NIM : I1F119004
PRODI: OSEANOGRAFI
JAWABAN
1. Dalam praktiknya sering kali kita bertanya “ berapa akurasi GPS?” apa
sebenarnya akurasi GPS itu. Sebagai contoh untuk pejalan kaki di hutan atau
anggota militer di medan latihan akurasi posisi sekitar 10 meter di anggap
cukup akurat. Untuk sebuah kapal di perairan pantai, akurasi sekitar 5 meter
umumnya cukup. Sehingga, dari segi penentuan posisi, GPS dapat
memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Ketelitian posisi
yang di peroleh secara umum akan tergantung pada empat faktor yaaitu:
a. Metode penentuan posisi yang digunakan.
b. Geometri dan distribusi dari satelit-satelit yang diamati.
c. Ketelitian data yang digunakan.
d. Strategi/ metode pengolahan data yang diterapkan.
Ada tiga tingkat akurasi GPS
GPS dapat digunakan untuk semua level akurasi. Untuk setiap tingkat
akurasi yang diperlukan, karakteristik penerima dan teknik pengukuran yang
digunakan akan berbeda. Akurasi juga tergantung pada konfigurasi satelit,
topografi di dekat atau sekitarnya, distribusi bangunan dan pohon, dan bahkan
waktu. Selain itu, kecepatan wahana yang bergerak juga dapat ditentukan
oleh GPS seandainya wahana tersebut dilengkapi dengan alat penerima sinyal
GPS. Dalam hal ini, ketelitian berorde mm/detik sampai cm/detik dapat
diperoleh.selain memberikan informasi tentang waktu, GPS dapat digunakan
untuk mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai
beberapa nanodetik dapat diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar
benua.
2. Secara umum, gps dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelas utama. GPS level
rekreasi (rendah), GPS level pemetaan (sedang) dan GPS level survey
(tinggi). Semakin tinggi levelnya maka akan semakin tinggi akurasi dan
presisinya. Saat ini sudah banyak tersedia aplikasi GPS yang dapat di unduh
gratis dan dipasang padal ponsel cerdas (smartphone). Akurasi aplikasi GPS
ini juga sudah cukup baik. Dengan akurasi di bawah 10m, sudaah cukup jika
hanya di gunakan untuk pemetaan loaksi perumahan komersial di tengah kota
missalnya.
LBS (Location Based Services), sebenarnya adalah salah satu nilai
tambah dari layanan selular GSM di smarphone. LBS bukanlah sistem, tetapi
merupakan layanan yang menggunakan sistem tambahan penunjang sistem
GSM. Sistem ini menggunakan prinsip dasar triangulasi. Jadi, prinsipnya
tidak jauh beda dengan sistem GPS, hanya saja fungsi satelit digantikan oleh
BTS. Perbedaan antara LBS dan GPS adalah pemroses posisi. Pada peralatan
GPS, pengguna lah yang mengukur dan mengolah suatu posisi.
Sistem back-end satelit hanya memberikan info posisi satelit, kecepatan,
dan waktu. Sedangkan pada sistem LBS, yang melakukan kalkulasi posisi
adalah back-end sistem GSM, bukan handset pengguna. Informasi posisi akan
dicatat oleh BTS yang terdekat kemudian data dikirim ke sistem LBS untuk
dikalkulasi dan dikirimkan ke channel yang dituju. Jika dibandingkan dengan
teknologi GPS, teknologi LBS yang berbasis jaringan seluler ini tentunya
jangkauan wilayah yang dapat di capai masih jauh lebih sempit. Namun,
berbeda dengan teknologi GPS yang kurang cocok diguakan di daerah yang
berada dalam ruangan, justru sinyal dari jaringan seluler mengakomodasi
kepentingan ini.
3. a. theodolit adalah alat yang dengan lensa pembidik yang di pakai untuk
mengukur sudut-sudut vertikal dan horizontal tentang keadaan permukaan
tanah (ketinggian, luas, dan sebagainya). Theodolit merupakan alat jitu untuk
mengukur sudut pada satah mengufuk dan dan sudut pada satah tegak. Dalam
survei tambang, alat ini berfungsi untuk mengetahui batas-batas, ketinggian
suatu permukaan tanah yang berhubungan dengan tambang. Salah satu
pengembangan dari theodolit adalah total station. Kegunaan total station yaitu
dapat digunakan untuk menghitung jarak, arah, titik koordinat dan juga beda
tinggi secara elektronis.
b. pada dasarnya, alat ini berupa sebuah teleskop yang di tempatkan pada
suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat di putar-putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehinga memungkinkan sudut horizontal,
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk di baca. Metode atau cara
pengukuran digunakan untuk perhitungan, pengolahan, dan koreksi data
untuk menentukan posisi (koordinat) setiap titik yang terukur dalam wilayah
pemetaan. Cara kerja (jiks menggunakan theodolit atau total station):
1. tentukan titik awal sebagai pedoman sesuai posisi pada gambar kerja
(gambar site plan, denah ruang)
2. tancapkan patok dengan kokoh jika sudah tepat posisinya.
3. pasang alat theodolite atau total station pada titik referensi dan
diatur/disetel sesuai prosedur sampai siap dioperasikan.
4. pasang target dan arahkan teropong alat tersebut sedemikian sehngga
diperkirakan ukuran jarak datanya sesuai hitungan antara titik referensi.
5. jika kurang panjang, target dimundurkan posisinya, demikian juga
sebaliknya.
6. pasang paku payung sebagai tanda, jika ukuran jarak sudah tepat.
c. dalam bidang oseanografi pengukuran topografi dasar laut dapat
menggunakan alat theodolit. Pengukuran topografi dilaksanakan dengan
metode radial, yaitu menggunakan titik poligon sebagai tempat berdirinya alat
yang dapat membidik titik-titik detail ke segala arah. Pada survei topografi
meliputi, koordinat detil alami dan buatan manusia (X,Y,Z) dan garis pantai.
Pengolahan data topografi meliputi perhitungan kerangka peta (X, Y, Z),
perhitungan detil (X, Y, Z) atau cukup sudut arah/azimuthnya, jarak datar,
dan beda tinggi dari titik ikat, dan plotting atau penggambaran.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Rahayu Wowok. 2002. Dasar Survei dan Pemetaan. Malang: Azhar
publisher.
Hartanto, Antonius Aditya. 2003. Mengenal Aspek Teknis dan Bisnis location
Based Service. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Susetyo,D,B. Andri,S. dan Awaluddin. 2014. Pembuatan Aplikasi Peta Rute Bus
Trans Jogja Berbasis Mobile GIS Menggunakan Smartphone Android.