatama Tbk. [S] 1
21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 1
22 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. [S] 1
23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 1
24 Malindo Feedmill Tbk. [S] 1
25 Astra International Tbk. [S] 1
26 Gajah Tunggal Tbk. [S] 1
27 Indomobil Sukses Internasional Tbk. 1
28 Selamat Sempurna Tbk. [S] 1
29 Apac Citra Centertex Tbk. 1
30 Panasia Indo Resources Tbk. 1
31 Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 1
32 Sepatu Bata Tbk. [S] 1
33 Jembo Cable Company Tbk. 1
34 Delta Djakarta Tbk. 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
92
Lampiran 3 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER
PRICING
35 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 1
36 Multi Bintang Indonesia Tbk. 1
37 Nippon Indosari Corporindo Tbk. [S] 1
38 Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 1
39 Sekar Bumi Tbk. [S] 1
40 Sekar Laut Tbk. [S] 1
41 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 1
42 Bentoel Internasional Investama Tbk. 1
43 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 1
44 Kalbe Farma Tbk. [S} 1
45 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. 1
46 Merck Tbk. [S] 1
47 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 1
48 Mandom Indonesia Tbk. [S] 1
49 Unilever Indonesia Tbk. [S] 1
50 Kedaung Indah Can Tbk. [S] 1
51 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 1
52 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] 1
53 Duta Anggada Realty Tbk. [S] 1
54 Jaya Real Property Tbk. [S] 1
55 Nusantara Infrastructure Tbk. [S] 1
56 Indosat Tbk. [S] 1
57 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] 1
58 Cardig Aero Services Tbk. [S] 1
59 Steady Safe Tbk. 1
60 Intraco Penta Tbk. 1
61 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. [S] 1
62 Modern Internasional Tbk. [S] 1
63 Tunas Ridean Tbk. [S] 1
64 Wicaksana Overseas International Tbk. [S] 1
65 Catur Sentosa Adiprana Tbk. 1
66 Kokoh Inti Arebama Tbk. [S] 1
67 Skybee Tbk. [S] 1
68 Grahamas Citrawisata Tbk. [S] 1
69 Jakarta International Hotels & Dev. Tbk. [S] 1
70 Mas Murni Indonesia Tbk. [S] 1
71 MNC Land Tbk. [S] 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
93
Lampiran 3 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER
PRICING
72 First Media Tbk. [S] 1
73 Link Net Tbk. [S] 1
74 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. [S] 1
75 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. [S] 1
76 Bakrie & Brothers Tbk. 1
77 MNC Investama Tbk. [S] 1
78 Multipolar Tbk. 1
79 Gozco Plantations Tbk. [S] 0
80 Sampoerna Agro Tbk. [S] 0
81 Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. [S] 0
82 Golden Eagle Energy Tbk. 0
83 Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 0
84 Citatah Tbk. [S] 0
85 Mitra Investindo Tbk. [S] 0
86 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 0
87 Alam Karya Unggul Tbk. 0
88 Berlina Tbk. [S] 0
89 Sekawan Intipratama Tbk. [S] 0
90 Sierad Produce Tbk. [S] 0
91 SLJ Global Tbk. 0
92 Tirta Mahakam Resources Tbk. 0
93 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 0
94 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 0
95 Eratex Djaja Tbk. 0
96 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 0
97 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 0
98 KMI Wire and Cable Tbk. [S] 0
99 Voksel Electric Tbk. [S] 0
100 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 0
101 Wismilak Inti Makmur Tbk. 0
102 Akasha Wira International Tbk. [S] 0
103 Bhuwanatala Indh Permai Tbk. [S] 0
104 Fortune Mate Indonesia Tbk. [S] 0
105 Indonesia Prima Property Tbk. [S] 0
106 Intiland Development Tbk. [S] 0
107 Lippo Cikarang Tbk. [S] 0
108 Lippo Karawaci Tbk. [S] 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
94
Lampiran 3 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER
PRICING
109 Metro Realty Tbk. 0
110 Metropolitan Land Tbk. [S] 0
111 Modernland Realty Tbk. [S] 0
112 Pakuwon Jati Tbk. [S] 0
113 Pikko Land Development Tbk. [S] 0
114 Plaza Indonesia Realty Tbk. [S] 0
115 Suryamas Dutamakmur Tbk. [S] 0
116 Leyand International Tbk. [S] 0
117 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. [S] 0
118 Cipaganti Citra Graha Tbk. [S] 0
119 Mitra International Resources Tbk. [S] 0
120 Tanah Laut Tbk. [S] 0
121 Zebra Nusantara Tbk. [S] 0
122 Solusi Tunas Pratama Tbk. 0
123 Bintang Mitra Semestaraya Tbk. [S] 0
124 Evergreen Invesco Tbk. [S] 0
125 Inter Delta Tbk. [S] 0
126 Leo Investments Tbk. [S] 0
127 Millennium Pharmacon International Tbk. [S] 0
128 Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 0
129 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. [S] 0
130 Hero Supermarket Tbk. [S] 0
131 Matahari Putra Prima Tbk. [S] 0
132 Sona Topas Tourism Industry Tbk. [S] 0
133 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 0
134 Trikomsel Oke Tbk. 0
135 Bayu Buana Tbk. [S] 0
136 Hotel Mandarine Regency Tbk. 0
137 Hotel Sahid Jaya International Tbk. [S] 0
138 Indonesian Paradise Property Tbk. [S] 0
139 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. [S] 0
140 Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. [S] 0
141 Pioneerindo Gourmet International Tbk. [S] 0
142 Red Planet Indonesia Tbk. 0
143 Graha Layar Prima Tbk. [S] 0
144 Indoritel Makmur Internasional Tbk. [S] 0
145 Limas Indonesia Makmur Tbk. 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
95
Lampiran 3 (Lanjutan)
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER
PRICING
146 Hanson International Tbk. [S] 0
147 Polaris Investama Tbk. 0

96
Lampiran 4

Output Hasil Penelitian Data

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Std.
N Min Max Sum Mean Deviation
OWN 147 ,07 ,99 79,47 ,5406 ,23080
lnSIZE 147 23,14 33,09 4151,15 28,2391 1,74251
LEV 147 ,00 2,99 29,22 ,1988 ,28575
Valid N
147
(listwise)

2. Hasil Uji Frekuensi

TP
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak terdapat rpt
69 46,9 46,9 46,9
sales
terdapat rpt sales 78 53,1 53,1 100,0
Total 147 100,0 100,0

3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model

Iteration Historya,b,c
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 203,234 ,122
2 203,234 ,123
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 203,234
c. Estimation terminated at iteration number 2 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Bersambung ke halaman selanjutnya
97
Lampiran 4 (Lanjutan)

Iteration Historya,b,c,d
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant own lev lnsize
Step 1 1 192,621 -8,465 1,008 ,516 ,281
2 192,542 -9,252 1,121 ,564 ,307
3 192,542 -9,268 1,124 ,565 ,308
4 192,542 -9,268 1,124 ,565 ,308
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 203,234
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates
changed by less than ,001.

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 192,542a ,070 ,094
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.

5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square Df Sig.
1 9,458 8 ,305

Bersambung ke halaman selanjutnya

98
Lampiran 4 (Lanjutan)

6. Hasil Matriks Klasifikasi

Classification Tablea
Predicted
TP
tidak
terdapat
terdapat rpt Percentage
rpt sales
Observed sales Correct
Step 1 TP tidak terdapat rpt
39 30 56,5
sales
terdapat rpt sales 27 51 65,4
Overall Percentage 61,2
a. The cut value is ,500

7. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk

Variables in the Equation


95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step OWN 1,124 ,770 2,131 1 ,144 3,076 ,680 13,905
1a lnSIZE ,308 ,107 8,286 1 ,004 1,360 1,103 1,677
LEV ,565 ,600 ,886 1 ,347 1,760 ,542 5,709
Consta
-9,268 3,129 8,772 1 ,003 ,000
nt
a. Variable(s) entered on step 1: OWN, lnSIZE, LEV.

Correlation Matrix
Constant OWN lnSIZE LEV
Step 1 Constant 1,000 -,292 -,989 -,206
OWN -,292 1,000 ,160 ,149
lnSIZE -,989 ,160 1,000 ,154
LEV -,206 ,149 ,154 1,000

99

Anda mungkin juga menyukai