PIAGAM AUDIT INTERNAL Fix
PIAGAM AUDIT INTERNAL Fix
I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Piagam Audit Internal adalah perwujudan dari komitmen PT. Taman Wisata PERBANAS yang
selanjutnya disebut Perusahaan, dalam mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate governance) untuk menjalankan misi dan mencapai visi yang telah
ditetapkan.
b. MISI
Menjadi mitra strategis manajemen dalam mewujudkan tujuan perusahaan melalui
pendekatan sistematis dan metode yang baik dalam mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses pengelolaan perusahaan.
c. TUJUAN
1) Membantu manajemen dengan memberikan analisis,evaluasi,informasi, dan rekomendasi
untuk perbaikan manajemen resiko, pengendalian, dan operasi. Evaluasi atas pengendalian
internal dalam hal :
a) Kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan dan prosedur,aturan, dan
peraturan
b) Efektivitas dan efisiensi operasional
c) Pengelolaan dan pengamanan aset
d) Keandalan dan integritas (kualitas) informasi keuangan
2) Menyediakan jasa assurance yaitu kegiatan penilaian bukti obyektif untuk memberikan
pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau
subjek lainnya. Asurans diberikan atas pengidentifikasian dan pengelolaan resiko, ketepatan
desian dan efektivitas operasi sistem pengendalian internal, serta ketepatan desain
governansi perusahaan. Asuran juga diberikan atas efektivitas pelaksanaan operasi dan
penyedian konsultasi serta pemberian nasihat berdasarkan permintaan spesifik dari unit
kerja yang sifat dan ruang lingkup jasa konsultasi didasarkan atas kesepatan dengan unit
kerja.
3) Selain memastikan efisiensi dalam operasional dan kepatuhan terhadap peraturan, Audit
Internal perlu membantu manajemen dan sekaligus Dewan Komisaris atau Komite Audit
dalam pengelolaan resiko dan kompleksitas pelaporan keuangan. Sejalan dengan makin
berkembang dan besarnya perusahaan, komponen pelaporan keuangan tercakup di dalam
wilayah kerja Audit Internal. Audit Internal menajlankan / menambahkan fungsi audit
pelaporan keuangan ke dalam wilayah kerja audit internal. Audit Internal menjalankan
atau menambahkan fungsi audit pelaporan keuangan ke dalam wilayah kerjanya.
d. ATRIBUT
1) Sebagai mitra strategis bagi manajemen, Audit Internal harus mampu memberi nilai
tambah dan dapat berintergitas melalui proses kerja yang:
a) Berfokus pada proses bisnis
b) Bersikap proaktif, antusias, dan terpercaya
c) Berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun secara tertulis
d) Mengukur sukses berdasarkan kualitas dan bukan kuantitas semata
e) Mampu menemukan dan mengakali akar masalah dan bukan hanya gejala
b. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Audit Internal menerapkan dual reporting
relationship. Audit Internal berkoordinasi secara fungsional kepada Komite Audit dan
secara structural kepada Direksi
c. Direksi dan Komite Audit dapat meminta audit atas laporan keuangan interim perusahaan.
Dalam hal ini, auditor internal melakukan pengujian dan memberikan pendapat mereka
atas laporan keuangan interim tersebut. Hal ini diperuntukan hanya untuk kebutuhan
internal perusahaan dan penting dalam pengidentifikasian dini masalah-masalah dalam
pelaporan keuangan sebelum secara material berdampak pada pelaporan keuangan
eksternal dan sekaligus digunakan sebagai peningkat kualitas pelaporan keuangan dan
efisiensi dalam audit eksternal.
c. Dalam kaitannya dengan Audit Pelaporan Keuangan, tugas yang melekat kepada Audit
Internal dan sejalan dengan tugas audit eksternal adalah pengujian terhadap
pengendalian internal atas pelaporan keuangan (internal control over financial
reporting), yang meliputi :
1) Penilaian dan priotitasisasi resiko-resiko yang terkait dengan tujuan pelaporan
keuangan
2) Pemahaman bagaimana sistem pengendalian internal memperhatikan resiko-
resiko tersebut dan pengidentifikasian aspek pengendaliannya
3) Penetapan informasi tentang informasi apa yang diperlukan untuk menyimpulkan
efektifitas sistem pengendalian internal
4) Pedesainan dan pengeksekusian tes atau pengujian yang cocok
d. Atas permintaan Direksi dan Komite Audit, Auditor Internal dapat melaksanakan fungsi
penugasan khusus seperti perbaikan pengendalian internal di area tertentu atau
pengimplementasian program pencegahan kecurangan.
3. WEWENANG
Audit internal memperoleh kewenangan untuk melaksanakan perannnya dari Direksi
perusahaan. Kewenangan ini memberikan hak penuh bagi audit internal untuk mengakses
dengan bebas dan tidak terbatas semua data, informasi, dokumen dan ekuitas
perusahaan dan anak perusahaan yang diperlukan dalam melaksanakan perannya. Tidak
ada operasional dan jenjang manajemen yang dikecualikan dari pelaksanaan peran Audit
Internal.
Audit internal mempunyai kewenangan dalam hal :
a) Menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan dalam menentukan prosedur dan
lingkup pelaksanaan pekerjaan audit.
b) Akses terhadap semua dokumen,pencatatan,personal dan fisik informasi atas audit
yang dilaksanakannya untuk mendapatkan data dan informasi
c) Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperolehnya,
dalam kaitan dengan penilaian efektivitas sistem.
d) Kewenangan untuk melaporkan hasil kerja secara langsung kepada Direksi dan
Komite Audit.
Perusahaan harus menjaha fungsi audit internal dalam hal penilaian berkelanjutan dari
proses manajemen resiko perusahaan dan sistem pengendalian internal sebagai bentuk
pertangungjawaban kepada direksi dan komite audit.
Hasil audit yang memenuhi standar sangat membantu pelaksanaan tugas manahemen unit
kerja yang diaudit maupun komite audit dan eksternal auditor.
Standar audit ini merupakan ketentuan yang harus dipatuhi oleh auditor internal yang
mencangkup persyaratan mengenai :
a. Profesionalitas Auditor
b. Lingkup Kerja Auditor
c. Pelaksanaan dan Pelaporan Audit
2. PROFESIONALITAS AUDITOR
a. Standar Independensi,objektifitas dan Integritas
Dalam pelaksanaan tugasnya, Audit Internal haruslah independen,obyektif dan
berintergritas dari aktivitas yang diauditnya. Untuk dapat melakukan hal ini maka audi
internal harus:
1) Berada langsung dibawah dan bertanggung jawab langsung kepad Direktur
Utama.
2) Bersikap independen
3) Bersikap obyektif
4) Menjaga integritas
b. Standar keahlian
Audit internlah haruslah dilaksanakan oleh auditor-auditor internal yang baik secara
individu ataupun secara kolektif mempunyai kecepatan professional yang memadai
dan kecermatan yang seksama untuk bidang tugasnya. Tanggung jawab Audit Internal
untuk memenuhi standar kecepatan profesionalisme meliputi :
1) Rektutmen, seleksi dan penugasan yang memenuhi syarat tuntunan tugas.
2) Pemenuhan kebutuhan tenaga-tenaga yang mempunyai kecepatan sesuai dengan
variasi bidang kerja dan disiplin ilmu.
3) Menugaskan seorang ketua tim auditor yang berpengalaman dan ahli.
c. Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus menggunakan prosedur dan tehnik
yang memadai dalam mmelakukan pengumpulan,pemeriksaan,evaluasi dan analisis
informasi serta mendokumentasikan hasil kerjanya sehingga:
1) Semua informasi yang berkaitan dengan tujuan dan ruang lingkup audit beserta
bukti actual yang diperoleh telah memenuhi kebutuhan audit.
2) Kepastian apakah prosedur dan tekhnik audit yang dipakai, termasuk metode
sampling, metode pengklasifikasian hingga penarikan kesimpulan hasil temuan
sesuai dengan sasaran audit.
3) Obyektivitas dalam memulai pengumpulan informasi hingga penarikan kesimpulan
hasil temuan tetap terjaga.
4) Format kertas kerja dan pelaporan hasil temuan cukup komunikatif baik bagi team
audit sendiri dan terutama bagi auditee.
d. Auditor internal harus melaporkan hasil kerja audit mereka kepada auditee dan
pemberi tugas. Dalam menyampaikan laporan hasil audit, auditor internal harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Draft laporan hasil audit berisi hasil temuan,butir-butir kesimpulan dan butir-butir
rekomendas haruslah direview dan disiskusikan bersama dengan pimpinan auditee
dan staffnya untuk menghindari kesalahpahaman.
2) Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan,lingkup kerja, hasil temuan dan
kesimpulan yang berupa opini auditor internal terhadap dampak temuan terhadap
aktivitas yang diaudit.
3) Laporan temuan antara lain harus bersifat:
a) Obyektif
b) Jelas
c) Singkat
d) Konstruktif
4) Laporan hasil audit seharusnya juga mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Hal-hal yang masih merupakan masalah dan belum dapat terselesaikan hingga
saat audit berakhir
b. Pengakuan terhadap prestasi kerja auditee hasil perbaikan yang telah
dilaksanakan dan terutama bila perbaikan ini dapat diterapkan pada bagian
lain.
c. Rekomendasi tindak lanjut bila memang ada hal-hal yang perlu dilakukan
perbaikan pada proses kerja auditee
5) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan auditee dan auditor
internal mengenai hasil temuan dan kesimpulan hasil audit maka perbedaan
pendapat ini harus juga diungkapkan dalam pelaporan hasil audit.
6) Pimpinan audit internal haru mereview dan menyetujui laporan hasil audit
sebelum menerbitkan dan mendistribusikan laporan hasil tersebut.
e. Audit internal harus menindaklanjuti laporan hasil audit untuk mendapatkan kepastian
bahwa langkah yang tepat atas hasil temuan audit telaj dilaksanakan. Jika pimpinan
unit kerja yang bersangkutan memutuskan untuk tidak mengikuti saran tindak lanjut
atas suatu pertimbangan tertentu, maka audit internal harus melaporkan hal tersebut.
5. KODE ETIK
Hasil kerja audit internal sangat bermanfaat bagi perusahaan, maka dari itu perlu
disyaratkan suatu kode etik yang mengatur perilaku dan kepatuhan auditor internal lebih
dari tuntutan perundang-undangan. Kode etik ini mengatur prinsip dasar perilaku yang
dalam pelaksanaanya memerlukan pertimbangan yang seksama dari masing-masing
auditor. Pelanggaran terhadap kode etik ini dapat mengakibatkan yang bersangkutan
mendapatkan peringkatan dan bahkan diberhentikan dari tugas audit atau perusahaan.
Auditor internal harus memegang teguh dan mematuhi kode etik berikut ini:
a. Berperlaku dan bersikap jujur,obyektif dan cermat dalam melaksanakan tugas.
b. Memiliki integritas yang tinggi.
c. Menghindari kegiatan yang patut diduga dapat merugikan profesi audit internal
d. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan.
e. Tidak menerima imbalan atau suap dari pihak manapun.
f. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau keuntungan
pribadi atau hal lain yang menimbulkan atau diduga dapat meninmbulkan kerugian
bagi perusahaan dengan alasan apapun.
g. Melaporkan semua hasil audit material dengan mengungkapkan kebenaran sesuai
fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan perusahaan dana
atau dapat merugikan perusahaan dan atau dapat melanggar hukum.
Auditor internal harus mengidentifikasi kebutuhan dan harapan dari setiap kelompok
stakeholder yang ada. Stakeholder auditor internal diantaranya terdiri dari: Dewan
Komisaris, Direksi, Manajemen, anggota komite audit, pemegang saham, akuntan public,
dan regulators. Hal ini dapat menentukan factor keberhasilan kunci kegiatan audit internal
dalam pengembangan ukuran kinerja. Dalam melakukan upaya-upaya dalam menciptakan
GCG, perusahaan umumnya melakukan langkah-langkah opersional diantaranya membuat
komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasannyya dibantu oleh beberapa komite.
Salah satu aspek dalam pemberdayaan audit internal adalah melakukan langkah-langkah
evaluasi dan merivisi piagam audit internal agar sejalan dengan upaya peningkatan kinerja
perusahaan.
IV. PENUTUP
Masa berlaku dan evaluasi:
1. Piagam ini berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan dan berakhir atau digantikan sampai
dikeluarkan revisi
2. Piagam ini akan dievaluasi secara periodic minimal satu tahun sejak diberlakukan atau
lebih cepat jika terdapat hal-hal yang perlu disesuikan dengan perubahan ketentuan
dan atau kebutuhan perusahaan.