Anda di halaman 1dari 5

Nama : Jremia Purba

Kelas : 6MA

NPM : 218410028

UTS Genap

Teori

1. Perhitungan beban penyusutan sangat penting bagi perusahaan karena pengakuan


beban penyusutan setiap tahun dapat digunakan sebagai alokasi perusahaan untuk
membeli aktiva baru jika masa manfaat aktiva lama telah habis.
Contoh :
Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

• Perhitungan menggunakan nilai residu


Cara perhitungan ini memakai rumus berikut:
(Harga Perolehan ― Nilai Residu) ÷ Umur Ekonomis = Penyusutan
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membeli mobil operasional
pada tanggal 2 Februari 2001 dengan harga Rp350 juta. Mobil itu
diperkirakan mempunyai masa pakai 4 tahun dengan nilai residu Rp100 juta.
Besar penyusutan per tahunnya, yakni
(Rp350.000.000 ― Rp100.000.000) ÷ 4 tahun = Rp62.500.000

• Perhitungan tanpa nilai residu


Perhitungan berikutnya menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga Perolehan ÷ Umur Ekonomis = Penyusutan
Misalnya, suatu perusahaan membeli mesin produksi senilai
Rp300.000.000 pada tanggal 30 Maret 2004. Mesin tersebut diperkirakan
tak akan mempunyai nilai residu pada masa akhir pemakaian dan bisa
beroperasi sampai 6 tahun. Artinya, masa penyusutan mesin per tahun,
yaitu
Rp300.000.000 ÷ 6 tahun = 50.000.000

2. Terdapat dua jenis dasar regresi yaitu, regresi linear sederhana dan regresi linear
berganda. Kalau regresi linear sederhana menggunakan satu variabel independen untuk
menjelaskan atau memprediksi hasil dari variabel dependen Y.

Sedangkan regresi linear multiples atau berganda berfungsi untuk mencari pengaruh
dari dua atau lebih variabel independent (variabel bebas atau X) terhadap variabel
dependent (variabel terikat Y).

Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa, apabila kita ingin
mengetahui ada tidaknya pengaruh satu variabel X terhadap variabel Y maka digunakan
analisis regresi sederhana. Sementara apabila kita ingin mengetahui pengaruh dua
variabel X atau lebih terhadap variabel Y maka digunakan analisis regresi linear ganda
(multiples).

Kuantitatif

A B
PERIODE
NPV PROBABILITAS NPV PROBABILITAS
1 250 0,25 260 0,05
2 350 0,35 360 0,15
3 520 0,38 490 0,35

1. NPV1 x Probabilitas 1

 NPV-A = (250 x 0.25) + (350 x 0.35) + (520 x 0.38)


NPV-A = 62,5 + 122,5 + 197,6
NPV-A = 382,6

 NPV-B = (260 x 0,05) + (360 x 0,15) + (490 x 0,35)


NPV-B = 13 + 126 + 171,5
NPV-B = 238,5

Kesimpulan : Berdasarkan perhitungan diatas bahwa NPV bersifat positif. Usulan project A
lebih besar dibanding project B sehingga maka saran investasi yang paling
memadai adalah project A.

2. σ = [ Probabilitas1 x ( NPV1 – NPV Probabilitas)2…]1/2


σA = [0,25 x (250 – 382,6)2 + 0,35 x (350 – 382,6)2 + 0,38 x (520 –
2 1/2
382,6) ]
σA = [4.395,69 + 371,966 + 7.173,9288]1/2
σA = [11.941,5848]1/2
σA = √11.941,5848
σA = 109,2775

KV =
σ

E (NPVA)

KV = 109,2775

382,6
KV = 0,2856

B = [0,05 x (260 – 238,5)2 + 0,15 x (360 – 238,5)2 + 0,35 x (490 –


2 1/2
238,5) ]
B = [23,1125 + 2.214,3375 + 22.138,2875]1/2
No Keterangan Probabilita Pendapatan
s Obligasi Deposito property
1 Kondisi baik 0,5 500 juta 400 juta 600 juta
2 Kondisi sedang 0,3 300 juta 400 juta 500 juta
3 Kondisi buruk 0,2 200 juta 400 juta 200 juta
B = [24.375,7375] 1/2

B = √24.375,7375
B = 156,1273

KV =
σ

E (NPVB)
KV = 156,1273

238,5
KV = 0,6546

Kesimpulan : Berdasarkan perhitugan diatas bahwa Project B memiliki standar deviasi lebih
besar daripada project A dan project B memiliki COV lebih besar daripada
project A. Jadi dapat disimpulkan bahwa project A lebih baik karena project A
memiliki resiko yang lebih kecil.

Ditanya : gambarlah pohon keputusan dan putuskan mana yang lebih baik di investasikan

OBLOGASI 500 JUTA


Probabilitas 0,5
KONDISI BAIK
DEPOSITO 300 JUTA

PROPERTI 200 JT

Menginvestas Probabilitas 0,3 OBLIGASI 300 JUTA


KONDISI
ikan uang nya DEPOSITO 400 JUTA
SEDANG
PROPERTI 500 JUTA
OBLIGASI 200 JT
KONDISI Probabilitas 0,2
OBLIGASI 400 JT
BURUK
PROPERTI 200 JT

Perhitungan :

 EV 1 atau membeli obligasi = (0,5 x 500 juta ) + (0.3 x 300 juta ) + (0,2 x200 juta)
= Rp.380.000.000

 EV 2atau mendeposit uang = (0,5 x 400 juta ) + (0,3 x 400 juta ) + (0,2 x 400
juta )
= Rp. 400.000.000

 EV 3 atau bisnis property = (0,5 x 600 juta ) + (0,3 x 500 juta ) + (0,2 x 200
juta )
= Rp. 490.000.000

Kesimpulan :

EV yang terbesar adalah EV3, maka dari itu EV3 yang akan dipilih oleh Ny.
Corona untuk menginvestasikan dana nya melalui bisnis property karena bisnis
property akan menghasilkan Expected Value terbesar

3.

Tahun A B C
1 15.000 17.000 15.000
2 17.000 17.000 15.000
3 23.000 17.000 23.000
4 18.000 17.000 20.000
5 22.000 17.000 20.000
Dik : Discount rate : 2,5%

Io = Rp.50.000

Penyelesaian :

a. NPVa = 15.000 [1/(1,025)1] + 17.000 [ 1/(1.025)2] + 23.000 [1/(1.025)3 ]


+ 18.000 [1/(1.025)4] + 22.000 [1/1.025)2] – 50.000
= 14.634,14 + 16.180,84 + 16.307,11 + 19.444,79 – 50.000
NPVA = 37.924,66

b. NPVB =17.000 [1/1.025)1] + 17.000 [1/1.025)2] + 17.000 [1/1,025)3]


+ 17.000 [1/1.025)4] + 17.000 [1/1.025)5] – 50.000
= 16.585,36 + 16.180,84 + 15.786,18 + 15.401,16 + 15.025,52 –
50.000
NPVB = 28.979,06

c. NPVC = 15.000 [1/(1.025)1] + 15.000 [1/(1.025)2 ] + 23.000 [1/(1,025)3]


+ 20.000 [1/(1,025)4] + 20.000 [1/(1,025)5 ] – 50.000
= 14.634,14 + 14.277,21 + 21.357,78 + 18.199,01 + 17.677,08 -
50.000
NPVC = 36.065,22

Kesimpulan :
Investasi untuk B danc DITOLAK. Maka dari itu investasi A yang diterima
karena NPV A lebih besar dibandingkan dengan investasi B dan C

Anda mungkin juga menyukai