Anda di halaman 1dari 4

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


Jl. Pattimura No. 20/7 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 121110 Telp 021 7396616 Fax 021 7208285

Jakarta, ………………….20…

Kepada Yth.
1) Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan
2) Kepala Balai Bendungan
3) Kepala Pusat Bendungan
4) Kepala BBWS/BWS di Seluruh Indonesia
5) Kepala Unit Pengelola Bendungan di Seluruh Indonesia
di
Tempat

Perihal: Pedoman Tata Cara Perhitungan Angka Kebutuhan Nyata


Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Bendungan

SURAT EDARAN
Nomor ……/SE/D/20….

A. Umum
Dalam rangka memfungsikan dan merawat bendungan beserta
waduknya termasuk memantau perilaku bendungan dan volume
waduk agar terjaga keamanan dan fungsinya perlu dilakukan
kegiatan operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya.
Agar penyelenggaran operasi dan pemeliharaan bendungan dapat
dilaksanakan dengan optimal, pengelola bendungan harus
mempersiapkan besaran pembiayaan operasi dan pemeliharaan
bendungan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan operasi dan
pemeliharaan bendungan. Penentuan biaya operasi dan
pemeliharaan bendungan harus ditetapkan berdasarkan kebutuhan
nyata operasi dan pemeliharaan bendungan. Untuk mengatur
perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan bendungan tersebut
perlu menetapkan Surat Edaran Direktur Jendral Sumber Daya Air
tentang Pedoman Tatacara Perhitungan Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Bendungan.

1
B. Dasar Pembentukan
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 dan Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3046);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);
4. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3445);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 531);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 771);

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan pengaturan penyusunan pedoman tata cara
perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan
(AKNOP) bendungan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman kegiatan operasional, pemeliharaan,
pemeriksaan, dan pemantauan bendungan.
2. Sebagai pedoman tata cara perhitungan
penganggaran/pembiayaan operasi dan pemeliharaan
bendungan yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan nyata
di lapangan agar terjamin transparansi, efisiensi, efektifitas dan
akuntabilitas dalam perhitungan biaya operasi dan
pemeliharaan bendungan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan
pengelolaan (AKNOP) bendungan memuat:
1) Inventarisasi komponen-komponen detail kegiatan operasi dan
pemeliharaan bendungan yang harus dilakukan.
2) Frekuensi dan volume masing-masing kegiatan operasi dan
pemeliharaan bendungan.
3) Perhitungan harga satuan kegiatan operasi dan pemeliharaan
Bendungan
4) Perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan
(AKNOP) bendungan.

2
E. Pengertian
Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan:
1. Bendungan bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu,
beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk
menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk
menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau
menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
2. Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat
dibangunnya bendungan.
3. Operasi dan pemeliharaan bendungan adalah kegiatan yang
ditujukan untuk memfungsikan dan merawat bendungan beserta
waduknya termasuk memantau perilaku bendungan dan volume
waduk agar terjaga keamanan dan fungsinya.
4. Bangunan pelengkap adalah bangunan berikut komponen dan
fasilitasnya yang secara fungsional menjadi satu kesatuan
dengan bendungan.
5. Analisis harga satuan pekerjaan yang selanjutnya disingkat
AHSP adalah perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan
dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan atau satu jenis
pekerjaan tertentu.
6. Pemilik bendungan adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, atau badan usaha, yang
bertanggung jawab atas pembangunan bendungan dan
pengelolaan bendungan beserta waduknya.
7. Pengelola bendungan adalah instansi pemerintah yang ditunjuk
oleh pemilik bendungan, badan usaha yang ditunjuk oleh pemilik
bendungan, atau pemilik bendungan untuk menyelenggarakan
pengelolaan bendungan beserta waduknya.
8. Unit pengelola bendungan adalah unit yang merupakan bagian
dari pengelola bendungan yang ditetapkan oleh pemilik
bendungan untuk melaksanakan pengelolaan bendungan beserta
waduknya.

F. Tatacara Perhitungan AKNOP Bendungan


Tatacara perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan
pemeliharaan (AKNOP) bendungan secara umum dilakukan dengan
langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
1. Penentuan komponen-komponen bendungan yang ada pada
masing-masing bendungan.
2. Penentuan kegiatan OP Bendungan dan frekuensi pada masing-
masing komponen bendungan.
3. Penentuan volume masing-masing kegiatan OP Bendungan.
4. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan OP Bendungan.
5. Perhitungan AKNOP Bendungan.

3
Secara lebih detail langkah-langkah perhitungan AKNOP bendungan
dilampirkan dalam Surat Edaran ini.

G. Penutup
Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal……………20…

DIREKTUR JENDRAL SUMBERDAYA AIR

(Nama Dirjen SDA)

Tembusan disampaikan kepada:


1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2. Sekretaris Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
3. Inspektur Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
4. Kepala Biro Hukum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

Anda mungkin juga menyukai