Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN


DARAH ARTERI PADA ORANG

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Muhammad Ishlah Ramadhan (183112620150051)
Dimas Mulya Pratama (183112620150058)
Meggie Marcelina (183112620150060)
Alfinda Ma’rufah Ludita Putri (183112620150082)
Mutiara Ashia Zahra (183112620150095)

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020
I. Acara Latihan

Pengukuran secara tidak langsung tekanan darah arteri pada orang

II. Tujuan Latihan

1. Mengetahui hal yang berkaitan dengan pengukuran tekanan darah arteri,


2. Mengetahui penyebab tekanan-tekanan darah diluar normal

III. Dasar Teori

A. Tekanan Darah arteri


Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang
O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah.
Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri
menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah
mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan
melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air
raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan
darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi
dengan darah dari atrium. Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20
tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan sistolik dan nilai kedua (80)
merupakan tekanan darah diastolik. Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan
sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis pada lengan. (Amiruddin, 2015)
Tekanan darah arteri terdiri dari beberapa komponen yang berbeda: tekanan sistolik dan
diastolik, tekanan nadi, dan tekanan arteri rata-rata. Ketika tekanan darah arteri sistemik diukur,
itu dicatat sebagai rasio dua angka, misalnya, 120/80. Dinyatakan sebagai tekanan sistolik per
tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan arteri yang dihasilkan dari pengeluaran darah
selama kontraksi ventrikel, atau sistol. Dalam pengukuran, nilainya biasanya lebih tinggi, sekitar
120 mm Hg. Tekanan diastolik adalah tekanan arteri darah selama relaksasi ventrikel,
atau diastol. Nilainya lebih rendah, biasanya sekitar 80 mm Hg. (Rahman, 2020)
Darah yang didorong ke dalam aorta tidak hanya bergerak maju tetapi akan mengakibatkan
peregangan pembuluh darah. Peregangan ini menimbulkan gelombang bertekanan yang akan
berjalan sepanjang arteri. Gelombang bertekanan yang meregangkan dinding arteri di sepanjang
perjalanannya kita kenal sebagai denyut. Kecepatan perjalanan gelombang ini tidak tergantung
pada kecepatan aliran darah dan memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan kecepatan aliran darah. Kecepatannya kira-kira 4 m per detik di aorta, 8 m per detik pada
arteri besar, dan 16 m per detik pada arteri kecil. Sehingga denyut yang teraba pada arteri radialis
terjadi dalam waktu 0,1 detik setelah ejeksi ventrikel. (Griandhi, 2016)

B. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah


Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor keturunan, usia,
jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak sehat, konsumsi
garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain,
dan merokok. Agar perubahan tekanan darah tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh, apalagi
mengakibatkan kelumpuhan dan kematian, perlu diteliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perubahan tekanan darah pasien. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, resiko berlanjutnya
pada gangguan fungsi organ tubuh dapat berkurang. Sehingga, secara tidak langsung hal ini, juga
dapat mengurangi resiko kematian dan kelumpuhan akibat hipertansi dan hipotensi. (Sasmalinda,
2015)
Perbedaan nilai tekanan darah diastolik pada posisi duduk dan posisi berdiri dimana
perubahan yang terjadi ialah penurunan tekanan darah diastolik dari posisi duduk ke posisi berdiri.
Peningkatan tekanan akibat gravitasi mempengaruhi volume sirkulasi darah efektif melalui
beberapa cara. Pertama peningkatan tekanan hidrostatik yang terjadi di kaki ketika seseorang
berdiri akan mendorong keluar dinding vena sehingga menyebabkan distensi. Hasilnya adalah
mengumpulnya darah di pembuluh vena. Sebagian darah yang berasal dari kapiler akan masuk ke
pembuluh vena yang melebar daripada kembali ke jantung. Dalam waktu yang sama, peningkatan
tekanan kapiler yang disebabkan oleh gaya gravitasi menyebabkan peningkatan filtrasi cairan dari
kapiler ke ruang interstitial. Akibat mengumpulnya darah di vena dan peningkatan filtrasi kapiler,
akan mengurangi volume sirkulasi darah efektif. Penurunan aliran balik vena menyebabkan
penurunan sementara volume akhir diastolik. Hal ini akan mengurangi stroke volume, dan pada
akhirnya mengurangi curah jantung serta penurunan tekanan darah. Pada posisi duduk, pusat
gravitasi berada pada bagian anterior ischia dan sekitar 25 % berat badan ditransmisikan ke bawah
melalui ekstremitas bawah sehingga anggota tubuh dalam keadaan rileks. (Amiruddin, 2015)
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua
angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). (ilyas, 2020)

IV. Alat dan Cara Kerja

Alat
1. Stetoskop
2. Tensimeter

Cara kerja

Sebelum pemeriksan
- 15 menit sebelum pemeriksaan, pasien yang akan diperiksa harus telah beristirahat dan
kondisi rileks.
- 30 menit sebelum pemeriksaan, semua aktivitas yang mempengaruhi tekanan darah harus
di khentikan terlebih dahulu.
- Pemeriksan yang dilakukan lebih baikdalam keadaan tenang, terutama saat pemeriksaan
harus menggunakan stethoscope agar bunyi terdengar jelas.

Saat pemeriksaan
- Tensi meter diletakkan diatas lengan sekitar dua jari dari lipatan siku, kemudian
stethoscope diletakkan di atas arteri brachialis yang berada di lipatan siku
- Sambil mendengarkan denyut nadi, naikkan tekanan tensimeter sampai 180 mmHg
sampai denyut nadi tidak terdengar pada stethoscope tutup katup lalu turunkan perlahan
tekanan dengan membuka katup
- Pada saat denyut nadi mulai terdengar catat menunjukan bera jarum pada tensimeter, ini
merupakan tekanan sitolik namun apabila suara denyut nadi akan terdengar apabila suara
mulai melemah in merupakan tekanan sitolik

V. Pembahasan
• Video 1
Syarat utama yang harus diperhatikan dalam memeriksa tekanan darah adalah sebagai
berikut:
1. Pasien yang akan diperiksa harus sudah beristirahat dan dalam kondisi rileks (beristirahat
dan menenangkan diri) kurang lebih 15 menit sebelum pemeriksaan dilakukan.
2. Semua aktivitas yang dapat mempengaruhi tekanan darah harus dihindarkan setidaknya 30
menit sebelum pemeriksaan. Aktivitas yang termasuk disini seperti: olahraga, makan,
minum alkohol dan merokok
3. Pemeriksaan harus dilakukan dalam kondisi yang tenang dan tidak berisik. Apalagi ketika
pemeriksa harus menggunakan stetoskop saat pemeriksaan (saat menggunakan tensi meter
manual). Hal ini dimaksudkan agar bunyi yang harus di dengar pemeriksa terdengar jelas
dan tidak terganggu suara-suara lain seperti suara kendaraan, suara mesin, dll

Pengukuran tekanan darah:


1. Orang yang diukur tekanan darahnya harus dalam keadaan berbaring atau duduk.
2. Selanjutnya manset tensimeter diikatkan pada lengan bagian atas sekitar 2 jari diatas
lipatan siku. Stetoskop diletakkan pada arteri brachialis yang berada pada lipatan siku
3. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan di dalam tensi meter dinaikkan dengan cara
memompa pump sampai sekitar 140 mmHg atau sampai jarum terlihat bergerak semu tanpa
berhenti sesaat dan denyut nadi tidak terdengar pada stetoskop.
4. Jika orang yang kita ukur terkena hipertensi naikkan hingga sesaat dan denyut nadi tidak
terdengar pada stetoskop.
5. Jika orang yang kita ukur terkena hipertensi naikkan hingga 160 mmHg sehingga denyut
nadi tidak terdengar lagi setelah denyut nadi tidak terdengar pada stetoskop dan jarum juga
bergerak tanpa berhenti maka tekanan di dalam tensimeter pelan-pelan dengan cara
memutar air fulf berlawanan arah jarum jam secara perlahan-lahan. Pada saat denyut nadi
mulai terdengar lagi, baca tekanan yang terlihat pada jarum yang terdapat pada tensimeter
jika misalnya menunjukkan angka 110 mmHg maka berarti tekanan sistole nya adalah 110
mmHg.
6. Pada proses pengukuran tekanan di dalam tensi meter tetap diturunkan, suara denyut nadi
akan terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan
akhirnya menghilang. Saat denyut nadi terdengar melemah kembali kita lihat tekanan
dalam tensi meter. Jika misalnya menunjukkan angka 80 mmHg maka tekanan diastolenya
adalah 80 mmHg.

• Video 2
Tekanan darah memiliki klasifikasi berdasarkan tekanan dari sistolik dan diastolic. Sistolik
adalah ketika jantung memompa darah keseluruh tubuh, sementara diastolic adalah ketika
darah masuk kedalam jantung atau pengisian darah ke jantung.
Berikut adalah hal yang perlu kita tahu angka normal dari darah (sistolik/diastolic) yaitu :
1. Normal 120mmHg/80mmHg
2. Prehipertensi 120-139mmHg/80-89mmHg
3. Hipertensi 1 = 140-159 mmHg/ 90-99mmHg
4. Hipertensi 2 = > 160mmHg /> 100mmHg

• Video 3
Cara mengukur tanda tanda vital : pemeriksaan tekanan darah
Fungsi pengukuran tekanan darah

- TTV : Ukuran statistik berbagai fisiologis manusia yang digunakan untuk membantu
menentukan kesehatan seseorang terutama px untuk menilai respon terhadap interverensi.
- Indikator dari status kesehatan (Menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural
dan endokrin tubuh)
Tekanan darah : kekuatan tekan yang terjadi oleh darah terhadap dinding arteri. Tekanan darah
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Tekanan darah sistolik: tekanan darah maksimum saat ventrikel kiri memompa darah ke
aorta.
2. Tekanan darah diastolik: tekanan darah minimum terhadap dinding arteri, tekanan yang
terjadi saat ventrikel relaksasi.

Faktor faktor yang mempengaruhi tekanan darah diantaranya adalah usia, jenis kelamin, obat-
obatan, kecemasan, ketakutan, stress, dan emosi.
Kategori Tekanan darah Sistolik Tekanan darah Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (hipertensi ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (hipertensi sedang) 150 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium 4 (hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

• Video 4
Tekanan arteri rata-rata merepresentasikan tekanan darah rata-rata di arteri, yaitu
rata-rata kekuatan yang mendorong darah ke pembuluh darah yang melayani jaringan.
Rata-rata dihitung dengan menjumlahkan total nilai dibagi dengan jumlah nilai. Meskipun
rumit untuk mengukur secara langsung dan rumit untuk dihitung, MAP dapat diperkirakan
dengan menambahkan tekanan diastolik ke sepertiga dari tekanan nadi atau tekanan sistolik
minus tekanan diastolik. Rumusnya seperti berikut:

Gambar 1. Rumus menghitung tekanan arteri rerata (MAP)

Pada Gambar 1, nilai ini kira-kira 80 + (120 – 80) / 3, atau 93,33. Biasanya, MAP jatuh
dalam kisaran 70-110 mm Hg. Jika nilainya turun di bawah 60 mm Hg untuk waktu yang lama,
tekanan darah tidak akan cukup tinggi untuk memastikan sirkulasi ke dan melalui jaringan. Ini
menghasilkan iskemia atau aliran darah yang tidak memadai. Suatu kondisi yang disebut
hipoksia, oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, biasanya menyertai iskemia. Hipoksemia
merujuk pada tingkat rendah oksigen dalam darah arteri sistemik. Neuron sangat sensitif
terhadap hipoksia dan bisa mati atau rusak jika aliran darah dan persediaan oksigen tidak cepat
pulih.
VI. Kesimpulan

• Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua
nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor


keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola
makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik,
konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok.
Daftar Pustaka

Amiruddin MA, Danes VR, Lintong F.2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah A
ntara Posisi Duduk Dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester Vii (Tujuh) Ta.
2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado : Universitas
Sam Ratulangi

Griandhi IPA.2016. Diktat Kuliah Sistem Kardiovaskuler. Bali : Universitas Udayana

Ilyas S.2020. Tekanan Darah Arteri. http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekan


an-Darah-Tinggi-Hipertensi (Diakses pada 10 oktober 2020)

Noortiningsih, Ratmini NA, Wiryanti I. 2015. Fisiologi Hewan (Modul Praktikum).Univ


ersitas Nasional. Jakarta.

Rahman LA.2020. Aliran Darah, Tekanan Darah, Resistensi, dan Denyut Nadi.https://ker
ajaanbiologi.com/aliran-darah-tekanan-darah-denyut-nadi/

Sasmalinda L, Syafriandi, Helma. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan


Tekanan Darah Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Mengguna
kan Regresi Linier Berganda

https://youtu.be/kSWJGfezXpA

https://youtu.be/89pr8u0mRV0

https://youtu.be/bjiLcWabOLM

https://youtu.be/ozBa9zTUVAk

Anda mungkin juga menyukai