Anda di halaman 1dari 24

BAHAN AJAR

E-LEARNING PEMAHAMAN
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

KONSEP DASAR
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Muhtar Yahya
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Keuangan Umum

2019
Pemahaman Laporan Keuangan Perusahaan
“Konsep Dasar Laporan Keuangan”

Muhtar Yahya – Widyaiswara Pusdiklat KU

A. Logika Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan bagian atau produk dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan posisi keuangan adalah unsur laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan
perusahaan. Laporan posisi keuangan, ibarat sebuah potret, menyajikan posisi sumber daya yang
dimiliki perusahaan (aset), liabilitas dan sisa dari sumber daya yang dapat diklaim (ekuitas) oleh
pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu (misalnya: per 31 Desember 2012, per 30
Juni 2012). Lapoan posisi keuangan adalah perwujudan dari persamaan akuntansi “aset = liabilitas +
ekuitas”.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain menunjukkan hasil usaha dari suatu
perusahaan dalam jangka waktu atau periode akuntansi tertentu. Laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain mengikhtisarkan operasi perusahaan dan menggambarkan hasil yang diperoleh
dari aktivitas pengadaan barang atau produksi dan penjualannya. Laporan ini membantu pemakai
laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja masa lalu dan memprediksi pencapaian tingkat arus
kas di masa depan.
Karena perhitungan dalam laporan laba bersih melibatkan estimasi dan mencerminkan
sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain perlu
menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain. Beberapa diantaranya adalah :
a) Nilai laba atau rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Misalnya PT ABC memilih menyusutkan mesinnnya atas dasar dipercepat, sedangkan perusahaan
lain memilih penyusutan garis lurus. Dengan mengasumsikan faktor lainnya sama, laba PT ABC
akan lebih rendah dibandingkan dengan laba perusahaan lainnya pada awal periode penyusutan
karena penyusutan atas dasar dipercepat menghasilkan beban penyusutan yang lebih tinggi dari
pada metode garis lurus pada awal periode penyusutan.
b) Pengukuran laba melibatkan pertimbangan manajemen yang cenderung subjektif.
Misalnya sebuah perusahaan mengestimasi umur manfaat suatu aset selama 20 tahun sementara
perusahaan lainnya memilih umur manfaat 15 tahun untuk jenis aset yang sama.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 1


1. Asumsi yang Dipakai
Dalam akuntansi dikenal asumsi-asumsi dasar yang memberikan landasan bagi proses
akuntansi. Asumsi-asumsi tersebut menunjukkan kejadian-kejadian apa yang akan
diperhitungkan dan dengan cara seperti apa.
a. Dasar akrual
Untuk mencapai tujuannya akuntansi dilaksanakan atas dasar akrual. Dengan dasar ini
pengaruh transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar), dicatat dalam catatan akuntansi, dan dilaporkan dalam
periode yang bersangkutan.
b. Satuan moneter
Tidak semua aktivitas ekonomi harus dicatat. Akuntansi hanya mencatat kegiatan-kegiatan
usaha yang dapat diukur dalam istilah-istilah moneter. Asumsi satuan moneter mensyaratkan
bahwa hanya data transaksi yang dapat dinyatakan dalam uang saja yang boleh dimasukkan
dalam catatan-catatan akuntansi. Karena uang merupakan media pertukaran yang sering
dipakai, asumsi ini memungkinkan akuntansi mengukur kejadian ekonomi.
c. Entitas ekonomi
Menurut asumsi ini laporan-laporan yang dihasilkan proses akuntansi disusun untuk suatu
entitas ekonomi. Akuntansi membuahkan informasi tentang transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh entitas ekonomi tersebut dan kejadian-kejadian yang terjadi pada mereka.
Asumsi entitas ekonomi menyatakan bahwa kejadian-kejadian ekonomi dapat diidentifikasi
dengan suatu satuan pertanggungjawaban tertentu. Asumsi ini mensyaratkan bahwa aktivitas
entitas terpisah dan berbeda dari aktivitas pemiliknya, dan semua entitas ekonomi lainnya.
Asumsi ini harus selalu diikuti agar informasi akuntansi bisa berguna untuk keputusan-
keputusan kredit dan investasi yang rasional.
d. Periode waktu atau periodisitas
Asumsi periodisitas atau asumsi periode waktu bermakna bahwa kegiatan ekonomi dari suatu
entitas ekonomi dibagi ke dalam berbagai periode waktu untuk tujuan pelaporan keuangan.
Laporan keuangan perlu disajikan dalam jangka waktu yang teratur karena pembaca laporan
membutuhkannya untuk menganalisis kinerja perusahaan.
e. Kelangsungan usaha (going concern)
Konsep ini menyiratkan bahwa perusahaan akan beroperasi secara terus-menerus. Karenanya,
perusahaan diasumsikan tidak bermaksud melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 2


2. Contoh Kasus

Tanggal Kejadian
1 Januari 15 Ali mendirikan usaha percetakan. Usahanya ini diberi nama PT XYZ. Ali
menginvestasikan Rp4.000.000 uangnya untuk memulai usaha ini.
1 Januari 15 PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara
tunai dengan harga sejumlah Rp2.000.000
1 Maret 15 PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya
Rp120.000
1 Maret 15 PT XYZ menerima pendapatan tunai sebesar Rp180.000
1 April 15 PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya sebesar
Rp200.000 secara kredit
1 April 15 Dalam memutar roda bisnisnya, PT XYZ mengeluarkan beban-beban operasi.
Beban-beban yang dibayar secara tunai oleh PT XYZ adalah beban gaji karyawan
Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000, dan
beban tinta cetak dan kertas Rp30.000
1 April 15 PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera
1 April 15 Ali memperbaiki mobilnya yang rusak. Beban reparasi dibengkel Rp3.000 dan
Ali membayarnya dari uang yang ada pada dirinya. Seharusnya merupakan
beban perusahaan
30 Juni 15 PT DEF melunasi utangnya kepada PT XYZ sebesar Rp200.000
1 Sept 15 Ali mengambil Rp27.000 dari perusahaannya untuk digunakan membayar biaya
operasi anaknya di rumah sakit.
1 Okt 15 PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000
Pembayaran langsung diterima tunai.
1 Okt 15 Untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank
BCA sebesar Rp600.000 dengan bunga 20% per tahun.
30 Des 15 Ali menerima tagihan listrik untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran
tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar oleh Ali minggu
berikutnya.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 3


a. Cara Sederhana
Kas Piutang Perlengk Tanah Hut lain Hut dag Hut PLN Hut bank Modal
4,000,000 4,000,000
(2,000,000) 2,000,000
120,000 120,000
180,000 180,000
200,000 200,000
(324,000) (324,000)
(120,000) (120,000)
3,000 (3,000)
200,000 (200,000)
(27,000) (27,000)
500,000 (500,000)
600,000 600,000
38,000 (38,000)
3,009,000 - 120,000 1,500,000 3,000 - 38,000 600,000 3,988,000
4,629,000 4,629,000

b. Analisis Transaksi
Berikut ini disajikan analisis atas transaksi bisnis tersebut serta pencatatannya dalam
persamaan akuntansi.
Transaksi 1: Investasi oleh pemilik usaha.
Transaksi pertama yang menciptakan persamaan akuntansi biasanya melibatkan modal yang
ditanamkan oleh pemilik usaha. Setoran permulaan berupa uang harus dicatat pada buku
perusahaan dalam rangka memperlihatkan aset yang baru dan klaim atas aset tersebut.
Dalam contoh tersebut, aset berupa uang Rp4.000.000 semuanya didanai oleh pemilik usaha.
Transaksi tersebut akan dibukukan dengan cara menambahkan harta berupa kas sejumlah
Rp4.000.000 dan menambahkan amanah atau kewajiban berupa modal sejumlah
Rp4.000.000.
Transaksi 2: Pembelian tanah secara tunai.
Transaksi ke dua yang dilakukan perusahaan adalah menggunakan sebagian dari uang kas yang
ada untuk keperluan operasional perusahaan. Dalam hal uang tersebut dibelikan sebuah
barang yang mempunyai kemanfaatan jangka panjang, misal lebih dari setahun dan nilainya
dianggap cukup besar (materiil), maka perusahaan akan mencatat tambahan sebuah harta
baru. Di sisi lain uang akan berkurang dengan jumlah yang sama. Pengeluaran uang sejumlah
tersebut disebut dengan dikapitalisasi (capital expenditure atau capex).
Pada contoh tersebut, PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli
secara tunai Rp2.000.000. Transaksi ini akan dibukukan dengan cara menambah aset tanah
senilai Rp2.000.000 dan di lain sisi uang kas akan dikurangi dengan jumlah Rp2.000.000 juga.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 4


Transaksi 3: Pembelian keperluan kantor secara kredit.
Pada transaksi ini perusahaan melakukan pembelian sejumlah aset yaitu berupa perlengkapan
kantor. Berarti terdapat sejumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Di lain pihak perusahaan
belum melakukan pengeluaran kas sehubungan dengan pembelian ini atau dengan kata lain
perusahaan justru masih mempunyai amanah berupa hutang kepada Toko Sejahtera sebagai
supplier perlengkapan kantor tersebut. Jika perusahaan berjanji akan melunasi pembelian ini
30 hari berikutnya maka jenis pembelian seperti ini disebut pembelian secara kredit. Utang
atau liabilitas yang tercipta disebut utang dagang.
PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya Rp120.000 secara
kredit akan dibukukan dengan cara aset berupa perlengkapan akan bertambah senilai
Rp120.000, uang atau kas tidak berpengaruh sama sekali dan di sisi lain utang dagang akan
bertambah senilai Rp120.000.
Transaksi 4: Pendapatan diterima tunai.
Transaksi ini terjadi karena seorang pelanggan yang telah menggunakan jasa perusahaan dan
sebagai imbalannya maka pelanggan memberikan sejumlah imbalan berupa uang tunai. Di
satu sisi uang akan bertambah dan di sisi lain timbul pertanyaan tentang siapakah pemilik uang
tersebut. Karena uang tersebut diberikan kepada perusahaan dan tidak akan diminta kembali
oleh pelanggan maka jelas uang tersebut menjadi milik perusahaan alias milik pemodal.
Tambahan modal yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut dinamakan dengan pendapatan
tunai.
PT XYZ memperoleh pendapatan jasa dengan memberikan jasa pencetakan katalog penjualan
PT PQR. Dalam transaksi ini PT XYZ menerima uang tunai sebesar Rp80.000. Pembukuan yang
dilakukan adalah menambahkan uang sejumlah Rp80.000 dan di lain sisi menambahkan modal
Ali dengan jumlah yang sama.
Transaksi 5: Pendapatan diterima secara kredit.
Berbeda dengan transaksi sebelumnya maka dalam transaksi ini seorang pelanggan yang telah
menggunakan jasa perusahaan dan sebagai imbalannya maka pelanggan akan memberikan
uang beberapa waktu yang akan datang. Di satu sisi uang belum bertambah, namun yang
bertambah adalah aset lain berupa tagihan kepada pelanggan dan di sisi lain rekening modal
akan bertambah dengan jumlah yang sama. Tagihan kepada pelanggan ini sering dinamakan
sebagai piutang dagang. Tambahan modal yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut
dinamakan dengan pendapatan kredit.
Dalam transaksi di atas, PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya
sebesar Rp200.000 namun PT DEF baru akan membayar hasil cetak tersebut 2 minggu
kemudian. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara menambahkan aset baru berupa
piutang usaha atau piutang dagang senilai Rp200.000 dan di sisi lain modal akan bertambah
dengan jumlah yang sama.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 5


Transaksi 6: Pembayaran beban secara tunai.
Sebagai kebalikannya dari transaksi pendapatan maka dalam transaksi ini perusahaan
mengeluarkan sejumlah uang kas namun sesuatu yang dibayar tersebut tidak bisa diidentifikasi
lagi keberadaannya atau dengan kata lain sudah habis dinikmati perusahaan. Biasanya telah
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam periode tersebut dalam rangka
memperoleh pendapatan tadi. Dalam transaksi ini maka aset kas perusahaan akan berkurang
dan di sisi lain modal perusahaan juga akan berkurang dengan jumlah yang sama. Pengeluaran
ini dinamakan sebagai beban. Jika pengeluaran beban tersebut terdiri dari berbagai jenis maka
bisa dibukukan dengan cara satu per satu atau dengan cara digabungkan menjadi satu. Boleh
dipilih mana yang lebih mudah dan informatif.
Dalam transaksi tersebut, PT XYZ mengeluarkan beban-beban operasi dibayar secara tunai
oleh PT XYZ terdiri dari beban gaji karyawan Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban
sewa kantor Rp88.000, dan beban tinta cetak dan kertas Rp30.000, yang totalnya berjumlah
Rp324.000. Pencatatan yang dilakukan adalah dengan cara mengurangi uang kas sejumlah
Rp324.000 dan di sisi lain mengurangi juga modal pemilik dengan jumlah yang sama.
Transaksi 7: Pelunasan hutang dagang.
Transaksi ini berupa pengeluaran sejumlah uang yang dipergunakan untuk melunasi utang
perusahaan kepada Toko Sejahtera. Perusahaan akan memperlakukan pengurangan uang kas
sejumlah yang dibayarkan dan mengurangi utang dagang kepada pemasok tersebut. Dalam
transaksi ini sama sekali tidak ada pengaruh dengan modal pemilik karena jumlah uang yang
dibayar tersebut juga berakibat pada berkurangnya utang dagang atau liabilitas perusahaan.
Transaksi ini sangat berbeda dengan transaksi pembayaran beban gaji pegawai karena dalam
pembayaran beban gaji, uang perusahaan berkurang sedangkan liabilitas kepada pihak lain
tidak berkurang sehingga yang berkurang adalah proporsi modal.
Jika PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera sejumlah Rp120.000 atas
pembelian perlengkapan kantor terdahulu, maka akan dibukukan kas berkurang sejumlah
Rp120.000 dan liabilitas atau utang dagang akan berkurang dengan jumlah Rp120.000 itu juga.
Transaksi 8: Perbaikan kendaraan dengan uang milik pemilik
Dalam transaksi ini Ali memperbaiki mobil kantor yang rusak. Beban reparasi mobil di bengkel,
dia bayar dengan uang miliknya sendiri (bukan uang dari perusahaannya) terlebih dahulu.
Uang ini akan dimintakan ganti ke perusahaan di kemudian hari dengan menunjukkan
sejumlah bukti pembayaran tersebut. Peristiwa ini merupakan transaksi yang jarang terjadi
namun perusahan harus mencatat dalam pembukuannya. Jika perbaikan mobil itu dibayar
menggunakan uang perusahaan maka uang akan berkurang dan modal perusahaan juga akan
berkurang dengan jumlah yang sama. Namun karena ternyata uang perusahaan belum
berkurang maka belum ada uang yang keluar dalam transaksi ini. Sebagai gantinya perusahaan
harus mencatat utang kepada Ali dengan jumlah tersebut.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 6


Jika Ali membayar Rp3.000 untuk perbaikan mobil kantor dengan menggunakan uangnya
sendiri yang akan segera dimintakan ganti kepada perusahaan, maka akan dicatat dengan
mengurangi modal usaha sejumlah Rp3.000 dan menambah utang lain atau utang kepada Ali
sejumlah Rp3.000 tersebut.
Transaksi 9: Penerimaan pelunasan piutang dagang.
Transaksi ini berupa penerimaan sejumlah uang dari PT DEF yang dipergunakan untuk melunasi
utangnya atau realisasi piutang milik PT XYZ. Perusahaan akan memperlakukan penambahan
uang kas sejumlah yang diterima dan mengurangi piutang dagang kepada pelanggan tersebut.
Dalam transaksi ini sama sekali tidak ada pengaruh dengan modal pemilik karena jumlah uang
yang diterima tersebut juga berakibat pada berkurangnya piutang dagang perusahaan. Jadi
pada transaksi ini tidak ada pengaruh dengan modal perusahaan sebab transaksi ini pada
hakekatnya hanyalah perubahan dari aset perusahaan berupa piutang dagang menjadi uang
kas.
Jika PT XYZ menerima uang sejumlah Rp200.000 dari PT DEF sebagai pelunasan atas utangnya
kepada PT XYZ, maka dalam transaksi ini PT XYZ akan mencatat dengan cara menambahkan
uang kas sejumlah Rp200.000 dan mengurangi aset piutang usaha senilai Rp200.000 juga.
Sekali lagi modal tidak terpengaruh sama sekali.
Transaksi 10: Penarikan dana usaha.
Dalam transaksi yang pertama uang kas bertambah karena adanya kontribusi pemilik
perusahaan dalam usahanya sehingga dicatat dengan menambahkan uang kas dan
menambahkan modal dengan jumlah yang sama. Sebaliknya jika terjadi penarikan dana usaha
oleh pemilik maka perusahaan akan membukukan hal tersebut sebagai pengurangan uang kas
yang sekaligus diimbangi dengan pengurangan modal pemilik sejumlah yang sama. Hal ini
bukan merupakan beban perusahaan karena uang yang dikeluarkan adalah bukan dalam
rangka kegiatan operasional perusahaan tapi sebagai kegiatan penarikan dana pemilik.
Oleh karena itu dalam hal ini, Ali mengambil uang sejumlah Rp27.000 dari kas perusahaannya
untuk digunakan membayar biaya operasi anaknya di rumah sakit, maka akan dibukukan
dengan cara mengurangi uang kas sejumlah Rp27.000 dan mengurangi modal dengan jumlah
yang sama. Sekali lagi, ini bukan kinerja negatif dari perusahaan.
Transaksi 11: Penjualan tanah.
Dalam transaksi nomor 11 ini, perusahaan menjual sebagian tanahnya secara tunai. Kejadian
ini dapat diartikan bahwa perusahaan mendapatkan sejumlah uang yang dibarengi dengan
berkurangnya tanah yang dimiliki. Pemasukan uang tersebut tidak ada hubungannya dengan
modal perusahaan dan transaksi ini juga bukan merupakan pendapatan perusahaan. Oleh
karena itu tidak ada mutasi modal yang harus dibukukan. Namun jika ternyata jumlah tanah
yang berkurang nilainya lebih kecil dari uang yang diterima maka modal akan bertambah
dengan selisih tersebut, yang dinamakan sebagai laba penjualan tanah. Sebaliknya jika uang

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 7


yang diterima lebih kecil dari nilai tanah yang diserahkan maka perusahaan akan membukukan
sejumlah kerugian.
PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000 dan pembayaran
penjualan tersebut langsung diterima tunai. Perusahaan akan mencatat dengan cara
menambahkan uang kas sejumlah Rp500.000 dan di sisi lain akan mengurangi nilai tanah
sejumlah Rp500.000
Transaksi 12: Peminjaman dana bank.
Dalam transaksi ini, PT XYZ dikarenakan berbagai sebab maka meminjam uang ke bank. Dana
tersebut bisa dipergunakan untuk membayar biaya operasional maupun dipakai untuk
membeli berbagai aset tetap untuk memperlancar usahanya. Perusahaan akan menerima
uang di satu sisi, namun di sisi lain juga mengakui adanya kewajiban atau amanah kepada bank
(liabilitas) jangka panjang. Pembukuan yang dilakukan adalah dengan cara menambah uang
kas sejumlah yang diterima dan membukukan tambahan utang bank pada sisi yang lainnya.
Transaksi ini tidak ada hubungannya dengan modal sama sekali. Mengenai bunga, perusahaan
akan membukukan jumlah yang akan dibayar atau harus dibayar pada saat akhir tahun atau
pada saat pembayaran tersebut terjadi. Bukan pada saat utang tersebut terjadi.
Apabila untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank BCA
sebesar 600.000 dengan bunga 20% per tahun maka perusahaan akan mencatat tambahan
uang senilai Rp600.000 kemudian menambahkan kewajiban kepada bank dengan jumlah yang
sama.
Transaksi 13: Transaksi akrual.
Kejadian terakhir ini merupakan representasi dari perlakukan pembukuan dimana perusahaan
akan mengukur kinerja perusahaan dengan menselisihkan antara pendapatan dan beban yang
terjadi selama periode berjalan. Yang dimaksuud terjadi adalah bahwasannya kejadian
tersebut secara hakekat sudah terjadi walaupun belum dilakukan pembayaran atau
penerimaan uang kas. Pemahaman seperti ini dinamakan sebagai basis akrual. Pencatatan
yang dilakukan adalah dengan mengurangi aset tertentu atau menambah utang tertentu,
bersamaan dengan berkurangnya nilai modal dengan jumlah yang sama.
Pada transaksi terakhir ini, Ali menerima tagihan listrik dari PLN untuk bulan ini sebesar
Rp38.000. Pembayaran tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar pada
minggu berikutnya. Pembukuan yang dilakukan adalah modal akan dikurangi sejumlah
Rp38.000 sebagai beban dan di sisi kewajiban atau utang akan dicatat utang kepada PLN
dengan jumlah yang sama.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 8


B. Jenis Laporan Keuangan
Kembali kepada kertas kerja sederhana yang sudah dibahas di depan:
Kas Piutang Perlengk Tanah Hut lain Hut dag Hut PLN Hut bank Modal
4,000,000 4,000,000
(2,000,000) 2,000,000
120,000 120,000
180,000 180,000
200,000 200,000
(324,000) (324,000)
(120,000) (120,000)
3,000 (3,000)
200,000 (200,000)
(27,000) (27,000)
500,000 (500,000)
600,000 600,000
38,000 (38,000)
3,009,000 - 120,000 1,500,000 3,000 - 38,000 600,000 3,988,000
4,629,000 4,629,000

Setelah semua transaksi yang terjadi dibukukan sesuai dengan penjelasan di atas maka pada akhir
periode berjalan dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan melaporkan posisi keuangan sebagai
berikut:
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 20x1
Nama Jumlah Nama Jumlah

Kas 3,009,000 Hutang dagang -


Piutang - Hutang PLN 38,000
Perlengkapan 120,000 Hutang lain 3,000
Tanah 1,500,000 Hutang bank 600,000
Modal 3,988,000

4,629,000 4,629,000

Dalam laporan tersebut, perusahaan akan mengidentifikasi jenis aset, utang yang dimiliki
perusahaan beserta nilai masing-masing. Laporan tersebut dinamakan sebagai neraca atau laporan
posisi keuangan. Informasi yang bisa diungkapkan dari laporan tersebut adalah bahwa perusahaan
saat itu mempunyai aset sejumlah Rp4.629.000 dengan amanah yang harus ditunaikan sejumlah
yang sama terdiri dari kewajiban kepada supplier Rp0, kewajiban kepada PLN sejumlah Rp38.000,
kewajiban kepada Ali sebagai pribadi sejumlah Rp3.000 dan kewajiban kepada bank Rp600.000.
Sedangkan sisa kewajiban yaitu sejumlah Rp3.988.000, pada hakekatnya adalah kewajiban kepada
pemilik perusahaan atau modal perusahaan.
Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 9
Khusus pada rekening modal, perusahaan akan membuat perincian lebih lanjut dari angka
Rp3.988.000 tersebut berasal dari mana. Berdasarkan data yang tersebut di atas maka dapat
disajikan laporan perusahaan sebagai berikut:

Laporan Perubahan Modal


Periode yang berakhir 31 Desember 20x1

Modal awal 4,000,000


Pengurangan pribadi (27,000)
Tambahan selama periode 15,000
Modal akhir 3,988,000

Pada laporan tersebut nampak jelas bahwa pada awal periode pemilik perusahaan telah
memasukkan modal Rp4.000.000 yang bisa berbentuk uang kas, alat, gedung atau yang lainnya.
Sejalan dengan dilakukannya kegiatan operasional tersebut maka ada sebagian aset yang berkurang
(hilang) dan sebaliknya akan muncul tambahan aset yang berasal dari kegiatan operasional. Total
bersih dari kegiatan pendapatan dan beban tersebut berjumlah Rp15.000, yang berarti bahwa
pendapatan usahanya lebih besar dibandingkan dengan beban yang telah dikorbankan untuk
mendapat pendapatan tersebut.
Terlepas apakah perusahaan mendapatkan kinerja positif atau negatif, biasanya pemilik perusahaan
akan meminta manajemen untuk menyajikan lebih detail data dari mutasi modal tersebut. Laporan
ini akan menghasilkan angka akhir berupa selisih dari pendapatan dan beban yang terjadi. Jikalau
angka pendapatan lebih besar daripada beban, baik yang tunai maupun tidak (akrual basis) maka itu
berarti bahwa perusahaan mendapatkan sejumlah laba usaha. Di sisi lain jika kondisinya dibalik
bahwa ternyata biaya yang dikeluarkan justru lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh,
maka selisih ini dinamakan rugi. Oleh karena itu laporan yang menunjukkan kinerja perusahaan
berupa angka laba rugi tersebut akan dinamakan Laporan Laba Rugi. Untuk transaksi di atas maka
laporannya adalah:

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 10


Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 20x1
Pendapatan tunai 180,000
kredit 200,000
Beban gaji (182,000)
listrik (24,000)
(38,000)
sewa (88,000)
tinta (30,000)
perb motor (3,000)

Laba usaha 15,000

C. Unsur Laporan Keuangan


1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Pos-pos dalam neraca dikelompokkan dalam unsur laporan keuangan yaitu: aset, kewajiban
dan ekuitas. Berikut akan dibahas satu per satu beserta perlakuan akuntansinya.
a. Aset
Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat ekonomi di masa depan yang dapat diperoleh
perusahaan.
Pada umumnya, aset tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk fisik tersebut
bukanlah syarat utama untuk menentukan keberadaan aset. Meskipun aset tidak berwujud
dan tidak memiliki bentuk fisik, namun dapat dikategorikan sebagai aset, karena dikuasai oleh
perusahaan dan mendatangkan manfaat ekonomi di masa depan.
Dalam menentukan status aset, hak milik bukanlah yang utama. Pengendalian atas manfaat
yang diharapkan dari aset juga dapat digunakan untuk menentukan status aset. Misalnya,
properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha pembiayaan (financial lease), dapat diakui
sebagai aset.
Pengakuan aset dalam neraca didasarkan pada adanya manfaat ekonomi di masa depan yang
diperoleh oleh perusahaan dan aset tersebut dapat mempunyai nilai atau biayanya dapat
diukur secara andal. Aset tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir kepada perusahaan setelah periode
akuntansi berjalan.
Aset digolongkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Di dalam neraca, aset lancar
disajikan secara terpisah dengan aset tidak lancar kecuali untuk industri tertentu yang diatur
dengan PSAK secara khusus (PSAK No. 1 paragraf 39).

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 11


1) Aset lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:
a) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka
waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
b) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan
direalisasi dalam waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
c) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aset lancar disajikan dalam neraca menurut ukuran likuiditasnya.
Pos-pos yang dapat digolongkan sebagai aset lancar antara lain:
a) Kas dan setara kas
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Sedangkan setara kas adalah penempatan
dana sementara ( 3 bulan) untuk kepentingan likuiditas perusahaan dan dengan cepat
dapat dijadikan kas tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Kas dan setara kas, antara lain terdiri dari: kas, check, bank drafts, giro pada bank,
setoran dalam perjalanan, dan deposit on call. Kas dan setara kas diakui pada saat
terjadinya sebesar nilai nominal. Kas dan setara kas merupakan pos neraca yang paling
likuid (lancar) dan lazim disajikan pada urutan pertama pada aset lancar.
b) Investasi lancar
Terdapat 2 (dua) kriteria suatu aset dapat digolongkan menjadi suatu investasi lancar,
yaitu tersedia pasar yang dapat mengkonversi sekuritas tersebut menjadi kas dan
manajemen bermaksud untuk menjualnya apabila memerlukan kas.
Investasi lancar biasanya berbentuk sekuritas pasar uang (time deposit, CD, dll) dan
sekuritas pasar modal jangka pendek (commercial papers, saham, dll). Terdapat 3 (tiga)
metode penilaian investasi lancar, yaitu (1) berdasarkan biaya perolehan; (2)
berdasarkan harga pasar; dan (3) berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan
harga pasar.
Investasi lancar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok berikut:
• Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
Disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau
diskonto.
• Efek yang diperdagangkan (trading)
Disajikan dalam neraca sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum terealisasi
dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan terpisah.
• Efek yang tersedia untuk dijual (available for sale)
Disajikan dalam neraca sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum terealisasi
dimasukkan pada laporan laba rugi periode berjalan.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 12


c) Piutang
Piutang adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan dan pihak-pihak lainnya.
Termasuk dalam pos piutang antara lain piutang dagang, piutang pihak terafiliasi,
piutang wesel, piutang bunga dan piutang lain-lain. Piutang usaha disajikan sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), yaitu jumlah bruto dikurangi
dengan penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih diestimasi
berdasarkan review atas kemampuan tertagihnya saldo piutang usaha. Sedangkan
piutang wesel disajikan sebesar nilai saat ini (present value) yaitu jumlah dari
pembayaran di masa depan didiskonto dengan tingkat bunga tertentu.
d) Persediaan
Persediaan adalah aset:
• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
• Dalam proses produksi dan/atau dalam perjalanan;
• Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Persediaan dalam perusahaan dagang meliputi barang yang diperjualbelikan sedangkan
persediaan dalam perusahaan manufaktur meliputi barang jadi, barang dalam proses,
serta bahan baku dan perlengkapan.
Nilai persediaan akan disajikan dalam neraca berdasarkan harga perolehan atau nilai
realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
e) Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka yang termasuk dalam aset lancar adalah pengeluaran yang telah
dilakukan untuk manfaat (berupa jasa) yang akan diterima dalam satu tahun atau satu
siklus operasi, mana yang lebih panjang. Contoh yang umum untuk pos ini adalah polis
asuransi, sewa dibayar di muka, iklan, dan pajak. Biaya dibayar di muka disajikan sebesar
nilai histori yang belum jatuh tempo atau belum digunakan.
2) Aset tidak lancar
Aset tidak lancar adalah aset yang tidak termasuk dalam definisi aset lancar. Karakteristik
utama aset tidak lancar adalah tidak akan direalisasi dalam masa satu tahun atau satu siklus
operasi perusahaan, mana yang paling panjang. Yang termasuk aset tidak lancar antara lain
pos-pos sebagai berikut:
a) Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk direalisasikan lebih
dari satu tahun atau satu siklus operasi. Investasi jangka panjang bisa berbentuk surat
berharga, aset tetap berwujud yang tidak digunakan untuk operasi, investasi yang
disisihkan untuk dana khusus (seperti dana pensiun atau dana pelunasan obligasi) dan
investasi dalam perusahaan asosiasi.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 13


Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan, kecuali jika harga pasar
investasi tersebut menunjukkan penurunan nilai di bawah biaya perolehannya secara
signifikan dan permanen. Jika terjadi penurunan yang bersifat tetap dalam penilaian
investasi jangka panjang, maka nilai tercatat dikurangi dengan penurunan tersebut.
b) Aset tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.
Aset tetap pada awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk
memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset
tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Selanjutnya aset tetap
disajikan dalam neraca sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan,
kecuali tanah. Jumlah aset tetap yang dapat disusutkan dialokasikan secara sistematis
semasa manfaatnya. Penyusutan diakui sebagai beban periode berjalan.
Perusahaan juga diizinkan untuk menyajikan nilai aset tetap pada neraca sesuai dengan
harga pasarnya (revaluasi) asalkan dijalankan secara konsisten.
Aset tetap yang diperoleh dengan transaksi sewa guna usaha pembiayaan (financial
lease) dicatat sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa yang
harus dibayar oleh lessee pada akhir masa sewa guna usaha.
Penilaian kembali (revaluasi) aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan, tetapi
penyimpangan dapat dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah dalam hal ini
perpajakan.
c) Aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya atau untuk tujuan
administratif.
Aset tidak berwujud dapat dihasilkan secara intern ataupun diperoleh dari pihak luar.
Contoh aset tidak berwujud adalah paten, hak cipta, waralaba, goodwill, merek dagang,
nama dagang, biaya pra-organisasi, lisensi, proses produksi rahasia dan lain-lain.
Aset tidak berwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yaitu jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aset pada saat perolehan atau saat diproduksi. Setelah pengakuan awal,
aset tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi
dan akumulasi rugi penurunan nilainya.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 14


Jumlah yang dapat diamortisasi dialokasikan secara sistematis berdasarkan akun terbaik
masa manfaatnya. Pada umumnya manfaat aset tidak berwujud tidak melebihi 20 tahun
sejak tanggal aset tersebut siap digunakan. Amortisasi mulai dihitung saat aset siap
digunakan (PSAK No. 19 paragraf 58).
d) Aset lain-lain
Pos-pos yang yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aset tetap, aset lancar,
investasi, penyertaan maupun aset tidak berwujud disajikan dalam kelompok aset lain-
lain. Aset lain-lain meliputi, tapi tidak terbatas pada, aset tetap yang tidak digunakan,
piutang kepada pemegang saham, beban ditangguhkan, kas yang dibatasi
penggunaannya, biaya emisi saham atau obligasi, dan aset pajak tangguhan.

b. Liabilitas (Kewajiban)
Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul akibat peristiwa masa lalu dan
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya perusahaan yang memiliki manfaat
ekonomi.
Karakteristik utama kewajiban (liabilities) adalah perusahaan mempunyai kewajiban
(obligation) masa kini. Kewajiban merupakan suatu tugas dan tanggung jawab untuk bertindak
atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut
hukum sebagai konsekuensi kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Misalnya, jumlah yang terutang untuk pembayaran barang dan jasa yang telah diterima.
Kewajiban juga dapat timbul dari praktik bisnis yang lazim, kebiasaan, dan keinginan untuk
memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil. Misalnya,
perusahaan memberikan garansi atas produk yang rusak. Jumlah yang diharapkan akan
dibayarkan oleh perusahaan merupakan kewajiban.
Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen di masa depan. Keputusan manajemen
perusahaan untuk membeli aset di masa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan
kewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul hanya jika aset telah diterima atau perusahaan
telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aset. Hakikat perjanjian
yang tidak dapat dibatalkan adalah terdapat konsekuensi ekonomi berupa keluarnya sumber
daya kepada pihak lain apabila perusahaan gagal untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya mengakibatkan keluarnya sumber daya
perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi masa depan. Penyelesaian kewajiban masa kini
dilakukan dengan:
• pembayaran kas;
• penyerahan aset lain;
• pemberian jasa;
• penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;
• konversi kewajiban menjadi ekuitas; atau
• penghapusan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 15
Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi yang masuk akal.
Kadangkala perusahaan menyebut kewajiban ini sebagai kewajiban diestimasi (provision).
Misalnya, kewajiban diestimasi untuk menutup kewajiban pensiun karyawan.
Kewajiban biasanya diukur dengan nilai saat ini dari pengeluaran kas di masa depan (present
value of the future cash outflows). Secara umum, hal itu berarti jumlah kas yang dibutuhkan
untuk melunasi kewajiban apabila kewajiban itu dibayar saat ini.
Kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Penyajian kewajiban di dalam neraca
dipisahkan antara kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
1) Kewajiban jangka pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:
a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan;
atau
b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa dengan aset
lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek seperti utang dagang dan biaya pegawai serta
biaya operasi lainnya diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan dari tanggal
neraca namun masih dalam satu siklus operasi normal perusahaan. Pos tersebut tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek.
Pos yang dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek antara lain:
a) Utang usaha
Utang usaha adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat dari perolehan barang dan jasa
yang digunakan untuk operasi perusahaan. Dalam utang usaha termasuk diantaranya
utang dagang, utang gaji dan upah, utang sewa, dan bunga.
Utang usaha disajikan sebesar nilai nominalnya. Namun terdapat alternatif untuk
menyajikan dalam jumlah yang diharapkan untuk dibayar, seperti adanya kas diskon.
Pencatatan pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus memperhatikan
syarat pengirimannya.
b) Utang wesel
Utang wesel mirip dengan utang usaha namun mempunyai jangka waktu yang lebih
lama. Pihak pemasok biasanya mengenakan bunga terhadap utang tersebut. Utang
wesel disajikan sesuai dengan nilai nominalnya dikurangi/ditambah dengan
discount/premium yang terjadi karena perbedaan nilai bunga. Obligasi yang dapat ditarik
(callable obligation) tidak memiliki saat jatuh tempo yang pasti sehingga dapat disajikan
sebagai kewajiban jangka pendek seperti halnya utang wesel.
c) Utang dividen
Utang dividen diakui pada saat pembagian dividen diumumkan oleh perusahaan. Utang
dividen diakui sebesar jumlah dividen yang diumumkan.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 16


d) Pendapatan yang diterima di muka
Pendapatan diterima di muka adalah penerimaan kas dan setara kas dimana perusahaan
belum memberikan manfaat ekonomis kepada pihak lain.
Pendapatan diterima di muka dinilai sebesar nilai manfaat ekonomis yang belum
diserahkan kepada pihak lain. Pendapatan diterima di muka berkurang pada saat
diserahkannya jasa atau manfaat ekonomis kepada pihak lain atau sejalan dengan
berlalunya waktu.
e) Beban yang masih harus dibayar
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang sudah jatuh tempo atau telah
diterima manfaatnya tetapi belum dibayar oleh perusahaan. Bagian beban telah diakui
sampai tanggal neraca namun jumlah beban secara keseluruhan belum jatuh tempo
diakui sebagai beban yang masih harus dibayar.
Beban yang masih harus dibayar dinilai sebesar nilai tunai sumber daya yang harus
diserahkan kepada pihak lain. Rekening ini berkurang pada saat dilakukan pembayaran
atau pelunasan oleh perusahaan.
f) Utang pajak
Utang pajak adalah pajak yang terutang oleh perusahaan tetapi belum disetorkan ke kas
negara. Utang pajak disajikan sebesar jumlah yang harus dibayarkan.
g) Bagian kewajiban jangka panjang
Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
dikategorikan sebagai kewajiban jangka pendek. Pos ini tidak termasuk bagian kewajiban
jangka panjang yang akan dibiayai kembali atau yang sudah dialokasikan dana
pelunasannya.

2) Kewajiban jangka panjang


Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang tidak diharapkan untuk diselesaikan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan atau dua belas bulan setelah tanggal
neraca. Kewajiban jangka panjang bisa juga diartikan semua kewajiban selain yang
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek.
Kewajiban jangka panjang tetap dikategorikan kewajiban jangka panjang walaupun
kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal
neraca apabila (a) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk waktu lebih dari dua belas
bulan; (b) perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan
jangka panjang; (c) maksud pada huruf (b) didukung perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
diterbitkan.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 17


Pos yang diklasifikasikan kewajiban jangka panjang sebagai berikut:
a) Utang jangka panjang
Kewajiban yang termasuk dalam pos ini adalah obligasi, utang wesel, pinjaman bank dan
kewajiban lain yang tidak memerlukan penggunaan aset lancar untuk melunasinya.
Utang jangka panjang disajikan di dalam neraca sebesar nilai nominalnya
dikurangi/ditambah diskon/premi yang terjadi. Hal-hal yang berkaitan dengan utang
jangka panjang perlu untuk disajikan secara terpisah dalam catatan laporan keuangan.
b) Utang sewa guna usaha
Utang sewa guna usaha diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika jatuh
temponya lebih dari satu tahun. Bagian utang sewa guna usaha yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
c) Kewajiban jangka panjang lainnya
Yang termasuk dalam kewajiban ini adalah kewajiban jangka panjang kepada pegawai
seperti kewajiban manfaat pensiun dan kewajiban lain yang tidak dapat diselesaikan
dalam waktu satu tahun. Pos ini disajikan sebesar bagian kewajiban jangka panjang yang
jatuh tempo.
d) Kewajiban lainnya
Kewajiban lainnya memuat semua kewajiban yang bukan merupakan kewajiban jangka
pendek seperti kewajiban pajak tangguhan dan kewajiban kontinjen.
i) Kewajiban pajak tangguhan
Seperti halnya aset lainnya dimana terdapat aset pajak tangguhan, maka pada sisi
kewajiban dapat muncul kewajiban pajak tangguhan.
ii) Kewajiban kontinjen
Kegiatan masa lalu mungkin saja menghasilkan suatu kemungkinan kewajiban di masa
mendatang, meskipun kewajiban tersebut tidak ada secara nyata pada saat tanggal
neraca. Klaim tersebut disebut kewajiban kontinjen. Kewajiban kontinjen dicatat
hanya ketika kemungkinan kewajiban tersebut menjadi nyata sangat besar dan nilai
kewajibannya dapat ditentukan. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka
kewajiban kontinjen cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan atau
bahkan tidak perlu diungkapkan sama sekali. Contoh dari kewajiban ini adalah
tuntutan hukum, asuransi sendiri, dan garansi pinjaman.

c. Ekuitas
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik perusahaan, yaitu selisih antara aset dan kewajiban
yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Ekuitas sebagai bagian hak pemilik perusahaan dilaporkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan
perundangan dan akta pendirian perusahaan.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 18


Meskipun didefinisikan sebagai residual, ekuitas diklasifikasikan dalam beberapa pos seperti
Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap dan Saldo Laba
yang disajikan secara terpisah. Klasifikasi semacam itu menjadi relevan untuk kebutuhan
pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan
pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk
membagikan atau menggunakan ekuitas. Klasifikasi tersebut juga mencerminkan fakta bahwa
pihak-pihak dengan hak kepemilikannya masing-masing mempunyai hak yang berbeda dalam
hubungannya dengan penerimaan dividen atau pembayaran kembali modal.
Pos-pos yang diklasifikasikan sebagai ekuitas antara lain:
1) Modal saham
Modal saham dapat didefinisikan sebagai:
• Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham sesuai dengan Anggaran Dasar.
• Modal disetor adalah modal yang telah efektif diterima perusahaan sebesar nilai nominal
saham.
Selain itu modal saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa.
Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan jumlah uang yang diterima, besarnya utang
yang dikonversi menjadi modal, dan nilai wajar aset non-kas yang diterima. Pengurangan
modal disetor dicatat berdasarkan jumlah uang yang dibayarkan, besarnya utang yang
timbul, dan nilai wajar aset yang diserahkan.
Nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam
penyajian Modal Disetor pada neraca.
2) Tambahan modal disetor
Tambahan modal disetor terdiri dari berbagai unsur penambah modal seperti agio saham,
tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga lebih rendah daripada jumlah
yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang
diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya.
3) Saldo laba
Saldo laba adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian
dividen dan koreksi laba rugi periode yang lalu.
Saldo laba dikelompokkan menjadi:
a) Cadangan tujuan adalah cadangan yang dibentuk dari laba bersih setelah
penggunaannya ditetapkan untuk tujuan tertentu;
b) Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari laba bersih setelah pajak untuk
memperkuat struktur permodalan; dan
c) Sisa laba yang belum dicadangkan terdiri dari saldo laba atau rugi periode lalu ditambah
dengan laba atau rugi yang belum dicadangkan.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 19


4) Ekuitas lainnya
Selain ekuitas yang telah disebutkan di atas, masih terdapat jenis ekuitas lainnya, yaitu
saham treasury dan akumulasi dari pendapatan komprehensif lainnya. Contoh dari
akumulasi dari pendapatan komprehensif lainnya adalah kerugian dan keuntungan yang
belum direalisasikan dari investasi atau kontrak derivatif; dan penyesuaian mata uang asing.

2. Laporan Laba Rugi


Unsur-unsur pokok laporan laba rugi dan hubungannya dengan penghasilan atau laba
bersih dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut .

Laba (rugi) bersih = Pendapatan – Beban + Untung – Rugi

Unsur-unsur laporan laba rugi adalah:


a. Bagian operasi
Bagian ini melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama perusahaan yaitu:
1) Bagian penjualan
Bagian ini menyajikan penjualan bruto, diskon, retur penjualan, harga, dan informasi
lainnya yang berhubungan. Tujuannya adalah untuk memperoleh jumlah bersih
pendapatan penjualan.
2) Bagian harga pokok penjualan
Bagian ini menyajikan harga pokok barang yang dijual.
3) Beban penjualan
Bagian ini mencantumkan daftar beban-beban yang berasal dari aktivitas perusahaan untuk
melakukan penjualan.
4) Beban administrasi atau umum
Bagian ini melaporkan beban-beban administrasi umum.
b. Bagian non-operasi
Bagian ini melaporkan pendapatan dan beban yang berasal dari aktivitas sekunder atau
tambahan dari perusahaan. Selain itu, keuntungan dan kerugian khusus yang jarang muncul
atau tidak biasa juga dilaporkan dalam bagian ini.
Umumnya pos-pos ini dibagi menjadi dua sub-bagian utama yaitu:
1) Pendapatan dan keuntungan lain
Sub-bagian ini menyajikan daftar pendapatan yang dihasilkan atau keuntungan yang terjadi
dari transaksi non-operasional yang umumnya berupa nilai bersih dari beban terkait.
2) Beban dan kerugian lain
Sub-bagian ini menyajikan beban atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi non-
operasional, yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap pendapatan yang terkait.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 20


c. Pajak penghasilan
Bagian ini melaporkan pajak penghasilan yang dikenakan atas laba bersih perusahaan.
d. Operasi yang dihentikan
Bagian ini melaporkan keuntungan atau kerugian material yang berasal dari penghentian
segmen bisnis.
e. Laba per saham
Bagian ini menunjukkan jumlah laba setelah pajak yang dibagi dengan jumlah saham biasa
perusahaan yang beredar.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 21


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai