Kinerja 20151115 Naskah Pedoman
Kinerja 20151115 Naskah Pedoman
RANCANGAN PEDOMAN
Oktober 2015
Bagian 7 Pelaporan.................................................................................13
–3–
Pengantar
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) memegang peran penting dalam rangka
mendukung terwujudnya kemanfaatan prasarana sumber daya air (SDA) yang
berkelanjutan. Pun dalam rangka penanganan darurat akibat bencana yang akhir-
akhir ini semakin sering terjadi, seperti kejadian banjir, kekeringan, tanah
longsor, abrasi pantai, dan banjir lahar sedimen. Kegiatan OP yang dilaksanakan
dengan baik tentu dapat mengantisipasi dan meminimalkan dampak dari kejadian
tersebut. Oleh karena itu, penting bagi keberlangsungan kegiatan OP untuk
dipantau dan dievaluasi.
–4–
Bagian 1 Lingkup Pedoman
a) Dasar Hukum
b) Istilah dan definisi
c) Penjelasan Umum Penilaian Kinerja
d) Pelaksana Penilaian Kinerja
e) Tata Cara Penilaian Kinerja
f) Tindak Lanjut Penilaian Kinerja
–5–
Bagian 3 Penjelasan Umum Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah kegiatan evaluasi yang dilaksanakan menerus dari tahun
ke tahun di dalam unit pelaksana OP, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai instrumen pertanggungjawaban dalam penggunaan dana dan
anggaran OP.
2. Sebagai instrumen kendali kontrol bagi Direktorat Pembina terkait dana
dan anggaran OP yang telah diserahkan kepada Unit Pelaksana OP.
3. Sebagai instrumen evaluasi bagi unit pelaksana OP agar tercipta kinerja
yang semakin baik dari tahun ke tahun.
4. Sebagai instrumen penilai sejauhmana unit OP telah berhasil menyediakan
layanan yang semakin baik bagi masyarakat.
Penilaian kinerja dilakukan dengan metode pelaporan per periodik tertentu. Isi
laporan memuat informasi pencapaian tujuan dan sasaran strategis OP SDA,
pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, penjelasan yang memadai
atas pencapaian kinerja atau kegagalan.
–6–
Tabel 1 Parameter Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan OP SDA
–7–
Masing-masing parameter penilaian kinerja yang terdapat pada Tabel 1 diuraikan
di bawah ini.
1. Kapasitas Organisasi
Parameter kapasitas organisasi dapat dinilai dari beberapa indikator yaitu:
–8–
dinilai 80 – 90. Nilai 100 hanya untuk peralatan baru. Apabila suatu
unit pelaksana OP sama sekali tidak memiliki peralatan
pemantauan, maka nilai indikator ini adalah 0.
–9–
3. Resiko Kerugian yang Timbul
Parameter ini merupakan akibat dari bencana yang tidak dapat diprediksi
oleh unit pelaksana OP, namun dana dan anggaran telah disediakan. Bobot
dari parameter ini lebih sedikit dibanding tiga parameter sebelumnya
karena faktor alam lebih besar dibanding kendali unit pelaksana OP.
– 10 –
b. Laporan rekonsiliasi bulanan tentang neraca penggunaan barang
dan suku cadang peralatan dan sarana kerja.
Semakin tepat waktu laporan bulanan diterbitkan, maka nilai
indikator ini semakin besar, dengan rentang nilai 0 – 100.
– 11 –
Bagian 6 Tata Cara Penilaian Kinerja
Status Kinerja OP *)
Parameter penilaian kinerja terdiri dari 6 indikator utama (kolom 2) yang masing-
masing terbagi lagi menjadi beberapa sub parameter (kolom 2). Kepala Unit
Pelaksana OP dapat memberikan nilai dengan rentang 0 sampai 100 (kolom 3)
untuk setiap sub parameter bergantung kebijakan dan situasi di organisasi yang
dipimpinnya. Nilai rata-rata dari setiap sub parameter (kolom 4) dikalikan dengan
bobot yang telah ditentukan (kolom 5). Jumlah dari seluruh parameter
merupakan Nilai Kinerja yang diperoleh suatu unit pelaksana OP pada satu tahun
– 12 –
anggaran tertentu dalam bentuk kuantitatif, sedangkan status kinerja OP
didefinisikan berdasarkan nilai kinerja tersebut.
Penetapan status kinerja suatu unit pelaksana OP berguna untuk menilai dan
mengoreksi kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan OP SDA pada
setiap akhir tahun anggaran berjalan. Dengan mengetahui sumber kelemahan
yang terjadi, maka Kepala Unit Pelaksana OP akan dapat melakukan tindakan
korektif internal organisasi sedini mungkin. Sedangkan bagi Direktorat Pembina,
status kinerja suatu unit pelaksana OP berguna sebagai bahan pertimbangan
dalam memutuskan persetujuan dana OP pada tahun anggaran berikutnya.
– 13 –
Bagian 7 Pelaporan
Jenis
No Disampaikan Kegunaan laporan
laporan
1 Tengah Ka Unit Pelaksana Informasi mengenai pelaksanaan
bulanan OP SDA kepada kegiatan OP SDA, penggunaan sumber
Kepala Balai daya dan permasalahannya
2 Bulanan Kepala Balai Informasi mengenai progres pelaksanaan
kepada Direktorat OP SDA termasuk layanan kepada
Pembina msyarakat
3 Triwulan Kepala Balai
Untuk keperluan evaluasi kinerja
kepada Direktorat
pelaksanaan kegiatan OP SDA
Pembina
4 Tengah Kepala Balai
Untuk keperluan evaluasi kinerja
tahunan kepada Direktorat
pelaksanaan program OP SDA
Pembina
5 Tahunan Kepala Balai Untuk keperluan penyusunan program
kepada Direktorat dan anggaran tahun berikutnya, dan
Pembina sebagai masukan untuk penyusunan
Standar Kebutuhan Biaya OP SDA
Laporan bulanan dibuat oleh unit organisasi pelaksana OP sebagai bagian dari
sistem pertanggungjawaban atas kemajuan pelaksanaan kegiatan OP kepada
kepala UPT selaku kuasa pengguna anggaran OP.
Laporan triwulan dibuat oleh unit organisasi pelaksana OP sebagai bagian dari
sistem pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan OP dan sekaligus juga memuat
informasi mengenai perkembangan pelaksanaan fungsi pengaturan,
pengalokasian air, penyediaan air, pelayanan perizinan, capaian kegiatan
– 14 –
perawatan air, sumber air, dan prasarana SDA, serta koordinasi pengelolaan SDA,
dan pemberdayaan masyarakat.
Laporan tengah tahun dibuat oleh unit organisasi pelaksana OP sebagai bagian
dari sistem pertanggungjawaban atas kemajuan program OP SDA. Laporan ini
selanjutnya akan diolah menjadi Laporan Kepala Balai untuk disampaikan kepada
Direktorat Pembina.
Laporan tahunan dibuat oleh unit organisasi pelaksana OP sebagai bagian dari
sistem pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan pencapaian target kinerja
Balai. Informasi yang berkaitan dengan pencpaian target kinerja OP sekurang-
kurangnya mencakup penjelasan mengenai: (i) pencapaian tujuan dan sasaran
strategis OP SDA sampai dengan akhir tahun laporan; (ii) realisasi pencapaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan pada tahun laporan; dan (iii) penjelasan
yang memadai atas pencapaian kinerja termasuk penjelasan mengenai alasan
terjadinya kegagalan dalam pencapaian target kinerja tahunan (jika ada).
– 15 –