NIM: 1810116320010
Kisah ini memang sudah empat tahun lalu, saat saya masih MAN. Kisah yang
memberikan pengalaman dalam hidup saya. Yaitu mengikuti Kemah Besar Pramuka di Desa
Ujung Pandaran, dan kami berkemah di pinggir pantai. Deburan ombak dan desiran angin
yang tiada henti, benar-benar membuat tenang. Setibanya kami di lokasi perkemahan pada
sore itu, kami langsung mendirikan tenda. Tenda laki-laki yang mendirikan laki-laki, tenda
perempuan yang mendirikan perempuan dan dibantu laki-laki juga sedikit, hehe. Tugas saya?
“Jihan, tolong taburin garam ke sekeliling tenda, dong!” ucap kakak kelas saya. Saya
menuruti perintah beliau. Setelah tenda didirikan, kami solat, makan, dan tidur.
Hari, ketika saya mengikuti LKBB (Lomba Keterampilan Baris-Berbaris) tiba. Dan
yang serunya, tiap kali dari kemah menuju ke lapangan, kami berjalan sambil melakukan
yel-yel kebanggaan kami.
“We are scouting mansa, we will come to you. Aaa the best forever, always together!”
Sesampainya di sana, kami menunggu nomor urut tampil. Seperti biasa, Pembina
Pramuka kami memberi sepatah dua patah kata untuk memberikan motivasi.
“Ciye, yang wajahnya tegang, gugup ya, Qi?” tanya pembina.
“Hehe. Sedikit, Kak!” jawab Haqiqi, salah satu teman saya yang ikut LKBB.
“Gapapa! Bawa santai saja! Dengan cara mengucapkan istigfar, dan memainkan jari
jempol dan telunjuk!”
“Iya, Kak! Takut salah nanti, pas tampil!”
“Haha! Wajar saja itu! Yang penting kalian tetap jaga kekompakan dan jaga
kefokusan kalian! Anggaplah ini sebuah latihan, latihan terakhir yang tidak bisa diulang-
ulang lagi dari awal. Jadi, berikanlah performance terbaik kalian! Bukan untuk saya! Tapi
untuk kalian sendiri! Bisa dipahami!?”
“Siap, paham!” jawab kami serentak.
Yang kami takutkan hanya satu, yaitu pada saat gerakan melintang kanan. Karena
pada saat gerakan tersebut, kami tidak pernah lurus sejajar. Patah kalau kami sebut.
Singkat cerita, kami berhasil mendapatkan Juara 1 Lomba LKBB Murni Se-
Kabupaten KOTIM. Alhamdulillah.
Singkat cerita di malam terakhir itu saya dan kaka kelas saya yang bernama Ka
Munjiah pergi ke bibir pantai
“Enak ya, adem. Bisa dengar derbuan ombak, angin yang sepoi” ucap Ka Munjiah
“Hehe iya kak. Tenang gitu rasanya, jauh dari kebisingan lagu dangdut di depan tenda
kita hahaha”
“Iya ya hahaha”
“Jihan, tau lagu Taylor Swift yang judulnya Back to December kan?”
“Tau, kenapa kak?”
“Nyanyi yuk”
“Yuukk”
Bernyanyilah kami di bibir pantai malam itu, tidak peduli suara bagus atau tidak.
Selesai nyanyi, rencana saya adalah mau berbagi kisah dan pendapat alias curhat haha. Eh
gataunya
“MUNJIAH, JIHAN, AYO NAIK KE ATAS!” Ucap ketua ambalan kami
“Bentar lagi kak, kami naik ke atas kok”
“Engga, ayo naik ke atas”
Dengan berat hati kami pun naik ke atas menuju tenda.
Tapi, tidak apa-apa. Selama berkemah disana selalu mengasyikan. Melihat gudep
(gugus depan) lain yel-yel ketika lewat di depan tenda-tenda, berkunjung ke kemah teman di
gudep yang lain, dan banyak lagi yang tidak mungkin saya beritahu semuanya disini hehe.
Terima kasih telah membaca cerita saya.
Tabel Analisis Kesalahan Berbahasa.