Anda di halaman 1dari 5

PENGENDALIAN RISIKO BAHAYA BAGI PEKERJA DALAM WABAH COVID-19

SiaranIndonesia.com, Bahaya virus corona atau Covid-19 yaitu transmisi yang cepat dan lebih mudah
dibandingkan wabah SARS yang pernah melanda dunia pada tahun 2003, dikutip dari Financial Times.
Dikutip dari BBC, pemeriksaan data oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 56.000 pasien
menunjukkan 6 persen memiliki gejala kritis seperti gangguan pada paru, septic shock atau hingga risiko
kematian.

Menurut Kemenkes RI, sekitar 98 persen penyebaran virus corona atau Covid-19 bersumber dari tangan.
Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting. Cepatnya penyebaran Covid-19
membuat perusahaan-perusahaan swasta dan instansi pemerintah, utamanya di negara terdampak
mewajibkan karyawannya bekerja dari rumah. Namun masih banyak juga perusahaan-perusahaan yang
belum menjalankan Work From Home (WFH), terutama perusahaan-perusahaan manufaktur.

Beberapa pimpinan perusahaan pun mencari berbagai panduan untuk mempersiapkan gangguan
operasional tenaga kerja sekaligus cara-cara menjaga kesehatan karyawan. Lantas, bagaimana bagi
pekerja yang tidak memiliki opsi untuk bekerja di rumah karena keadaan dan pekerjaannya?

Goldstein mengatakan, jika bekerja di rumah bukan sebuah pilihan bagi para pekerja, perusahaan harus
mengatur penjadwalan dan mengambil opsi bekerja jarak jauh. Sedangkan untuk pekerja yang tidak bisa
bekerja di rumah karena jenis pekerjaannya, pengusaha bisa mengakomodasi jadwal shift alternatif.

Bagi pekerja yang masih melakukan aktifitas ke tempat kerjanya ada beberapa risiko terkena penyebaran
Covid-19 yaitu pada saat perjalanan dari rumah ke tempat kerja, ditempat kerja itu sendiri dan pada saat
perjalanan pulang ke rumah. Pengendalian bahaya di tempat kerja untuk Covid-19 adalah penerapan
metodologi keselamatan dan kesehatan kerja untuk pengendalian bahaya terhadap pencegahan penyakit
Corona Virus 2019 (Covid-19).

Pengendalian bahaya yang tepat di tempat kerja tergantung pada tempat kerja dan tugas pekerjaan,
berdasarkan penilaian risiko sumber pajanan, tingkat keparahan penyakit di masyarakat, dan faktor risiko
dari pekerja individu yang mungkin rentan terhadap kontrak Covid-19.

Hirarki pengendalian bahaya adalah suatu kerangka kerja yang banyak digunakan dalam keselamatan
dan kesehatan kerja untuk mengontrol bahaya berdasarkan kelompok secara efektif. Ketika bahaya
Covid-19 tidak dapat dihilangkan , kontrol yang paling efektif adalah kontrol teknis, diikuti oleh kontrol
administratif, dan terakhir peralatan pelindung diri .

Kontrol teknik melibatkan mengisolasi karyawan dari bahaya terkait pekerjaan tanpa bergantung pada
perilaku pekerja, dan dapat menjadi solusi yang paling efektif untuk diterapkan. Kontrol administratif
adalah perubahan dalam kebijakan atau prosedur kerja yang memerlukan tindakan oleh pekerja atau
majikan. Alat Pelindung Diri (APD) dianggap kurang efektif daripada kontrol teknik dan administrasi,
tetapi dapat membantu mencegah beberapa paparan. Semua jenis APD harus dipilih berdasarkan bahaya
pada pekerja, dipasang dengan benar sebagaimana berlaku (missal, respirator) dikenakan secara
konsisten dan benar, diinspeksi, dipelihara dan di ganti secara berkala.

Ada beberapa yang harus dilakukan oleh si pekerja dan perusahaan, langkah pertama yang harus
dilakukan oleh si pekerja adalah cucilah tangan dengan air dan sabun, setidaknya selama 20 detik.
Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan,
sela-sela jari, dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan. Jika kamu adalah pekerja yang menggunakan
transportasi umum, akan sulit untuk menemukan air dan sabun, bisa membersihkan tangan dengan hand
sanitizer.

Langkah ke dua penggunaan masker lebih disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah
penyebaran virus dan kuman, ketimbang pada orang yang sehat. Ketika melepaskan masker dari wajah,
baik masker bedah maupun masker N95, hindari menyentuh bagian depan masker, sebab bagian tersebut
penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand
sanitizer, agar tangan bersih dari kuman yang menempel.

Langkah ke tiga menjaga daya tahan tubuh agar dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit.
Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, kamu disarankan untuk mengonsumsi makanan
sehat, seperti sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging tanpa
lemak.

Langkah ke empat menjaga jarak/social distancing. Ada baiknya kamu meminimalisir berinteraksi terlalu
dekat dengan rekan kerja agar meminimalisir risiko kamu terkena Virus Corona. Karena penyebaran virus
Corona bisa terjadi ketika tidak sengaja kontak fisik atau berdekatan dengan orang. Kita tidak tahu juga
kondisi orang tersebut sehat atau tidak.

Langkah kelima ajukan izin sakit. Jika kamu merasa tidak enak badan atau sakit, jangan paksakan untuk
tetap masuk kantor. Karena saat sedang tidak sehat, imun tubuh kamu akan rendah sehingga risiko
tertular virus atau penyakit lain akan lebih mudah.

Hal yang harus dilakukan perusahaan berikan seruan kepada para pekerja untuk rajin mencuci tangan
dengan sabun dan air selama 20 detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan
berbahan dasar alkohol. Tempelkan poster cara mencuci tangan dengan benar pada wastafel kamar
mandi, dan bagian lain di kantor; berikan seruan kepada para pekerja untuk menghindari menyentuh
mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci; bersihkan dan disinfeksi benda dan permukaan
yang sering disentuh seperti tombol lift, pegangan tangga, pegangan pintu, telepon umum, dan
sebagainya; pastikan bahwa karyawan memiliki fasilitas yang cukup untuk mencuci tangan, termasuk air
hangat dan sabun, siapkan alat pelindung diri, seperti masker, sarung tangan dan kacamata; pastikan
memiliki kontak yang bisa dihubungi pekerja untuk semua masalah yang timbul terkait dengan
keselamatan dan kesehatan.

***

Sumber: siaranindonesia.com
*)Penulis: Sofian Bastuti, S.T,M.T (Dosen Teknik Industri Universitas Pamulang)

Anda mungkin juga menyukai