1907411007
TI 4A
Metode Penelitian
Identifikasi Masalah/Permasalahan
Karena penyebarannya yang sangat cepat, virus Covid-19 telah menyerang hampir
seluruh negara di belahan dunia dan mengubah statusnya menjadi pandemi. Sudah banyak kasus
yang terkonfirmasi terpapar virus ini hingga sebagian negara mulai memberlakukan system
lockdown. Di Indonesia sendiri sudah diberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar yang
mengharuskan semua orang untuk belajar, beribadah dan bekerja dari rumah, dengan begitu
tingkat penyebaran virus Covid-19 dapat ditekan. Dalam situasi ini, pemanfaatan teknologi
informasi menjadi sangat penting, khususnya bagi perusahaan, agar perekonomian tetap stabil.
Saat ini, banyak orang, khususnya karyawan, yang bekerja dari rumah selama pandemi.
Tentunya mereka tidak lepas dari layar komputer untuk melakukan pekerjaannya seperti
mengirim email, rapat, berkomunikasi dengan klien, serta mengerjakan beberapa proyek
menggunakan komputer dan jaringan internet. Namun, untuk mendukung pelayanan terbaik bagi
pelanggan/klien, serta pemanfaatan layanan yang lebih canggih dan terspesialisasi sesuai
kebutuhan, maka konsep Kantor Virtual merupakan salah satu pemanfaatan teknologi yang
cukup efektif bagi perusahaan di masa pandemi. Sebenarnya sudah terdapat banyak konsep
kantor virtual, namun sebagian besar lebih fokus kepada pemanfaatan jaringannya saja. Oleh
karena itu, dibuatlah sebuah prototipe Kantor Virtual yang didesain dengan aspek multimedia
yang lebih banyak, seperti video dan animasi, agar terlihat lebih menarik, namun tetap menjaga
pemanfaatan jaringanya. Keberadaan prototipe ini dapat membantu operasional sebuah
perusahaan untuk melayani pelanggan lebih baik sehingga diharapkan perusahaan dapat
menjalankan bisnisnya dengan baik tanpa harus datang ke kantor secara langsung.
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Kantor Virtual/ Virtual Office?
2. Apa yang di maksud dengan prototipe?
3. Bagaimana cara implementasi Virtual Office Prototype?
Metodologi
a. Komunikasi
Memulai komunikasi antara pengembang dengan klien untuk menentukan tujuan
keseluruhan perangkat lunak.
b. Quick Plan
Membuat perencanaan dan mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak.
c. Mendesain prototipe
Membuat perancangan sementara sistem perangkat lunak.
d. Implementasi
Melakukan pengkodean dengan bahasa pemograman.
Metode Penelitian
a. RE-Institute (Renewable Energy Institute) merupakan organisasi di Indonesia yang
bertujuan untuk memberikan layanan informasi kepada masyarakat tentang energi
terbaru, namun biasanya organisasi ini melakukan pelayanan secara langsung. Karena
pandemi maka organisasi ini membutuhkan Virtual Office untuk mendukung kegiatan
operasional organisasi tersebut. dan Virtual Office membutuhkan fitur-fitur berikut :
1. Bussines Room, untuk berdiskusi berupa chat antar pengguna
2. Expert Consultation, untuk berkomunikasi dengan para ahli
3. Library, pengguna dapat memilih file e-book yang dibutuhkan
4. Profile, halaman ni terdapat animasi menjelaskan tentang profile organisasi
5. Data Center, halaman ini berisi berita-berita terbaru dan grafik tentang energi
terbarukan.
d. Pengujian prototipe aplikasi dilakukan untuk memastikan itu semua fitur berjalan
dengan baik. Pengujian dilakukan dalam dua level,yaitu Alpha Test dan UAT (User
Acceptance Test) menggunakan metode White Box dan Black Box . Pengujian alfa
adalah sebuah tes yang dilakukan oleh peneliti untuk menguji apakah semua fungsi /
fitur di virtual office berjalan dengan baik dan berikan hasil yang diinginkan.
Hasil pengujian Alpha menunjukkan yang diikuti oleh semua fungsi E-Office RE-
Institute persyaratan pengguna yang ditentukan. Tombol di setiap halaman RE
Institute E-Office berfungsi dengan baik. Pengujian UAT dilakukan dengan
melibatkan 30 responden. Responden itu terdiri dari karyawan perusahaan dan klien
perusahaan. Responden diminta mengakses virtual Aplikasi perkantoran kemudian
diminta mengisi kuesioner untuk ditanyakan pendapat mereka tentang aplikasi
tersebut. Kuesionernya adalah dibuat dengan menggunakan skala likert.
Paper : Designing IoT-Based Independent Pulse Oximetry Kit as an Early Detection Tool for
Covid-19 Symptoms
Link Paper : https://ieeexplore.ieee.org/document/9274663
Identifikasi Masalah/Permasalahan
Meningkatnya kasus pasien yang terpapar Covid-19 di Indonesia, khususnya daerah
Banyuwangi, menunjukkan betapa seriusnya wabah virus ini. Banyak fasilitas kesehatan seperti
rumah sakit yang penuh karena banyaknya pasien yang terpapar virus Covid-19 sehingga
membuat tenaga kesehatan pun kewalahan menanganinya. Di samping itu, terdapat banyak
rumah sakit yang belum mempunyai fasilitas pelayanan yang memadai untuk melakukan rapid
test dan swab test pasien yang menunjukan gejala Covid-19 dalam jumlah banyak. Hal ini
dikarenakan peralatan-peralatan yang diperlukan membutuhkan biaya cukup besar. Akhirnya,
banyak pasien yang mengurungkan niat untuk melakukan test karena biayanya yang cukup
mahal.
Sebagai salah satu solusinya, dibuatlah penelitian yang berfokus pada pengembangan Pulse
Oximetry Kit dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) sebagai alat yang dapat
digunakan untuk melakukan pemantauan jarak jauh pasien Covid-19 terkait protokol jarak fisik
dan social melalui smartphone. Perancangan dan pengembangan Pulse Oximetry Kit portable ini
dilengkapi GPS dan diintegrasikan dengan teknologi IoT menggunakan metode pendekatan
R&D.
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pulse Oximetry Kit ?
2. Apa yang di maksud dengan Metode R&D?
3. Bagaimana cara implementasi aplikasi tersebut?
Metodologi
a. Mencari metode perkembangan perangkat lunak yang sesuai dengan penelitian
b. Melakukan tahap penelitian berdasarkan fase metode perkembangan perangkat lunak
c. Melakukan observasi
d. Melakukan desain sistem
e. Implementasi
f. Testing
Metode Penelitian
a. Melakukan perencanaan seperti mendapatkan informasi yang valid serta data gejala
Covid-19 dan serta kebutuhan dari perangkat tersebut serta riset produk yang merupakan
tahapan kegiatan riset yang dilakukan dari tahap analisis dan penerjemahan masalah ke
dalam kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam prosesnya
melakukan penelitian sampai dengan monitoring dan evaluasi setiap tahapan kegiatannya.
b. Pengembangan produk salah satu langkah penting dari kegiatan penelitian yang terdiri
dari pembuatan prototipe alat dan penutupan proyek pengelolaan. Pembuatan prototipe
dilakukan setelah pengujian jaringan integrasi perangkat keras dan perangkat lunak dari
peralatan tersebut.
c. Dalam penelitian ini alat Pulse Oximetry Kit berbasiskan Internet of Things dirancang
menggunakan sensor Pulse Oximetry BLE yang sesuai dengan standar kesehatan yang
ada. Sistem bekerja dengan mengandalkan ESPDUINO-32 sebagai receiver atau
Bluetooth Low energy receiver yang akan dihubungkan dengan Pulse Oximetry BLE.
ESPDUINO-32 dan NEO-6M GPS dihubungkan dengan Node MCU secara serial ke
database server untuk dipantau secara real-time . Sidik jari digunakan sebagai ID atau
identitas pasien.
d. Pengujian Sensor Denyut BLE Oksimetri menggunakan jari sebagai media untuk
mengukur kadar O2 terlarut dalam darah.
Menguji Sensor dengan ESPDUINO-32 Sensor Pulse Oximetry Kit dikaitkan dengan
ESPDUINO-32 melalui Bluetooth yang diprogram ulang pada Arduino IDE
menggunakan bahasa pemrograman C.
Menguji hasil pemantauan dengan aplikasi hasil pengukuran yang sudah selesai akan
diproses oleh Node MCU dan kemudian dikirim ke database server dan langsung di
akses oleh aplikasi yang telah di akses dibuat.