Sejak keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan berlakunya kembali
UUD 1945, Demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer berakhir. Hal ini
disebabkan karena sistem pemerintahan berubah dari parlementer ke presidensial,
sesuai dengan UUD yang belaku. Pada masa itu terjadi perubahan fundamental .
Beberapa waktu setelah dekrit sampai tahun 1966, dipergunakan sebagai pedoman
di dalam hal penetapan keputusan tentang kebijakan politik yang dinamakan
demokrasi perpimpin. Dasar hokum demokrasi terpimpin adalah Sidang Umum ke-3
MPRS tahun 1965, dengan Ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965. Menurut ketetapan
MPRS tersebut, penyelenggaraandemokrasi terpimpin pada prinsipnya dalah
musyawarah mufakat tetapi apabila musyawarah tidak dapat dilaksanakan maka
ada 3 kemungkinan yaitu:
f. Partai politik dan pers dianggap menyimpang dari rel revolusi tidak
dibenarkan dan diberel