OLEH :
KELOMPOK VII
WIWIN (P201801074)
FAJERIATI (P201801073)
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………4
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan……………………………………………………………………..…….4
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………………....5
A. Konsep Medis………………………………………………………………..….5
B. Konsep Keperawatan…………………………………………………………..6
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian……………………………………………………………………..7
B. Diagnosa keperawatan…………………………………………………………8
C. Intervensi keperawatan………………………………………………………..9
D. Implementasi keperawatan…………………………………………………….10
E. Evaluasi keperawatan…………………………………………………………….11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….12
B. Saran………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan keluarga
Kami berterima kasih kepada Dosen Indra, S.Kep., Ns., M.Kes. Selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara terus menurut sehingga melebihi batas normal. Hipertensi sering disebut
the sillent killer karena termasuk kategori penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala-gejala
terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit
jantung korner (PJK) dan merupakan salah satu penyebab utama kematian pada masyarakat dan
Hipertensi menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) suatu tekanan darah atau
denyut jantung yg lebih tinggi dp normal krn penyempitan pembuluh darah atau gangguan
lainnya. Hipertensi juga merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke,
infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan pengelihatan. Kondisi ini
dapat menjadi beban baik dari segi finansial, karena berkurangnya produktivitas sumber daya
manusia akibat komplikasi penyakit ini, maupun dari segi sistem kesehatan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud hasil yang
positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan Usia Harapan Hidup (UHH).
Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung meningkat dan bertambah lebih cepat
harapan hidup ( life expectancy ). Semakin meningkatnya UHH penduduk, menyebabkan jumlah
penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan UHH dari 45 tahun di awal
tahun 1950 menjadi 65 tahun pada saat ini (Fatmah, 2010). Hal ini berarti kelompok resiko
dalam masyarakat kita menjadi lebih tinggi. Meningkatnya populasi lansia ini bukan hanya
fenomena di Indonesia saja tetapi juga secara global (Notoatmodjo, 2007). Penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 1980 hanya 7,9 juta orang (5,45%) dari jumlah penduduk di Indonesia
dengan UHH 52,2 tahun. Pada tahun 1990 terjadi peningkatan lansia mencapai angka 11,3 juta
(6,29%) dari jumlah penduduk di Indonesia dengan UHH 59,8 tahun. Pada tahun tahun 2000
jumlah ini meningkat menjadi 14,4 juta orang (7,18%) dari jumlah penduduk di Indonesia
dengan UHH 67,4 tahun. Pada tahun 2006 angka meningkat hingga dua kali lipat menjadi 19 juta
orang (8,9%) dari jumlah penduduk di Indonesia dengan UHH 66,2 tahun dan diperkirakan tahun
2020 mencapai 28,8 juta orang (11,34%) dari jumlah penduduk di Indonesia dengan UHH 71,1
Data WHO pada tahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita hipertensi di seluruh
dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika yaitu sebesar 30%. Prevalensi terendah
terdapat di wilayah Amerika sebesar 18%. Secara umum, laki-laki memiliki prevalensi hipertensi
yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Data WHO (World Health Organization) (2015)
menunjukan sekitar 1,13 milliar orang di dunia menderita hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat. Jumlah
penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada
1,5 milliar orang yang terkena hipertensi, di perkiran juga setiap tahun ada 9,4 juta orang
hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan
(44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas, 2018).
Kasus hipertensi menurut Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di
dunia menderita hipertensi, yang berarti setiap 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita
hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia
terus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena
hipertensi serta setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi
Di Sulawesi Tenggara, data yang ada adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada
unit-unit Pelayanan Kesehatan seperti Puskesmas dan jaringannya. Dari 82.425 orang atau 8%
penduduk berusia 18 tahun ke atas yang dilakukan pengukuran takanan darah, sebanyak 31.817
orang atau 38,60% yang mengalami hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lebih
banyak ditemukan pada laki-laki yaitu sebesar 50,32%, sedangkan pada perempuan hanya
sebesar 34,67%. Data ini hanya berasal dari 11 kabupaten/kota, karena 6 daerah lainnya tidak
melaporkan hasil pemeriksaan tekanan darah di wilayahnya, sedangkan salah satu kabupaten
yang ada di Buton Selatan lebih khususnya di Kecamatan Batuatas masyarakatnya tidak sedikit
yang mengidap penyakit hipertensi yang dimana hampir rata-rata yang mengalami hipertensi ini
adalah kaum lansia, yang tergolong rentang terkena hipertensi. meskipun demikian data tersebut
di atas dapat menjadi acuan tentang gambaran kasus hipertensi di Sulawesi Tenggara yang
persentasenya berada diatas prevalensi nasional (Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2016).
Yang dimana salah satu faktor risiko penting timbulnya hipertensi pada seseorang di usia
dewasa muda yaitu meningkatnya hipertensi pada seseorang di usia dewasa muda dipengaruhi
oleh gaya hidup yang tidak sehat hal ini yang termasuk gaya hidup tidak sehat antara lain
kebiasaan merokok, kurang olahraga, mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi dan stres.
Penyebab hipertensi dapat dikategorikan kedalam dua faktor yakni faktor yang tidak dapat
diubah seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga sertaa faktor yang masih dapat diubah
seperti kebiasaan merokok dan kebiasaan pola makan yang tinggi kolesterol. Selain itu, juga
faktor perilaku seperti kebiasaan merokok, tipe perilaku, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi ?
2. Apa etiologi hipertensi ?
3. Apa manifestasi klinis hipertensi ?
4. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi hipertensi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui etiologi hipertensi
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertensi
4. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi
5. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Hipertensi menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) suatu tekanan darah atau
denyut jantung yg lebih tinggi dp normal krn penyempitan pembuluh darah atau gangguan
lainnya. Hipertensi juga merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke,
infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan pengelihatan. Kondisi ini
dapat menjadi beban baik dari segi finansial, karena berkurangnya produktivitas sumber daya
manusia akibat komplikasi penyakit ini, maupun dari segi sistem kesehatan.
2. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
kebanyakan pasien, etiologi patofisiologisnya tidak diketahui (hipertensi primer atau essensial).
Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok lain dari
populasi dengan presentase rendah mempunyai peyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi
sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder, baik endogen maupun eksogen. Bila penyebab
hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan
secara potensial
3. Manifestasi klin
Manifestasi Klinis Hipertensi Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.,
2016), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan darah tidak teratur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan
Sesak nafas
Gelisah
Mual
Muntah
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengaplikasikan. mata,
ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai
dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi
berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi stroke dimana terjadi
perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian.
Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak
sementara (Transient Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi
hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna.
tekanan darah yang kuat dapat melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah arteri.
Padahal, seyogyanya, pembuluh darah arteri memiliki bentuk yang elastis, kuat, dan fleksibel.
Bagian dinding dalamnya pun bertekstur lembut, sehingga darah dapat mengalir dengan lancar
dan menyuplai organ-organ penting di dalam tubuh dengan oksigen dan gizi lainnya.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, pasien, keluarga, dan orang
terdekat pasien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang
dialami pasien. Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai
alat komunikasi antar sesama perawat dan tim kesehatan lainnya, meningkatkan kesinambungan
asuhan keperawatan bagi pasien, serta mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan
keperawatan yang ingin dicapai. Unsur terpenting dalam tahap perencanaan ini adalah membuat
orioritas urutan diagnoa keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi, dan
merumuskan intervensi keperawatan (Asmadi, 2008).
4. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data yang
baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan keperawatan antara lain:
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu
pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan yaitu pada
komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik ( Olfah
& Ghofur, 2016).
Kasus
Pada tangal 26 juni yang lalu 2021 pukul 14 : 30 WITA Ny Y ber usia 59 tahun dengan
keluhan nyeri di bagian tengkuk hingga keleher seperti di tusuk tusuk,pusing hingga tidak
bisa melakukan aktifitas, ia telah mengalaminya sejak 1 bulan yang lalu, di bawah oleh
suaminya Tn U ke puskesma.tekanan darahnya 160/100 mmHg. TTV N : 86x/m
RR : 18x/m,Suhu 37,5 oc
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn U (umur 60 tahun )
b. Alamat : Jalan Salangga
c. Pekerjaan : Sopir
d. Pendidikan : SD
e. Komposisi Keluarga
Genogram :
E. Intervensi
dilaporkan mengimplementas
G. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi
berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah
umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat
kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang
berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik
meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun.
Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi
peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex
baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah
berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan, WHO menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg, (JNC VII) berpendapat hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90
mmHg,
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik yang persisten diatas 140 mmHg
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif D. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pusling
Desa Klumpit UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Di akses pada tanggal 19
Juni 2021
Armilawaty HA, dan Ridwan A. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. 2007 di akses pada tanggal 19
Juni 2021
Buton, L. D., Fadmi, F. R., & Mulyani, S. (2018). The Relation between Knowledge, Stress and
Salt Consumption with Incidence of Hypertension in Elderly Woman Out Patients in
General Hospital of Bahteramas Southeast Sulwesi Province. Indian Journal of Public
Health Research & Development, 9(6), 385-389
Depkes RI 2008. Panduan Promosi Perilaku Tidak Merokok. Jakarta: Pusat PromosiKesehatan
Depkes RI
Depkes RI. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi. Jakarta:
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes RI.
Masalah : Hipertensi
Sasaran : Masyarakat
Waktu : 50 Menit
Tempat : Kelurahan
Pemateri : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu penyakit dengan kondisi medis yang ditandaidengan
meningkatnya tekanan darah secara kronis lebih dari normal, dimanapenderita mempunyai
tekanan darah bagian atas (sistolik) ≥ mmHg danbagian bawah (diastolik) ≥ 85 mmHg
(WHO, 2013). Hipertensi sering disebutsebagai silent killer karena penderita mengidap
hipertensi sering tidakmenyadarisampai terjadinya komplikasi yang dapat merusak organ
vital yangcukup membahayakan dan dapat berakibat kematian. Penderita
hipertensisebanyak 70% tidak terlalu mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sehinggamereka segera memeriksakan tekanan darah di pelayanan kesehatan
terdekat.Penderita hipetensi terkadang mengalami tanda dan gejala seperti pusing,kencang
ditengkuk dan sering kali merasa berdebar-debar (Adib, 2009).Penduduk di seluruh dunia
yang menderita hipertensi sudah tercatatmencapai 972 juta orang atau 26,4%. Angka ini
kemungkinan akanmeningkat menjadi 29,2% di tahun 2025 dari 972 juta penderita
hipertensi.Penderita hipertensi 333 juta berada di Negara maju sedangkan 639 jutasisanya
berada di Negara yang masih berkembang (WHO, 2011).
Berdasarkan data dari WHO, jumlah lansia di Indonesia sebesar 45,9%untuk umur 55-
64 tahun, 57,5% untuk umur 65-74 tahun dan 63,8% untukumur >75 tahun. Diperkirakan
jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,082juta), tahun 2025 (33,89 juta), tahun 2030
(40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19juta) (WHO, 2017).
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 50 menit, diharapkan klien mampu memahami dan
mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflet
G. Kegiatan penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
(Amin & Hardhi 2015)
B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer (esensial) Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas
saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-
faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
D. Faktor resiko
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan
Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil
penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin
wanita sekitar 56,5%.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima
puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko
hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya
berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia
karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan
pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah, 2009)
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan hipertensi
karena nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk
menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak.Plak
menyempitkan pembuluh darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang
produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan
pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
4. Hindari stress
7. Istirahat cukup