Anda di halaman 1dari 20

Laporan Pratikum Laboratorium Elektronika Daya

No Percobaan :3
Judul Percobaan : Penyearah Setengan Gelombang 3 Phasa
Nama Praktikan : Muhammad Yasin Ramadan
No BP : 1901031004
Kelas : 2A
Team labor : 1. Zas Ressy Aidha, SST.MT
2. Wiwik Wiharti, ST.MT

Politeknik Negeri Padang


Tahun ajaran 2021/2022
POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

BAB I
TUJUAN

Setelah menyelesaikan pratikum,anda diharapkan mampu:


1. Menyusun rangkaian penyearah pulsa tiga dan membandingkan antara
jenis penyambungan K dan A,
2. Menjelaskan terjadinya beban penuh saluran netral,
3. Menentukan tegangan mundur dioda melalui pengukuran,
4. Menghitung besar tegangan searah dengan dasar periode pulsa keluaran
5. Menjelaskan pembebanan arus searah saluran fasa,
6. Mengukur arus secara tak langsung dengan osiloskop

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

BAB II
TEORI DASAR

Secara umum, penggunaan penyearah fasa tiga dipertimbangkan jika tedapat


kebutuhan arus searah yang besar dan perlunya keseimbangan pembebanan dalam
jala-jala fasa tiga. Jenis penyearah fasa tiga yang paling sederhana adalah penyearah
pulsa tiga, yang memerlukan hanya satu dioda untuk masing-masing penghantar
fasanya. Ketiga diodanya disambungkan menjadi satu pada sisi polaritas yang sama,
menjadi rangkaian M3K atau M3A.

Gambar. 3.1. Rangkaian M3A

Perbedaannya hanyalah pada polaritas tegangan searah yang dihasilkan.


Bebannya dihubungkan antara sambungan bersama dioda-dioda tersebut dan netral.
Jadi pada beban akan mengalir arus total Id.
Hasil tegangan searah keluarannya dapat diamati dengan memepelajari bentuk
gelombang masing-masing tegangan fasanya seperti ditunjukkan pada gambar
tegangan keluaran.

Pada t = t1;
Tegangan UL1N poositif (tegangan UL2N negatif; UL3N = 0), sehingga dioda V10
menghantar dan tegangan jala-jala terhubung ke beban.

Pada t = t2
Tegangan UL1N = UL2N, sehingga dioda V30 juga menghantar.
Titik waktu tersebut diukur dari titik 0 merupakan sudut penyulutan alami yang
besarnya T/12 atau 30 derajat.

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

Jika sesaat kemudian UL1N = UL2N, sehingga dioda V10 menjadi


menyumbat. Titik waktu tersebut dikenal sebagai titik komutasi. Kondisi yang sama
terjadi lagi pada t3 (komutasi dioda V30 ke dioda V50). Sehingga hanya tegangan
fasa positif untuk masing-masing 1/3 periode membentuk tegangan searah
keluarannya, yang besarnya diberikan dalam persamaan:
Ud = 1,17 Uf = 0,68 U

Nilai sesaat tegangan searah terendah setengah harga puncak tegangan fasanya,
ripelnya didapat 18,7 %.

Frekuensi ripel hasil penyearah pulsa tiga (P = 3):


f Mix = 3 f mains

Jarak anatar titik-titik komutasi sebesar 120 derajat. Jadi untuk setiap dioda mengalir
arus searah :
I FAV = 1/d I d

Seperti disebutkan di atas, dioda yang menghantar menghubungkan


penghantar fasa dengan titik bersama sambungan dioda. Pada saat yang sama untuk
dioda-dioda lain yang tidak sedang menghantar akan menahan tegangan balik sebesar
selisih masing-masing tegangan fasanya dan tegangan fasa pada dioda yang
menghantar.

Harga maksimum U sama dengan harga puncak tegangan antara fasa (jaringan).
U RRRM = √2 . √3 .
U fasa = √2 .U

BAB III

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

ALAT DAN BAHAN

Osiloskop 1 unit
Transformator-pemisah fasa tuga dan peralatan saklarnya 1 unit
AVO-meter 1 unit
R.M.S-meter 1 unit
Indikator arus-tegangan 1 unit
Dioda 3 unit
Sekring tipe super-cepat 3 unit
Beban resistif, 3 x 100 ohm, 2A 1 unit

BAB IV

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

GAMBAR PERCOBAAN

Gambar 3.2. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Penuh Tiga Fasa

BAB V
Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004
POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

LANGKAH PERCOBAAN

1. Buatlah rangkaian seperti pada diagram rangkaian.


2. Pilih tegangan U, sesuaikan dengan kemampuan beban resistor.
Tampilkan tegangan searahnya pada osiloskop, dan gambarkan pada
lembar data percobaan.
3. Ukur tegangan U dan Ud dengan multimeter. Hitung harga perbandingan
Ud/U.
4. Tampilkan arus yang melalui dioda V30 pada osiloskop. Gunakan
petuinjuk arus –tegangan.
5. Ukur arus Id, IFAB dan I FRMS . Bandingkan harga-harganya dengan
persamaan pada dasar teori.
6. Tampilkan tegangan balik UAK dioda V 10 dan gambarkan pada lembar
data percobaan.
7. Ubah rangkaian menjadi penyearah M3A (anaoda-anoda sebagai titik
bersama). Periksa tegangan searah dengan keadaan yang sama seperti
langkah-langkah sebelumnya.

BAB VI
Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004
POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

TABEL PERCOBAAN

Hasil pengukuran tegangan dan arus dicatat dalam tabel berikut :


1. Hasil Pengukuran Pada M3K
A. Pengukuran Menggunakan Beban R ( Lampu Pijar 60 Watt)

Vs (V) Vdc (V) Idc (mA) Vmax Vpp Vrms Vavg


95 108 3,21 19,2 10,4 15,2 15,2
75 102 30,5 16,8 9,2 13,6 13,6
55 86 27,7 13,6 7,6 10 12
35 66 23,9 10,4 5,6 8 11,5
25 44,2 19 8,4 4,8 6,4 10

B. Pengukuran Menggunakan Beban R + L ( Lampu Pijar 60 watt + Ballast)

Vs (V) Vdc (V) Idc (mA) Vmax Vpp Vrms Vavg


95 106 19,5 17,2 9,2 14 14
75 98 16 15,2 8,4 12 13,6
55 87,9 14 12 7,2 10 12
35 65 9,5 9,6 5,6 7,6 11,5
25 50,8 6,85 7,6 4,4 6 10

2. Hasil Pengukuran Pada M3A


A. Pengukuran Menggunakan Beban R + L ( Lampu Pijar + Ballast)

Vs (V) Vdc (V) Idc (mA) Vmax Vpp Vrms Vavg


95 106 19,5 -7,2 9 10 14
75 98 16 -6,4 8,2 9,6 13,6
55 87,9 14 -5,2 7,3 8 12
35 65 9,5 -4 5,0 7,6 11,5
25 50,8 6,85 -2,8 4,2 6 10

dimana R = 68 dan Pf = 1

BAB VII

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

ANALISA

A. Analisa Rangkaian
Pada percobaan kali ini yaitu tentang penyearah setengah gelombang 3 fasa,
kita menggunakan peralatan seperti yang tertera di BAB III.
Untuk analisa rangkaian dari pratikum yang telah kita laksanakan, pertama
dari supply 3 fasa yaitu fasa R S T. keluaran dari R menuju ke masukkan D1, S
menuju ke masukkan D2, dan T menuju ke asukkan D3. Keluaran dari D1, D2,
D3 di satukan menjadi satu fasa menuju ke masukkan voltmeter dan ampere
meter. Untuk keluaran Voltmeter langsung di hubungkan dengan netral. Dan
untuk keluaran dari ampere meter menuju ke masukkan resistor dan masukkan
osiloskop. Untuk keluaran osiloskop dan keluaran dari resistor menuju ke
keluaran dari voltmeter.
Setelah selesai, uji rangkaian dengan memberikan tegangan. Lalu, catat data-
data yang diperlukan dan foto gambar yang muncul pada osiloskop.

B. Analisa Data

 Analisa Data Pada Ranglaian M3K


1. Analisa Data Rangkaian Menggunakan Beban R = 60 watt
a. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 95 V dengan R sebesar 68 Ω dan
Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan bahwa :
 Vrms = 15,7 V
 Vmax = 19,2 V
 Vavg = 15,2 V
 Vpp = 10,4 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 108 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
32,1 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=32,1× √ 2=45,4 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

b. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 75 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan bahwa :
 Vrms = 13,6 V
 Vmax = 16,8 V
 Vavg = 13,6 V
 Vpp = 9,2 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 102 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
30,5 mA. Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=30,5× √ 2=43,1 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

c. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 55 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan bahwa :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK
 Vrms = 10 V
 Vmax = 13,6 V
 Vavg = 12 V
 Vpp = 7,6 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 86 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
27,7 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=27,7 ×√ 2=39,1 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

d. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 35 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan bahwa :
 Vrms = 8 V
 Vmax = 10,4 V
 Vavg = 11,5 V
 Vpp = 5,6 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 66 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
23,9 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=23,9× √ 2=33,7 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

e. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 25 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan bahwa :
 Vrms = 6,4 V
 Vmax = 8,4 V
 Vavg = 10 V
 Vpp = 4,8 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 44,2 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
19 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=19× √ 2=26,8 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

2. Analisa Data Rangkaian Menggunakan Beban R = 60 watt + L = Ballast

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK
a. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 95 V dengan R sebesar 68 Ω dan
Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 14 V
 Vmax = 17,2 V
 Vavg = 14 V
 Vpp = 9,2 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 106 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
19,5 mA. Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=19,5× √ 2=27.5 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

b. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 75 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 12 V
 Vmax = 15,2 V
 Vavg = 13,6 V
 Vpp = 8,4 V

Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 98 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc = 16
mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :

 ℑ=I × √ 2=16 ×√ 2=22,6 mA

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

c. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 55 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 10 V
 Vmax = 12 V
 Vavg = 12 V
 Vpp = 7,2 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 87,9 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
14 mA. Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=14 × √ 2=19,7 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK
d. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 35 V dengan R sebesar 68 Ω dan
Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 7,6 V
 Vmax = 9,6 V
 Vavg = 11,5 V
 Vpp = 5,6 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 65 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
9,53 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=9,53 ×√ 2=19,5 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

e. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 25 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 6 V
 Vmax = 7,6 V
 Vavg = 10 V
 Vpp = 4,4 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 50,8 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
6,85 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=6,85× √ 2=9,7 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

 Hasil Analisa Data Pada M3A

1. Analisa Data Rangkaian Menggunakan Beban R = 60 watt + L = Ballast


A. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 95 V dengan R sebesar 68 Ω dan
Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 10 V
 Vmax = -7,2 V
 Vavg = 14 V
 Vpp = 9 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 106 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
19,5 mA. Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=19,5× √ 2=27.5 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK
B. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 75 V dengan R sebesar 68 Ω dan
Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 9,6 V
 Vmax = -6,4 V
 Vavg = 13,6 V
 Vpp = 8,2 V

Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 98 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc = 16
mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :

 ℑ=I × √ 2=16 ×√ 2=22,6 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

C. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 55 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 8 V
 Vmax = -5,2 V
 Vavg = 12 V
 Vpp = 7,3 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 87,9 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
14 mA. Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK
 ℑ=I × √ 2=14 × √ 2=19,7 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

D. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 35 V dengan R sebesar 68 Ω dan


Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 7,6 V
 Vmax = -4 V
 Vavg = 11,5 V
 Vpp = 5 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 65 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
9,53 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=9,53 ×√ 2=19,5 mA
Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK
E. Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 25 V dengan R sebesar 68 Ω dan
Power factor = 1, maka pada osiloskop yang sudah dirangkai menunjukkan
bahwa :
 Vrms = 6 V
 Vmax = -2,8 V
 Vavg = 10 V
 Vpp = 4,2 V
Selain itu kita juga mendapatkan Vdc = 50,8 V. Untuk arus kita mendapatkan Idc =
6,85 mA . Untuk mendapatkan Im kita dapat menghitung dengan :
 ℑ=I × √ 2=6,85× √ 2=9,7 mA

Hasil Gelombang Pada Osiloskop :

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004


POLITEKNIK NEGERI PADANG
D3 – TEKNIK LISTRIK

BAB VIII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dioda adalah Komponen elektronika yang befungsi sebagai penyearah tegangan Ac
menjadi tegangan Dc yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
rangkaian elektronika.Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengukuan yang dilakukan
hasilnya tidak jauh berbeda dari hasil pencarian yang dilakukan dengan menggunakan
rumus yang telah ditentukan.
Berikut adalah rumus pokok yang digunakan :
 ℑ=I × √ 2

B. Saran
1. Karena anda nanti akan memindah-mindahkan amperemeter dari cabang rangkaian
yang satu ke yang lain dalam rangkaian maka perhatikan polaritas untuk AC atau DC,
dan batas ukur meter.
2. Waspadalah dengan yang di instruksikan di dalam langkah-langkah percobaan
tentang besaran yang sedang anda ukur, harga efektif (r.m.s) atau harga rata-rata (DC)
3. Perhatikan waktu yang diberikan dan kerjakan semaksimal mungkin.
4. Perhatikan anatara Katoda dan Anoda

Muhammad Yasin Ramadan - 1901031004

Anda mungkin juga menyukai