Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI METODE QUANTUM TEACHING PADA


MATA PELAJARAN FIQIH
DI MTS AL KAUTSAR DEPOK

Oleh:
MUHAMMAD RIFATULLOH
NIM: 2016220061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-HAMIDIYAH JAKARTA
1441 H / 2019 M
LEMBAR PENGASAHAN

PENERAPAN METODE BAGHDADIYAH DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN
SISWA KELAS V AL-ZAHIYAH PAMULANG TAHUN
AJARAN 2019-2020

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan penulisan skripsi.

Oleh:

IWAN SETIAWAN
2016220008

Telah disetujui oleh:

Penguji I Penguji II

Dr. Muhajirin, M.E.I Drs. H. Khamid, M.Pd.I

Mengetahui,

Ketua Program Studi PAI Dosen Mata Kuliah bimbingan


Penulisan Skripsi
Siskha Putri Sayekti, M.Si Dr. Asro’I, M.Pd

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, rasa syukur yang mendalam penulis

sampaikan kehadirat Allah SWT sang maha pemilik kebesarn dari kemuliaan.

Sahalawat tak henti tercurah kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW yang

selalu menjadi inspirasi kesabaran. Berbagai macam bantuan baik moril maupun

materil penulis dapatkan dalam merampungkan proposal skripsi ini, untuk itu

penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bpk. Drs. H. Khamid, M. Pd.I, selaku ketua sekolah Tinggi Agama Islam Al

Hamidiyah Jakarta

2. Bpk. Dr. Muhajirin, M.E.I, selaku ketua bidang akademik dan

kemahasiswan.

3. Ibu Siskha Putri Sayekti, M.Si, selaku ketua program studi Pendidikan

agama Islam

4. Bpk. Dr. Asro’i, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah bimbingan dan

penulisan skripsi.

5. Dosen penguji
6. Para dosen dan civitas akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Al-

Hamidiyah Jakarta yang telah mencurahkan waktu dan ilmunya sejak awal

hingga akhir perkuliahan.

7. Seluruh keluarga besar (Alm) Bapak Mistan Bin Kemisin yang telah

memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Guru tercinta Bpk. Ust. Muhammad Naufal yang telah memberi motivasi

serta dukungan dari segi financial maupun doa.

9. Seluruh kerabat PAI B Angkatan 2016 dan Khususnya kepada

Lulu Hermawan yang telah banyak membantu menyelesaikan setiap proses

pembuatan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masih

banyak keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat

membangun dan kinstruktif demi menyempurnakan proposal skripsi ini.

Depok, 28 Januari 2020

Penulis,

Muhammad Rifatulloh
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGASAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................3
C. Pembatasan Masalah.............................................................................4
D. Rumusan Masalah.................................................................................4
E. Tujuan Penelitian..................................................................................4
F. Manfaat Penelitian................................................................................4
G. Sistematika Penulisan............................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................7
A. Implementasi Metode Quantum Teaching............................................7
1. Pengertian Implementasi.............................................................7
2. Pengertian Metode.......................................................................8
3. Pengertian Quantum Teaching....................................................9
4. Prinsip-prinsip Quantum Teaching............................................11
5. Kerangka Perancangan Quantum Teaching...............................12
6. Model Quantum Teaching.........................................................14
B. Belajar.................................................................................................17
1. Pengertian Belajar......................................................................17
2. Arti Penting Belajar...................................................................20
3. Prinsip Belajar...........................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................26
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..........................................................26
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................27
C. Subyek dan Objek Penelitian..............................................................27
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data.........................................28
E. Teknik Analisa Data............................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat

komponen-komponen yang dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan

pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut antara lain tujuan,

materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, evaluasi, guru, dan

siswa.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru akan memilih salah satu metode

pembelajran yang paling sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Metode

pembelajaran merupaakan poin penting bagi terciptanya suasana belajar yang

kreatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang dilaksanan tanpa metode yang

tepat menyebabkan suasana belajar peseta didik menjadi kurang kondusif. Hal itu

disebabkan karena cara mengajar yang guru gunakan kurang ada nya kreasi dan

inovasi. Kemungkinan tersebut akan terus terjadi apabila tidak ditekankan pada

suatu metode yang tepat. Peserta didik pun akan cepat bosan setiap guru tersebut

masuk untuk mengajar.

Pemilihan metode ini merupakan strategi awal untuk menentukan dan

merancang proses pembelajaran ya akan dilaksanakan. Dengan demikian

pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi terhadap hasil

belajara siswa.

1
Dalam penentuan metode pembelajaran, guru harus menmahami hakekat

materi yang diajarkan. Guru juga harus mengembangkan kemampuan peserta

didik

2
3

dengan menggunakan metode tersebut.

Dalam dunia Pendidikan terdapat banyak macam metode yang digunakan

sekolah baik negeri maupun sekolah swasta. Seorang guru dikatakan berhasil saat

ia mampu membawa dunia peserta didik kedalam dunia nya. Guru bukan hanya

orang yang berdiri dan berbicara Panjang lebar dihadapan peserta didik tapi juga

guru harus mampu mencuri perhatian nya seehingga tercapailah tujuan

pembelajaran yang efektif.

Salah satu metode yang dapat digunakan oleh seorang guru yaitu metode

Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching merupakan salah satu metode

yang dapat menjadikan siswa aktif, menyenangkan, dan mampu berkomunikasi

baik kepada guru maupun kepada sesame peserta didik. Karena prinsip

penggunaan metode Quantum Teaching adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia

kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.

Keberhasilah penggunaan metode Quantum Teaching ini juga didasari oleh

kekreatifan sesorang pendidik dalam penyampaian materinya. Sangat

diperhitungkan. Guru dapat menggunakan metode sosiodrama untuk

penyampaiannya. Dengan begitu peserta didik mampu berimajnasi dengan apa

yang pernah ia alami dan dapat mengaitkannya dengan pelajaran atau materi yang

sedang dipelajarinya. Sebab metode Quantum Teaching dengan sendirinya akan

melahirkan keaktifan peserta didik serta mampu membentuk gagasan atau ide

yang cemerlang dan dapat dijadikan lkitasan untuk memecahkan suatu masalah.

Apabila guru tidak mampu berinovasi akan mengakibatkan rasa bosan yang

dirasakan oleh peserta didik dan dapat berdampak pada prestasi belajar mata
4

pelajaran tersebut. Itu dikarnakan akan menghambat keaktifan peserta didik.

Karena pembelajaran disebut berhasil ketika ia dikemas dengan melakukan hal-

hal konkret dan nyata. Anak didik bukan semata dihujani dengan pelbagai teori

atau informasi dan kemudian tidak pernah dilaksanakan secara nyata. Belajar itu

harus bermuara kepada aksi. Aksi adalah tindakan nyata yang dilakukan peserta

didik.

Dengan demikian, guru harus memiliki inovasi dan kreasi untuk menunjang

pembelajaran yang dilakukan. Inovasi dan kreasi digunakan dalam menggunakan

metode yang dilakukan dalam pembelajaran dan metode tersebut berpengaruh

pada prestasi belajar siswa.

Dengan demikian, metode Quantum Teaching merupakan metode yang

memiliki keudukan yang cukup signifikan untuk menciptakan pembelajaran yang

efektif dalam kelas agar tercipta suasana kelas yang penuh keaktifan antar peserta

didik. Oleh karena itu, saya mengambil judul penelitian kali ini yatu

“IMPLEMENTASI METODE QUANTUM TEACHING PADA MATA

PELAJARAN FIKIH DI MTS AL KAUTSAR DEPOK”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

penulis tertarik untuk meneliti tentang Implementasi Metode Quantum Teaching

Pada Mata Pelajaran Fikih di Mts. Al Kautsar Depok, dengan mengidentifikasi

beberapa masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penggunaan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Fikih di Mts.

Al Kautsar Depok.
5

2. Metode guru dalam mengajar masih kurang kreasi.

3. Terdapat tantangan yang di hadapi dalam menggunakan metode Quantum

Teaching pada mata pelajaran Fiqih di Mts. Al Kautsar Depok.

4. Kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran perlu variasi

C. Pembatasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah di atas, agar penulis lebih terarah,

terfokus dan tidak meluas maka penulis memberikan batasan masalah yaitu:

1. Deskripsi tentang implementasi metode Quantum Teaching pada mata

pelajaran Fikih di Mts. Al Kautsar Depok.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat disimpulkan dengan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana implementasi metode Quantum Teaching pada mata pelajaran

Fikih di Mts. Al Kautsar Depok?.

E. Tujuan Penelitian

Dari uraian di atas dapat disimpulkan dengan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran menggunakan metode

Quantum Teaching pada mata pelajaran Fikih di Mts. Al Kautsar Depok.


6

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak di

antara sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoretis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi peneliti terutama untuk mengetahui dan

mempelajari serta mengembangkan pengetahuan tentang implementasi

metode Quantum Teching pada mata pelajaran fikih di Mts. Al Kautsar

Depok.

2. Praktis

Secara praktis kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan rekomendasi sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah

yang berkaitan dengan implementasi metode Quantum Teching pada mata

pelajaran fikih di Mts. Al Kautsar Depok.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini , menuliskan judul implementasi metode

Quantum Teching pada mata pelajaran fikih di Mts. Al Kautsar Depok . penulisan

ini akan di bagi 3 bab yang akan di jabarkan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang akan menguraikan latar belakang masalah

yang dimana dalam latar belakang ini berisi tentang

permasalahan– permasalahan yang akan diuraikan dan dijelaskan


7

oleh penulis sesuai dengan judul skripsi yang di ambil sehingga

nanti dapat mengidentifikaiskan masalah, pembatasan, rumusan,

tujuan, manfaat,dan sistemaika penulisan.

BAB II : Berisi tentang kajian pustaka, yang berisi uraian dan penjelasan

tentang implementasi metode Quantum Teching pada mata

pelajaran fikih di Mts. Al Kautsar Depok berdasrkan dokumen.

Yaitu pengerian metode Quantum Teaching secara umum dan

cara pembelajaran.

BAB III : Berisi metode penelitian yang menguraikan tentang metode yang

akan digunakan dalam penulisan skripsi ini yang mencangkup

jenis dan pendekatan penelitian,tempat dan waktu penelitian,

subjek dan objek penelitian, metode dan istrumen pengumpulan

data, teknik analisis data.


8
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Implementasi Metode Quantum Teaching

1. Pengertian Implementasi

Impelemntasi adalah tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya

dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Berikut ini adalah

pengertian tentang impelemntasi menurut para ahi.

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Kontek

Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai

implementasi atau pelaksanaan. Implementasi adalah bermuara pada

aktifitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi

bukan sekedar aktifitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan mencapai

tujuan kegiatan.1

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul

Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya.

Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan proses

interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapaianya serta memerlukan

jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.2

1
Usman Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Bandung: CV Sinar Baru,
2002), Hal. 70
2
Seiawan Guntur, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), Hal. 39

7
8

Dari pengertian-pengertian diatas memperlihatkan bahwa kata

Implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Ungkapan

mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktifitas,

tetapi suatu kegiatan yag terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

2. Pengertian Metode

Kata “metode” dan “metodologi” sering di campuradukkan dan

disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata metodologi

berasal dari kata Yunani “methodologia” yang berarti “Teknik” atau

“prosedur”. Metodologi sendiri merujuk kepada alur pemikiran umum atau

menyeluruh (general logic) dan gagasan teoritis (Theoritic Perspectives)

suatu penelitian. Sedangkan kata “metode” menunjuk pada Teknik yang

digunakan dalam penelitian seperti survey, wawanara dan observasi.3

Kata metode berasal dari Bahasa Yunani. Secara etimologi, kata ini

berasal dari dua kata, yaitu Meta dan Hodos. Meta berarti melalui dan

Hodos berarti jalan atau cara. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata

metode diartikan sebagai cara yang teratur yang digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

guna mencapai tujuan yang ditentukan. Disamping itu, dalam kamus ilmiah

popular, kata metode diartikan dengan cara yang teratur dan sigtimatis

unntuk pelaksanaan sesuatu cara kerja. Dalam Bahasa Arab, metode dikenal

3
JR Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta:
Grasindo, 2013) Hal. 1
9

dengn istilah Thoriqoh yang berarti langkah-langkah strategis yang harus

dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sementara itu, ddalam

Bahasa Inggris metode disebut Method yang berarti cara. 4

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan metode tersebut hampir sama yaitu sebuah cara untuk mencapai

suatu tujuan yang ingin dicapai. Banyak cara yang dilakukan oleh seorang

guru sesuai dengan kebutuhan dari tujuan pembelajaran tersebut.

3. Pengertian Quantum Teaching

Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu Quantum dan

Teaching. Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya, sedangkan Teaching adalah yaitu mengajar.

Quantum Teaching adalah Badan Ilmu Pengetahuan dan metodologi

yang digunkan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi supercamp.5

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala

nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi,

dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching

berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang

mendirikan lkitasan dan kerangka untuk belajar.6

Pembelajaraan Quantum ini merpakan bentuk inovasi dari

pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar

4
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan
Millenium III, (….: Prenada Media, 2014), Hal. 137-138
5
Bobbi DePorter, Dkk, Quantum Teaching Mempraktikan Quantum Learning diruang-
ruang Kelas, (Bandung: Penerbit Kaifa, 2010), edisi baru, cet. 1 Hal. 32
6
Ibid., Hal. 32
10

momen belajar. Menurut Bobbi DePorter “Quantum is an interaction that

changes energy into light”7.

Pengubahan hambatan-hambatan belajar tersebut bisa menggunakan

beberapa cara, yaitu dengan mulai membiasakan menggunakan ligungan

sekitar belajar sebagai media belajar, menjadikan system komunikasi

sebagai perantara ilmu dari guru ke siswa yang paling efektif, dan

memudahkan segala hal yang diperlukan oleh siswa.8

Maksud dari energi menjadi cahaya adalah mengubah semua

hambatan-hambatan belajar yang seama ini dipaksakan untuk terus

dilakukan menjadi sebuah manfaat bagi siswa sendiri dan bagi orang lain,

dengan memaksimalkan kemampuan dan bakat alamiah siswa.

Quantum Teaching berskitar pada konsep: bawalah dunia mereka ke

dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.9 Maksudnya adalah

mereka mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai

langkah pertama.

Jadi memasuki dunia mereka karena tindakan ini akan memberi kita

izin untuk memipin, menuntun, dan memudahkan perjalanan merka menuju

kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.

7
Bobbi DePorter dalam Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
profesionaisme Guru, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), cet 6 Hal. 330
8
Ibid., Hal 330
9
Bobbi DePorter Dkk, op. cit., Hal. 34
11

4. Prinsip-prinsip Quantum Teaching

Pengubahan hambatan-hambatan belajar tersebut bisa menggunakan

beberapa prinsip. Prinsip-prinsip tersebut adalah:10

a. Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga Bahasa tubuh kita, dari

kertas yang kita bagikan hingga rancangan pelajaran kita semuanya

mengirim pesan tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan rasa ingin

tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siwa

telah mengalami informasi sebeum mereka memperoleh nama untuk

apa yang mereka pelajari

d. Akui setiap usaha

Belajar mengandung risiko. Pada saat siswa mengambil langkah

inni, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan

kepercayaan diri mereka.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan!

10
Bobbi DePorter Dkk, op. cit., Hal. 36-37
12

Perayaan memberikan umpan balik mengenai tujuan dan

menningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar

5. Kerangka Perancangan Quantum Teaching

Menetukan metode atau kegiatan belajar merupakan langkah penting

yang dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan. Kegiatan itu harus

disesuaikan dengan tujuan. Dalam menetapkan kegiatan belajar ini guru

harus menetapkan kegiatan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan.

Untuk ini perlu diketakui batas kemampuan siswa.11

Untuk memudahkan pelaksaan, perlu diperhatikan Hal-hal sebagai

berikut:

a. Merumuskan semua kegiatan belajar yang memungkinkan untuk

dilakukan.

b. Menetapkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan agar

mencapai efisiensi proses pembelajaran.

c. Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun

siswa.

Dalam melakukan suatu pembelajaran didalam kelas sudah

seharusnya guru melakukan sebuah rancangan atau rencana pembelajaran.

Di dalam sebuah rencana pembelajaran guru menyisipkan sebuah metode.

Metode tersebut angat penting dan pendidk harus tepat dalam penggunaan

metode tersebut. Metode dapat menentukan tujuan dari pembelajaran karena

metode adalah cara atau Thariqoh dalam prosses pembelajaran.

11
Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran (Bndung: CV wacana Prima, 2019). Hal. 11
13

Rencana pelaksanan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi

dasar. Setiap guru pada satuan Pendidikan berkewajiban menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pemelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.12

Dalam pembelajaran Quantum Teaching terdapat kerangka-kerangka

yang menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap mata

pelajaran. Di kerangka ini juga dipastikan bahwa mereka mengalami

pembeajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri,

dan mencapai sukses.13

Kerangka perancangan pengajaran Quantum Teaching adalah sebagai

berikut:14

Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, Pikat mereka, puaskan

AMBAK (Apakah Manfaatnya Bagiku)


Alami : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan

“kebutuhan untuk mengetahui”.


Namai : Berikan “data”, tepat saat minat memuncak.
Demostrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data baru, sehingga mereka

menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman

12
Rusman, op. cit., Hal. 5
13
Rusman, op. cit., Hal. 331
14
Ibid., Hal 331
14

pribadi.
Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya.
Rayakan : Ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula di

rayakan!. Perayaan menambatkan belajar dengan

asosiasi positif.

6. Model Quantum Teaching

Sebelum peneliti membahas tentang model pembelajaran quantum

teaching, sebelumnya peneliti akan membahas terlebih dahulu secara umum

model pembelajaran.

Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep

yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan

dikonversi untuk suatu bentuk yang lebih komprehensif. 15

Sebagai contohnya, dalam matematika kita juga mengenal istilah

model matematika yaitu sebuah model yang bagian-bagiannya terdiri dari

konsep matematik, seperti ketetapan (konstanta), variable, fungsi,

persamaan, dan pertidaksamaan. Sebagai contoh, model matematika gerak

parabola mpdel matematika gerak jatuh bebas dan sebagainya.16

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

15
Meyer, W.J Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Konstekstual (Konep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013
(Kurikulum tematik Integratif/KTI)), Jakarta: Kencana, 2017), Cet.3, Hal. 23
16
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Konstekstual (Konep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum tematik
Integratif/KTI)), Jakarta: Kencana, 2017), Cet.3, Hal. 23
15

perangkat pembelajaran yang termasuk di dalamnya: buku, film, computer,

kurikulum, dan lain-lain .17

Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika

kita menonton sebuah simfoni ada banyak unsur yang menjadi faktor

pengalaman musik kita. Kita dapat membagi unsur-unsur menjadi dua

kategori: konteks dan isi (Context and Content).18

Konteks adalah latar untuk pengalaman kita. Konteks merupakan

keakraban ruang orkestra itu sendiri. Semangat konduktor dan semnagat

para pemain musiknya, keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerja

sama, dan interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik. Unsur-unsur

ini berpadu dan menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh.19

Pengertian diatas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang

terjadi di kelas itu layaknya seperti menonton sebuah konser musik dan

memang sudah seharusnya menyatukan seluruh elemen yang ada yaitu

pendidik, peserta didik, metode, media dan elemen lainnya.

Bagian lain yaitu isi, berbeda namun sama pentingnya dengan konteks

anggaplah lembaran musik itu sendiri sebagai isi, not-not nyata pada sebuah

halaman yang lebih sekadar not-not pada sebuah halaman. Salah satu unsur

isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian). Isi juga

meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat

setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.20

17
Joyce, dalam Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Ibid., Hal. 23
18
Bobbi DePorter Dkk, op. cit., Hal 37
19
Ibid., Hal 37
20
Ibid., Hal. 37-38
16

Sama hal nya seperti bagaian konteks. Bagian isi pun memiliki peran

yang sangat penting. Materi dan media haruslah sesuia dan

berkesinambungan. Pendidik sebagai fasilitator yang harus memberikan

materi serta menyiapkan media sesuai dengan kemampuan peserta didik

sehinngga peserta didik tersebut dapat mengeluarkan bakat ataupun

pendapatnya sehingga pembelajaran dapat berjalan aktif dan masing-masing

peserta didik dapat memiliki perannya masing-masing.

Keajaiban pengalaman menjadi terbuka karena konteks nya tepat dan

membuat musik menjadi hidup saat pendidik menggubah kesuksesan siswa,

unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik: suasana, lingkungan,

landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitasi.21

Hal diatas dapat dikaitan dengan kegiatan pembelajaran agar

pengalaman eserta didik dapat terbuka maka kontkes dan isi harus tepat agar

pembelajaran menjadi hidup. Ketika pembelajaran itu hidup maka terdapat

unsur-unsur yang telah diusun rapi oleh pendidik antara lain rancngan,

lingkungan, suasana, penyajian dan fasilitas.

21
Ibid., Hal. 38
17

H. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah upaya mewujudkan diri dalam bentuk-bentuk nyata

yang diharakan dapat mengubah keadaan dari tertutup menjadi esensial.

Tujuan belajar sesungguhnya mengarahkan setiap manusia untuk dapat

berlaku dan bertindak secara lebih baik, menggunakan logika berfikir yang

kinstruktif bagi kehidupan yang bermartabat. Belajar yang serius

dicerminkan dengan keteguhan diri untuk tetap bertupaya semaksimal dan

seoptimal mungkin untuk sesuatu yang semakin bermaksna kedepannya.

Memerkaya diri dengan pengetahuan-pengetahuan baru yang dilakukna

dengan kegiatan belajar secara bermartabat akan mendorong bangkitnya

Pendidikan yang mandiri.22

Belajar adalah meningkatkan kualitas hidup dan mengoptimalkan

pembangunan kualitas manusia yang bisa membawa harapan perbaikan

kedepan. Munif chatif mengatakan bahwa belajar sesungguhnya merupakan

bagian dari kerangka berkehidupan yang dapat memebrikan sebauh peta

keberkehidupan yang bermakna bagi semua dan bagi sesame. Belajar bukan

berarti menafikkan hal-hal lain, termasuk diantaranya adalah dukungan

lingkungan yang mendukung bagi keberlangsungan Pendidikan yang

berkemanusiaan.23

22
Moh Yamin, Teori dan Metode Pembelajaran: Konsepsi, strategi dan Praktik Belajar
Yang Membangun Karakter, (Malang: Madani (Kelompok Intrans Publishing), 2015), Hal. 6
23
Ibid., Hal 6
18

Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan

yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan

diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.24

Menurut Travers belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian

tingkah laku.25

Menurut Cronbach learnig is shown by a change in behavior as a

result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil

pengalaman).26

Menurut Harolt Spears learning is to observ, to read, to imitate, to try

something themsolves, to listen, to follow direction. (dengan kata lain bahwa

belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar,

mengikuti arah tertentu).27

Menurut George learning is change in performance as a aresult of

practice (belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).28

Menurut Morgan learning is any relatively permanent change in

behavior that is a result is a past experience (belajar adalah perubahan

perilau yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).29

24
Agus Suprijono, cooperative Learnig Teori dan Aplikasi Paikem, (Jogjakarta: Putaka
Pelajar, 2016), Cet. 15, Hal. 2-3
25
Ibid., Hal. 2-3
26
Ibid., Hal. 2-3
27
Ibid., Hal. 2-3
28
Ibid., Hal. 2-3
29
Ibid., Hal. 2-3
19

Menurut Slameto mengumukakan bahwa belajar adalah suatu proses

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman nya sendiri

dalam interaksi dengan ingkungannya. 30

Wingkel menjelaskan bahwa belajar pada manusia merupakan suatu

proses psikologi yang berlangsung dalam interaksi akitf subjek dengan

lingkungaan, dn menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan-

perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segegra Nampak dalam

perilaku nyata.31

Hamalik mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perkembangan

diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan, belajar itu perubahan-perubahan yang psikis.32

Dari pengertian diatas dapat dikatan bahwa belajar adalah proses

perubahan diri yang dimulai dari diri sendiri dan dilakukan dengan sepenuh

hati untuk mendapatkan hasil yang maksimal agar dapat menghasilkan suatu

ide-ide baru demi kehidupan yang lebih baik.

7. Arti Penting Belajar

Belajar adalah Key Term’ istilah kunci yang paling vital dalam setipa

usaha Pendidikan, sehingga tanpa beajar sesungguhnya taka ada Pendidikan.

30
Slameto, dalam Agus Suprijono, Ibid., Hal. 2-3
31
Wingkel, dalam Agus Suprijono, Ibid., Hal. 2-3
32
Hamalik dalam Tutik Racmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
Yang Mendidik, (Jogjakarta: Gava Media, 2015), Cet. 1 Hal. 35
20

Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat dalam berbagai

displin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya sikologi

Pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian penting nya arti belajar

maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi beajar pun

diarahkan pada tercapai nya pemahaman yang lebih luas dan mendalam

mengenai proses perubahan manusia itu.33

Ada dua arti penting belajar, yaitu arti penting belajar bagi

perkembangan manusia dan arti penting belajar bagi kehidupan manusia.

a. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan Batasan dam

makna yang terkandung dalam belajar. Diebabkan oleh kemampuan

berubah karena belajarlah, maka manusia dpat berkembang lebih jauh

dari pada mahluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan

fungsi nya sebagai Khalifah tuhan di muka bumi. Allah berfirman

dalam surat Al Baqoroh ayat 30 yang berbunyi:

‫ض َخلِي َفةً ۖ قَالُوا أَجَتْ َع ُل‬ ِ ‫ك لِْلماَل ئِ َك ِة إِيِّن ج‬


ِ ‫اع ٌل يِف اأْل َْر‬ َ َ َ ُّ‫ال َرب‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
ِ ‫حِب‬ ِ ِ ِ
‫ك ۖ قَ َال‬
َ َ‫ِّس ل‬
ُ ‫ِّماءَ َوحَنْ ُن نُ َسبِّ ُح َ ْمد َك َونُ َقد‬ َ ‫ك الد‬ُ ‫ف َيها َم ْن يُ ْف ِس ُد ف َيها َويَ ْسف‬
) ٣٠: ,‫ن (سورةالبقرة‬ َ ‫إِيِّن أ َْعلَ ُم َما اَل َت ْعلَ ُمو‬
Artinya:“ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khalifah di
muka bumi”. Mereka berkata: “mengapa engkau hendak
menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan
engkua?”. Tuhan berfirman: “ssungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. 34(QS. Al Baqoroh ayat 30)

33
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. 12, Hal. 59.
34
QS. Al Baqoroh ayat 30
21

Untuk mengikuti perintah yang terdapat pada Ayat di atas,

seoranag manusia harus memiliki ilmu. Ilmu tersebut didapat dari

proses pembelajaran. Belajar dapat dilakukan di sekolah, di rumah,

dan di lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran tersebut peserta

didik akan menerima ilmu-ilmu yang disampaikan oleh pendidik dan

perlu diamalkan pula oleh nya. Seorang manusia harus memiliki ilmu

karena dalam kehidupan seluruh kegiatan menggunakan ilmu. Allah

menjamin bagi orang-orang yang menuntut ilmu akan selalu berada di

jalan Allah, seperti dalam sebuah hadis:

‫رت‬,, ,‫ ُع (رواه ال‬,‫ج‬, ِ ‫اهلل َحىَّت َي ْر‬


ِ ‫بِي ِل‬, , ‫ويِف س‬,, ‫ه‬, ‫ َف‬,‫ب الْعِْل ِم‬
ْ َ َُ ِ َ‫رج يِف طَل‬,, ‫خ‬,َ ‫َم ْن‬
ََ

)‫مذي‬

Artinya: “barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia
berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. At-
Tirmidzi)35

Dari hadis diatas dapat dilihat secara jelas bahwasanya orang-

orang yang keluar untuk menuntut ilmu maka senantiasa berada di

jalan Allah sampai ia kembali ke rumahnya.

b. Arti penting belajar bagi kehidupan manusia

Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan

kehidupan manusia (bangsa) di tengah-tengah peraingan yang

semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju

35
Imam Abi Zakaria yahya bin Syarof an-Nawawi, Riyadus Sholihin, (Almaktabah
Taufiqiyah, 2013) Hal. 297
22

karena belajar. Akibat peraingan tersebut, ketanyaan tragis bisa pula

terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang yang pintar yang

menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau

bahkan menghancurkan kehidupa orang tersebut.

Belajar merupakan kewajian bag i setiap orang yang beriman

agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan

derajat kehidupan mereka. Hal ini inyatakan dalam surat Mujadalah

ayat 11

ُ‫س فَافْ َس ُحوا َي ْف َس ِح اللَّه‬ ِ ِ‫ين َآمنُوا إِذَا قِيل لَ ُك ْم َت َف َّس ُحوا يِف الْ َم َجال‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
َ
ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ
‫ين أُوتُوا‬َ ‫ين َآمنُوا مْن ُك ْم َوالذ‬ َ ‫يل انْ ُش ُزوا فَانْ ُش ُزوا َي ْرفَ ِع اللَّهُ الذ‬
َ ‫لَ ُك ْم ۖ َوإ َذا ق‬
)١١ : ‫خبِري (سورة اجملادلة‬ ‫مِب‬ ٍ ِ
ٌ َ ‫الْع ْل َم َد َر َجات ۚ َواللَّهُ َا َت ْع َملُو َن‬
Artinya: “hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu:
“berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah
niscahya allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “berdirilah kamu”, maka berdirilah
niscahya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha menegtahui apa yang
kamu kerjakan”. (QS. Al Mujadalah ayat 11)

8. Prinsip Belajar

Kata “prinsip” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

merupakan kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, berpijak,

bertindak, dan sebagainya. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa prinsip

adalah kebenaran umum yang sudah terbukti. Sedangkan pembelajaran

berasal dari kata dasar ajar, yang memiliki arti sebuah proses, cara, dan

perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup memiliki


23

pengetahuan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip

pembelajaran adalah suatu landasan, konsep dasar, dan sumber yang

menjadikan proses belajar yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik

lebih dinamis dan terarah sesuai dengan tujuannya.36

Setelah kita memahami pengertian belajar, coba kita pikirkan

mengenai prinsip belajar. Dalam hal ini yang anda pikirkan apa asas belajar

itu. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar.37

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan

perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:38

1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4. Positif atau berakumulasi

5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting, belajar

sebagai any realtively permanent change in an organism’s

behaviorial repertoire that occurs as a result of experience.

7. Bertujuan dan terarah.

8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik
36
Tutik Racmawati dan Daryanto, op. cit., Hal. 155.
37
Agus Suprijono, op. cit., Hal. 4
38
Ibid., Hal 4
24

yang dinamis, Konsktruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan

fungsional dari berbagai komponen belajar.39

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi peserta didik dengan lingkunganya.

William Burton mengemukakan bawa a good learning situation consist of

rich and varied series of learning experience unified around vigorous

purpose and varied on in interaction with rich varied and propocative

environment.40

Dari pengertian diatas dapat dikaitkan bahwasanya prinsip beajar erat

kaitannya dengan prinsip Quantum Teaching yang sudah dipaparkan diatas

yaitu segalanya berbicara. Segalanya dari lingkungan kelas hingga Bahasa

tubuh peserta didik dan pendidik, dari kertas yang dibagikan hingga

rancangan pelajaran yang dibuat semua mengirim pesan tetang beajar.

Dengan menggunakan metode Quantum Teaching maka pembelajaran

akan lebih aktif dan terarah karena pendidik memberikan kesempatan ke

semua peserta didik untuk berpendapat tentang materi yang disampaikan.

Menurut pandangan psikologi, anak adala mahluk yang aktif. Anak

mempunyai dorongan utuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan

aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga

tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi

apabila anak mengalami sendiri.41

39
Ibid., 4
40
Ibid., 4
41
Tutik Racmawati dan Darianto, op. cit., Hal. 156
25

Oleh karena itu, banyak sekali peserta didik yang aktif dalam

melakukan proses belajar, keaktifan tersebut tidak hanya berupa kegiatan

fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati.

Kegiatan fisik misalnya membaca, mendengar, menulis, berlatih

keterampilan-keterampilan dan sebagainya. Kegiatan psikis misalnya

membandingkan suatu konsep yang satu dengan yang lainnya,

menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.42

42
Ibid., Hal. 156
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian kali ini menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian

ini hanya untuk mengetahui Implementasi Metode Quantum Teaching Pada Mata

Pelajaran Fiqih di Mts Al-Kautsar Depok. Jenis penelitian kualitatif digunakan

karena peneliti ingin mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung

dan berinteraksi langsung dengan orang-orang di tempat penelitian guna

mengetahui penerapan metode Quantum Teaching pada pembelajaran tersebut.

Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi yang rigit atau kaku,

seperti keharusan pengontrolan terhadap suatu perlakuan. Dalam penelitan

deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi

lebih menggambarkan apa adanya tentang suatu objek dalam sosial setting.

Penelitian dekriptif bertujuan mengamati dan merekam perilau. Sebagai

contoh, seorang psikolog Pendidikan dapat mengamati sejauh mana anak-anak

yang agresif dalam kelas atau wawancara guru mengenai sikap mereka terhadap

jenis strategi pengajaran tertentu. Dengan sendirinya, penelitian deskriptif tidak

dapat membuktikan apa yang menyebabkan fenomena tertentu, tetapi dapat

mengungkapkan informasi penting tentang perilaku dan sikap masyarakat. 43

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatis. Dalam pendekatan ini, data yang dikumpulkan adalah berupa

43
Jhon w. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: salemba Humanika, 2014 Hal. 16

26
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya

penerapan metode

27
28

kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data

untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan

atau memo, dan dokumen resmi lainnya.44

Dari pengertian diatas, bahwa data-data yang didapat bersifat deskriptif

kualitatif dan bukan berupa angka (kuantitatif). Data yang didapat merupakan

rangkuman dari file yang di terjemahkan seperti wawancara, catatan-catatan,

video, foto, rekaman, dokumen pribadi, data sekolah, dan lainya.

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penilitian di Mts. Al Kautsar Depok yang berada di Jl.

Barito Raya No. 4-5, Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, kota Depok, Jawa Barat,

16418.

J. Subyek dan Objek Penelitian

Peneliti melakukan observasi di Mts. Al Kautsar. Adapun jumlah

keseluruhan peserta didik antara lain:

Table 3.145

Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2019/2020

Jenis Kelamin
Kelas Total
Laki-laki Perempuan
7.1 FDC 11 13 24
7.2 FDC 13 10 23
7.3 FDC 11 11 22
7.4 FDC 2 9 11
44
Suharismi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002) Hal. 245
45
Hasil Wawancara dengan bagian Tata Usaha dan Administrasi yaitu bapak Hamzah pada
tanggal 11 Desember 2019 di kantor tata usaha sekolah
29

7.1 REG 14 27 41
7.2 REG 18 19 37
7.3 REG 25 15 40
7.4 REG 25 15 40
Total 119 119 238
8.1 FDC 10 15 25
8.2 FDC 20 6 26
8.3 FDC 20 6 26
8.1 REG 23 17 40
8.2 REG 25 15 40
8.3 REG 23 15 38
8.4 REG 24 15 39
8.5 REG 6 34 40
Total 151 123 274
9.1 FDC 12 11 23
9.2 FDC 11 13 24
9.3 FDC 11 13 24
9.1 REG 20 19 39
9.2 REG 18 19 37
9.3 REG 19 17 36
9.4 REG 19 18 37
9.5 REG 18 20 38
Total 128 130 258

Dari jumlah peserta didik diatas peneliti melakukan penelitian di kelas 7.1

FDC dengan totsal peserta didik 24.

Mts. Al Kautsar yang menjadi tempat peneliti melakukn penelitian

merupakan sekolah swasta yang terakreditasi A, sekolah ini mempunyai 24 kelas

yang nyaman dan strategis.

K. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah imnu yang mengemukakan secara teknis tentang

metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian merupakan system

atau cara kerja yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti
30

diharuskan dapat memilih dan menentukan metode yang tepat dan fleksiabel guna

mencapai tujuannya.

Untuk mengumpulkan data di lapangan, penulis mengumpulkan beberapa

Teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fakta-fakta yang

diselidiki. Menurut Sutrisno Hadi, observasi adalah metode ilmiah yang

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-

fenomena yang diselidiki.46 Sedangkan menurut Supardi, metode observasi

merupakan meted pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan

mencatat secara sisteatik gejala-gejala yang diselidiki.47

Penelitian menggunakan observasi partisipan. Model observasi ini

digunakan penulis untuk mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan

penelitian. Sedangkan tahapan penelitian penulis menggunakan observasi

terfokus, dimana peneliti observasi telah dipersempit untuk memfokuskan

aspek tertentu.

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatannya tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya.48 Untuk memudahkan peneliti dalam

pengumpulan data, maka penulis menggunakan beberapa instrument sebagai alat

pengumpulan data sebagai berikut:


46
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Andi Offset, Jakarta, 1991) Hal. 136
47
Supardi, Metodologi Penelitian (Mataram: Yayasan Cerdas Press, 2006 Hal. 88
48
Arikunto Suharismi, Manajemen Penelitian (Jakarta, Rineka Cipta, 2000)
31

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data

pelengkap tentang Implementasi Metode Quantum Teaching Pada Mata

Pelajaran Fiqih di Mts Al-Kautsar Depok. Wawancara ini dilakukan

langsung oleh peneliti dengan pendidik. Adapun jenis wawancara yang

dilaukan dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

2. Format Dokumentasi

Format dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data berupa

yang sudah siap, yaitu untuk mengetahui penggunaan metode Quantum

Teaching di Mts Al-Kautsar Depok.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti berupa daftar Check List.

2. Wawancara

Wawancara merupakan alat yang digunakan dalam melakukan

wawancara untuk memperoleh informasi dari informan, berbentuk tanya


49
jawab antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara ini

digunakan untuk mengumpulkan data lengkap tentang Implementasi Metode

Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Al-Kautsar Depok.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable-

vaeriabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan

49
S. Nasution, Metode Research (Bandung: Bumi, Aksara 2006), Hal. 133
32

lain-lain.50 Teknik dokumentasi merupakan kegiatan pencatatan guna

mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan orang-orang yang diselidiki.

L. Teknik Analisa Data

Setelah data yang diperlukan telah rampung, penulis mengolahnya dengan

menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Data Reduction (reduksi data)

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang

akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.

Oleh karena itu, peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala

sesuatu yang dipandang asing, tidaak dikenal, belum memiliki pola, justru

itulah yang harus dijakdikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi

data.

2. Data Display (penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuaitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja seanjutnya berdasarkan apa yang

dipahami.

3. Conclusing Drawing/Vrification

50
Suharismi Arikunto, op. cit., Hal. 236
33

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,


Progresif, dan Konstekstual (Konep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013 (Kurikulum tematik Integratif/KTI)). Jakarta: Kencana.

Asra, Sumiati. (2019). Metode Pembelajran. Bandung: CV Wacana Prima.

Azra, Azyumardi. (2014). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di tengah


tantangan Millenium III…. :Prenada Media.

DePorter, Bobbi. Dkk. (2010). Quantum Teaching Mempraktikan Quantum


Learning diruang Kelas. Bndung: Penerbit Kaifa.

Guntur, Seiawan. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.


Bandung: Remaja Rosdakarya

Hadi, Sutrisno. (1991). Metodologi Research II Jakarta: Andi Offset.

Hasil Wawancara dengan bagian Tata Usaha dan Administrasi yaitu bapak
Hamzah pada tanggal 11 Desember 2019 di kantor tata usaha sekolah.

Http//www.eduarticles.com/ implementasi
Nasution, S. (2006). Metode Research. Bandung: Bumi Aksara.

Nurdin, Usman.. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung:


CV Sinar Baru.

Racmawati, Tutik., Darianto. (2015). Teori Belajar dan Proses Pembelajaran


Yang Mendidik. Jogjakarta: Gaya Media.

Raco, JR. (2013). Metode penelitian Kulitatif: jenis, Karakteristik dan


keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Santrock, Jhon W. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.


Suharismi, Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

33
Suprijono, Agus. (2016). cooperative Learnig Teori dan Aplikasi Paikem.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Yamin, Moh. (2015). Teori dan Metode Pembelajaran: Konsepsi, strategi dan
Praktik Belajar Yang Membangun Karakter. Malang: Madani Kelompok
Intrans Publishing.

34

Anda mungkin juga menyukai