PROPOSAL TESIS
OLEH :
PRISKA APRIANTI MANIK
NRP. 178 020 086
1
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan yang cukup pesat dalam bidang usaha, tidak terkecuali bidang
usaha jasa layanan kesehatan. Perkembangan teknologi saat ini telah menyadarkan
meningkat pula tuntutan masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal ini menuntut
kualitas pelayanan yang lebih baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat
konsumen selaku pengguna jasa kesehatan. Rumah sakit sebagai institusi yang
1
2
dengan adanya rumah sakit swasta, menjadikan rumah sakit lebih mengacu
sebagai suatu industri yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan
dengan itu, terjadi persaingan antara sesama rumah sakit baik rumah sakit milik
mudah bagi pengelola rumah sakit karena pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit menyangkut kualitas hidup para pasiennya sehingga bila terjadi kesalahan
dalam tindakan medis dapat berdampak buruk bagi pasien. Dalam menerima dan
kesehatan. Hal ini erat berhubungan dengan tenaga kesehatan yang senantiasa
oleh perusahaan kepada konsumen atau pelanggan tentu akan meningkatkan juga
kepuasan yang diterima oleh konsumen dan akan memunculkan loyalitas yang
tinggi pula bagi konsumen atau pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Dengan
3
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, dalam bentuk suatu kegiatan
Pelanggan jasa berharap akan mendapatkan nilai (value) dari suatu akses ke
barang-barang, tenaga kerja, tenaga ahli, jejaring dan sistem tertentu (Lovelock et
al., 2012 dalam Tjiptono, 2014:68). Sebagai industri jasa, setiap puskesmas akan
berusaha memberikan pelayanan yang maksimal bagi para pasien agar mereka
pelayanan yang lebih baik kepada pasien, maka apa yang menjadi harapan pasien
dalam iklim kompetisi yang semakin ketat. Dimana loyalitas pelanggan yang
kesamaan, memiliki pemasaran yang kuat dan benar-benar fokus pada pelanggan.
Memiliki rasa komitmen yang tinggi dalam memahami situasi dan kebutuhan
pelanggan serta mengetahui target pasar yang baik. Dalam organisasi, setiap orang
didorong untuk memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan dan mencari
memilih suatu produk, sampai pada keputusan untuk membeli produk tersebut.
selektif menerapkan strategi pemasaran. Hal ini dimaksudkan agar tetap mendapat
memiliki konsumen yang loyal, dalam kondisi krisis seperti sekarang ini
puskesmas harus tetap memberikan perhatian pada loyalitas konsumen agar tidak
yang loyal biasanya akan melakukan pembelian ulang, komitmen terhadap produk
atau merek tersebut, dan seringkali merekomendasi orang lain untuk membeli
pelanggan yang loyal akan terus melakukan pembelian jasa sekalipun puskesmas
memiliki penawaran harga atau tarif yang lebih tinggi dan pada margin
perilaku pembelian secara teratur yang dalam waktu panjang melalui serangkaian
mengenai pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai harapan pasien atau
6
tidak. Oleh karena itu, pihak Puskesmas dituntut untuk selalu menjaga
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Kunjungan pasien per poli di
poli Umum, MTBS, Gigi, Pal, Lansia, KIA, Lab, KB. Data jumlah kunjungan
pasien rawat jalan per poli di Puskesmas Ciparay Kabupaten Bandung periode
bulan Januari-Desember tahun 2019 disajikan pada grafik 1.1 sebagai berikut:
45.88
50.00
UMUM
45.00
MTBS
40.00
GIGI
35.00
Dalam %
PAL
30.00
LANSIA
25.00
KIA
20.00
LAB
15.00
KB
10.00
5.00
-
Catego...
Grafik 1.1 Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan Per Poli Di Puskesmas
Ciparay Kabupaten Bandung Periode Bulan Januari-Desember
Tahun 2019
Berdasarkan grafik diatas memperlihatkan bahwa jumlah kunjungan
rawat jalan pada poli umum sebesar 45,88%. Hal ini bahwa jumlah kunjungan
yang dilihat dari data puskesmas kurang target yang seharunya 75%, dengan
demikian angka tersebut masih jauh dibawah target yang diharapkan puskesmas.
konsumen setelah konsumen membeli suatu produk dan jasa, konsumen akan
mengevaluasi produk dan jasa tersebut apakah sesuai yang diharapkan oleh
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Bila kinerja dibawah harapan maka pelanggan akan merasa kecewa. Bila
bagi instansi terkait dalam rangka evaluasi program yang sedang dijalankan dan
85
100 78 78.6 72
65 60
80
60
40
20
0
2017 2018 2019
selama tiga tahun yaitu tahun 2017 sebesar 85%, tahun 2018 sebesar 78,6%, dan
di tahun 2019 sebesar 65%, selanjutnya indeks kepuasan dilihat dari fasilitas
kesehatan selama periode tiga tahun yaitu tahun 2017 sebesar 78%, tahun 2018
sebesar 65% dan tahun 2019 sebesar 60%. Meningkatnya aksesibilitas peserta
sumber keunggulan daya saing yang berkelanjutan. Dalam kondisi dimana produk
atau jasa alternatif melimpah, kepuasan menjadi determinan yang kuat bagi
terbentuknya loyalitas karena produk atau jasa yang dapat memuaskan pelanggan
menjadi solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi pelanggan dalam memilih
Karena itu, kualitas pelayanan sangat penting dan selalu fokus kepada kepuasan
ada lima dimensi utama kualitas pelayanan sesuai urutan derajat kepentingan
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan (2)
dimliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan (4) Empati
perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan (5)
Bukti fisik (tangible) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi.
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
I I T L EI I I
AR AR RE RI M N
JU
L US BE
R ER BE
R
BE
R
U U AP JU T OB
N BR M
A US E M T E M E M
JA FE AG PT OK V S
SE NO DE
tidak stabil setiap bulannya dan adanya berbagai keluhan pasien mungkin
pasien dalam memilih pelayanan kesehatan pada instalasi rawat jalan sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pasien rawat jalan di puskesmas
Santosa.
pelanggan terhadap suatu produk. Jika pelanggan membeli sebuah brand lebih dari
sekali, maka pelanggan dianggap lebih loyal terhadap brand tersebut. Seiring
dengan Brand Image yang dimiliki suatu perusahaan, maka kepercayaan dari
membuat brand tersebut dikenal dan masuk di memori jangka panjang pelanggan.
bahwa masalah mereka akan ditangani dengan cara yang sesuai dan mampu
dengan perusahaan. Oleh karena itu, jika pelanggan yang mengajukan keluhan
peningkatan market share suatu produk. Kualitas layanan sangat krusial dalam
pelanggan dan berakhir pada persepsi atau penilaian pelanggan. Hal ini berarti
12
bahwa kualitas yang baik bukan dilihat dari persepsi pihak penyedia jasa,
jasa. Kualitas pelayanan sendiri dibentuk oleh perbandingan antara ideal dan
sendiri dengan strategi pemasaran. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang
Salah satu strategi yang sering dilaksanakan oleh puskesmas adalah strategi
harga, promosi, serta strategi saluran distribusi, pada segmen pasar tertentu yang
varibel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran puskesmas
yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Kegiatan
tidak hanya sekadar memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus
kombinasi variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh puskesmas untuk
tersebut dapat memainkan peranan yang sangat penting sebagai strategi dan
konsumen terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh puskesmas baik maka
image konsumen (corporate image) terhadap puskesmas akan positif, kondisi ini
Dampak dari kepuasan pasien adalah Customer Loyality yang merupakan perilaku
konsumen sebagai akibat dari layanan yang diberikan. Guna menciptakan loyalitas
pelanggan.
pemerintah yang ada di kabupaten Bandung dan termasuk salah satu puskesmas
yang di minati oleh pasien yang berasal dari kalangan menengah keatas.
Bandung dan mudah dijangkau karena dilalui oleh jalur kendaraan umum dari
umum dan spesialis, Poliklinik Gigi, Poliklinik KB, Konsultasi Gizi. Pelayanan di
Fasilitas umum yang disediakan untuk pasien Poliklinik antara lain: televisi di
ruang tunggu, kantin, Salon, Van Hollano, Kim Teng, ATM. Untuk melayani
pasien yang tidak bisa berobat pada pagi hari maka poliklinik juga membuka
poli umum dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan, terutama untuk pasien
kesehatan lainya, seperti klinik, rumah sakit terdekat daerah tersebut yang akan
menjaga kualitas pelayanan hanyalah salah satu dari beberapa strategi yang
Salah satu cara pemasaran yang dilakukan adalah Puskesmas Ciparay Kabupaten
bahwa pasien seharusnya datang ke puskesmas untuk berobat dengan dokter yang
fasilitas mewah yang diberikan oleh puskesmas tersebut. Strategi ini sering
secara kasat mata diduga dari program “Top Ten Doctors” tentunya dapat diduga,
puskesmas lain yang mampu memberikan fasilitas dan upah jauh lebih besar
menggunakan maksimal sumber daya yang ada dengan melihat peluang yang ada.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mendalam untuk membuat rencana
Berdasarkan studi pendahuluan bahwa banyak faktor yang telah membuat jumlah
dengan perusahaan atau puskesmas yang ada yang ingin menggunakan jasa
puskesmas. Hal ini telah disadari pemerintah daerah kabupaten Bandung tentang
pentingnya unit pemasaran di puskesmas tersebut. Akan tetapi unit baru tersebut
dan tidak akan kekurangan pasien. Hal tersebut adalah pernyataan yang salah,
untuk aspek bisnis saja, akan tetapi diharapkan juga sebagai bagian penyampaian
Oleh karena itu bagian pemasaran sejajar satu bagian dengan bagian umum
dan di bawah pengawasan wadir keuangan dan umum dalam struktur organisasi
Organisasi dan Tata Kerja puskesmas. Oleh karena itu penelitian ini sebelumnya
puskesmas. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis Kualitas Pelayanan dan
oleh pihak puskesmas, ternyata justru terdapat penurunan jumlah pasien yang
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
2. Melalui hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat dijadikan kajian dan
Bandung.
pendidikan Megister (S2) dan juga sebagai penunjang bagi karir penulis
PENELITIAN
mampu memberikan value yang lebih tinggi pada customer yang akan
menyediakan produk /jasa berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi
dapat diartikan sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan”. Berdasarkan definisi ini, kualitas adalah hubungan antara produk /jasa
dan pelayanan atau jasa yang diberikan kepada pasien dapat memenuhi harapan
23
24
awal dan setiap saat, melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal, dan
beberapa definisi umum tentang kualitas yang dikemukakan oleh beberapa tokoh
antara lain.
karakteristik suatu produk /jasa (barang dan atau jasa) yang menunjang
proses dan lingkungan. 3) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis, yang selalu
berubah (moving target). Dimana dalam hal ini kualitas harus diperbaiki setiap
waktu karena produk /jasa yang dianggap berkualitas pada saat ini mungkin akan
kualitas proses, karena pasien biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut.
menekankan pada hasil, karena pasien umumnya tidak terlibat secara langsung
dalam prosesnya. Untuk itu diperlukan sistem manajemen kualitas yang dapat
memberikan jaminan kepada pihak pasien bahwa produk /jasa tersebut dihasilkan
menjadi tuntutan masyarakat. Persoalan yang sering dikritisi masyarakat atau para
penerima layanan adalah persepsi terhadap “kualitas” yang melekat pada selurus
aspek pelayanan. Istilah “kualitas” ini, menurut Tjiptono (1996 : 55) mencakup
kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat ; 6) melakukan segala sesuatu
kualitas pelayanan dalam takaran tertentu. Namun demikian setia jenis pelayanan
mempunyai kritaria kualitas tersendiri. Hal ini tentu terkait erat dengan atribut
pada masing-masing jenis pelayanan. Ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam
proses.
kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yaitu
pelayanan adalah produk-produk /jasa yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba)
dengan pendapat itu, Gronroos 2016 :2) berpendapat : Pelayanan adalah suatu
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara pasien dengan
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh puskesmas pemberi pelayanan
Tuntutan para penerima layanan untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik
pelayanan yang diterima atau dirasakan itu sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang
sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah
secara konsisten.
sikap dan perilaku, hubungan internal, penampilan, kemudahan akses, dan service
yang diberikan oleh suatu organisasi. Kualitas pelayanan diukur dengan lima
indikator pelayanan (keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan bukti fisik).
29
unsur yang saling berhubungan mengenai mutu yang dapat mempengaruhi kinerja
dalam memenuhi harapan pelanggan. Kualitas tidak hanya menekankan pada hasil
akhir, yaitu produk /jasa dan jasa tetapi menyangkut kualitas manusia, kualitas
proses, dan kualitas lingkungan. Dalam menghasilkan suatu produk /jasa dan jasa
yang berkualitas melalui manusia dan proses yang berkualitas. Berdasarkan uraian
pelayanan, dan toluk ukur kualitas pelayanan itu adalah dapat memberi kepuasan
1. Penampilan
3. Kesediaan Melayani
30
pelanggan.
Pelanggan pengguna jasa pelayanan itu sendiri dan lapisan masyarakat baik
tingkat status ekonomi dan sosial rendah maupun tinggi terdapat perbedaan
keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun
Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan berbagai aspek, maka
7. Kepastian Hukum
Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap pelanggan yang berupa surat
8. Keterbukaan
9. Efisien
menghasilkan biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta kualitas
10. Biaya
dan politik dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan yang
12. Kesederhanaan
Produk /jasa yang paling bernilai adalah produk /jasa yang paling tepat
dibeli. Meskipun sulit mendefinisikan kualitas dengan tepat dan tidak ada definisi
kualitas yang dapat diterima secara universal, dari perspektif David Garvin
perpaduan antara beberapa perspektif kualitas dan secara aktif selalu melakukan
Kualitas yang dimiliki suatu produk /jasa maupun jasa yang dihasilkan
ikatan dan rasa saling membutuhkan dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu,
4. Harga jual produk /jasa atau jasa lebih tinggi. Produktivitas yang tinggi.
manufaktur atau barang (goods) dengan produk /jasa layanan (service) karena
Perbedaan antara produk /jasa manufaktur dengan produk /jasa layanan adalah
(Kotler, 2014:25):
1. Kebutuhan pasien dan standar kinerja sering kali sulit diidentifikasi dan
manufaktur jika rusak dapat ditukar atau diganti, sedangkan produk /jasa
Produk /jasa layanan tidak bisa disimpan atau diperiksa sebelum disampaikan
kepada pasien.
5. Pasien seringkali terlibat dalam proses layanan dan hadir ketika layanan
makan.
lain. Di sini perilaku dan moral pekerja merupakan hal yang kritis dalam
jutaan transaksi Puskesmas pada berbagai kantor cabang dan mesin bank atau
barangkali
Olsen dan Wyckoff juga memasukkan atribut yang dapat diraba (tangible)
dan yang tidak dapat diraba (intangible). Definisi secara umum dari kualitas jasa
pelayanan ini adalah dapat dilihat dari perbandingan antara harapan pasien
(excellent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik yang konsisten
biaya) dan sistem kinerja cara pelayanan (standar pelayanan internal, biaya dan
dan 2) total quality service diterjemahkan sebagai layanan mutu terpadu dalam
Soetjipto (2014:75).
tersebut terdiri dari tiga elemen dengan pelanggan sebagai titik fokus yaitu:
baru.
secara sederhana, tidak berbelit-belit dan sesuai standar yang telah ditetapkan
harus merubah total sistem pelayanan, tapi dapat dilakukan hanya bagian
pegawai dan pemilik. Pelayanan mutu terpadu memiliki lima elemen penting
pelanggan.
penilaian dan pengukuran kinerja yang telah dicapai oleh karyawan atas
pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Penilaian ini menjadi dasar
informasi balik kepada karyawan tentang proses pelayanan apa yang perlu
kedua adalah conceptual model of service quality yang dikemukakan oleh tiga
orang akademisi Amerika dengan nama PBZ yang merupakan singkatan dari
39
Zaithaml. Jasa pada dasarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan
2.2.1 Pemasaran
penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian
pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian tersebut.
(Kotler, 2010:27).
harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah
berapa dan kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung
dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut Pengertian pemasaran. Pengertian
2012:28).
bahwa pemuasan kebutuhan pasien merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
dilakukan.
pendapatan perusahaan/Puskesmas.
harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk /jasa yang
harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan
sasarannya.
pemasaran adalah:
produk /jasa atau jasa yang berdasarkan pertukaran dan bertujuan untuk
penulis manajemen pemasaran dapat disimpulkan sebagai suatu proses sosial dan
mempromosikan barang dan jasa pada pasien pontesial dan efektif. Maksud dari
“the marketing logic by which the business unit hopes to achieve its
marketing objective”. adalah pernyataan pokok tentang dampak yang
diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang
ditentukan.
45
merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan atau
rumah sakit ”.
pelanggan karena menarik pelanggan baru mungkin memerlukan biaya lima kali
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan atau
rumah sakit. Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar ke dalam.
Konsep ini diawali dengan mendefinisikan pasar yang jelas berfokus pada
1. Pasar sasaran tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi disemua pasar dan
memuaskan semua kebutuhan dan juga tidak ada yang dapat beroperasi
dengan baik dalam pasar yang luas, sehingga jika suatu perusahaan atau
rumah sakit itu ingin berhasil maka ia harus dapat mendefinisikan pasar
memiliki kebutuhan sendiri yang tidak mereka sadari atau mereka tidak dapat
kondisi persaingan.
yaitu:
2. Posisi persaingan
48
3. Situasi ekonomi
kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
a. Perusahaan/Puskesmas
b. Pemasok (Supplier)
tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari
terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan
dituju.
sebagainya.
e. Para Pesaing
51
pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan
f. Masyarakat Umum
lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian
2. Lingkungan Makro
a. Lingkungan Demografis/Kependudukan
b. Lingkungan Ekonomi.
c. Lingkungan Fisik
alam
d. Lingkungan Teknologi
perubahan teknologi.
e. Lingkungan sosial/budaya
lingkungan sekitarnya.
penting dalam mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk /jasa atau jasa
yang ditawarkan pasar, oleh karena itu bauran pemasaran (marketing mix)
(marketing mix) mencakup empat (4) hal pokok dan dapat dikontrol oleh
puskesmas yang meliputi produk /jasa (product), harga (price), tempat (place) dan
promosi (promotion) Menurut Kotler dan Amstrong (2016: 51) pengertian bauran
pemasaran (marketing mix) adalah marketing mix is the set of tactical marketing
tools that the firm blends to produce the response it wans in target markets.
sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Marketing mix terdiri atas empat
bahwa bauran pemasaran (marketing mix) merupakan suatu alat pemasaran yang
tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik) dan process
(proses) sehingga dikenal 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu
1. Produk
perencanaan dan pengembangan produk /jasa atau jasa yang tepat untuk
55
dipasarkan dengan mengubah produk /jasa atau jasa yang ada dengan
2. Harga
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk /jasa atau jasa dan harus
3. Distribusi
dipakai untuk menyalurkan produk /jasa atau jasa dan juga untuk melayani
5. Promosi
dan membujuk pasar tentang produk /jasa atau jasa yang baru pada
publikasi. Dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol
6. Orang (People)
Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
orang adalah pegawai perusahaan, pasien , dan pasien lain. Semua sikap dan
7. Fasilitas Fisik
/jasa atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik
8. Proses
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa
akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu
terhadap alat pemasar yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut
Definisi dari pemasaran jasa yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2014;4)
adalah setiap tindakan jasa adalah perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud
bentuk jasa dimana para pelanggan atau konsumen dapat memperoleh manfaat
mempertemukan produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan
calon pelanggan yang akan menggunakan jasa tersebut, oleh karena itu produk
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu atau perusahaan harus dapat memenuhi
setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang
lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada
pemasaran jasa adalah proses setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan dan
diberikan oleh suatu pihak yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud
(intangible).
2.4.1 Loyalitas
58
berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan dan sosial di mana dia berada.
Namun perilaku konsumen yang diharapkan tetap terus ada bagi perusahaan
atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Terdapat beberapa definisi
loyalitas dalam the oxford English dictionary adalah:“a strong feeling of support
perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi, atau
merek. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan keeratan serta loyalitas
pelanggan.
pelanggan mempunyai dasar loyalitas yang berbeda, hal ini tergantung dari
kecenderungan emosi terhadap suatu objek. Hal ini mengacu pada segi afektif
merek bagi konsumen. Kecenderungan ini pun diperoleh oleh konsumen melalui
pembelian ulang terbentuk sesudah tahapan purna beli. Dalam siklus pembelian
pembelian ulang. Pelanggan secara sadar dan tidak sadar dalam tahap purna beli,
kuat untuk membeli ulang atau berlangganan lagi produk /jasa atau jasa tertentu di
60
masa depan (Kotler dan Keller, 2012:27). Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci
sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing secara
Jasa tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk /jasa dan
jasa pesaing yang menawarkan karakteristik produk /jasa dan jasa yang lebih
berbagai sudut atributnya, bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam
kategori ini, berarti mereka tersebut memiliki ekuitas merek yang kuat. Ekuitas
merek adalah seperangkat harta dan hutang merek yang terkait dengan suatu
merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh sebuah produk /jasa atau jasa baik pada perusahaan/Puskesmas
Jika pasien merasa puas karena mutu pelayanan yang baik, ia akan
pelanggan yang merasa puas juga akan cenderung menyatakan hal-hal baik
tentang organisasi pemberi layanan kesehatan tersebut kepada orang lain (Kotler,
et al., 2014:26). Hal ini ditegaskan oleh Tjiptono (2012:48) bahwa terciptanya
61
memberikan dasar baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan,
baik dapat dilihat dari minat pembelian ulang yang muncul pada diri pelanggan.
Sementara pasien yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan-
pembelian ulang pasien di antaranya adalah sikap pasien dan hambatan pindah.
menghambat seorang pasien yang tidak puas untuk beralih ke rumah sakit lain.
penyedia jasa lain, yang umumnya berupa kendala finansial, sosial, dan
psikologis. Semakin tinggi hambatan pindah yang dimiliki seorang pasien, maka
semakin sulit pasien tersebut beralih ke rumah sakit lain. Akibatnya, menciptakan
hambatan pindah yang tinggi dapat menjadi salah satu strategi bagi suatu rumah
sakit untuk mempertahankan pelanggan. Strategi ini biasa disebut sebagai retensi
pelanggan. Secara otomatis jumlah pelanggan akan meningkat dan pada akhirnya
berbeda dengan pasien (consumer). Seseorang dikatakan pasien pada saat datang
ke suatu tempat untuk memiliki suatu barang atau mendapatkan suatu jasa, dan
Pasien akan menjadi pelanggan jika dia merasa mendapatkan nilai lebih dari
barang atau jasa yang dibelinya. Kita secara otomatis akan mengatakan bahwa
pasien merupakan pasien layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini hanya
63
merupakan salah satu jenis pasien layanan kesehatan. Pasien layanan kesehatan
kesehatan.
internal dan pasien eksternal. Pasien internal adalah semua orang yang bekerja
dalam organisasi layanan kesehatan dan pelanggan internal ini sangat penting
karena harus dapat bekerja sama dan menghasilkan layanan kesehatan yang
bermutu. Jika sebagian organisasi tidak bekerja dengan baik, dampaknya akan
mengenai seluruh mata rantai layanan kesehatan dan akhirnya pasien sebagai
pasien eksternal akan mendapat layanan kesehatan yang tidak bermutu. Pasien
eksternal adalah orang yang berada di luar organisasi layanan kesehatan yang
swasta, dokter tamu, pemasok dan kontraktor, serta pekerja sukarela. Kita
sekedar menjadi pasien , tetapi menjadi pelanggan bagi layanan yang kita berikan.
adalah : a strong feeling of support, and allegience; aperson showing firm and
constant support dari definisi tersebut terdapat kata strong feeling artinya
organisasi, atau merek. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan
Memiliki pelanggan yang loyal adalah merupakan tujuan akhir dari semua
menyadari bahwa loyalitas pelanggan dibentuk melalui tahapan yang dimulai dari
mencari calon pelanggan potensial sampai dengan advocate customer yang akan
jauh mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk membentuk loyalitas,
1 Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pasien baru lebih
mahal)
3 Mengurangi biaya turn over pasien karena menggantian pasien yang lebih
sedikit.
5 Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang
menawarkan produk /jasa atau jasa yang dapat memenuhi harapan pelanggan serta
pembelian secara berulang dan teratur maka pelanggan tersebut adalah pelanggan
yang loyal. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Griffin (2017:98), yang
beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian
peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pasien loyal
Pada tahap pertama loyalitas ini, informasi utama suatu produk /jasa atau jasa
menjadi faktor penentu, tahap ini berdasarkan pada kesadaran dan harapan
67
pasien. Namun bentuk kesetiaan ini kurang kuat karena pasien mudah
beralih kepada produk /jasa atau jasa yang lain jika memberikan informasi
Pada tahap ini loyalitas mempunyai kedudukan pengaruh yang kuat baik
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari kesetiaan, pada tahap ini diawali
melakukan tindakan.
1 Susfect : meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa
ditawarkan.
dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini pasien belum
3 Disqualified prospect : orang yang telah mengetahui barang atau jasa tertentu,
tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut, atau tidak
4 First time customer : pasien yang membeli untuk yang pertama kalinya.
Pembelian ini masih menjadi pasien pembelian biasa dari barang atau jasa
pesaing.
5 Repeat customer : pasien yang telah melakukan pembelian suatu produk /jasa
sebanyak dua kali atau lebih. Pasien ini adalah yang melakukan pembelian
atas produk /jasa yang sama sebanyak dua kali atau membeli dua macam
produk /jasa yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula.
6 Clients : membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka
butuhkan, hubungan dengan pasien ini sudah kuat dan berlangsung lama,
69
yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh tarikan produk /jasa atau
pelanggan pesaing.
7 Advocatis : layaknya klien, advocates membeli seluruh barang atau jasa yang
Sebagai tambahan, mereka mendorong orang luar untuk membeli barang atau
jasa tersebut.
win solution). Menurut Griffin (2016), pelanggan yang loyal adalah mereka
yangsangat puas dengan produk /jasa atau jasa tertentu sehingga mempunyai
1. Nilai (harga dan kualitas), penggunaan sepatu “specs“ dalam waktu yang
lama akan mengarahkan pada loyalitas, karena itu pihak puskesmas harus
bahkan pasien yang paling loyal sekalipun begitu juga dengan perubahan
harga. Karena itu pihak puskesmas harus mengontrol kualitas merek beserta
harganya.
2. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek
tersebut), citra dari puskesmas dan merek diawali dengan kesadaran. Produk
/jasa yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas
situasi yang penuh tekanan dan permintaan terhadap pasar yang menuntut
1. Kepuasan (Satisfaction)
71
kepuasan dari produk /jasa tersebut. Karena itu, bila pasien mencoba
produk /jasa atau tidak. Bila setelah mencoba dan responnya baik, maka
/jasa tersebut secara konsisten sepanjang waktu. Ini berarti telah tercipta
tidak lagi melalui pengambilan keputusan yang panjang. Pada kondidi ini,
dapat dikatakan bahwa pasien akan tetap membeli produk /jasa tersebut,
yaitu pasien akan tetap membeli produk /jasa yang sama untuk suatu jenis
3. Komitmen (Commitment)
Dalam suatu produk /jasa yang kuat terdapat pasien yang memiliki
komitmen dalam jumlah yang banyak. Kesetiaan pasien akan timbul bila
kesukaan terhadap produk /jasa sampai ada kepercayaan dari produk /jasa
yang dikatakan loyal adalah pasien yang berulang kali membeli produk
/jasa tersebut bukan karena adanya penawaran khusus, tetapi karena pasien
dan fisik yang dikeluarkan pasien karena dia memilih salah satu alternatif.
Bila biaya pengalihan besar, maka pasien akan berhati-hati untuk berpindah
ke produk /jasa yang lain karena resiko kegagalan yang juga besar sehingga
Swastha dan Handoko (dalam Joko Riyadi 2017: 83) menyebutkan lima faktor
1. Kualitas Produk, kualitas produk /jasa yang baik secara langsung akan
2. Kualitas Pelayanan, selain kualitas produk /jasa ada hal lain yang
sendiri agar lebih maju dalam usahanya. Keyakinan tersebut nantinya akan
4. Harga, sudah pasti orang menginginkan barang yang bagus dengan harga
yang lebih murah atau bersaing. Jadi harga di sini lebih diartikan sebagai
3 yang tinggi adalah akibat dari kualitas produk /jasa tersebut yang bagus,
atau harga yang tinggi sebagai akibat dari kualitas pelayanan yang bagus.
yang banyak dalam sebuah promosi atau produksi pasti produk /jasa yang
akan dihasilkan akan bagus dan berkualitas, sehingga pasien lebih loyal
1. Keterikatan (attachment)
pelanggan terhadap produk /jasa atau jasa tertentu) dan tingkat diferensiasi
preferensi yang kuat akan produk /jasa atau jasa tertentu dan dapat secara
Empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterkaitan rendah dan
tinggi.
orang seperti itu dan lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat
dikembangkan.
ini paling umum terjadi pada produk /jasa atau jasa yang sering dibeli.
bila ada tingkat keterkaitan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang
75
yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang paling disukai untuk
1 Kepuasan Pelanggan
harapan. Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
2 Kualitas Jasa
76
Salah satu faktor penting yang dapat membuat pelanggan puas adalah
(Dharmmesta, 2015).
3 Citra
Ini memberi arti bahwa kepercayaan, ide serta impresi seseorang sangat
besar pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku serta respon yang mungkin
tinggi terhadap suatu produk /jasa tidak akan berpikir panjang untuk membeli
dan menggunakan produk /jasa tersebut bahkan boleh jadi ia akan menjadi
dilihat melalui citranya baik citra itu negatif atau positif. Citra yang positif
berpindah terdiri dari; biaya keuangan (financial cost), biaya urus niaga
biaya social (social cost), dan biaya emosional (emotional cost). Semakin
2015). Berikut ini ada empat karakteristik loyalitas yang perlu diperhatikan yaitu:
1)Melakukan pembelian ulang secara teratur. Pelanggan yang loyal adalah mereka
78
yang melakukan pembelian barang ataupun jasa secara teratur bahkan mereka
ini produk /jasa dan jasa. Pelanggan yang loyal bukan hanya membeli satu
merekajuga membeli produk /jasa ataupun jasa tambahan yang disediakan oleh
yang loyal selalu ingin mereferensikan suatu produk /jasa atau jasa yang
digunakannya kepada orang lain, baik kepada teman maupun saudara. Mereka
selalu berusaha mempengaruhi orang lain untuk menggunakan produk /jasa atau
jasa yang sama dengan selalu menceritakan kelebihan produk /jasa atau jasa yang
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Para pelanggan yang loyal selalu
menolak apabila ditawari produk /jasa atau jasa dari perusahaan/Puskesmas lain
(pesaing). Mereka sudah memiliki kecintaan tersendiri terhadap produk /jasa atau
jasa yang telah digunakan. Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi
dimilikinya.
bahwa kebahagiaan sejati sebenarnya ada di dalam diri sendiri. Perasaan ingin
mencapai keutuhan dan kepuasan yang sering dengan cari di luar diri adalah
penyedia barang/jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri. Harapan tersebut
komentar teman dan kenalan, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya.
Pemasar yang ingin unggul dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2014) yang dikutip dari
kinerja (hasil) produk /jasa yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil)
suatu produk /jasa dan harapan-harapannya, dengan kata lain kepuasan sebagai
Pasien yang merasa puas adalah pasien yang menerima nilai tambah yang
tambahan produk /jasa atau jasa, pelayanan ataupun sistem. Kepuasan pelanggan
pelanggan tersebut untuk tetap berjalannya bisnis atau usaha. Dalam Pengertian
kepuasan pelanggan terdapat dua elemen yang mempengaruhi, yaitu harapan dan
kinerja. Kinerja adalah persepsi pasien terhadap apa yang diterima setelah
mengkonsumsi produk. Harapan adalah perkiraan pasien tentang apa yang akan
81
pelayanan yang dipikir oleh pasien yang akan diterimanya. Kepuasan adalah
perasaan atau keadaan seseorang yang telah mengalami sesuatu tindakan atau
dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien berkaitan erat dengan aspek
Sedangkan aspek harapan pasien terkait dengan kebutuhan yang dimiliki pasien.
baik yang kontak dengan pelanggan atau pasien , dari manajemen puncak
organisasi (optik, puskesmas, ataupun klinik). Pasien yang puas cenderung akan
akan dapat diberikan bila provider memahami dengan baik kebutuhan dan
harapannya. Kebutuhan dan harapan akan dapat diketahui dengan baik bila
pelanggan.
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk /jasa
latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (artinya melakukan
atau membuat). Secara umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
yang muncul setelah kinerja (hasil) produk /jasa atau jasa yang dipikirkan
kinerja produk /jasa (atau hasil) yang ia rasakan dengan harapannya. Jadi
mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan yang umum. Jika kinerja di
83
penilaian dari pasien bahwa produk /jasa atau pelayanan telah memberikan
terpenuhi sehingga ini adalah merupakan aspek yang paling menonjol dalam
atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Karena itu pelanggan tidak akan puas
Pelanggan akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang
diharapkan.
dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien.
Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas
mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika
pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat
mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
suatu produk /jasa dengan kinerja yang dirasakan pasien atas poduk tersebut. Jika
kinerja produk /jasa lebih tinggi dari harapan pasien maka pasien akan
mengalami kepuasan.
menyebutkan adanya tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh
pasien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika
harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka pasien akan
merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada pasien kurang atau tidak sesuai
dengan kebutuhan atau harapan pasien maka pasien menjadi tidak puas.
pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien dengan kenyataan yang
diterima oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien pada saat
Pasien yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk /jasa atau jasa
Pasien adalah orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
85
di obati dirumah sakit atau puskesmas. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli
tersebut di atas , maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan
Dimensi ini menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian,
memberikan pelayanan.
86
bentuk pelayanan yang diberikan menjadi suatu respek positif dari daya
mengerti atas berbagai syarat prosedur atau mekanisme, maka perlu diberikan
suatu pengertian dan pemahaman yang jelas secara bijaksana, berwibawa dan
yang benar, sehingga kesan dari orang yang mendapat pelayanan memahami
pelayanan yang cepat, mudah dan lancar, sehingga pihak pegawai atau pemberi
dari orang yang mendapat pelayanan. Apabila hal ini dilakukan dengan baik,
optimal sesuai dengan tingkat kecepatan, kemudahan dan kelancaran dari suatu
tanggap atas pelayanan yang diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan
tersebut, maka kualitas layanan daya tanggap mempunyai peranan penting atas
Apabila pelayanan daya tanggap diberikan dengan baik atas penjelasan yang
yang mengarahkan dan yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara
jelas dimengerti oleh individu yang mendapat pelayanan, maka secara langsung
pelayanan daya tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu bentuk
keberhasilan prestasi kerja. Kualitas layanan daya tanggap adalah suatu bentuk
yang ditunjukkan.
yang sesuai dengan daya tanggap atas berbagai pelayanan yang ditunjukkan.
Inti dari pelayanan daya tanggap dalam suatu organisasi berupa pemberian
89
sendirinya kualitas layanan daya tanggap akan menjadi cermin prestasi kerja
2. Jaminan (Assurance),
dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan keragu-raguan.
yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan sangat ditentukan oleh
menerima pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk urusan
pelayanan yang dilakukan atas tuntas dan selesai sesuai dengan kecepatan,
2014).
orang yang dilayani. Bentuk jaminan yang lain yaitu jaminan terhadap pegawai
memberikan pelayanan, tentu akan berbeda pegawai yang memiliki watak atau
karakter yang kurang baik dan yang kurang baik dalam memberikan pelayanan
(Margaretha, 2013).
yang menerima pelayanan, akan dilayani dengan baik sesuai dengan bentuk-
meyakinkan atas berbagai bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu
dan hal tersebut menjadi bentuk konkret yang memuaskan orang yang
mendapat pelayanan.
bentuk integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan
sehingga segala bentuk kualitas layanan yang ditunjukkan dapat dipercaya dan
92
pelayanan kerja.
Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap
Pengertian Bukti nyata dalam kualitas layanan adalah bentuk aktualisasi nyata
secara fisik dapat terlihat atau digunakan oleh pegawai sesuai dengan
yang diterima oleh orang yang menginginkan pelayanan, sehingga puas atas
kepuasan. Bentuk pelayanan Bukti nyata biasanya berupa sarana dan prasarana
kerjanya yang dapat dinilai dari bentuk pelayanan fisik yang ditunjukkan.
secara fisik dan bentuk tampilan dari pemberi pelayanan sesuai dengan
terkadang menjadi hal penting dan utama, karena orang yang mendapat
pelayanan dapat menilai dan merasakan kondisi fisik yang dilihat secara
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi modern dan maju,
bentuk kualitas kondisi fisik yang dapat memberikan apresiasi terhadap orang
membentuk imej positif bagi setiap individu yang dilayaninya dan menjadi
tampilan yang cakap, berwibawa dan memiliki integritas yang tinggi sebagai
94
suatu wujud dari prestasi kerja yang ditunjukkan kepada orang yang mendapat
pelayanan.
Uraian ini secara umum memberikan suatu indikator yang jelas bahwa
kualitas layanan sangat ditentukan menurut kondisi fisik pelayanan, yang inti
kerja yang dapat dilihat secara fisik, mampu menunjukkan kemampuan secara
4. Empati (Empathy)
terhadap suatu hal yang berkaitan dengan pelayanan. Pelayanan akan berjalan
dengan lancar dan berkualitas apabila setiap pihak yang berkepentingan dengan
2014).
empati memahami masalah dari pihak yang ingin dilayani. Pihak yang dilayani
diperlukan adanya empati terhadap berbagai masalah yang dihadapi orang yang
berjalan sesuai dengan aktivitas yang diinginkan oleh pemberi pelayanan dan
memberikan suatu kualitas layanan sesuai prestasi kerja yang ditunjukkan oleh
yang dilayani. Suatu bentuk kualitas layanan dari empati orang-orang pemberi
dilakukan.
5. Kehandalan (Reliability),
jawabkan) dari penyedia layanan. Dengan kata lain, reliabilitaa berarti sejauh
mana jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pelanggannya
kesan yang berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat (Kotler,
2014).
tepat, mudah dan lancar menjadi syarat penilaian bagi orang yang dilayani
uraian kerja yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam
memberikan pelayanannya.
memberikan arahan yang benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum
bentuk ciri khas atau karakteristik dari pegawai yang memiliki prestasi kerja
kerja yang terus bergulir menuntut kualitas layanan yang tinggi sesuai
kerja dapat dilakukan secara cepat, tepat, mudah dan berkualitas sesuai
pengalamannya.
kerjanya secara handal dan penggunaan teknologi menjadi syarat dari setiap
pegawai yang handal untuk melakukan berbagai bentuk kreasi kerja untuk
(Kotler, 2014).
pada bidang jasa perbankan terdiri dari : Terdapatnya iklim antar karyawan di
mempermudahdalam pelayanan.
dari para peneliti di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan
dapat dilihat dan diukur dari beberapa indikator-indikator antara lain : Kepuasan
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
terhadap kualitas produk /jasa jasa jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu
102
optiknya.
2. Kualitas pelayanan
Memegang peranan penting dalam industry jasa. Pelanggan dalam hal ini
pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik
3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap
pasien bila dalam hal ini pasien memilih optik yang sudah mempunyai
pandangan “alat bantu penglihatan berupa kaca mata, lensa kontak dan lain-
lain serta pelayanan jasa kesehatan mata mahal”, cenderung memiliki tingkat
4. Harga
besar. Sedangkan alat bantu penglihatan berupa kaca mata, lensa kontak dan
lain-lain serta pelayanan jasa kesehatan mata yang berkualitas sama tetapi
5. Biaya
103
1. Sistem Keluhan
untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bias
kartu komentar (yang bias diisi langsung ataupun yang dikirim via pos
kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya:
skala berikut : sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.
3) Derived dissatisfaction
mereka rasakan
3. Analysis Problem
melakukan perbaikan.
Cara ini diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel mereka yang
5. Ghost Shopping
tersebut. Selain itu, ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara
1. Sangat Puas
Sangat puas merukapan ukuran subyektif hasil penilaian peraaan pasien yang
kebutuhan atau keinginan pasien, seperti sangat bersih untuk prasarana, sangat
ramah untuk hubungan dengan dokter atau perawat atau sangat cepat untuk
paling tinggi.
2. Puas
kebutuhan atau keinginan seperti tidak terlalu bersih ( sarana ), agak kurang
cepat (proses administrasi) atau kurang ramah yang seluruhnya hal ini
3. Tidak Puas
Tidak puas merupakan ukuran subyektif hasil penilaian perasaan pasien yang
paling rendah.
berikut :
prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkanmereka menuju mutu yang
pelayanan
4. Pengukuran memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu
loyalitas pelanggan.
hubungan dan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Oleh karena itu
loyalitas.(c) Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari
tepat atau fit. (d) Bagi pihak Puskesmas Cabang Surakarta, variabel bukti fisik dan
(Produk, Biaya Pendidikan, Tempat, Proses, Orang, Bukti fisik) berpengaruh terhadap
dan Empati) berpengaruh terhadap kepuasan a.. Bauran pemasaran jasa (Produk,
Biaya Pendidikan, Tempat, Proses, Orang,Bukti fisik) dan Kualitas Pelayanan (Bukti
kepuasan.
dan Empati) berpengaruh terhadap kepuasan. Bauran pemasaran jasa (Produk, Biaya
Pendidikan, Tempat, Proses, Orang, Bukti fisik) dan Kualitas Pelayanan (Bukti
kepuasan
dan signifikan terhadap citra rumah sakit. Kualitas layanan berpengaruh signifikan
rumah sakit berpengaruh signifikan terhadap nilai pasien. Citra rumah sakit tidak
Kualitas Layanan
dominan adalah harga dan diikuti oleh produk. Hubungan kepuasan konsumen
pasti akan mencari penyedia layanan kesehatan yang baik dan dapat memberikan
kepuasan bagi mereka. Setiap hari orang yang menggunakan layanan kesehatan
perhatian utama di pangsa pasar jasa yang melayani kesehatan. Pasien rawat inap
rumah sakit. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran pada penelitian
Kualitas
H3
pelayanan
H6
H1 H7
112
Meditasi
Loyalitas H5 Kepuasan
H2
H4
Bauran
Pemasaran
kepuasan
H4 Ada pengaruh positif antara Bauran pemasaran terhadap meditasi
kepuasan
H5 Ada pengaruh positif antara Loyalitas terhadap meditasi kepuasan
H6 Ada pengaruh positif antara Kualitas pelayanan terhadap meditasi
METODE PENELITIAN
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu untuk mengetahui
metode yang menggambarkan pengaruh dua variabel atau lebih yang berbeda
Jalan.
113
114
proposal di ujikan.
kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
loyalitas dan meditasi kepuasan pada pasien rawat jalan di Puskesmas Ciparay
Kabupaten Bandung
bantu dapat dilakukan dengan tepat. Secara lebih rinci operasionalisasi variabel
pengobatan
Keinginan Melakukan pengobatan Ordinal 24
berobat
Meditasi Kehandalan - Kecepatan dalam Ordinal 25
Kepuasan (Y) penerimaan pasien 26
- Informasi penyakit
Jaminan - Keterampilan Ordinal 27
- Jaminan keamanan 28
Kelengkapan alat
Bukti nyata - Kondisi ruangan Ordinal 29
- Kelengkapan alat medis 30
Didalam sebuah penelitian diperlukan objek atau subjek yang harus diteliti
paparkan diatas maka dapat ditentukan populasi dan sampel pada penelitian ini
3.5.1 Populasi
penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan di Puskesmas Ciparay Kabupaten
3.5.2 Sampel
2014:225). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan periode
pertimbangan dan tujuan tertentu diantaranya waktu, biaya dan tenaga (Nursalam,
2013:226).
1. Data Primer
118
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian
oleh peneliti perorangan atau organisasi Dalam penelitian ini data primer
2. Studi Pustaka, Teori yang diperoleh dari literatur, artikel, jurnal dan penelitian
Uji validitas dan reabilitas yang dilakukan yaitu uji coba atau kelayakan
Uji validitas yang telah dilakukan untuk menguji ketepatan setiap item
dalam mengukur instrumennya. Teknik uji yang digunakan adalah teknik Korelasi
hasil > r tabel, maka pertanyaan yang diuji kevalidannya korelasikan dengan skor
total seluruh item Instrumen (Notoatmodjo, 2012:73). Uji validitas pada penelitian
N ( ∑ XY ) −( ∑ X ∑ Y )
rxy = 2 2
√ {∑ X −(∑ X ) }−{ N ∑ X −(∑ X ) }
2 2
Keterangan :
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
instrument. Item-item yang dilibatkan dalam uji reliabilitas adalah seluruh item
yang valid atau setelah item yang tidak valid disisihkan. Untuk mengukur
1−∑ s 2 j
α=
k
k−1[ ][
−
s2 x ]
Dimana :
sebagai berikut:
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Analisis data dilakukan untuk mengolah data menjadi informasi, data akan
berkaitan dengan kegiatan penelitian. Data yang akan dianalisis merupakan data
diselidiki. Dalam penelitian ini alat pengukuran yang dimaksud adalah daftar
bagian tertentu yang telah ditetapkan. Setiap item dari kuesioner tersebut
telah ditetapkan. Setiap item dari kuesioner ini memiliki 3 jawaban dengan
dalam bentuk tabel dan dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
uji statistik. Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
skala likert.
Menurut Sugiyono (2014) Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
X2, X3 dan Y, maka analisis yang digunakan yaitu berdasarkan rata-rata (mean)
Me=
∑ Xi
n
Dimana:
Me = Mean (rata-rata)
Xi = Nilai x ke i sampai ke n
yang telah dirumuskan oleh tujuan penelitian. Menurut Imam Ghozali (2011)
statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis,
ada secara aktual dan sistematis. Didalam penelitian ini analisis deskriptif
Sebagai berikut:
2. Setiap pilihan jawaban akan diberi skor Responden akan menjawab berupa
(item negatif).
garis kontinum.
nilai rata-rata skor yang selanjutnya akan diaktegorikan pada rentang skor sebagai
berikut ini:
124
Skor Minimum =1
Skor Maksimum =4
Interval = 4-1 = 3
4−1
Rentang skor = =1
3
baik
1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00
Sumber: Sugiyono (2014)
Skala Kategori
1.00-1.80 Sangat rendah
1.81-2.60 Rendah
2.61-3.40 Sedang
3.41-4.20 Tinggi
4.21-5.00 Sanga tinggi
yang ditunjukan untuk menguji teori, dan penelitian akan coba menghasilkan
informasi ilmiah baru yakni status hipotesis yang berupa kesimpulan apakah suatu
hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Didalam penelitian ini analisis verifikatif
beberapa metode, adapun metode analisis verifikatif yang akan digunakan dalam
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path
langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen dengan variabel endogen.
Dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisis dan memastikan apakah ada
regresi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat atar satu
korelasi, regresi dan jalur sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel
intervening. Adapun pendapat dari Riduwan dan Kuncoro (2014:2) model analisis
jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
yang diteliti
b. Prediksi nilai variabel endogen (Y) berdasarkan nilai variabel eksogen (X)
126
terikat.
individual
dalam model
sebab akibat (causal relation), seperti pengaruh langsung (direct effect) dan
pengaruh tidak langsung (indirect effect) dan bukan sebab akibat (non-causal
secara langsung
e. Sebab –akibat dalam model hanya bersifat searah (one direction); tidak boleh
1. Konsep Dasar
3. Koefisien Jalur
1. Konsep Dasar
Analisis jalur adalah bagian dari model regresi yang dapat digunakan untuk
dependen dapat berupa pengaruh langsung dan tidak langsung (direct and
128
direct effect), atau dengan kata lain analisis jalur memperhitungkan adanya
Diagram jalur adalah alat untuk melukiskan secara grafis, sturktur hubungan
diagram jalur dibuat berdasarkan variabel yang diteliti, dalam penelitian ini
variabel yang diteliti adalah Kualitas Pelayanan (X1), Bauran Pemasaran (X2),
Loyalitas (Y) dan Meditasi Kepuasan (Z). Berikut model analisis jalur dalam
Kualitas ε1 ε2
(X1)
Pelayanan
ρyx1 ρzy
Loyalitas Kepuasan
rx1x2 (Y) (Z)
ρyx2
Bauran Pemasaran
(X2)
Keterangan :
X1 : Kualitas Pelayanan
X2 : Bauran Pemasaran
Y : Loyalitas
Z : Kepuasan
129
tidak diteliti)
=ρ +ρ + ε1
ε1
rx1x2 Loyalitas
(Y)
Z = ρzyY + ε2
130
ε1 ε2
ρzy
Loyalitas
Kepuasan(Z)
(Y)
dan tidak langsung tersebut. Pengaruh langsung adalah pengaruh dari satu variabel
independen ke variabel dependen tanpa melalui variabel lain yang disebut variabel
X1,X2 Y : ρ
,ρ
Y Z : ρzy1, ρzy2
Z ε1
X Y Z : (ρyx), (ρzy)
131
dari hasil analisis jalur nilai beta, sedangkan hasil tidak langsung diperoleh
Kuncoro, 2014) :
Struktur Y = ρ +ρ + ρyε1
Struktur Z = ρzyY + ε2
a. Gambar diagram jalur lengkap tentukan sub – sub struktural dan rumuskan
Keterangan :
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari baris data yang telah
diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata – rata =
132
Standardize Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur
variabel endogen, maka koefisien path nya adalah sama dengan koefisien
korelasi r sederhana.
(2)
f=
(2)
Keterangan :
n : jumlah sampel
: Rsquare
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
statistic berikut :
Ha : Pyx1 > 0
H0 : Pyx1 = 0
Secara individual uji statistic yang digunakan adalah uji F yang dihitung
ρ
tk = ∶ (𝑑𝑘 = 𝑛 − 𝑘 − 1)
Sℯp
program SPSS for windows. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan
134
independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi
berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih
dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda. Persamaan
Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3+e
Keterangan :
Y = Meditasi Kepuasan
a = constanta
dengan variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut
bisa dibenarkan.
Dari koefisien determinasi ini (r2) dapat diperoleh suatu nilai untuk
Kd = rxy2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk dapat mengetahui apakah
pernyataan atau dugaan jawaban tersebut diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono
(2013) tujuan dari diujinya hipotesis adalah untuk menentukan apakah suatu
Uji F atau uji simultan adalah sebuah metode untuk mengetahui apakah
H0: ß1, ß2,=0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara X1, X2, X3 terhadap Y
H0: ß1, ß2,>0 Terdapat pengaruh signifikan antara X1, X2, X3 terhadap Y
Kedua hipotesis tersebut kemudian diuji untuk mengetahui apakah
R2 / K
f= 2
(1−R )/(n−k−1)
Keterangan:
pengarah serta sejauh mana hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain, apakah saling mempengaruhi atau tidak. Adapun hipotesis parsial dapat
Dimana
sebagai berikut:
g
1. Penyusunan Usulan Penelitian
2. Sidang usulan penelitian dan revisi
3. Pelaksanaan penelitian
4. Pengolahan data hasil penelitian
5. Deskripsi hasil penelitian
6. Sidang hasil penelitian tesis
7. Revisi hasil sidang
138