LP Gea Rijal
LP Gea Rijal
Disusun oleh:
MUHAMAD RIJAL TAUFIQ
KHGD 20037
diare. Pada dasarnya semua diare, sedangkan kelainan penyerapan diusus besar
lebih kelainan diusus besar lebih jarang menyebabkan diare. Pada dasarnya diare
dan usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah
buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lendir dan darah
(Murwani, 2009).
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan ko
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tidak normal (meningkat) dan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono, 2008 : 1).
Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit pada anak-anak balita.
frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam nafas (ISPA)
atau saluran kemih (ISK), terapi anti bioptik (donnna L. Wong let, 2009).
2) Etiologi
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi Virus
a) Retovirus , Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering
saluran pencernaan/pernafasan.
2) Bakteri
bulan.
polos pada feses. Mungkin ada nyeri abdomen yang berat Diare
1) Malabsorbsi,
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci
a. Sering buang air besar dengan konstipasi tinja yang cair dan encer.
b. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elestyisitas
c. Diare.
d. Muntah.
e. Demam.
f. Nyeri Abdomen
h. Fontanel Cekung
4) Komplikasi
5) Patofisiologi Gastroenteritis
adalah:
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan
b) Gangguan sekresi
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di
sebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta mengalami gangguan
asam basa dapat menyebabkan dehidrasi, Asidosis metabolic dan
hypokalemia,hypovolemia.Gejala dari dehidrasi yang tampak yaitu
berat badan turun, turgor kembali sangat lambat,mata dan ubun-ubun
besar menjadi cekung,mucosa bibir kering.
Dehidrasi merupakan keaadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hypovolemia, kolaps cardiovaskuler dan kematian bila
tidak diobatai dengan tepat. Dehidrasi yangterjadi menurut tonistas
plasam dapat berupa dehidrasi istomik. Dehidrasi hipertonik
(hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik menurut derajat dehidrasinya
biasa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau
dehidrasi berat(Juffrie, 2010) untuk mengetahui keadaan dehidrasi
dapat dilakukan penilaian berikut :
Tabel 1.1
Penilaian derajat dehidrasi
7) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan tinja.
ginjal.
3. Pemeriksaan darah
basa.
4. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
8) Klasifikasi
1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler,
b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya:
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Diare akut: Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,
berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25%
sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5
9) Penatalaksanaan
1) Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
Water Losses).
2. Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
lengkap.
2) Antibiotik
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses
mg/ 3–4x sehari dan lomotil 5mg 3–4 x sehari. Efek kelompok obat
diare. Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan
dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
kurang.
3. Intervensi Keperawatan
kurang.
Tujuan :Resiko kurangcairan dan elektrolit teratasi.
Kriteria hasil :
Intervensi
a. Timbang popok/pembalut jika diperlukan.
b. Pertahankan catatan intake dan autput yang akurat.
c. Mengukur tanda-tanda vital.
d. Berikan cairan intra vena pada suhu ruangan.
f. Dorong masukan oral.
g. Kaji keluhan pasien
h. Kaji membran mukosa, turgor kulit dan kapilary revil.
i. Awasi masukan dan haluaran cairan
j. Anjurkan pasien untuk minum ± 8 gelas / perhari.
k. Memberi cairan intra vena ( terpasang infus KN3A ).
Kriteria hasil:
Berat badan sesuai dengan umur, nafsu makan kembali normal, tanda-
tanda marasmus dan atau kwashiorkor berkurang/hilang.
Intervensi:
Intervensi:
1. Mengukur tanda-tanda vital (suhu, denyut nadi, frekuensi
pernafasan )
2. Monitor warna dan suhu kulit selimuti pasien
3. Monitor penurunan tingkat kesadaran
4. Montor tanda-tanda hipertermi
5. Monitor suhu setiap 2 jam sekali.
6. Beri kompres hangat pada daerah leher, katiak dan lipatan paha.
7. Anjurkan memakai pakaian yang mudah menyerap kringat.
8. Anjurkan pasien banyak minum air putih
9. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.
10. Kompres air hangat.
Kriteria :
Intervensi:
a. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
b. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman
seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen
c. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah
defekasi dan berikan perawatan kulit
d. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik
sesuai indikasi
e. Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri,
petunjuk verbal dan non verbal
Intervensi:
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan pada tempat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya kemerahan.
- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, ( 2011 ). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare di
Indonesia, Jakarta : Kemenkes
Ngastiyah. ( 2005 ). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta