Biodiesel Dari Minyak
Biodiesel Dari Minyak
Makalah Ini Disusun Atas Kerjasama Antar Kelompok 5 dan 6 yang Terdiri dari :
(KELOMPOK 5)
-ANDREAS BASTIAN L.B.
-HAJID MARDANSYAH.
-JEREMY IZZY MAMUAJA.
-MUHAMMAD MASNANSYAH.
-SHANDYA DANANG .P.
(KELOMPOK 6)
-DANDI SURYA .P.
-EMIRSEN EMAWAN .P.
-MUHAMMAD RENDI
Maret 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………..………………………………..……………………. i
MOTTO……………………………...…………………….………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………….…………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN………………….………………………………………………. 1
Tujuan …………………………………………………………………………..…………. 2
Manfaat ……………………………………………………………………………………. 2
2.1 Biodiesel…………………………………….…………………………………………. 3
2.3 Proses yang Digunakan dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jela.………………. 5
BAB 4 PEMBAHASAN…………………..………………………………………………. 7
BAB 5 PENUTUP…………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………..…………………………………. 10
LAMPIRAN………………………………………………….……………………………. 11
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dikenal dunia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, terutama
minyak bumi dan gas alam. Hal ini yang menjadikan Indonesia memanfaatkan sumber daya alam
tersebut dalam jumlah yang besar untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dewasa ini kita kerap kali
mendengar tentang istilah krisis energi, hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya industri
yang memerlukan konsumsi bahan bakar minyak yang semakin banyak. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa minyak bumi dan gas alam adalah salah satu unrenewable resource, sehingga
semakin lama persediaan minyak bumi dan gas akan semakin menipis.
Dari permasalahan di atas menjadikan kita harus berpikir bagaimana caranya untuk
mengganti SDA tersebut dengan sumber daya yang lebih murah dan tepat guna. Sebagai jawaban
dari permasalahan tersebut adalah bioenergi. Bioenergi sendiri merupakan sumber daya alternatif
yang dapat digunakan berulang-ulang, untuk mengganti sumber daya fosil yang banyak
digunakan di Indonesia saat ini. Biodiesel dapat terbuat dari minyak nabati maupun minyak
hewani. Pemanfaatan bahan dari minyak nabati salah satunya adalah limbah minyak goreng atau
minyak jelantah merupakan bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Keuntungan lain dari pemanfaatan minyak goreng bekas ini adalah meminimalisir
pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak goreng bekas yang dapat dijumpai di setiap
rumah-rumah, penjual gorengan dan tempat-tempat lain pengahasil minyak jelantah. Jika tidak
ditangani dan tidak diupayakan pencegahannya maka akan terjadi tumpukan-tumpukan limbah
minyak goreng bekas. Karena minyak jelantah bersifat karsinogenik yang tidak baik untuk
kesehatan, akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai macam penyakit, misalnya
diarhea, pengendapan lemak dalam pembuluh darah, kanker dan menurunkan nilai cerna lemak
sehingga minyak jelantah lebih baik digunakan maupun didaur ulang sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel.
Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah ini adalah
sebagai berikut :
Mengenalkan sumber energi terbarukan biodiesel yang terbuat dari limbah minyak jelantah.
Diharapkan dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah
minyak goreng.
Mengetahui metode pembuatan biodiesel dari minyak jelantah.
Dengan menggunakan biodiesel dari minyak jelantah diharapkan dapat membantu mengurangi
emisi karbon dan polusi ( lebih ramah lingkungan).
Manfaat
2.1 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkil ester dari rantai
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan
terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar
menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini,
tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan
diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun,
biodiesel lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan
bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Biodiesel merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui
yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual
dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini.
Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika
Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar.
Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan
juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.
Cara Kerja:
Ukurlah 200 mL metanol menggunakan gelas ukur, lalu tuang ke dalam gelas beker.
Campurkan 3,5 gram NaOH ke dalam cairan metanol, aduk hingga NaOH larut (sekitar 30
menit).
Ambil minyak jelantah yang telah disaring sebanyak 1 liter, lalu tuang ke dalam panci stainless
steels.
Panaskan minyak bekas di atas pemanas listrik atau kompor sambil diaduk hingga suhu minyak
mencapai 60°C.
Setelah suhu minyak mencapai 60°C angkat minyak dari kompor sambil terus diaduk, tuangkan
larutan NaOH dan metanol yang telah dibuat sebelumnya. Pencampuran dilakukan dengan cara
menuangkan sedikit demi sedikit larutan sambil tetap terus diaduk.
Setelah semua larutan tertuang habis, campuran harus tetap diaduk dengan agak kuat. Setelah
sekitar 20-30 menit pada campuran akan berubah warna menjadi oranye. Perubahan warna ini
menandakan telah terjadi reaksi. Lakukan terus pengadukan hingga warna oranye menjadi
semakin tajam dan agak keruh. Jika warna sudah tidak berubah lagi , maka menandakan reaksi
telah selesai.
Diamkan campuran selama 24 jam hingga terbentuk 2 lapisan : lapisan bagian atas yang
berwarna oranye merupakan biodiesel, sedangkan di bagian bawahh padat kuning keputihan
merupakan campuran gliserol, air dan sisa NaOH.
Pisahkan kedua campuran dengan cara menuangkan secara perlahan –lahan bagian atasnya
(biodiesel) ke tempat lain.
Jika ingin hasil yang lebih baik, dapat dilakukan pemurnian dengan menggunakan air.
BAB 4
PEMBAHASAN
Biodiesel salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, tidak mempunyai
efek terhadap kesehatan yang dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dapat
menurunkan emisi bila dibandingkan dengan minyak diesel. Sebuah proses dari transesterifikasi
lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang
asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel
memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat
menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, biodiesel lebih sering digunakan sebagai
penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah
belerang yang rendah pelumas.
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida dengan alkohol membentuk
metil ester asam lemak (FAME) dan gliserol sebagai produk samping. Persamaan umum Reaksi
transesterifikasi ditunjukkan seperti di bawah ini
CH2―O―COR1 R1COOCH3 CH2OH
Cara Pemurnian
Ukurlah air menggunakan gelas ukur dengan perbandingan 1:5 dari hasil biodiesel yang telah
dibuat.
Panaskan di atas kompor dan atur suhunya (jangan melebihi 80°C).
Aduk terus campuran selama ±30 menit.
Setelah itu angkat dan diamkan selama 24 jam hingga terbentuk 2 lapisan : lapisan bagian atas
merupakan biodiesel, sedangkan endapan bagian bawah merupakan air yang mengandung
kotoran sisa NaOH dan lain-lain.
Pisahkan kedua lapisan tersebut dan biodiesel siap digunakan sebagai bahan bakar pengganti
solar atau minyak tanah.
Analisis Laboratorium Sifat – sifat Biodiesel dari Minyak Jelantah
– Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih baik (free sulphur,
smoke number rendah) sesuai dengan isu-isu global.
– Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik dibandingkan
dengan minyak kasar.
– Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable).
– Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat diperbaharui.
– Meningkatkan independensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara lokal.
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan pada hari Kamis, 8 April 2021 s/d Jumat, 9 April 2021 dapat
diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
Biodiesel merupakan salah satu alternative bahan bakar ramah lingkungan yang berbahan dasar
minyak jelantah (limbah penggorengan).
Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah sangat sederhana baik berupa alat, bahan dan
pengolahannya dan dapat dipraktekkan oleh para pelajar.
Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar motor diesel merupakan suatu cara
pembuangan limbah (minyak jelantah) yang menghasilkan nilai ekonomis serta menciptakan
bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar yang bersifat ethis, ekonomis, dan sekaligus
ekologis.
Saran
Karena seiring berjalannya waktu persediaan energi dari fosil semakin berkurang sehingga solar
semakin menipis persediaannya dibandingkan dengan kebutuhan terhadap solar yang semakin
meningkat. Maka sekarang kita dapat memaksimalkan penggunaan minyak jelantah sebagai
penggantinya dan bahan bakar biodiesel. Karena adanya alternatif ini kita menjadi tidak sangat
tergantung akan solar.
Membuang limbah minyak goreng atau minyak jelantah yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan yang bertentangan dengan prinsip green chemistry, dan mengakibatkan penyakit
apabila dipakai kembali, sebaiknya kita dapat mendaur ulangnya seperti menjadi bahan bakar
biodiesel.
DAFTAR PUSTAKA
http://titi-sindhuwati.blogspot.com/2012/01/limbah-minyak-goreng-tidak-lagi-menjadi.html
http://greenchemistryindonesia.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org
Djaeni, dkk., 2002, Pengolahan Limbah Minyak Goreng Bekas menjadi Gliserol dan Minyak
Diesel melalui Proses Trans-Esterifikasi, Universitas Diponegoro, Semarang, Prosiding Seminar
Nasional “Kejuangan” Teknik Kimia, Yogyakarta
Tahar, A., 2003, Evaluasi Teknis Pembuatan
Biodiesel dari Minyal Jelantah, Institut Teknologi Bandung, Prosiding Seminar
Rekayasa dan Proses Kimia, UNDIP, Semarang
Herlina, Netti dan M. Hendra S. Ginting. 2002. Lemak dan Minyak. Medan: Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.
isekolah. org. 2008. “Unand Temukan Teknologi Olah Minyak Jelantah”
Encinar, Jose M., 1999, Preparation and Properties of Biodiesel from Cynara Carduncus L. Oil.
Industrial and Enfineering Chemistry Research, Vol. 38.
No.8, Ind. Chem. Res., Washington.
Ketaren, S., 1986, Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
1. BAHAN-BAHAN 2. PENCAMPURAN 3,5 gram NaOH DAN 200
mL methanol KEDALAM MINYAK