A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat diandalkan dalam pembangunan
nasional karena pariwisata dapat meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan daerah
serta devisa negara. Pariwisata juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan
mengurangi pengangguran sekaligus menciptakan kesejahteraan masyarakat. Di dalam
realitanya, sektor pariwisata dijadikan sebagai alat untuk menormalkan kembali ekonomi
Indonesia yang kurang stabil. Untuk mendukung sektor pariwisata, maka diperlukan adanya
partisipasi dari masyarakat dan keprofesionalan dari pihak pengelola pariwisata itu sesuai
dengan peraturan dan ketetapan yang berlaku. Di samping itu dengan adanya perhatian yang
serius dari pemerintah terhadap kepariwisataan, maka usaha di bidang kepariwisataan di
Indonesia diharapkan berkembang dengan baik.
Salah satu pulau di Indonesia yang banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung
adalah Pulau Bali dengan beraneka ragam kebudayaan dan adat istiadatnya sehingga mampu
menjadi Icon pariwisata di Indonesia
B. RUMUSAN MASALAH
B. PELUANG KERJA
a. Pengertian Kesempatan Kerja
3. Kewiraswastaan.
Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Adapula masalah
yang ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:
3. Pengangguran.
Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari jumlah
penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk
melakukan pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut
Sumitro diantaranya:
Menurut Glasson (1990) multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu
timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan
menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri
pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan, restoran
dan transportasi lokal. Sementara komponen pendukungnya, mencakup industri-industri dalam
bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya
dapat dipacu dari industri pariwisata.
Menurut Harry G. Clement, (Yoeti, 2008: 249) setelah wisatawan datang pada suatu
negara atau destinasi, mereka pasti akan membelanjakan uang untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya selama mereka tinggal di negara atau destinasi tersebut. Uang yang
dibelanjakan wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak pernah berhenti beredar, akan tetapi
berpindah dari satu tangan ke tangan orang lain atau dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Setelah melalui beberapa kali transaksi dalam periode satu tahun, baru akan berhenti dari
peredarannya bila uang itu tidak lagi memberi pengaruh terhadap perekonomian negara atau
destinasi yang dikunjungi.
Multiplier effects juga bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan industri
pariwisata. Secara sederhana ukuran keberhasilan dihitung dari besar pengaruh uang yang
dibelanjakan wisatawan terhadap perekonomian suatu negara atau destinasi. Besarnya
pengaruh uang tersebut dinotasikan sebagai “coefficient of multiplier effects”(K). Semakin
besar nilai K menunjukan bahwa perkembangan industri pariwisata juga semakin bagus. Nilai
K juga dipengaruhi oleh kebocoran multiplier effects, meskipun banyak uang dibelanjakan oleh
wisatawan, tapi jika kebocorannya juga besar maka nilai K akan mengecil. Besarnya nilai K
juga bisa digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata.
Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencari
kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga
yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari
perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi
perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang
mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara
kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama
yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja,
dan pemerintah.
Di Indonesia, penyelenggaraan bursa tenaga kerja ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker). Orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja dapat
melapor ke Depnaker dengan menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan beserta persyaratannya. Kemudian Depnaker akan mengumumkan kepada
masyarakat umumnya tentang adanya permintaan tenaga kerja tersebut. Sementara itu, para
pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja) dapat mendaftarkan dirinya kepada Depnaker dengan
menyampaikan keterangan-keterangan tentang dirinya. Keterangan tentang diri pribadi si
pencari kerja ini sangat penting untuk dasar penyesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja dari
orang-orang atau lembaga-lembaga yang bersangkutan. Apabila ada kesesuaian, Depnaker
akan mempertemukan si pencari kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga
kerja tersebut untuk transaksi lebih lanjut.
Selain Depnaker, di Indonesia juga berkembang penyelenggaraan bursa tenaga kerja swasta
yang biasa disebut Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja. Perusahaan swasta yang berusaha
mengumpulkan dan menampung pencari kerja, kemudian menyalurkan kepada orang-orang
atau lembaga - lembaga yang membutuhkan tenaga kerja, baik di dalam maupun di luar negeri
seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Arab Saudi. Sebelum diadakan penyaluran,
perusahaan ini juga sering menyelenggarakan pelatihan kepada para pencari kerja yang
ditampungya. Apabila ada kesesuaian antara pencari kerja dengan orang atau lembaga yang
membutuhkan, dapat dilakukan transaksi. Atas jasanya menyalurkan tenaga kerja ini,
perusahaan tersebut akan mendapatkan komisi.
Fungsi dan Manfaat Pasar Tenaga Kerja
Bursa tenaga kerja mempunyai fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi maupun
sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yaitu :
Dapat membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga dapat
mengurangi penggangguran,
Dapat membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan tenaga kerja
untuk mendapatkan tenaga kerja,
Sementara itu, para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja) dapat mendaftarkan dirinya kepada
Depnaker dengan menyampaikan keterangan-keterangan tentang dirinya. Keterangan tentang
diri pribadi si pencari kerja ini sangat penting untuk dasar penyesuaian dengan kebutuhan
tenaga kerja dari orang-orang atau lembaga-lembaga yang bersangkutan. Apabila ada
kesesuaian, Depnaker akan mempertemukan si pencari kerja dengan orang atau lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja tersebut untuk transaksi lebih lanjut.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, mulai dai pembahasan pertama sampai dengan pembahasan terakhir
kami dapat menyimpulkan bahwa pariwisata adalah Pariwisata merupakan salah satu sektor
yang sangat diandalkan dalam pembangunan nasional karena pariwisata dapat meningkatkan
pendapatan nasional dan pendapatan daerah serta devisa negara. Pariwisata juga berperan
dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran sekaligus menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Di dalam realitanya, sektor pariwisata dijadikan sebagai alat untuk
menormalkan kembali ekonomi Indonesia yang kurang stabil.
B. SARAN
Pariwisata di Indonesia masih sangat kurang direalisasikan dengan baik khususnya kota-
kota kecil dan menjaga kebersihan lingkungan wisata sering kali tidak diperhatikan dengan
baik. Perlunya tenaga kerja yang professional dalam menjaga pariwisata,selain itu infrastruktur
juga menjadi hal yang tidak kalah dalam pengembangan pariwisata,karena dengan adanya
fasilitas-fasilitas yang tersedia akan membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi tempat
wisata tersebut.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemeritah,pihak swasta dan masyarakat agar
terwujud iklim pariwisata yang baik diindonesia.sebagai wisatawan yang baik,seharusnya kita
dapat menjaga lingkungan khususnya untuk wisatawan domestic (masyarakat Indonesia).
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, A. Nurul, 2011, “Sektor Pariwisata Paling Cepat Cetak Lapangan Kerja”,
http://industri.bisnis.com/read/20110905/12/45503/sektor-pariwisata-paling-cepat-cetak-
lapangan-kerja, 11 Mei 2015
Utama, I Gusti Bagus Rai, 2011, “Dimensi Ekonomi Pariwisata: Kajian terhadap dampak
Ekonomi dan refleksi dampak pariwisata terhadap pembangunan ekonomi Provinsi Bali”
, https://tourismbali.wordpress.com/2011/04/10/dimensi-ekonomi-pariwisata-kajian-
terhadap-dampak-ekonomi-dan-refleksi-dampak-pariwisata-terhadap-pembangunan-
ekonomi-provinsi-bali/ , 10 Mei 2015