E-LEARNING PEMAHAMAN
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
KONSEP DASAR
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Muhtar Yahya
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Keuangan Umum
2019
Pemahaman Laporan Keuangan Perusahaan
“Konsep Dasar Laporan Keuangan”
Tanggal Kejadian
1 Januari 15 Ali mendirikan usaha percetakan. Usahanya ini diberi nama PT XYZ. Ali
menginvestasikan Rp4.000.000 uangnya untuk memulai usaha ini.
1 Januari 15 PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli secara
tunai dengan harga sejumlah Rp2.000.000
1 Maret 15 PT XYZ membeli perlengkapan kantor dari Toko Sejahtera yang nilainya
Rp120.000
1 Maret 15 PT XYZ menerima pendapatan tunai sebesar Rp180.000
1 April 15 PT XYZ memberikan jasa pencetakan kepada PT DEF yang nilainya sebesar
Rp200.000 secara kredit
1 April 15 Dalam memutar roda bisnisnya, PT XYZ mengeluarkan beban-beban operasi.
Beban-beban yang dibayar secara tunai oleh PT XYZ adalah beban gaji karyawan
Rp182.000, beban listrik bulan ini Rp24.000, beban sewa kantor Rp88.000, dan
beban tinta cetak dan kertas Rp30.000
1 April 15 PT XYZ melunasi semua utang dagangnya kepada Toko Sejahtera
1 April 15 Ali memperbaiki mobilnya yang rusak. Beban reparasi dibengkel Rp3.000 dan
Ali membayarnya dari uang yang ada pada dirinya. Seharusnya merupakan
beban perusahaan
30 Juni 15 PT DEF melunasi utangnya kepada PT XYZ sebesar Rp200.000
1 Sept 15 Ali mengambil Rp27.000 dari perusahaannya untuk digunakan membayar biaya
operasi anaknya di rumah sakit.
1 Okt 15 PT XYZ menjual sebagian lahan tanahnya dengan harga sebesar Rp500.000
Pembayaran langsung diterima tunai.
1 Okt 15 Untuk mempertangguh usaha percetakannya, PT XYZ meminjam uang dari Bank
BCA sebesar Rp600.000 dengan bunga 20% per tahun.
30 Des 15 Ali menerima tagihan listrik untuk bulan ini sebesar Rp38.000. Pembayaran
tagihan listrik ini ditunda sementara dan baru akan dibayar oleh Ali minggu
berikutnya.
b. Analisis Transaksi
Berikut ini disajikan analisis atas transaksi bisnis tersebut serta pencatatannya dalam
persamaan akuntansi.
Transaksi 1: Investasi oleh pemilik usaha.
Transaksi pertama yang menciptakan persamaan akuntansi biasanya melibatkan modal yang
ditanamkan oleh pemilik usaha. Setoran permulaan berupa uang harus dicatat pada buku
perusahaan dalam rangka memperlihatkan aset yang baru dan klaim atas aset tersebut.
Dalam contoh tersebut, aset berupa uang Rp4.000.000 semuanya didanai oleh pemilik usaha.
Transaksi tersebut akan dibukukan dengan cara menambahkan harta berupa kas sejumlah
Rp4.000.000 dan menambahkan amanah atau kewajiban berupa modal sejumlah
Rp4.000.000.
Transaksi 2: Pembelian tanah secara tunai.
Transaksi ke dua yang dilakukan perusahaan adalah menggunakan sebagian dari uang kas yang
ada untuk keperluan operasional perusahaan. Dalam hal uang tersebut dibelikan sebuah
barang yang mempunyai kemanfaatan jangka panjang, misal lebih dari setahun dan nilainya
dianggap cukup besar (materiil), maka perusahaan akan mencatat tambahan sebuah harta
baru. Di sisi lain uang akan berkurang dengan jumlah yang sama. Pengeluaran uang sejumlah
tersebut disebut dengan dikapitalisasi (capital expenditure atau capex).
Pada contoh tersebut, PT XYZ membeli tanah di Jl. Mangga untuk lokasi kantornya. Tanah dibeli
secara tunai Rp2.000.000. Transaksi ini akan dibukukan dengan cara menambah aset tanah
senilai Rp2.000.000 dan di lain sisi uang kas akan dikurangi dengan jumlah Rp2.000.000 juga.
Setelah semua transaksi yang terjadi dibukukan sesuai dengan penjelasan di atas maka pada akhir
periode berjalan dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan melaporkan posisi keuangan sebagai
berikut:
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 20x1
Nama Jumlah Nama Jumlah
4,629,000 4,629,000
Dalam laporan tersebut, perusahaan akan mengidentifikasi jenis aset, utang yang dimiliki
perusahaan beserta nilai masing-masing. Laporan tersebut dinamakan sebagai neraca atau laporan
posisi keuangan. Informasi yang bisa diungkapkan dari laporan tersebut adalah bahwa perusahaan
saat itu mempunyai aset sejumlah Rp4.629.000 dengan amanah yang harus ditunaikan sejumlah
yang sama terdiri dari kewajiban kepada supplier Rp0, kewajiban kepada PLN sejumlah Rp38.000,
kewajiban kepada Ali sebagai pribadi sejumlah Rp3.000 dan kewajiban kepada bank Rp600.000.
Sedangkan sisa kewajiban yaitu sejumlah Rp3.988.000, pada hakekatnya adalah kewajiban kepada
pemilik perusahaan atau modal perusahaan.
Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 9
Khusus pada rekening modal, perusahaan akan membuat perincian lebih lanjut dari angka
Rp3.988.000 tersebut berasal dari mana. Berdasarkan data yang tersebut di atas maka dapat
disajikan laporan perusahaan sebagai berikut:
Pada laporan tersebut nampak jelas bahwa pada awal periode pemilik perusahaan telah
memasukkan modal Rp4.000.000 yang bisa berbentuk uang kas, alat, gedung atau yang lainnya.
Sejalan dengan dilakukannya kegiatan operasional tersebut maka ada sebagian aset yang berkurang
(hilang) dan sebaliknya akan muncul tambahan aset yang berasal dari kegiatan operasional. Total
bersih dari kegiatan pendapatan dan beban tersebut berjumlah Rp15.000, yang berarti bahwa
pendapatan usahanya lebih besar dibandingkan dengan beban yang telah dikorbankan untuk
mendapat pendapatan tersebut.
Terlepas apakah perusahaan mendapatkan kinerja positif atau negatif, biasanya pemilik perusahaan
akan meminta manajemen untuk menyajikan lebih detail data dari mutasi modal tersebut. Laporan
ini akan menghasilkan angka akhir berupa selisih dari pendapatan dan beban yang terjadi. Jikalau
angka pendapatan lebih besar daripada beban, baik yang tunai maupun tidak (akrual basis) maka itu
berarti bahwa perusahaan mendapatkan sejumlah laba usaha. Di sisi lain jika kondisinya dibalik
bahwa ternyata biaya yang dikeluarkan justru lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh,
maka selisih ini dinamakan rugi. Oleh karena itu laporan yang menunjukkan kinerja perusahaan
berupa angka laba rugi tersebut akan dinamakan Laporan Laba Rugi. Untuk transaksi di atas maka
laporannya adalah:
b. Liabilitas (Kewajiban)
Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul akibat peristiwa masa lalu dan
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya perusahaan yang memiliki manfaat
ekonomi.
Karakteristik utama kewajiban (liabilities) adalah perusahaan mempunyai kewajiban
(obligation) masa kini. Kewajiban merupakan suatu tugas dan tanggung jawab untuk bertindak
atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut
hukum sebagai konsekuensi kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Misalnya, jumlah yang terutang untuk pembayaran barang dan jasa yang telah diterima.
Kewajiban juga dapat timbul dari praktik bisnis yang lazim, kebiasaan, dan keinginan untuk
memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil. Misalnya,
perusahaan memberikan garansi atas produk yang rusak. Jumlah yang diharapkan akan
dibayarkan oleh perusahaan merupakan kewajiban.
Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen di masa depan. Keputusan manajemen
perusahaan untuk membeli aset di masa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan
kewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul hanya jika aset telah diterima atau perusahaan
telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aset. Hakikat perjanjian
yang tidak dapat dibatalkan adalah terdapat konsekuensi ekonomi berupa keluarnya sumber
daya kepada pihak lain apabila perusahaan gagal untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya mengakibatkan keluarnya sumber daya
perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi masa depan. Penyelesaian kewajiban masa kini
dilakukan dengan:
• pembayaran kas;
• penyerahan aset lain;
• pemberian jasa;
• penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;
• konversi kewajiban menjadi ekuitas; atau
• penghapusan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Konsep Dasar Laporan Keuangan Perusahaan 15
Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi yang masuk akal.
Kadangkala perusahaan menyebut kewajiban ini sebagai kewajiban diestimasi (provision).
Misalnya, kewajiban diestimasi untuk menutup kewajiban pensiun karyawan.
Kewajiban biasanya diukur dengan nilai saat ini dari pengeluaran kas di masa depan (present
value of the future cash outflows). Secara umum, hal itu berarti jumlah kas yang dibutuhkan
untuk melunasi kewajiban apabila kewajiban itu dibayar saat ini.
Kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Penyajian kewajiban di dalam neraca
dipisahkan antara kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
1) Kewajiban jangka pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:
a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan;
atau
b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa dengan aset
lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek seperti utang dagang dan biaya pegawai serta
biaya operasi lainnya diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan dari tanggal
neraca namun masih dalam satu siklus operasi normal perusahaan. Pos tersebut tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek.
Pos yang dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek antara lain:
a) Utang usaha
Utang usaha adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat dari perolehan barang dan jasa
yang digunakan untuk operasi perusahaan. Dalam utang usaha termasuk diantaranya
utang dagang, utang gaji dan upah, utang sewa, dan bunga.
Utang usaha disajikan sebesar nilai nominalnya. Namun terdapat alternatif untuk
menyajikan dalam jumlah yang diharapkan untuk dibayar, seperti adanya kas diskon.
Pencatatan pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus memperhatikan
syarat pengirimannya.
b) Utang wesel
Utang wesel mirip dengan utang usaha namun mempunyai jangka waktu yang lebih
lama. Pihak pemasok biasanya mengenakan bunga terhadap utang tersebut. Utang
wesel disajikan sesuai dengan nilai nominalnya dikurangi/ditambah dengan
discount/premium yang terjadi karena perbedaan nilai bunga. Obligasi yang dapat ditarik
(callable obligation) tidak memiliki saat jatuh tempo yang pasti sehingga dapat disajikan
sebagai kewajiban jangka pendek seperti halnya utang wesel.
c) Utang dividen
Utang dividen diakui pada saat pembagian dividen diumumkan oleh perusahaan. Utang
dividen diakui sebesar jumlah dividen yang diumumkan.
c. Ekuitas
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik perusahaan, yaitu selisih antara aset dan kewajiban
yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Ekuitas sebagai bagian hak pemilik perusahaan dilaporkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan
perundangan dan akta pendirian perusahaan.