Anda di halaman 1dari 63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Sejarah singkat perusahaan


IV.1.1 Profil Waskita
Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu perusahaan
terkemuka di Indonesia yang memainkan peran utama dalam pembangunan negara.
Berasal dari sebuah perusahaan Belanda bernama ‘‘ Volker Maatschappij NV ’’ ,
yang diambil alih dibawah keputusan Pemerintah No.62/1961 , Waskita Karya semula
bergerak dalam perkembangan sumber daya air , contohnya : reklamasi, pengerukan,
pelabuhan, dan irigasi . Sejak 1973, status hukum Waskita Karya telah berubah
menjadi Persero. PT. Waskita Karya, yang lebih familiar dengan nama ‘‘ Waskita ’’.
Sejak saat itu, perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor
umum yang terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan yang lebih luas termasuk
jalan raya, jembatan pelabuhan, bandar udara, bangunan, pabrik ,pembangunan
limbah, pabrik semen, pabrik, fasilitas indusri lainnya.

Pada tahun 1980, Waskita mulai melakukan berbagai proyek yang melibatkan
teknologi canggih. Transfer teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis dalam bentuk
kerjasama operasi dan joint venture dengan perusahaan termuka pencapain signifikan
dan prestasi yang luar biasa yang menjadi salah satu kebanggan nasional adalah
Bandara Sukarno-Hatta, Reaktor serbaguna Siwabessy, dan Muara Karang PLTU di
Jakarta. Memasuki tahun 1990, Waskita telah menyelesaikan banyak sekali bangunan
bertingkat dengan reputasi yang sangat membanggakan seperti BNI City (bangunan
tertinggi di Indonesia , Graha Niaga Tower, Plaza Mandiri Tower, Shangri-La Hotel
dan Ap partemen bertingkat beberapa bangunan di Jakarta dan kota-kota lain di
Indonesia.

Waskita menjadi terkenal dalam pekerjaan tiga buah jembatan beton pratekan
bentang panjang menggunakan sistem kantilever bebas, yaitu jembatan Raja Mandala,
Rantau Berangin, dan Barelang. Prestasi besar lainnya yang menggunakan teknologi
serupa di capai dalam pembangunan jalan layang ‘‘ Pasteur-Cikapayang-Surapati ’’

53
54

dan jembatan kabel di Bandung. Kisah sukses yang sama juga dicapai dalam
pembangunan bendungan besar antara lain : Pondok, Grokak, Tilong, Gapit, dan
Sumi, yang diselesaikan lebih cepat dari jadwal dengan kualitas memuaskan.

Upaya untuk selalu mengutamakan kualitas terdepan telah memungkinkan


waskita memperoleh setifikasi ISO 9002 : 1994 pada bulan Nopember 1995: yang
merupakan pengakuan internasional meyakinkan pada sistem Manajemen Mutu ISO.
Pada bulan Juni 2003, ISO 9001 : 2000. Hal ini menjadi indikasi kuat tentang
bagaimana perusahaan memahami dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik
pelanggan.

a. Visi, Misi dan Kebijakan Perusahan


1) Visi :Menjadi perusahaan Jasa Konstruksi terbaik yang memberikan nilai
tambah bagi stakeholders.
2) Misi Meningkatkan nilai perusahaan yang kompetitif dan berkualitas dengan :
a) Sumber Daya Manusia yang kompeten
b) Sinergi dengan pelanggan, mitra kerja, dan lembaga keuangan serta
c) Berorientasi pada keselamatan, kesehatan dan peduli lingkungan.
3) Kebijakan Perusahan
PT. Waskita Karya (Persero) sebagai badan usaha jasa konstruksi selalu
mengendalikan risiko terhadap Keselamatan - Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan
Pengamanan dengan cara menerapkan Sistem Manajemen Waskita untuk memenuhi
kepuasan Stakeholders. Sebagai bentuk komitmen tsb, manajemen selalu:
a) Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku.
b) Meningkatkan kinerja secara berkesinambungan
c) Mencegah cidera, sakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan terjadinya
insiden keamanan yang berdampak pada proses bisnis perusahaan.
d) Memberikan pelatihan, menyediakan tempat dan sarana kerja yang sehat,
aman dan nyaman kepada seluruh Stakeholders.
b. Proyek yang telah ditangani PT.Waskita (Persero)
Keberhasilan PT WASKITA (Persero) dalam membangun proyek-proyek besar
itu membuahkan kepercayaan dari berbagai pihak untuk menangani proyek-
proyek besar lainnya sepanjang 5 dekade sejak 1960.
c. Penghargaan yang telah di raih PT.Waskita (Persero)
55

Selama berkiprah dalam profesinya, PT Waskita Karya (Persero) telah meraih


beberapa penghargaan Domestik&Internasional, antara lain:
1) BUMN & CEO Award 2003 sebagai 20 BUMN terbaik
2) BUMN & CEO Award 2004 sebagai BUMN terbaik Sektor Konstruksi
3) Penghargaan Kinerja Konstruksi Indonesia (Adikinarya) 2004 untuk Kategori
Irigasi & Jaringan atas Proyek Berjalan Dam Tilong.
4) Penghargaan Kinerja Konstruksi Indonesia (Adikinarya) 2004 untuk Kategori
Bangunan Bertingkat Rendah atas Proyek Berjalan Masjid Agung Tuban.
5) Sertifikat Proyek Konstruksi Jalan Tol Terbaik PT Jasa Marga (Persero) atas
Proyek Jalan Tol Cipularang tahap II, Plered-Drangdan 2005.
6) Indonesia Quality Award bagi BUMN 2005 oleh Malcolm Balridge.
7) BUMN & CEO Award 2005 sebagai BUMN terbaik kedua.
8) Penghagaan Bupati Aceh Barat atas pembangunan Perumahan daerah bencana
Tsunami 20 Maret 2006
9) Penghargaan IQA 2006 atas keikutsertaan dalam membangun kinerja
ekselenkorporasi Indonesia
10)BUMN & CEO Award 2006 dari Kementrian Negara BUMN
11)Penghargaan I Karya Konstruksi berkualitas, Kategori Bangunan Teknik Sipil,
untuk proyek Jembatan Pasupati, Bandung dan Kategori Bangunan Bertingkat.
Kelompok 3,untuk Proyek Plaza Ambarukno Yogyakarta 2006
12)WaskitaKarya menerima Sertifikat Keselamatan&Kesehatan Kerja K3L dari
Sucofindo 2006 & 2007
13)Piagam penghargaan Business Review atas prestasi mencapain nominasi
kategori Sistem Manajemen K3 terbaik (6 besar)
14)Menerima sertifikat ISO 14001 : 2004, ISO 2000, OHSAS 19001 : 1999 dari
SGS. 23 Juni 2006
15)Menerima Sertifikat OHSAS 18001:2007. No : ID05/0629. 20 Juli 2008
d. Bidang usaha
PT Waskita Karya (Persero) melakukan kegiatan usaha dalam 18 bidang
yang terkait dengan pengalamannya dalam pembangunan, serta sesuai dengan
cakupan bidang usaha yang tertera dalam anggaran dasarnya. Ke-18 bidang tersebut
adalah: jasa pertambangan; pekerjaan terintegrasi (engineering, procurement and
construction, atau EPC); rancang bangun; manajemen gedung; pabrikasi bahan dan
komponen bangunan; pabrikasi komponen dan peralatan konstruksi; pabrikasi
56

barang logam, kayu, karet dan plastik; penyewaan peralatan konstruksi; layanan jasa
keagenan bahan dan komponen bangunan, serta peralatan konstruksi; investasi dan
atau pengelolaan usaha prasarana dan sarana dasar serta industri; agro industri;
ekspor impor; perdagangan umum; pengelolaan kawasan; system development;
layanan jasa teknologi informasi dan kepariwisataan; serta pengembang properti dan
realti. Fokus usaha, Perseroan terutama melakukan pekerjaan pelaksanaan konstruksi
yang meliputi: pekerjaan sipil; pekerjaan mekanikal-elektrikal; pekerjaan
telekomunikasi dan radio; serta perbaikan, pemeliharaan dan renovasi bangunan.
Adapun kegiatan produksinya terbagi atas: produk gedung dan prasarana industri,
produk prasarana transportasi, dan produk sumber daya air dan ketenagaan.

IV.1.2 Profil PT.Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk

PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk yang didirikan pada tanggal 26


Agustus 1953 dengan Usaha Inti (Core Business) dibidang Jasa Konstruksi, sampai saat
ini telah menunjukkan eksistensinya sebagai Kontraktor Umum yang telah memiliki
Pengalaman dalam Pembangunan Proyek Gedung (Perkantoran, Hotel, Rumah Sakit,
Universitas / Sekolah dan lain-lain) serta Proyek Sipil (Dermaga, Jalan & Jembatan,
Dam & Irigasi, Under Pass, Power Station, Hanggar Pesawat Terbang, Stadion Olah
Raga dan lain-lain). Pada saat pertama didirikan PT Pembangunan Perumahan (Persero)
ditugasi untuk membangun Perumahan Pejabat PT Semen Gresik Tbk Anak Perusahaan
Bapindo di Gresik. Dalam perkembangannya kemudian, PT PP (Persero) memperoleh
kepercayaan untuk membangun proyek-proyek besar seperti Hotel Indonesia,
Ambarukmo Palace dan lainnya. Bangunan Hotel Indonesia setinggi 14 tingkat dengan
427 kamar, yang merupakan bangunan tertinggi pertama di Indonesia, diselesaikan
tahun 1962 saat PT PP (Persero) masih berusia muda. PT Pembangunan Perumahan
(Persero) dengan kantor pusat di Jakarta, memiliki 3 (tiga) Divisi Operasi yang
membawahi 8 (delapan) Cabang yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan
menempatkan kantor Divisi Operasi / Cabang di Ibukota Provinsi yaitu di Medan,
Pekan Baru, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya. Selama lebih
dari 50 tahun berkiprah dalam profesinya sebagai kontraktor nasional, tetap konsisten
dengan misinya sebagai agen pembangunan nasional yang memiliki sumber daya
menusia yang menjunjung tinggi sesuai dengan budaya Perusahaan : KERJA KERAS,
DISIPLIN, dan BERSYUKUR
57

a. Proyek yang telah ditangani PT.PP ( Persero )


Keberhasilan PT PP (Persero) dalam membangun proyek-proyek besar itu
membuahkan kepercayaan dari berbagai pihak untuk menangani proyek-proyek
besar lainnya sepanjang 5 dekade sejak 1960, sebagai berikut:
1) Dekade 1960 – 1970 :
a) Hotel Indonesia
b) Hotel Bali Beach
c) Hotel Ambarukmo Palace
d) Hotel Samudera Beach
2) Dekade 1970 – 1980 :
a) PLTA Asaha
b) Pelabuhan I Timur Tanjung Priok
c) PLTU Semarang
d) Perluasan Jaringan Jatiluhur
e) Wisma Nusantara
f) Hotel Presiden
3) Dekade 1980 – 1990 :
a) PLTA Saguling
b) PLTA Cirata
c) Pelabuhan Teluk Bayur
d) Perluasan Pelabuhan Ferry Terminal Bakauheni
e) Perluasan Pelabuhan Panjang
4) Dekade 1990 – 2000 :
a) Bandara Internasional Bali
b) Pembangunan Kembali Hotel Bali Beach
c) Bendung Gerak Perjaya Komering di Sumatera Selatan
d) Bendungan Pengga di NTB
e) Jembatan Cable Stayed Barelang Batam – Tonton
f) PLTGU Tambak Larok di Jawa Tengah
g) Pelabuhan PLTGU Suralaya (Suralaya Marine-Civil Work)
5) Dekade 2000 – 2004 :
58

a) Glodok Plaza Jakarta


b) Pasar Tanah Abang Jakarta
c) Pasar Baru Bandung
d) Mega Grosir ITC Cempaka Mas jakarta
e) Mega Bekasi Shopping Center,dll
f) Fly Over Semarang
g) Under Pass Senen
h) Jembatan S. Sumpang Sulawesi Selatan
i) Jalan Tol Bintaro Viaduct – Ulujami, Jakarta
j) Jalan Tol Interchange Padalarang, Jawa Barat,dll
k) Pelabuhan Ferry Ule Lheuwe
l) Pelabuhan Batu Licin Kalimantan Selatan dll
m) Dam Wonorejo
n) Irigasi Komering Sumatera Selatan
o) Itrigasi Rumbia Barat Lampung dll

b. Penghargaan yang telah diraih PT PP ( Persero )

Selama berkiprah dalam profesinya, PT PP (Persero) telah meraih beberapa


penghargaan Internasional, antara lain:

1) International federation of Asian and Western Pacific Contractor’s Association


(IFAWPCA) berupa IFWPCA Gold Medal for Civil Engineering Construction
pada tahun 1978 atas keberhasilan membangun Dermaga Pelabuhan I Timur
Tanjung Priok
2) IFAWPCA Gold Medal for Building Construction atas keberhasilan
membangun kembali Hotel Bali Beach pada tanggal 17 April 1995.
3) PT PP (Persero) memperoleh medali IFAWPCA Builders Award 1994 melalui
proposalnya ”Rebuilding the Bali Beach Hotel A Great Prospective Hotel
After Inferno”.
c. Bidang usaha PT.PP (Persero) Tbk.

Dalam perkembangan usahanya, PT PP (Persero) melakukan diversifikasi usaha


yang mulai dirintis pada tahun 1991. Pengembangan usaha tersebut yang masih berjalan
sampai saat ini adalah menyewakan ruang kantor di Plaza PP dan pengembangan usaha
realti di kawasan Cibubur.Untuk beberapa tahun kedepan PT PP (Persero) masih tetap
59

akan memfokuskan usahanya pada usaha inti yaitu sebagai kontraktor di bidang
bangunan gedung dan bangunan sipil lainnya dengan segmen pasar yang terseleksi.

IV.1.3 Profil Hutama Karya

PT. HUTAMA KARYA (Persero) selanjutnya disebut PT. HK awalnya


merupakan perusahaan swasta Hindia Belanda ‘Hollandsche Beton Maatschappij’
yang dinasionalisasi pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No.
61/1961 Tanggal 29 Maret 1961 dengan nama PN. HUTAMA KARYA. Status
perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 14 tahun 1971 juncto Akta Perseroan Terbatas No. 74 tanggal 15 Maret 1973,
juncto Akta Perubahan No.48 tanggal 8 Agustus 1973 yang keduanya dibuat
dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH yang kemudian berdasarkan Surat Keputusan
Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. DU/MK.136/KPTS/03/2009 tanggal 29
Januari 2009 tentang Penetapan Hari Ulang Tahun PT. Hutama Karya, maka dengan
ini tanggal 29 Maret ditetapkan sebagai hari ulang tahun PT. Hutama Karya. Tahun
1960 merupakan tonggak transformasi PT. Hutama Karya dari perusahaan swasta
'Hollandsche Beton Maatschappij ‘ menjadi PN. HUTAMA KARYA. Sejak phase
transformasi, PN. Hutama Karya telah menghasilkan karya konstruksi yang bernilai
sejarah dan monumental seperti Gedung DPR/MPR RI, Monumen Patung Pancoran.
Menandai dimulainya teknologi Beton pra Tekan di Indonesia, dimana PN. Hutama
Karya telah mengenalkan sistem prategang BBRV dari Swiss. Sebagai wujud
eksistensi terhadap teknologi ini PN. Hutama Karya membentuk Divisi khusus
prategang. Pada dekade ini Hutama Karya berubah status menjadi PT. Hutama Karya
(Persero).

Mengantisipasi tantangan bisnis konstruksi yang semakin berkembang yang


kompetitif PT. Hutama Karya telah melakukan terobosan dengan diversifikasi usaha
dengan mendirikan Unit Bisnis Haka Pole Pabrik Tiang Penerangan Jalan Umum
berbagai tipe dari baja bersegi delapan (octagonal) dari melakukan ekspansi usaha
diluar negeri serta awal inovasi teknologi dengan ditemukannya LPBH-80’SOSRO
BAHU’(Landasan Putar Bebas Hambatan) oleh Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati.
Sejalan dengan pengembangan inovasi yang terus menerus dan mengikuti kemjauan
teknologi konstruksi yang berkembang pesat, PT. Hutama Karya telah mampu
60

menghasilkan produk denagn teknologi tinggi berupa : Jembatan Bentang Panjang


(Suspension Cable Brigde, Balance Cantilever Bridge, Arch Steel Bridge, Cable
Stayed). PT. Hutama Karya telah memenuhi standard internasional dalam hal kualitas,
keselamatan kerja, dan lingkungan dengan didapatkannya sertifikat ISO
9002:1994,OHSAS 18001:1999. Era Millenia dimana dinamika ekonomi semakin
pesat, PT.Hutama Karya telah merevitalisasi diri dengan melakukan pengembangan
usaha untuk sector sector swasta dengan pembangunan: High Rise Building (Bakrie
Tower. Apartement), Infrastrukstur (jalan tol). Seiring dengan perkembangan tersebut,
kualitas dan mutu tetap menjadi perhatian PT. Hutama Karya. Hal ini terbukti dengan
didapatkannya ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, dan OHSAS 18001:2007.Perubahan
lingkungan strategis memacu PT. Hutama Karya ikut turut berubah. Berbagai rencana
dimasa depan dapat dicanangkan, salah satunya adalah menjadi perusahaan terbuka
sebelum tahun 2015.

a. Visi, Misi, Moto, dan Budaya PT.Hutama Karya (Persero) Tbk


1) Visi :Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi Yang Handal dan
Terkemuka.
2) Misi :Meningkatkan nilai perusahaan di bidang industri konstruksi
secara profesional dalam memenuhi harapan Pemangku Kepentingan
(Stakeholder).
3) Moto PT. Hutama Karya “Inovasi Untuk Solusi” Insan HUTAMA
senantiasa mencari alternatif cara baru dalam pengelolaan aktivitas
dan pernyelesaian permasalahan.
4) Budaya Perusahaan PT. Hutama Karya
a) Orientasi Pada Pelanggan
b) Integritas
c) Profesional
b. Kebijakan Perusahaan

Pelaksanaan disiplin kerja di PT. Hutama Karya (Persero) dilakukan secara


flexible namun ada aturan yang diterapkan perusahaan antara lain:

Masuk kerja : 09.00 WIB

Istirahat : 11.30 s/d 13.00 WIB


61

Pulang : 18.00 WIB

Sedang pakaian yang digunakan seragam coklat pada hari senin dan kamis,
dan pakaian batik pada hari jumat dan sabtu karyawan yang bekerja pada PT. Hutama
Karya (Persero) tersebut. Namun pada perusahaan tersebut diterapkan jam lembur
mengingat kondisi proyek yang tidak bisa dilaksanakan setengah- setengah, jam
lembur tersebut sekitar pukul 17.00 s/d 22.00 WIB atau bahkan sampai pagi. Namun
semua pekerja atau karyawan yang lembur diberi tunjangan lembur bagi mereka,
terkadang proyek dapat berhenti melihat kondisi yang tidak mendukung namun jika
kondisi masih dapat diatasi pekerjaan masih tetap dilanjutkan. Pelaksana terus
memberikan instruksi pada pekerja sehingga pelaksanaan bekerja dengan baik.
Kebijakan mutu, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) PT.
Hutama Karya (Persero) bergerak dalam jasa konstruksi (Civil Engineering and
General Contractor) mempunyai komitmen untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan
seluruh komunitas yang berhubungan dengan seluruh kegiatan perusahaan dengan
cara mengendalikan setiap resiko terhadap mutu dan Keselamatan, dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (MK3L) sehingga akan dihasikan proses kerja dan produk
yang berkualitas, sehat, dan aman terhadap manusia maupun lingkungan. Untuk
mencapai komitmen tersebut direksi menetapkan:

1) Memenuhi semua ketentuan aturan, persyaratan lain dan rekaan terkait


dengan masalah MK3L.
2) Berusaha mengendalikan MK3L yang dapat menyebabkan kecelakaan
dan sakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan maupun penurunan
kepuasan pelanggan.
3) Berusaha mencegah terjadinya pencemaran dan aspek penting MK3L
terutama penggunaan SDM, SDA, pengolahan kualitas udara dan
penggunaan limbah termasuk aspek lainnya yang berdampak negatif
terhadap MK3L.
4) Menjamin seluruh karyawan

VI. 2 Gambaran Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Depok - Antasari, Paket 1,


Antasari - Brigif, Sta. -01+121 s/d Sta. 5+775.
62

Lokasi Proyek : Jl. Antasari – Brigif, Jakarta Selatan, Indonesia.

Pemilik Proyek : PT. Citra Waspphutowa.

Konsultan Supervisi : JO VK – MVB – IKU

Kontraktor Pelaksana : Waskita – PP – HK KSO

Nomor Kontrak : 6-SPJK-HK04

Tanggal Kontrak : 23 September 2014

Nilai Kontrak : Rp. 1.344.926.653.988

Waktu Pelaksanaan : 18 Bulan (540 hr).

Jenis Proyek : Jalan Tol, Ramp, Jembatan, Interchange, Perkerasan


Beton, Tunel.

Panjang Proyek : 6.896 KM, 2 Jalur 6 Lajur.

Jenis Pekerjaan Utama : Bore Pile Ø1200mm & Ø1000mm, Pancang dia. 6cmJembatan(PCI,
Girder & Box Beton Girder), Perkerasan Beton, Aspal, Barrier,
Drainase, Utilitas, dan Pekerjaan Lain-lain.

Konsultan : PT. Virama Karya (Persero) ,PT. Multi Phi Beta, PT. Indotek
Konsultan Utama
63

IV.3 Hasil Identifikasi Risiko Pada Tahapan Pekerjaan Pier dan Pier Head
Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Risiko Pada Tahapan Pekerjaan pier

NO PEKERJAAN RINCIAN PEKERJAAN POTENSI RISIKO RISIKO


1 Pembesian 1. Postur janggal saat 1.Cidera Otot
penggangkatan secara 2.Memar
manual. 3. Luka sobek
2. Tangan / kaki terjepit 4. Luka tergores
atau tertimpa besi. 5.Iritasi kulit
3.Karat besi.

1. Perapihan susunan besi dan pemberian tanda


pengelompokan ukuran besi.
64

1.Jari terpotong oleh


gunting besi.
2. Jari tangan tergenjet
diantara besi potong dengan 1. Putus.
lock plates. 2. Memar.
3. Tangan/kaki 3.iritasi pada telapak
tergores/tertusuk ujung besi tangan.
4.karat dari besi 4.tersetrum
2. Pemotongan Besi dengan alat bar cutter 5. Tersengat Aliran listrik 5. Luka sobek
diarea work shop

1.Jari Tangan tergencet


diantara besi berputar
dengan besi penahan. 1. Putus.
2.Besi terpental. 2.Memar.
3.Kaki/Tangan 3.Luka sobek
3.. Pembengkokan besi dengan alat bar bender
tergores/tertusuk ujung besi 3.Iritasi Kulit
65

4.karat dari besi 4.tersetrum


5. Tersengat Aliran listrik
diarea work shop

1. Pekerjaan diatas
ketinggian
2. Karat besi 1. Terjatuh
3. Tepeleset 2. Putus jari

4. Pemasangan tulangan besi mengikuti shop Drawing 4. Tergores kawat 3. Memar

untuk menjaga besi agar tidak berubah saat potongan bendrat 4. Iritasi kulit

pengecoran,besi-besi diikat menggunakan kawat 5. Luka sobek

bendrat,dilakukan manual.
66

2. Pemasangan
Bekesting 1. Mobilisasi alat 1.Memar
berat,swing alat 2.Luka Sobek
berat dan ambles 3.Patang Tulang
2. Tali Sling terputus
saat Penggangkatan
Panel bekesing
3. Kaki pekerja terjepit
1. Mengangkat bekesting kolom ke lokasi panel bekesting
pemasangan dengan alat berat 4. Tanggan pekerja
2. Memasang panel pada pembesian kolom terjepit dan tergores
3. Menguatkan bekesting kolom panel bekesting
5. Panel roboh saat di
rakit
6. Roboh sambungan
Tulangan Besi yang
sudah dirakit
67

3 Pengecoran 1. Jatuh dari ketinggian 1.Meninggal


Kolom 2. Terpapar semen 2 Patah tulang
coran 3. Iritasi Kulit
3. Mata terkena 4.Iritasi Mata
percikan beton

1. Setelah tulangan di inspeksi dan di cek dimensi ,lalu


dicor menggunakan concrete pump pengecoran
dilakukan beberapa tahan tergantung ketinggian kolom
68

4 Pembongkaran 1. Jatuh dari ketinggian 1.Patah tulang


Bekesting 2. Terpeleset 2.Memar
3. Tertimpa Panel 3.Luka sobek
bekisting
4. Sling terputus.
5. Terjepit Panel
bekiting

1.Dilakukan paling cepat umur beton 2 hari

Tabel 4.2 Hasil Identifikasi Risiko Pada Tahapan Pekerjaan Pier Head

NO PEKERJAAN RINCIAN PEKERJAAN POTENSI RISIKO RISIKO


1. Pemasangan Shoring &
bekisting pier head 1. Jatuh dari ketinggian 1. Patang
bawah (base form) 2. Tertimpa Rakitan Tulang/keseleo
Shoring 2. Patah
3. Tangan terjepit saat 3. Memar,
perakitan shoring 4.Luka sobek
69

1. Perakitan shoring sesuai dengan ketinggian


kolom

1. Terkena Swing alat 1. Memar


berat 2. Luka sobek
2.Sling terputus& 3.Patah Tulang
tertimpa material
3. Tekena Swing alat
berat

2. Pemasangan Long Beam


70

1. Jatuh dari ketinggian 1. Meninggal


2.tersanndung material 2. Memar
3. Base Form ambruk 3.Patah Tulang
4.Luka sobek

3. Pemasangan Base Form

2 Pembesian
1. Jatuh dari ketinggian 1. Meninggal
2. Terpeleset 2.Patah tulang.
3.Terjepit besi 3.Luka sobek
4.kaki/tangan tertusuk 4.Memar
besi 5.Iritasi
5. Karat besi
71

1. Perakitan tulanag besi Pier Head

1. Jaruh dari ketinggian 1.Meninggal

2. Pemasangan sefety net 2.Tersandung tulangan 2.Memar


besi 3. Patah tulang
3.Tangan/kaki tertusuk 4.luka sobek
tulangan besi
72

3 Pemasangan Bekesting 1. Mobilisasi alat berat, 1..Memar


swing alat berat dan alat 2 Patah tulang
berat ambles 3. luka sobek
2. Tali sling terputus
saat pengangkatan panel
bekisting
3. Tanggan/kaki terjepit
panel bekesting

4. Panel roboh saat di


rakit

1. Pemasanga Bekesting samping

1. Meninggal
73

1. Jatuh dari ketinggian 2.Memar


2.Tanggan/kaki tergores 3.Luka sobek
panel bekisting

2. Pemasangan Safety net

4. Pengecoran

1. jatuh dari ketinggian 1.Meninggal


2.Tersandung materil 2.Memar
besi 3.Luka sobek
3.Terperosok di sela-
sela tulanagn besi
74

1. pengecekan Tulangan besi

1. Jatuh dari
ketinggian
2. Terpapar semen 1.Meninggal
coran 2.Memar
3. Mata terkena 3.Iritasi
percikan beton 4.Tersetrum
4. Tersengat listrik 5.luka sobaek
5. Tersandung
tulanagan besi
75

2.Pengecoran pier head


76

5. Pembongkaran Bekesting 1. Jatuh dari ketinggian 1.Meninggal


2. Tertusuk Besi 2. Patah Tulang
3. Tersandung Material 3. Luka sobek
4.Memar

1.Pembongkaran diawalin pelepasan Safety Net

1. Sling Putus 1. Meninggal


2. Tertimpa material
2. Memar
3. Tersusuk Sisa
Material 3.Luka sobek
4. Swing Alat Berat

2. Pelepasang Bekesting dan Shoring


77

IV.4 Analisis Risiko


Tabel 4.3 Hasil Penilaian Risiko Dalam Pekerjaan Pier

Nilai Risiko
Level Of
No Kegiatan Rincian Kegiatan Potensi Risiko Pengendalian
Risk
L E C
1 Pembesian 1.Perapihan susuanan 1.Postur janggal 1. Administration:
besi dan pemberian saat 1 2 1 2 Memberikan pengarahan ke pekerja &
tanda pengelompokan penggangkatan Acceptable Melakukan peregangan otot saat akan
ukuran besi secara manual memulai.
2. APD : Sarung tanggan, sefety
shoes,helm
1. Engineering: Menggunakan balok
2.Tangan/ kaki 3 2 1 6 sebagai pengungkit
terjepit/tertusuk/ Acceptable 2. Administration : Pekerjaan dilakukan
tertimpa besi secara benar ,yang minimal 6 orang.
3. APD : Sarung tanggan, sefety
shoes,helm
3. karat besi 3 2 1 6 1. Administration : Memberikan sarana
Acceptable cuci tangan ,menerapkan 5R, &
Memberikan arahan kepada pekerja
78

2.APD : Sarung tangan.


2. Pemotongan besi 1. Jari tangan 1. Engineering : Memerhatikan dan
dengan alat bar cutter terpotong guting 3 10 5 150 merawat alat
besi Subtansial 2.Administration : alat minimal
(Medium) dioprasikan 2 orang , memberikan
briefing & memasang instruksi
keselamatan penggunaan bar cutter di
dekat alat
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan
2. Jari tangan
terjepit diantara 3 10 5 150 1. Engineering : Memerhatikan dan
besi potong Subtansial merawat alat
dengan lock (Medium) 2.Administration : alat minimal
plates dioprasikan 2 orang , memberikan
briefing & memasang instruksi
keselamatan penggunaan bar cutter di
dekat alat
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan
79

1. Administration : Memberikan
3. Tangan/kaki 3 10 5 150 induksi ke pekerja ,menerapkan 5R,
tergores / Subtansial memproteksi area work shop.
tertusuk ujung (Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
besi tangan

4. Tersengat 1. Engineering : Memperhatikan dan


aliran listrik di 0,5 10 15 75 merawat alat
area work shop Subtansial 2.Administration : Memberikan briefing
(Medium) & memasang instruksi keselamatan
penggunaan bar cutter di dekat alat,
penempatan kabel listrik
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan
5.Besi terpental
0,5 10 5 25 1 Administration : Memberikan briefing
Priority 2 & memasang instruksi keselamatan
(Reendah) penggunaan bar cutter di dekat alat,
penempatan kabel listrik
2.APD : Helm, Safety shoes, sarung
80

tangan
4. Pembengkokan besi 1. Jari tanggan
dengan alat bar tergencet 1 10 15 150 1. Engineering : Memerhatikan dan
bender diantara besi Subtansial merawat alat
berputar dengan (Medium) 2.Administration : alat minimal
besi penahan. dioprasikan 2 orang , memberikan
briefing & memasang instruksi
keselamatan penggunaan bar cutter di
dekat alat
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan

2.Tanggan/ kaki 1. Administration : Memberikan induksi


tergores/tertusuk 3 10 5 150 ke pekerja ,menerapkan 5R,
ujung besi Subtansial memproteksi area work shop.
(Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
3.Karat besi 3 10 1 30 1. Administration : Memberikan induksi
Priority ke pekerja & menerapkan 5R,
(Rendah) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
81

tangan
4. Tersengat 1. Engineering : Memperhatikan dan
aliran listrik di 0,5 10 15 75 merawat alat
area work shop Subtansial 2.Administration : Memberikan briefing
(Medium) & memasang instruksi keselamatan
penggunaan bar cutter di dekat alat,
penempatan kabel listrik
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan

2. Pemasangan 1. Menggangkat 1. Mobilisasi 1.Engineering : Memasang lampu rotasi


Bekesting bekisting kolom ke alat berat, 3 3 15 135 (peringatan) pada kendaraan
lokasi pemasangan terkena swing Subtansial 2. Administration : Alat berat memiliki
dengan alat berat alat berat dan (medium) SIO & SILO yang masih
ambles berlaku,memasang rambu-rambu
2.Memasang panel pembatas
pada pembesian 3.Memakai APD
kolom
2.Tali sling 1.Engineering:Mempringatkan selalu
terputus saat 3 6 15 270 tentang tali sling, dan mempringati
82

3. Menguatkan penggangkatan Priority 1 operator


bekesting kolom panel bekisting (Tinggi) 2. APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

3.Tangan/kaki 1.Administration:Mempringatkan
pekerja terjepit 3 6 1 18 pekerja cara kerja yang aman
panel bekisting Acceptable 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
(Dapat reflector dan sarung tangan
diterma)

4. Panel roboh 30 1.Administration:Mempringatkan


saat di rakit 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

5. Roboh 30 1.Administration:Mempringatkan
sambungan 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
tulangan besi (Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
yang sudah reflector dan sarung tangan
83

dirakit
3 Pengecoran 1. Setelah diinspeksi 1. Jatuh dari 1. Engineering : Membuat railling/ life
kolom lalu pengecoran ketinggian 1 6 50 300 line sebagai tempat pengait body
kolom Priority 1 harness
(Tinggi) 2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
2. Terpapar 90 1.Administration : Memberikan briefing
semen cor 3 6 5 Subtansial memasang instruksi keselamatan ,
(Medium) memberikan SIB(surat ijin kerja),
mengatur jadwal pengecoran sebaiknya
dilakukan dalam suhu rendah seperti
malam hari karna suhu udara rendah
karna semen coran panas dan tidak
mengganggu lalu lintas
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan , body harness kaca mata safety
3. mata terkena 90 2.Administration : Memberikan briefing
84

percikan beton 3 6 5 Subtansial memasang instruksi keselamatan , &


(Medium) memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan body harness dan kaca mata
safety

4. Tersengat 1. Engineering : Memperhatikan dan


aliran listrik di 0,5 6 15 45 merawat alat
area pengecoran Priority 2 2.Administration : Memberikan briefing
(Rendah) & memasang instruksi keselamatan
penggunaan Vibrator di dekat alat,
penempatan kabel listrik
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan
85

4. Pembongkaran 1.Dilakukan paling 1. Jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life
bekisting cepat umur beton 2 kettnggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
hari (Tinggi) harness
2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
2.Tertimpa 30 1.Administration:Mempringatkan
panel bekisting 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

3. Tali sling 30 1.Administration:Mempringatkan


terputus 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

4.Terjepit panel 1.Administration:Mempringatkan


bekisting 3 6 1 18 pekerja cara kerja yang aman
86

Acceptable 2.APD : Helm , safety shoes, rompi


(Dapat reflector dan sarung tangan
diterma)

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Risiko Dalam Pekerjaan Pier Head

No Kegiatan Rincian Kegiatan Potensi risiko Nilai Risiko Level Of


Pengendalian
Risk
L E C
1 Pemasangan 1. Perakitan shoring 1. Jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life
Shoring & sesuai dengan ketinggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
bekesting pier ketinggian kolom (Tinggi) harness
head bawah (base 2.Administration : Memberikan briefing
form) memasang instruksi keselamatan , &
87

memberikan SIB(surat ijin kerja)


3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
2. Tertimpa 30 1.Administration:Mempringatkan
rakitan shoring 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

3. Tangan/kaki 1.Administration:Mempringatkan
terjepit saat 3 6 1 18 pekerja cara kerja yang aman
perakitan Acceptable 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
shoring (Dapat reflector dan sarung tangan
diterma)
3.Pemasangan long 1. Terkena 1.Engineering : Memasang lampu rotasi
beam swing alat berat 3 6 15 270 (peringatan) pada kendaraan
dan ambles Priority 1 2. Administration : Alat berat memiliki
(Tinggi) SIO & SILO yang masih
berlaku,memasang rambu-rambu
pembatas
3.Memakai APD
88

30 1.Administration:Mempringatkan
2. sling 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
terputus & (Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
tertimpa reflector dan sarung tangan
material
4. Pemasangan base 1. Jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life
form ketinggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
(Tinggi) harness
2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
2. Base form 30 1.Administration:Mempringatkan
ambruk 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

3.Tergores 1. Administration : Memberikan induksi


89

/tertusuk sisa 3 6 5 90 ke pekerja ,menerapkan 5R, dan


tulangan besi Subtansial memberi tanda pada besi agar terlihat
kolom (Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
2 Pembesian 1. Perakitan tulangan 1. Jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life
besi pier head ketinggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
(Tinggi) harness
2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness

2.Tangan /kaki 1. Administration : Memberikan induksi


ergores/tertusuk 3 6 5 90 ke pekerja ,menerapkan 5R, dan
saat perakitan Subtansial memberi tanda pada besi agar terlihat
(Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
3.karat besi 1. Administration : Memberikan induksi
3 6 1 18 ke pekerja & menerapkan 5R,
90

Acceptable 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung


(Dapat tangan
diterima)
3. Pemasangan 1.Mobilisasi 1.Engineering : Memasang lampu rotasi
bekisting alat berat, swing 3 6 15 270 (peringatan) pada kendaraan
1. Pemasangan crane dan Priority 1 2. Administration : Alat berat memiliki
bekisting samping ambles (Tinggi) SIO & SILO yang masih
berlaku,memasang rambu-rambu
pembatas
3.Memakai APD

2. Tali sling 1.Engineering:Mempringatkan selalu


terputus saat 3 6 15 270 tentang tali sling, dan mempringati
penggangkatan Priority 1 operator
panel bekisting (Tinggi) 2. APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

3. Tanggan 1.Administration:Mempringatkan
/kaki terjepit 3 6 1 18 pekerja cara kerja yang aman
panel bekisting Acceptable 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
91

(Dapat reflector dan sarung tangan


diterma)
4. Panel roboh 30 1.Administration:Mempringatkan
saat di rakit 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

2. Pemasangan safety 1. Jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life


net ketinggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
(Tinggi) harness
2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
1. Administration : Memberikan induksi
2. Tangan/kaki 3 6 5 90 ke pekerja ,menerapkan 5R, dan
tergores panel Subtansial memberi tanda pada besi agar terlihat
bekisting. (Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
92

4 Pengecoran Pier 1. jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life


Head 1. Pengecekan ketinggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
tulangan besi (Tinggi) harness
2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
2.Tersandung 1 6 5 30 1.Administration:Mempringatkan
material besi Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

3. Terperosok di 30 1.Administration:Mempringatkan
sela-sela 1 6 5 Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
tualanagn besi (Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

4. Tangan /kaki 1. Administration : Memberikan induksi


Tergores 3 6 5 90 ke pekerja ,menerapkan 5R, dan
93

/tertusuk Subtansial memberi tanda pada besi agar terlihat


tulangan besi (Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
5.karat besi 3 6 1 30 1. Administration : Memberikan induksi
Priority ke pekerja & menerapkan 5R,
(Rendah) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
2.Pengecoran 1.Jatuh dari 300 1. Engineering : Membuat railling/ life
ketinggian 1 6 50 Priority 1 line sebagai tempat pengait body
(Tinggi) harness
2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
2. Terpapar 90 1.Administration : Memberikan briefing
semen coran 3 6 5 Subtansial memasang instruksi keselamatan ,
(Medium) memberikan SIB(surat ijin kerja),
mengatur jadwal pengecoran sebaiknya
dilakukan dalam suhu rendah seperti
94

malam hari karna suhu udara rendah


karna semen coran panas dan tidak
mengganggu lalu lintas
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan , body harness kaca mata safety,
dan masker
3. Tersengat 1. Engineering : Memperhatikan dan
listrik 0,5 6 15 45 merawat alat
Priority 2 2.Administration : Memberikan briefing
(Rendah) & memasang instruksi keselamatan
penggunaan Vibrator di dekat alat,
penempatan kabel listrik
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan
4. Tersandung 1 6 5 30 1.Administration:Mempringatkan
tulangan besi Priority 2 pekerja cara kerja yang aman
(Rendah ) 2.APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan
95

5.Tangan /kai 1. Administration : Memberikan


tergores/tertusu 3 6 5 90 pengarahn ke pekerja dan menerapkan
k tulangan besi Subtansial 5R,
(Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
5 Pembongkaran 1. Pembongkaran 1. Engineering : Membuat railling/ life
bekisting diaawalin pelepasan 1. Jatuh dari 1 6 50 300 line sebagai tempat pengait body
safety net ketinggian Priority 1 harness
(Tinggi) 2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness

2.Tergores/tertu 1. Administration : Memberikan induksi


suk material 3 6 5 90 ke pekerja ,menerapkan 5R, dan
Subtansial memberi tanda pada besi agar terlihat
(Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
2. pembongkaran 1. Sling terputus 1.Engineering:Mempringatkan selalu
96

bekisting dan shoring 3 6 15 270 tentang tali sling, dan mempringati


Priority 1 operator
(Tinggi) 2. APD : Helm , safety shoes, rompi
reflector dan sarung tangan

2.Tertimpa 1..Engineering : Mempringatkan


material 0,5 6 50 150 operator, memasang rambu-rambu
pembongkaran 2. Administration : Memberikan
pengarahan kepada operator dan tenaga
kerja pembongkaran m,menerapkan 5R
dan pengawasan
3. APD : Helm,safety shoes, sarung
tangan, dan rompi berlefektor
3.tergores/tertus 1. Administration : Memberikan induksi
uk sisa material 3 6 5 90 ke pekerja ,menerapkan 5R, dan
Subtansial memberi tanda pada besi agar terlihat
(Medium) 2.APD : Helm,safety shoes, & sarung
tangan
4. Jatuh dari 1. Engineering : Membuat railling/ life
ketinggian 1 6 50 300 line sebagai tempat pengait body
97

Priority 1 harness
(Tinggi) 2.Administration : Memberikan briefing
memasang instruksi keselamatan , &
memberikan SIB(surat ijin kerja)
3.APD : Helm, Safety shoes, sarung
tangan dan body harness
98
99

IV.5 Pembahasan Hasil Penelitian di Proyek Pembangunan Jalan Tol Depok-Antasari


Hasil identifikasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan berdasarkan
observasi secara langsung dan wawancara kepada pihak yang bertanggung jawab dan
pihak yang mengetahui tahapan pelaksaan proyek pembangunan jalan tol Depok-
Antasai.

IV.5.1 Pembahasan pekerjaan pier


IV.5.1.1 Kegiatan Pembesian
a. Perapihan susunan besi dan pemberian tanda pengelompokan ukuran besi.
Dalam rincian pekerjaan perapihan susunan besi dan pemberian tanda
pengelompokan ukuran besi memiliki terdapat 3 potensi risiko sebagai berikut :
1) Postur janggal saat pengangkatan , consequences memiliki nilai 1 karena
dapat menimbulkan cidera otot ringan/pegal –pegal . Exposure memiliki nilai
2 dikarena pekerjaan yang dilakukan jika orderan besi datang atau stock
habis. Likelihood memiliki nilai 1, karena kejadian ini sangat kecil terjadi
dikarenakan pendatangan material jika stock habis dan tenaga kerja dilakuakn
lebih dari 2 orang. Level of risk yaitu 2 , action dapat diterima .
Recommend yang dapat dilakukan berupa melakukan peregangan otot
beberapa saat sebelum melakukan kegiatan dan disarankan agar melakukan
pengangkatan material besi lebih dari 2 orang dan juga sebaikinya
menggunakan balok sebagai penggungkit.
2) Tangan/kaki terjepit/tertusuk/ tertimpa besi , consequences memiliki nilai 1
karna dapat menimbulkan cidera memar dan luka sobek . Exposure memiliki
nilai 2 pekerjaan ini dilakukan jika orderan besi datang atau stock habis.
Likelihood memiliki nilai 3 dikarenakan tidak biasa terjadi namun
mempunyai kemungkinan terjadi. Level of risk yaitu 6 , action dapat
diterima . Recommend yang dapat dilakukan berupa memberikan
pengawasan pengguanaan APD, melakukan proteksi area dan perapihan area
pembesian dengan rapi dan bersih,
3) Karat besi , consequences memiliki nilai 1 karna dapat menimbulkan cidera
memar dan luka sobek . Exposure memiliki nilai 2 pekerjaan ini dilakukan
jika orderan besi datang atau stock habis. Likelihood memiliki nilai 3
dikarenakan tidak biasa terjadi namun mempunyai kemungkinan terjadi,
jarang terdapat keluhaan dari pekerja tentang karat besi yang bisa
100

menyebabkan iritasi pada kulit tanggan, tetapi karat besi dapat memberikan
penurunan kualitas dari besi itu sendiri. Level of risk yaitu 6 , action dapat
diterima Recommend yang dapat dilakukan memproteksi area besi dengan
menutupi terpal atau pelnutup lainnya agar tidak langsung terpapar oleh
panas/ hujan , menyediakan tempat cuci tangan disekitar area , dan melakukan
pengawasan APD seperti penggunaan sarung tangan.
b. Pemotongan besi dengan alat bar cutter
Dalam pemotongan besi dengan alat bar cutter terdapat 5 potensi risiko sebagai
berikut :
1) Jari tangan terpotong guting besi, consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 10 sering terjadi dalam sehari, karena permintaaan
pemasangan tulangan banyak pekerjaan pemotongan besi juga meningkat
dilakukan sesuai dengan permintaan.. Likelihood memiliki nilai 3
mempunyai kemungkinan dapat terjadi dengan level of risk yaitu 90
(Medium) dengan action perbaikan secara teknis . Recommend yang dapat
dilakukan melakukan pengrahan kepada pekerja agar selalu bekerja dengan
aman tidak lalai, melakukan komunikasi antara pekerja, biasa penggunaan
bar cutter di lalukan oleh 2 orang atau lebih, memasang instruksi
penggunaan bar cutter dekat alat dan mengawasi penggunaan APD.
2) Jari tangan terjepit diantara besi terpotong dengan lock plates. Consequences
memiliki nilai 5 membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan
jari terputus . Exposure memiliki nilai 10 sering terjadi dalam sehari, karena
permintaaan pemasangan tulangan banyak pekerjaan pemotongan besi juga
meningkat dilakukan sesuai dengan permintaan.. Likelihood memiliki nilai 3
mempunyai kemungkinan dapat terjadi dengan level of risk yaitu 150
(medium) dengan action perbaikan secara teknis . Recommend merawat alat ,
alat minimal di oprasikan 2 orang dengan menjaga komunikasi ,tidak lalai
dalam bekerja, memasang instruksi keselamtan pada alat , dan pengawasan
APD.
3) Tangan/kaki tergores/tertusuk ujung , consequences memiliki nilai 5 karna
dapat membutuhkan penanganan medis bisa dikarenakan luka tertusuk dalam
saat pekerja tidak berhati-hati dalam menarik besi . Exposure memiliki nilai
10 dikarekan hampir setiap hari ada permintaan besi sesuai dengan
101

permintaan. Likelihood memiliki nilai 3 dikarenakan tidak biasa terjadi


namun mempunyai kemungkinan terjadi jika pekerja lalai dalam bekerja
Level of risk yaitu 150 (Medium) , action perbaikan secara teknis.
Recommend yang dapat dilakukan berupa memberikan pengawasan
pengguanaan APD, melakukan proteksi area dan perapihan area pembesian
sesuai ukuran dan penandaan agar pekerja tidak tersandung.
4) Tersengat aliran listrik, consequences memiliki nilai 5 karna dapat
membutuhkan penanganan medis dan bisa merusak area pembesian seperti
terbakar. Exposure memiliki nilai 10 dikarekan hampir setiap hari ada
permintaan besi sesuai dengan permintaan. Likelihood memiliki nilai 0,5
meskipun sudah sering dilakukan proses pekerjaan ini jarang menimbulkan
tersengat listrik , ada potensi tetapi masih langka terjadi diarea pekerjaan
pembesian. Level of risk yaitu 75 (Medium) , action perbaikan secara teknis.
Recommend memberikan label aliran listrik,peletakan kabel-kabel yang
sedang dioprasikan ,penerapan 5R, memberikan arahan perlu pengawasan
juga penggunaan APD.
5) Besi terpental, consequences memiliki nilai 5 karna dapat membutuhkan
penanganan medis karna bisa saja anggota tubuh yang terkena pentalan dari
besi dan juga orang atau benda diarea pembesian. Exposure memiliki nilai
10 dikarekan hampir setiap hari ada permintaan besi sesuai dengan
permintaan. Likelihood memiliki nilai 0,5 mungkin terjadi,tetapi tidak
pernah meskipun pemotongan besi dilakukan setiap hari dikarenakan
kesesuaian perhitungan. Level of risk yaitu 25(Rendah), action perlu diawasi
dan perhatian, recommend memberikan pengarahan sebelum melakukan
kegiatan, memasang instruksi keselamatn penggunaan alat, perilaku aman
ditempat kerja,melakukan pengawasan pada setiap pekerjaan yang dilakukan
tenaga kerja dan penggunaan APD.
c. Pembengkokan besi dengan alat bar bender
Dalam pemotongan besi dengan alat bar cutter terdapat 5 potensi risiko sebagai
berikut :
1) Jari tangan tergencet diantara besi berputar dengan besi penahan,
consequences memiliki nilai 15 bisa putus penanganan medis karena dapat
menimbulkan jari terputus dan kerusakan saraf . Exposure memiliki nilai 10
sering terjadi dalam sehari, karena permintaaan pemasangan tulangan banyak
102

pekerjaan pembengkokan besi juga meningkat dilakukan sesuai dengan


permintaan.. Likelihood memiliki nilai 1 karena kejadian ini sangat kecil
kejadiannya dikarenakan pekerja sudah mengetahui SOP penggunaan alat
dengan level of risk yaitu 150 (Medium) dengan action perbaikan secara
teknis. Recommend yang dapat dilakukan melakukan pengarahan kepada
pekerja agar selalu bekerja dengan aman tidak lalai, melakukan komunikasi
antara pekerja, biasa penggunaan bar cutter di lalukan oleh 2 orang atau
lebih, memasang instruksi penggunaan bar cutter dekat alat dan mengawasi
penggunaan APD.
2) Jari tangan terjepit diantara besi terpotong dengan lock plates. Consequences
memiliki nilai 5 membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan
jari terputus . Exposure memiliki nilai 10 sering terjadi dalam sehari, karena
permintaaan pemasangan tulangan banyak pekerjaan pemotongan besi juga
meningkat dilakukan sesuai dengan permintaan.. Likelihood memiliki nilai 3
mempunyai kemungkinan dapat terjadi dengan level of risk yaitu 150
(medium) dengan action perbaikan secara teknis . Recommend merawat alat ,
alat minimal di oprasikan 2 orang dengan menjaga komunikasi ,tidak lalai
dalam bekerja, memasang instruksi keselamtan pada alat , dan pengawasan
APD.
3) Karat besi , consequences memiliki nilai 1 karna dapat menimbulkan iritasi
pada tangan jika terpapar langsung tidak menggunakan sarung tangan dan
tidak segera membersihkan tangan. Exposure memiliki nilai 10 pekerjaan ini
dilakukan setiap hari selama permintaan masih ada. Likelihood memiliki
nilai 3 dikarenakan tidak biasa terjadi namun mempunyai kemungkinan
terjadi, jarang terdapat keluhaan dari pekerja tentang karat besi yang bisa
menyebabkan iritasi pada kulit tanggan, tetapi karat besi juga dapat
memberikan penurunan kualitas dari besi itu sendiri. Level of risk yaitu 30
(rendah), action dapat diterima Recommend yang dapat dilakukan
memproteksi area besi dengan menutupi terpal atau pelnutup lainnya agar
tidak langsung terpapar oleh panas/ hujan , menyediakan tempat cuci tangan
disekitar area , dan melakukan pengawasan APD seperti penggunaan sarung
tangan.
4) Tersengat aliran listrik, consequences memiliki nilai 5 karna dapat
membutuhkan penanganan medis dan bisa merusak area pembesian seperti
103

terbakar. Exposure memiliki nilai 10 dikarekan hampir setiap hari ada


permintaan besi sesuai dengan permintaan. Likelihood memiliki nilai 0,5
meskipun sudah sering dilakukan proses pekerjaan ini jarang menimbulkan
tersengat listrik , ada potensi tetapi masih langka terjadi diarea pekerjaan
pembesian. Level of risk yaitu 75 (Medium) , action perbaikan secara teknis.
Recommend memberikan label aliran listrik,peletakan kabel-kabel yang
sedang dioprasikan ,penerapan 5R, memberikan arahan perlu pengawasan
juga penggunaan APD.

IV.5.1.2 Kegiatan Pemasangan Bekisting


a. Menggangkat bekisting kolom ke lokasi pemasangan menggunakan alat berat
1) Mobilisasi alat berat ,terkena swing alat berat dan ambles, consequences
memiliki nilai 15 karna dapat menimbulkan bahaya yang bersifat permanet
baik orang yang terkena atau kerusakan pada lingkungan sekitar. Exposure
memiliki nilai 3 dikarenakan pengangkatan bekisting cuma beberpa minggu
sekali. Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi tetapi memiliki
kemungkinan terjadi dan banyak faktor yang dapat mengakibatkan seperti
cuaca dan jalan yang tidak. Level of risk yaitu 135 (Medium) , action
perbaikan secara teknis. Recommend memasang rambu-rambu peringatan
saat penggunaan alat berat, menempatkan minimal 1 personil flagman untuk
memngawasi beroprasinya alat berat, memeriksa selalu keadaan alat berat
baik sebelum dan sesudah digunakan , dirawat, dan juga selalu memastikan
area wajib menggunakan APD.
2) Tali sling terputus saat penggangkatan panel bekisting, consequences
memiliki nilai 15 karna dapat menimbulkan bahaya yang bersifat permanet
baik orang yang terkena atau kerusakan pada lingkungan sekitar. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakn
bertahap tergantung ketinggian kolom jadi penggunaan sling untuk
menggangkat sering digunanagn. Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa
terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika saja sling itu sudah tidak
layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 270 (Tinggi), action perlu
penanganan secepatny. Recommend operator alat berat /penyedia sling selalu
memperhatikan kondisi sling baik sebelum ,saat ,dan sesudah dipakai,
perawatan harus dilakukan saat penyimpanan, pengangkatan beban yang
104

harus sesuai dengan beban sling itu sendiri, pengawasan dari tim K3 ,
memasang rambu-rambu saat terjadi pengangkatan panel bekisting diarea dan
pengawasan penggunaan APD.
3) Kaki/tangan pekerja terjepit/tergores panel bekisting, consequences memiliki
nilai 1 luka ringat karena tahap pekerjaan panel yang ditakutkan pekerja
terjepit/tergores saat mengarahkan oprator alat berat untuk memasang panel
bekisting. Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel
bekisting dilakuakn bertahap tergantung ketinggian kolom. Likelihood
memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika
saja sling itu sudah tidak layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 18 (Dapat
diterima), action dikurangi seminimal mungkin. Recommend Mempringatkan
pekerja cara kerja yang aman & menggunakan APD.
4) Panel roboh saat dirakit, consequences memiliki nilai 5 Membutuhkan
penangangan medis jika pekerja terkena timpahan panel bekising. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakan
bertahap tergantung ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian
ini sangat kecil terjadi do area proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai.
Level of risk yaitu 30 (Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan.
Recommend memberi pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan
dalam pekerjaan dan penggunaan APD .
5) Roboh sambungan tulangan besi yang sudah dirakit, , consequences memiliki
nilai 5 Membutuhkan penangangan medis jika. Exposure memiliki nilai 6
dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakan bertahap tergantung
ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi
do area proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk yaitu 30
(Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan. Recommend memberi
pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan
penggunaan APD .

IV.5.1.3 Kegiatan Pengecoran


Pengecoran kolom setelah diinspeksi lalu dilanjutkan pengecoran kolom
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi di area
105

proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk yaitu 300
(tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend memberi
pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan pengawasan
dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.
2) Terpapar semen cor, consequences memiliki nilai 5. Exposure memiliki nilai
6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan dan juga
dapat berbahaya jika sering terpapar. Likelihood memiliki nilai 3 tidak
terbiasa terjadi tapi mempunyai kemungkinan terjadi. Level of risk yaitu 90
(medium), action perbaikan secara teknis. Recommend memberi pengarahan
kepada pekerja, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan
APD .
3) Mata terkena percikan beton, consequences memiliki nilai 5. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan dan juga dapat berbahaya jika sering terpapar. Likelihood memiliki
nilai 3 tidak terbiasa terjadi tapi mempunyai kemungkinan terjadi. Level of
risk yaitu 90 (medium), action perbaikan secara teknis. Recommend
memberi pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan dalam
pekerjaan dan penggunaan APD .
4) Tersengat aliran listrik, consequences memiliki nilai 5 karna dapat
membutuhkan penanganan medis dan bisa merusak area pembesian seperti
terbakar. Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi
penegcoran sering dilakukan . Likelihood memiliki nilai 0,5 meskipun
sudah sering dilakukan proses pekerjaan ini jarang menimbulkan tersengat
listrik , ada potensi tetapi masih langka terjadi diarea pekerjaan pembesian.
Level of risk yaitu 45 (rendah) , action perlu diawasi dan perhatian.
Recommend memberikan label aliran listrik,peletakan kabel-kabel yang
sedang dioprasikan ,penerapan 5R, memberikan arahan perlu pengawasan
juga penggunaan APD.

IV.5.1.4 Kegiatan Pembongkaran


Pembongkaran bekisting dilakukan paling cepat umur beton 2 hari
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi di area
106

proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk yaitu 300
(tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend memberi
pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan pengawasan
dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harnes
2) Tertimpa panel bekisting, consequences memiliki nilai 5 Membutuhkan
penangangan medis jika pekerja terkena timpahan panel bekising. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakan
bertahap tergantung ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian
ini sangat kecil terjadi do area proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai.
Level of risk yaitu 30 (Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan.
Recommend memberi pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan
dalam pekerjaan dan penggunaan APD
3) Tali sling terputus saat penggangkatan panel bekisting, consequences
memiliki nilai 15 karna dapat menimbulkan bahaya yang bersifat permanet
baik orang yang terkena atau kerusakan pada lingkungan sekitar. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakn
bertahap tergantung ketinggian kolom jadi penggunaan sling untuk
menggangkat sering digunanagn. Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa
terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika saja sling itu sudah tidak
layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 270 (Tinggi), action perlu
penanganan secepatny. Recommend operator alat berat /penyedia sling selalu
memperhatikan kondisi sling baik sebelum ,saat ,dan sesudah dipakai,
perawatan harus dilakukan saat penyimpanan, pengangkatan beban yang
harus sesuai dengan beban sling itu sendiri, pengawasan dari tim K3 ,
memasang rambu-rambu saat terjadi pengangkatan panel bekisting diarea dan
pengawasan penggunaan APD.
a. Tangan/kaki pekerja terjepit/tergores panel bekisting, consequences memiliki
nilai 1 luka ringat karena tahap pekerjaan panel yang ditakutkan pekerja
terjepit/tergores saat mengarahkan oprator alat berat untuk memasang panel
bekisting. Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel
bekisting dilakuakn bertahap tergantung ketinggian kolom. Likelihood
memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika
saja sling itu sudah tidak layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 18 (Dapat
107

diterima), action dikurangi seminimal mungkin. Recommend Mempringatkan


pekerja cara kerja yang aman & menggunakan APD.

IV.5.2 Pembahasan pekerjaan Pier Head


IV.5.2.1 Pemasangan shoring dan bekisting pier head bawah (base form)
a. Perakitan shoring sesuai dengan ketinggian kolom
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan.
Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi di area proyek karna
perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu
penanganan secepatnya. Recommend memberi pengarahan kepada
pekerja,pemasangan railling melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan
penggunaan APD khususnya body harness.
2) Tertimpa rakitan shoring, consequences memiliki nilai 5 Membutuhkan
penangangan medis jika pekerja terkena timpahan panel bekising. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakan bertahap
tergantung ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat
kecil terjadi do area proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk
yaitu 30 (Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan. Recommend memberi
pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan
penggunaan APD .
3) Tanggan/kaki terjepit saat perakitan shoring, consequences memiliki nilai 1 luka
ringat karena tahap pekerjaan panel yang ditakutkan pekerja terjepit/tergores saat
mengarahkan oprator alat berat untuk memasang panel bekisting. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakn bertahap
tergantung ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi
tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika saja sling itu sudah tidak layak dipakai/
retas. Level of risk yaitu 18 (Dapat diterima), action dikurangi seminimal
mungkin. Recommend Mempringatkan pekerja cara kerja yang aman &
menggunakan APD.
b. Pemasangan long beam,
1) Terkena swing consequences memiliki nilai 15 karna dapat menimbulkan
bahaya yang bersifat permanet baik orang yang terkena atau kerusakan pada
108

lingkungan sekitar. Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan


long beam sering . Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi tetapi
memiliki kemungkinan terjadi dan banyak faktor yang dapat mengakibatkan
seperti cuaca dan jalan yang tidak. Level of risk yaitu 270 (tinggi) , action
perbaikan secara teknis. Recommend memasang rambu-rambu peringatan
saat penggunaan alat berat, menempatkan minimal 1 personil flagman untuk
memngawasi beroprasinya alat berat, memeriksa selalu keadaan alat berat
termasuk SIO dan SILO,perawatan alat berat dan juga selalu memastikan area
wajib menggunakan APD.
2) Tali sling terputus saat penggangkatan panel bekisting, consequences
memiliki nilai 5 jika terkea memerlukan tindakan medis . Exposure memiliki
nilai 6 dikarenakan pengangkatan dilakuakn bertahap tergantung bentang
pier head jadi penggunaan sling untuk menggangkat sering digunanagn.
Likelihood memiliki nilai 1 kejadian sangat kecil terjadi jika saja sling itu
sudah tidak layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 30 (rendah), action perlu
penanganan secepatny. Recommend operator alat berat /penyedia sling
selalu memperhatikan kondisi sling baik sebelum ,saat ,dan sesudah dipakai,
perawatan harus dilakukan saat penyimpanan, pengangkatan beban yang
harus sesuai dengan beban sling itu sendiri, pengawasan dari tim K3 ,
memasang rambu-rambu saat terjadi pengangkatan panel bekisting diarea dan
pengawasan penggunaan APD.
c. Pemasangan base form
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi .
Level of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya.
Recommend memberi pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling
melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya
body harness.
2) Base form ambruk consequences memiliki nilai 5 Membutuhkan
penangangan medis jika pekerja terkena timpah base form . Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan . Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi do
area proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk yaitu 30
109

(Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan. Recommend memberi


pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan
penggunaan APD .
3) Tergores/tertusuk sisa tulangan besi , Consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat
terjadi dengan level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan
secara teknis . Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja
,menerapkan 5R, wajib menggunakan APD.

IV.5.2.2 Pemasangan pembesian


a. Perakitan tulangan pembesian pier head
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi . Level
of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend
memberi pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan
pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.
2) Tangan/kaki tergores/tertusuk saat perakitan, Consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat
terjadi dengan level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan secara
teknis . Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja ,menerapkan
5R, wajib menggunakan APD
4) Karat besi , consequences memiliki nilai 1 karna dapat menimbulkan cidera
memar dan luka sobek . Exposure memiliki nilai 2 pekerjaan ini dilakukan
jika orderan besi datang atau stock habis. Likelihood memiliki nilai 3
dikarenakan tidak biasa terjadi namun mempunyai kemungkinan terjadi,
jarang terdapat keluhaan dari pekerja tentang karat besi yang bisa
menyebabkan iritasi pada kulit tanggan, tetapi karat besi dapat memberikan
penurunan kualitas dari besi itu sendiri. Level of risk yaitu 6 , action dapat
diterima Recommend yang dapat dilakukan memproteksi area besi dengan
110

menutupi terpal atau pelnutup lainnya agar tidak langsung terpapar oleh
panas/ hujan , menyediakan tempat cuci tangan disekitar area , dan melakukan
pengawasan APD seperti penggunaan sarung tangan.

IV.5.2.3 Pemasangan bekesting


a. Pemasangan bekisting samping
1) Mobilisasi alat berat, swing dan ambles consequences memiliki nilai 15 karna
dapat menimbulkan bahaya yang bersifat permanet baik orang yang terkena
atau kerusakan pada lingkungan sekitar. Exposure memiliki nilai 6
dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakn bertahap tergantung
ketinggian kolom jadi penggunaan sling untuk menggangkat sering
digunanagn. Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi tetapi memiliki
kemungkinan terjadi jika saja sling itu sudah tidak layak dipakai/ retas. Level
of risk yaitu 270 (Tinggi), action perlu penanganan secepatny. Recommend
operator alat berat /penyedia sling selalu memperhatikan kondisi sling baik
sebelum ,saat ,dan sesudah dipakai, perawatan harus dilakukan saat
penyimpanan, pengangkatan beban yang harus sesuai dengan beban sling itu
sendiri, pengawasan dari tim K3 , memasang rambu-rambu saat terjadi
pengangkatan panel bekisting diarea dan pengawasan penggunaan APD.
2) Tali sling terputus,, consequences memiliki nilai 15 jika karna dapat
menimbulkan bahaya yang bersifat permanet baik orang yang terkena atau
kerusakan pada lingkungan . Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan
pengangkatan dilakuakn bertahap tergantung bentang pier head jadi
penggunaan sling untuk menggangkat sering digunanagn. Likelihood
memiliki nilai 3 tidak biasa terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika
saja sling itu sudah tidak layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 270
(Tinggi), action perlu penanganan secepatny. Recommend operator alat
berat /penyedia sling selalu memperhatikan kondisi sling baik sebelum
,saat ,dan sesudah dipakai, perawatan harus dilakukan saat penyimpanan,
pengangkatan beban yang harus sesuai dengan beban sling itu sendiri,
pengawasan dari tim K3 , memasang rambu-rambu saat terjadi pengangkatan
panel bekisting diarea dan pengawasan penggunaan APD.
3) Tangan/kaki terjepit panel bekisting consequences memiliki nilai 1 luka ringat
karena tahap pekerjaan panel yang ditakutkan pekerja terjepit/tergores saat
111

mengarahkan oprator alat berat untuk memasang panel bekisting. Exposure


memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakn
bertahap tergantung ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 3 tidak
biasa terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika saja sling itu sudah
tidak layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 18 (Dapat diterima), action
dikurangi seminimal mungkin. Recommend Mempringatkan pekerja cara
kerja yang aman & menggunakan APD.
4) Panel roboh saat dirakit memiliki nilai 5 Membutuhkan penangangan medis
jika pekerja terkena timpah base form . Exposure memiliki nilai 6
dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan . Likelihood
memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi do area proyek karna
perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk yaitu 30 (Rendah), action
perlu diawasi dan perhatikan. Recommend memberi pengarahan kepada
pekerja, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD .
b. Pemasangan safety net
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi . Level
of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend
memberi pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan
pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.
2) Tangan/kaki tergores/tertusuk saat perakitan, Consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat
terjadi dengan level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan
secara teknis . Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja
,menerapkan 5R, wajib menggunakan APD.

IV.5.2.4 Pemasangan bekesting


a. Pengecekan tulangan besi
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi . Level
112

of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend


memberi pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan
pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.
4) Tersandung dan terperosok material besi, consequences memiliki nilai 5
Membutuhkan penangangan medis jika pekerja tersandung dan terkena material
disekitarannya. Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan pengecekan tulangan
dilakukan utnuk melihat apakah sudah sesuai dengan gambar yang diinginkan.
Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi. Level of risk yaitu
30 (Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan. Recommend memberi
pengarahan kepada tim pengecekan, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan
dan penggunaan APD .
5) Tangan/kaki tergores/tertusuk tulangan besi, , Consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat terjadi
dengan level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan secara teknis .
Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja ,menerapkan 5R, wajib
menggunakan APD.
6) Karat besi , consequences memiliki nilai 1 karna dapat menimbulkan cidera
memar dan luka sobek . Exposure memiliki nilai 2 pekerjaan ini dilakukan jika
orderan besi datang atau stock habis. Likelihood memiliki nilai 3 dikarenakan
tidak biasa terjadi namun mempunyai kemungkinan terjadi, jarang terdapat
keluhaan dari pekerja tentang karat besi yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit
tanggan, tetapi karat besi dapat memberikan penurunan kualitas dari besi itu
sendiri. Level of risk yaitu 6 , action dapat diterima Recommend yang dapat
dilakukan memproteksi area besi dengan menutupi terpal atau pelnutup lainnya
agar tidak langsung terpapar oleh panas/ hujan , menyediakan tempat cuci tangan
disekitar area , dan melakukan pengawasan APD seperti penggunaan sarung
tangan.
b. Pengecoran pier head
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan.
Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi . Level of risk yaitu
300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend memberi
113

pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan pengawasan dalam


pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.
2) Terpapar semen cor, consequences memiliki nilai 5. Exposure memiliki nilai 6
dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan dan juga dapat
berbahaya jika sering terpapar. Likelihood memiliki nilai 3 tidak terbiasa terjadi
tapi mempunyai kemungkinan terjadi. Level of risk yaitu 90 (medium), action
perbaikan secara teknis. Recommend memberi pengarahan kepada pekerja,
melaukukan pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD .
3) Tersengat listrik, , consequences memiliki nilai 5 karna dapat membutuhkan
penanganan medis dan bisa merusak area pembesian seperti terbakar. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan .
Likelihood memiliki nilai 0,5 meskipun sudah sering dilakukan proses
pekerjaan ini jarang menimbulkan tersengat listrik , ada potensi tetapi masih
langka terjadi diarea pekerjaan pembesian. Level of risk yaitu 45 (rendah) ,
action perlu diawasi dan perhatian. Recommend memberikan label aliran
listrik,peletakan kabel-kabel yang sedang dioprasikan ,penerapan 5R,
memberikan arahan perlu pengawasan juga penggunaan APD.
4) Tersandung dan terperosok material besi, consequences memiliki nilai 5
Membutuhkan penangangan medis jika pekerja tersandung dan terkena material
disekitarannya. Exposure memiliki nilai 6 dikarenakan pengecekan tulangan
dilakukan utnuk melihat apakah sudah sesuai dengan gambar yang diinginkan.
Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi. Level of risk yaitu
30 (Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan. Recommend memberi
pengarahan kepada tim pengecekan, melaukukan pengawasan dalam pekerjaan
dan penggunaan APD .
5) Tangan/kaki tergores/tertusuk tulangan besi, consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat terjadi
dengan level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan secara teknis .
Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja ,menerapkan 5R, wajib
menggunakan APD.
114

IV.5.2.5 Pembongkaran beskisting


a. Pembongkaran safety net .
1) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi . Level
of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend
memberi pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan
pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.
2) Tangan/kaki tergores/tertusuk tulangan besi, consequences memiliki nilai 5
membutuhkan penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus .
Exposure memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat
terjadi dengan level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan
secara teknis . Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja
,menerapkan 5R, wajib menggunakan APD.
b. Pembongkaran panel bekisting dan shoring
1) Tali sling terputus saat penggangkatan panel bekisting, consequences
memiliki nilai 15 karna dapat menimbulkan bahaya yang bersifat permanet
baik orang yang terkena atau kerusakan pada lingkungan sekitar. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakn
bertahap tergantung ketinggian kolom jadi penggunaan sling untuk
menggangkat sering digunanagn. Likelihood memiliki nilai 3 tidak biasa
terjadi tetapi memiliki kemungkinan terjadi jika saja sling itu sudah tidak
layak dipakai/ retas. Level of risk yaitu 270 (Tinggi), action perlu
penanganan secepatny. Recommend operator alat berat /penyedia sling selalu
memperhatikan kondisi sling baik sebelum ,saat ,dan sesudah dipakai,
perawatan harus dilakukan saat penyimpanan, pengangkatan beban yang
harus sesuai dengan beban sling itu sendiri, pengawasan dari tim K3 ,
memasang rambu-rambu saat terjadi pengangkatan panel bekisting diarea dan
pengawasan penggunaan APD.
2) Tertimpa matrial, consequences memiliki nilai 5 Membutuhkan penangangan
medis jika pekerja terkena timpahan panel bekising. Exposure memiliki nilai
6 dikarenakan pengangkatan panel bekisting dilakuakan bertahap tergantung
ketinggian kolom. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil
115

terjadi do area proyek karna perhitungan pekerja sudah sesuai. Level of risk
yaitu 30 (Rendah), action perlu diawasi dan perhatikan. Recommend
memberi pengarahan kepada pekerja, melaukukan pengawasan dalam
pekerjaan dan penggunaan APD .
3) Tergores/tertusuk sisa material, consequences memiliki nilai 5 membutuhkan
penanganan medis karena dapat menimbulkan jari terputus . Exposure
memiliki nilai 6 karenakan jadwal progress jadi penegcoran sering dilakukan.
Likelihood memiliki nilai 3 mempunyai kemungkinan dapat terjadi dengan
level of risk yaitu 90 (medium) dengan action perbaikan secara teknis .
Recommend Memberikan pengarahan kepada pekerja ,menerapkan 5R, wajib
menggunakan APD.
4) Jatuh dari ketinggian, consequences memiliki nilai 50 kematian. Exposure
memiliki nilai 6 dikarenakan jadwal progress jadi penegcoran sering
dilakukan. Likelihood memiliki nilai 1 kejadian ini sangat kecil terjadi . Level
of risk yaitu 300 (tinggi), action perlu penanganan secepatnya. Recommend
memberi pengarahan kepada pekerja,pemasangan railling melaukukan
pengawasan dalam pekerjaan dan penggunaan APD khususnya body harness.

Anda mungkin juga menyukai