Anda di halaman 1dari 7

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL


BELAJAR SISWA

Putri Tuti Ulansari1*, Irwandi Ansori1, Yennita1


1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Email: rohmahanwar71@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa serta
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri di kelas XI IPA 6 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu pada materi sistem ekskresi manusia.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari
dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian ini yaitu peneliti sebagai guru dan siswa kelas XI IPA 6 SMA Plus Negeri 7 Kota
Bengkulu tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes.
Instrument penelitian berupa lembar observasi untuk mengetahui aktivitas mengajar guru dan aktivitas
belajar siswa, sedangkan lembar tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa. Hasil analisis
data aktivitas guru siklus I diperoleh skor rata-rata 19 (cukup), siklus II menjadi 24 (baik). Hasil analisis data
observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh skor rata-rata 19 (cukup), siklus II menjadi 24 (baik). Selanjutnya
data hasil belajar siswa siklus I dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal dan diperoleh
persentase ketuntasan belajar klasikal yaitu 80,56% yang termasuk kedalam kriteria belum tuntas dan pada
siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar klasikal yaitu 90,67% dan
termasuk dalam kriteria tuntas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Inkuiri, Sistem Ekskresi.

ABSTRACT
This study aimed to describe the teachers activity and students learning activity and increase the result of
students learning in biology learning process used learning model in class XI IPA 6 SMA Plus Negeri 7 Bengkulu
city inquiry to human excretion system lesson. This research was Classroom Action Research (PTK) with
descriptive method. This research consist of 2 cycle. Each cycle contain of 4 steps, planning, action,
observation and reflection. Subjects of this research were teacher and all of students in class XI IPA 6 SMA
Plus Negeri 7 Bengkulu city period 2016/2017. The data for this research was coflected log observation and
test. The research instruments were observative papers to determined the result of students learning, and
test papers to determined biology learning result. The result analysis showed teachers activity for first cycle
was average score 19 (enough), second to 24 (good). The result of students learning in cycle 1 was analized
based on criteria learning complete classical is about 80,56% in uncomplete criteria and for cycle II result of
students learning ara increase with complete criteria is 90,67%. The conclusion from this research were
inquiry learning could increase the teachers activity, students activity and the result of students learning.
Keywords: activity, learning result, inquiry learning model, and excretion system.

27
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

PENDAHULUAN disampaikan oleh guru dibandingkan siswa


Pendidikan merupakan proses menemukan sendiri.
pembelajaran dimana peserta didik menerima Diketahui bahwa kriteria ketuntasan
dan memahami pengetahuan sebagai bagian minimal (KKM) di sekolah SMA Plus Negeri 7
dari dirinya dan kemudian mengelolahnya Kota Bengkulu untuk mata pelajaran biologi
sedemikian rupa untuk kebaikan dan adalah ≥75, tetapi masih banyak siswa yang
kemajuan bersama. Pendidikan yang belum mencapai angka ketuntasan tersebut.
dimaksud bukanlah berupa materi pelajaran Berdasarkan data yang diperoleh dari guru
yang didengar ketika diucapkan, dilupakan biologi bahwa rerata nilai hasil belajar biologi
ketika guru selesai mengajar dan baru diingat siswa kelas XI IPA 6 hanya 17 orang siswa saja
kembali ketika masa ulangan atau ujian yang tuntas belajaranya dari 36 orang siswa.
datang. Namun sebuah pendidikan yang suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
memerlukan proses yang bukan saja baik apabila ≥85% siswa telah memperoleh nilai
tetapi juga asyik dan menarik baik bagi guru ≥75, hal ini berarti hanya 47,22 % (17 orang)
maupun siswa (Anam, 2016). siswa kelas XI IPA 6 yang tuntas belajar biologi
Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara klasikal.
mulai tahun ajaran 2013/2014 merupakan Menurut Rusman (2011)
pengembangan dari kurikulum yang telah ada pembelajaran merupakan suatu sistem yang
sebelumnya, baik kurikulum berbasis terdiri atas berbagai komponen yang saling
kompetensi yang telah dirintis pada tahun berhubungan satu dengan yang lain.
2004 maupun kurikulum tingkat satuan Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi,
pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang metode, dan evaluasi. Keempat komponen
menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini pembelajaran tersebut harus diperhatikan
adalah adanya peningkatan dan oleh guru dalam memilih dan menentukan
keseimbangan soft skills dan hard skills yang model-model pembelajaran apa yang akan
meliputi aspek kompetensi sikap, digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, Dalam penelitian ini, model pembelajaran
2014). yang akan digunakan yaitu model
Dalam Undang-Undang nomor 20 pembelajaran inkuiri, agar lebih melibatkan
tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan partisipasi siswa secara aktif dalam
nasional bertujuan mengembangkan potensi menemukan konsep pelajaran, sehingga
peserta didik agar menjadi manusia yang pengetahuan yang didapat berdasarkan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang pengalaman itu akan lebih bertahan lama dan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, bisa meningkatkan hasil belajar siswa yang
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga mencakup 3 ranah yaitu kognitif, afektif, dan
negara yang demokratis serta bertanggung psikomotor.
jawab (Kurniasih, 2014). Model Pembelajaran inkuiri (MPI)
Berdasarkan hasil observasi dan adalah suatu model pembelajaran yang
wawancara dengan guru biologi yang juga dikembangkan agar siswa menemukan dan
menjadi wali kelas XI IPA 6 SMA Plus Negeri 7 menggunakan berbagai sumber informasi dan
Kota Bengkulu. Permasalahan pembelajaran ide-ide untuk meningkatkan pemahaman
yang dapat diidentifikasi dari kelas XI IPA 6 mereka tentang masalah, topik, atau isu
yang terjadi pada guru antara lain: guru jarang tertentu. Penggunaan model ini menuntut
sekali menggunakan model pembelajaran siswa untuk mampu untuk tidak hanya
inkuri dan dalam kegiatan pembelajarannya sekedar menjawab pertanyaan atau
guru lebih dominan, dimana informasi banyak mendapatkan jawaban yang benar. Model ini
menuntut siswa untuk melakukan

29
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

serangkaian investigasi, eksplorasi, pencarian, ∑ 𝑋 = Jumlah nilai siswa keseluruhan


eksperimen, penelusuran, dan penelitian 𝑁 = Jumlah seluruh siswa
(Abidin, 2014).
Tujuan penelitian ini untuk Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal
mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa menurut Trianto (2011) dapat dihitung
serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑇
proses pembelajaran biologi materi sistem KB = Tt × 100%
ekskresi dengan menerapkan Model Keterangan :
pembelajaran inkuiri di kelas XI IPA 6 SMA Plus KB = ketuntasan belajar klasikal
Negeri 7 Kota Bengkulu. T = jumlah siswa yang memperoleh
nilai ≥ 2,67
METODE PENELITIAN Tt = jumlah seluruh siswa
Jenis penelitian yang digunakan oleh
peneliti ialah jenis penelitian tindakan kelas HASIL DAN PEMBAHASAN
(PTK) sedangkan metode yang digunakan Berdasarkan penelitian yang telah
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. dilaksanakan di kelas XI IPA 6 SMA Plus Negeri
Teknik pengumpulan data yang digunakan 7 Kota Bengkulu pada hari Selasa tanggal 17
dalam penelitian ini ada 2 cara, yaitu dengan April 2017 dengan menerapkan model
observasi dan tes. Pada peneltian ini pembelajaran inkuiri sebanyak dua siklus
menggunakan instrumen penelitian untuk berfokus pada aktivitas mengajar guru,
observer yaitu lembar observasi dan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa
instrumen penelitian yang digunakan untuk pada materi sistem ekskresi, diperoleh hasil
mengukur hasil belajar siswa yaitu lembar tes. sebagai berikut:
Pada prosedur penelitian menurut
Arikunto, dkk (2014) PTK direncanakan dalam Deskripsi Hasil Observasi Terhadap Aktivitas
dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat Guru dan Aktivitas Siswa pada Model
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri di Siklus I dan Siklus II
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik Pada kegiatan siklus I dan siklus II
analisis data hasil observasi aktivitas mengajar dilakukan observasi aktivitas mengajar guru
guru dan aktivitas belajar siswa menggunakan dan aktivitas belajar siswa terhadap proses
rumus sebagai berikut: pembelajaran biologi dengan menggunakan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
1. Rata-rata skor =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 Model Pembelajaran Inkuiri yang dilakukan
2. Skor tertinggi = jumlah aspek pengamatan oleh 2 orang pengamat yaitu guru biologi.
x skor tertinggi setiap aspek Hasil dari observasi aktivitas guru dan aktivitas
3. Skor terendah = jumlah aspek yang diamati siswa dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai
x skor terendah setiap aspek berikut:
4. Selisih skor = skor tertinggi – skor terendah
Tabel 1. Data Hasil Observasi Terhadap Aktivitas
5. Kisaran nilai untuk tiap kriteria pengamat= Guru dan aktivitas siswa pada Siklus I dan
𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
(Arikunto, 2010). II
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
Siklus Pengamat Skor
Menurut Sudjana (2011) untuk mengetahui I 1 19
nilai rata-rata hasil belajar siswa maka 2 19
Total Skor 38
diperlukan rumus sebagai berikut:
Rerata Skor 19
∑𝑋 Kriteria Cukup
𝑋̅ = II 1 24
𝑁
Keterangan : 2 24
𝑋̅ = Nilai rata-rata kelas Total Skor 48

29
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

Rerata Skor 24 Deskripsi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan


Kriteria Baik siklus II
Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah
Berdasarkan Tabel 1. Pada siklus I pengetahuan, ranah keterampilan, dan ranah
diketahui bahwa perolehan skor dari 2 sikap. Pada ranah pengetahuan diperoleh
pengamat adalah sebesar 38 dengan rata-rata melalui penilaian yang dilakukan dalam
skor 19. Rata-rata skor tersebut menunjukkan bentuk pemberian tes tertulis (postest)
bahwa aktivitas guru dan aktivitas siswa berupa soal pilihan ganda. Ranah
selama proses pembelajaran pada siklus I keterampilan diperoleh melalui penilaian
sudah termasuk kedalam kriteria cukup. yang dilakukan dalam bentuk observasi
Setelah dilakukan refleksi pada siklus II kinerja pada saat proses pembelajaran yang
diketahui bahwa hasil observasi aktivitas guru sedang berlangsung dengan 4 aspek penilaian
dan aktivitas siswa menunjukkan terjadinya yaitu menyiapkan alat dan bahan, melakukan
peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa percobaan, menulis hasil pengamatan dan
dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat mempresentasikan hasil percobaan. Dan
dari skor aktivitas guru dan aktivitas siswa ranah sikap diperoleh melalui penilaian yang
dengan menggunakan model pembelajaran dilakukan dalam bentuk observasi terhadap
inkuiri pada siklus II diperoleh dari pengamat I sikap dan perilaku selama proses
dan pengamat II ialah 24 dengan total skor pembelajaran yang sedang berlangsung
dari dua orang pengamat 48 dan rerata skor meliputi pengamatan sikap jujur, disiplin,
24. Rerata skor 24 ini sudah termasuk kedalam tanggung jawab dan gotong royong. Analisis
kriteria baik. persentase ketuntasan hasil belajar klasikal
siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa Klasikal Siklus I dan Siklus II
Jumlah
Persentas
Jumlah siswa yang
Rata-rata e
siswa tuntas
Siklus Hasil belajar tiap ranah nilai tiap ketuntasa Kriteria
yang secara
ranah n belajar
tuntas keseluruha
klasikal
n
Hasil belajar pengetahuan
(≥ 2,67) 3,00 29
I Hasil belajar keterampilan 29 80,56 % Tidak Tuntas
(≥ 2,67) 3,61 36
Hasil belajar sikap (≥ 2,51) 3,46 36
Hasil belajar pengetahuan
(≥ 2,67) 3,67 33
II Hasil belajar keterampilan 33 91,67 % Tuntas
(≥ 2,67) 3,83 36
Hasil belajar sikap (≥ 2,51) 3,84 36

Berdasarkan Tabel 2. Pada siklus I bentuk postest, pada hasil belajar


dapat diketahui bahwa hasil belajar keterampilan jumlah siswa yang memperoleh
pengetahuan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 2,67 adalah sebanyak 36 orang siswa,
nilai ≥ 2,67 adalah sebanyak 29 orang siswa dan pada hasil belajar sikap jumlah siswa yang
dari 36 orang siswa yang mengikuti tes dalam berada dalam kategori baik atau ≥ 2,51 adalah

30
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

sebanyak 36 orang siswa dari 36 orang siswa. ditemukan lagi kegiatan yang kurang
Dilihat dari ketiga aspek (pengetahuan, terlaksana dengan baik.
keterampilan dan sikap), siswa yang tuntas
secara keseluruhan berjumlah 29 orang
dengan presentase ketuntasan belajar secara
klasikal 80,56 %. Hal ini menunjukkan bahwa
Deskripsi Aktivitas Mengajar Guru dan
hasil belajar siswa dari pembelajaran yang
Belajar Siswa
telah dilaksanakan pada siklus I belum
Berdasarkan hasil pengamatan proses
mencapai ketuntasan belajar klasikal karena
pembelajar dengan model pembelajaran
jumlah siswa yang tuntas hanya berjumlah 29
inkuiri pada aktivitas guru dan aktivitas siswa
orang dari 36 orang yang mengikuti kegiatan
secara umum pada kedua siklus pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan kriteria ketuntasan
pembelajaran dikategorikan baik.
secara klasikal pada mata pelajaran Biologi di
Peningkatan aktivitas guru disetiap siklus
SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu untuk kelas
ditunjukkan pada Grafik 1.
XI adalah 85%. Adapun refleksi untuk siklus I
masih terdapat beberapa aspek pengamatan
pada kriteria cukup, oleh sebab itu diperlukan
langkah-langkah untuk memperbaiki 30
kekurangan tersebut, sedangkan aspek-aspek 25
yang telah terlaksana dengan baik perlu Rerata Skor 20
dipertahankan pada siklus II. 15 SIKLUS I

Pada siklus II diketahui bahwa hasil 10 SIKLUS II


belajar pengetahuan jumlah siswa yang 5
0
memperoleh nilai ≥ 2,67 adalah sebanyak 33
Aktivitas Aktivitas
orang siswa dari 36 orang siswa yang Guru Siswa
mengikuti tes dalam bentuk postest, pada
hasil belajar keterampilan jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 2,67 adalah sebanyak 36 Grafik 1. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
orang siswa dari 36 orang siswa, dan pada Siklus I dan II
hasil belajar sikap jumlah siswa yang berada
dalam kategori baik atau ≥ 2,51 adalah Dari grafik 1. diatas, dapat dilihat
sebanyak 36 orang siswa dari 36 orang siswa. bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan
Dilihat dari ketiga aspek (pengetahuan, aktivitas siswa ini dikarenakan refleksi yang
keterampilan dan sikap), siswa yang tuntas dilakukan pada siklus I. Hal ini sesuai dengan
secara keseluruhan berjumlah 33 orang pernyataan yang dikemukakan oleh Seniwati
dengan presentase ketuntasan belajar secara (2015) bahwa terjadinya peningkatan aktivitas
klasikal 91,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II bahwa sebagian besar siswa memiliki
sudah mencapai kriteria tuntas dengan perhatian yang besar dalam mata pelajaran
presentase ketuntasan belajar klasikal pada biologi, khususnya dalam proses
siklus II telah mencapai 85% dan sesuai pembelajaran menggunakan model inkuiri.
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran Biologi di SMA Plus Negeri 7 Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
Kota Bengkulu. Adapun refleksi pada siklus II Pada proses pembelajaran yang dilalui
secara umum sudah terlaksanakan dengan selama dua siklus pembelajaran ini tidak
baik jika dibandingkan pada siklus I. Hal ini hanya terdapat peningkatan aktivitas guru
dikarenakan observasi aktivitas guru dan dan aktivitas siswa saja, melainkan juga
siswa yang telah dilakukan sudah tidak terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa
yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
31
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

psikomotor. Peningkatan proses 1) Pembelajaran dengan menerapkan model


pembelajaran yang terjadi sejalan dengan pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran
peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh biologi materi sistem ekskresi dapat
siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian meningkatkan aktivitas guru dan siswa di
Seniwati (2015) yang menunjukkan bahwa kelas XI IPA 6 SMA Plus Negeri 7 Kota
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar Bengkulu. Hal ini dapat dilihat dari hasil
biologi siswa melalui penerapan model observasi aktivitas guru siklus I diperoleh
pembelajaran inkuiri. skor rata-rata 19 (cukup) dan siklus II
Pada siklus I diperoleh persentase menjadi 24 (baik). Sedangkan hasil
ketuntasan belajar klasikal yaitu 80,56 %. Hal observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh
ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang skor rata-rata 19 (cukup) dan siklus II
telah dilaksanakan pada siklus I belum menjadi 24 (baik).
mencapai kriteria tuntas dengan presentase 2) Pembelajaran dengan menerapkan model
ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu pembelajaran inkuiri dalam proses
85%. Kemudian setelah dilakukan refleksi pembelajaran pada materi sistem ekskresi
pada proses pembelajaran di siklus I diperoleh manusia dapat meningkatkan hasil belajar
hasil ketuntasan belajar klasikal siswa pada siswa di kelas XI IPA 6 SMA Plus Negeri 7
siklus II yaitu 91,67 %. Hal ini menunjukkan Kota Bengkulu. Hal tersebut ditunjukkan
bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan meningkatnya presentase
pada siklus II sudah mencapai kriteria tuntas ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah
dengan presentase ketuntasan belajar klasikal 80,56 % dan siklus II adalah 91,67 %.
pada siklus II telah mencapai 85% dan sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Saran
mata pelajaran Biologi di SMA Plus Negeri 7 1) Diharapkan kepada guru mata pelajaran
Kota Bengkulu. Hal ini sejalan dengan yang biologi dapat menggunakan model
dikemukakan oleh Hosnan (2014) bahwa pembelajaran inkuiri sebagai salah satu
hakikat belajar adalah adanya perubahan alternatif dalam pembelajaran untuk
tingkah laku yang merupakan sebagai hasil diterapkan pada pembelajaran biologi
belajar yang mencakup hampir semua sebagai salah satu upaya meningkatkan
kecakapan, keterampilan, pengetahuan, hasil belajar siswa.
kebiasaan, keinginan, motivasi dan sikap yang 2) Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
disadari dan disengaja. dalam proses pembelajaran yang
Berdasarkan pada hasil penelitian menerapkan model pembelajaran inkuiri
tersebut menunjukkan bahwa model guru harus lebih memperhatikan alokasi
pembelajaran inkuiri sangat baik diterapkan di waktu yang telah ditetapkan, agar seluruh
sekolah karena siswa mendapatkan tahapan dapat tercapai.
pengalaman belajar secara langsung dan
dapat melakukan percobaan secara mandiri DAFTAR PUSTAKA
tetapi tetap pada jalur ilmunya sedangkan
guru sebagai fasilitator dan pembimbing Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem
siswanya dalam proses pembelajaran Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan 2013. Bandung: Refika Aditama
hasil belajar biologi siswa. Anam, Khoirul. 2016. Pembelajaran Berbasis
Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:
PENUTUP
Pustaka Belajar
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
berikut: Jakarta: PT Rineka Cipta
32
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(1): 27-33 (2018) e-ISSN 2598-9669

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum
2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar
– Ruzz Media
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia
Kurniasih, I dan S, Berlin. 2014. Sukses
Mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Jakarta: Kata Pena
Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Seniwati. 2015. Peningkatan Aktivitas, Sikap
dan Hasil Belajar Biologi melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
pada Siwa Kelas X1 SMA Negeri 1
Bontonompo. Jurnal Nalar Pendididkan,
(Online), Vol 3, No. 1,
(http://oaji.net/articles/2015/2196-
1436547147.pdf, diakses 19 Januari
2017)
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action
Researchl) Teori dan Praktik. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya

33

Anda mungkin juga menyukai