ABSTRAK
Spektrofotometri derivatif ultraviolet (SDUV) telah digunakan dalam menentukan kadar
flavonoid obat herbal tanpa adanya proses pemisahan dan pemakaian pereaksi kromogenik.
Metode SDUV yang digunakan didasarkan pada pengukuran jarak puncak dari garis nol (Dz)
pada panjang gelombang 276 nm pada spektrum derivat ketiga larutan contoh. Hasil evaluasi
kinerja analitik dari metode SDUV yang dikembangkan diperoleh linearitas untuk kurva kalibrasi
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.9984 pada kisaran konsentrasi flavonoid
total yang diekspresikan sebagai ekivalen kuersetin 5-20 g/mL. Presisi dari metode SDUV
menunjukkan hasil yang cukup baik yang ditunjukkan dengan nilai persen simpangan baku
relatif sebesar 4,48 dan akurasi yang dievaluasi dengan membandingkan kadar yang diperoleh
dari metode SDUV dan pembanding (AlCl3) menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata.
Estimasi limit deteksi dan kuantifikasi dari metode SDUV diperoleh sebesar 0,67 g/mL dan
2,24 g/mL. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode SDUV dapat digunakan
untuk penentuan kadar flavonoid total obat herbal Biouric untuk tujuan kendali mutunya.
ABSTRACT
Ultraviolet derivative spectrophotometry (UVDS) was performed for the determination of
total flavonoids in herbal medicines (Biouric) without any separation and chromogenic reagent.
The method is based on the measurement of the distance between peaks to baseline (D Z) at
276 nm in the third order derivative spectra of the sample solution. Analytical performance test
for the developed SDUV method showed good linearity with a correlation coefficient 0.9984 for
the calibration curves of total flavonoid expressed as equivalent quercetin in the concentration
range 5-20 µg/ml. Precision of the proposed method expressed as percentage relative standard
deviation (% RSD) was less than 4.48% and for the accuracy was evaluated with the mean
values of the SDUV and reference (AlCl 3) methods showed no significance differences.
Estimation for Limit of detection (LOD) and limit of quantification (LOQ) were 0.67 and 2.24
g/mL respectively. From the obtained results indicated that the developed method could be
used for determination of total flavonoid in Biouric sample for the quality control purpose.
dalam contoh yang dianalisis dengan ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi.
Teknik gabungan ini telah banyak Trichilia catigua dan Ptychopetalum
digunakan untuk analisis, karakterisasi, dan olacoides (Rolim et al. 2005) menggunakan
kontrol kualitas dalam bidang pertanian, spektra derivat ke-1. Metode ini tidak dapat
farmasi, dan biomedis (Karpinska 2004; langsung digunakan pada obat herbal
Ojeda & Rojas 2004). Metode SDUV Biouric yang mengandung seledri dan
menawarkan beberapa keuntungan sidaguri karena matriks contoh yang sangat
dibandingkan dengan spektrofotometri UV berbeda. Oleh karena itu, pada penelitian ini
konvensional seperti dapat memilih puncak dikembangkan metode SDUV untuk
yang tajam diantara spektrum yang lebar penentuan kadar flavonoid total dalam obat
dan meningkatkan resolusi dari spektra herbal Biouric. Hasil analisis dengan
yang tumpang tindih. Spektroskopi derivatif metode SDUV kemudian dibandingkan
juga dapat menghasilkan daerah sidik jari secara statistika dengan metode referensi
yang lebih baik dibandingkan dengan digunakan dalam menentukan kadar
spektra absorpsi yang umum (Karpinska flavonoid total yaitu metode AlCl3 yang
2004; Ojeda & Rojas 2004). Metode SDUV menggunakan spektrofotometri UV-Vis
telah dilakukan untuk mencari metode (Depkes RI 2000).
cepat, mudah, dan murah dalam
menentukan kadar suatu komponen kimia METODE PENELITIAN
dari tanaman maupun sediaan herbalnya. Alat dan Bahan
Alpdogan et al. (2000) telah menggunakan Peralatan yang digunakan adalah
metode SDUV untuk menentukan kadar neraca analitik, spektrofotometer UV-VIS
kafein pada minuman cola, teh, dan kopi. Hitachi U-2800 (Tokyo, Jepang) yang
Metode ini juga telah dikembangkan untuk dilengkapi dengan kuvet kuarsa 1 cm,
analisis kuantitatif vitamin C (Aydogmus & komputer, dan perangkat lunak UV-
Cetin 2002), campuran flavonoid solutions versi 2 buatan Hitachi. Seluruh
(Baranowska & Rarog 2001), dan β- percobaan yang dilakukan menggunakan
karotena dan astaxantin (Hui et al. 2005), bahan kimia dan pelarut dengan tingkatan
reserpin (Darusman et al. 2012), campuran analitis, standar kuersetin dari Sigma-
amlodipine, valsartan and hidroklorotiazida Aldrich (St Louis, USA), dan sampel obat
(Darwish et al. 2013) herbal Biouric produksi dari PT Biofarindo
SDUV telah digunakan dalam (Bogor, Indonesia).
penentuan kadar flavonoid total dalam
Kondisi Optimum
100 mg ekstrak sampel dimasukkan ke
Standar dan contoh yang telah
dalam labu bulat dan ditambahkan 1 ml
disiapkan di atas kemudian diukur dengan
larutan heksametilentetraamina 0,5% b/v,
spektrofotometer UV-Vis menggunakan
20 mL aseton, dan 20 mL larutan HCl 25%
kecepatan payar 100 nm/menit pada
untuk hidrolisis yang dilakukan selama 30
kisaran panjang gelombang 230-370 nm
menit. Campuran hasil hidrolisis disaring
dengan lebar celah 1,5 nm. Pada spektrum
dan dimasukkan dalam labu ukur 100 mL.
yang didapatkan kemudian dibuat spektrum
Residu kemudian ditambah dengan 20 mL
derivatif orde tiga dengan orde smoothing 4.
aseton dan dididihkan kembali selama 10
menit dan dilakukan sebanyak 2 kali.
Pembuatan Kurva Kalibrasi dan
Pengukuran Contoh Larutan dalam labu ukur kemudian
Dibuat seri larutan standar dengan ditepatkan setelah dingin. Diambil sebanyak
20 mL larutan dalam labu ukur tersebut
konsentrasi flavonoid total 5-20 g/ml dari
yang kemudian dimasukkan dalam corong
larutan stok standar yang telah disiapkan
pisah lalu ditambahkan akuades 20 mL.
kemudian dibuat spektrum UV (230-370
Setelahnya ditambahkan etil asetat 15 mL
nm) tiap standar dengan spektrofotometer
lalu dikocok dan fase etil asetat dipisahkan.
Larutan yang tersisa dalam corong pisah ditambah kembali dengan 10 mL etil asetat
untuk pengulangan ekstraksinya dan menggunakan spektrofotometer. Linearitas
dilakukan sebanyak 2 kali penambahan 10 diperoleh dengan metode regresi kuadrat
mL etil asetat. Fraksi etil asetat terkecil. Linearitas kurva kalibrasi dilihat dari
dikumpulkan dalam labu ukur 50 mL. nilai koefisien korelasi (r)
Sebanyak 10 mL larutan fraksi etil asetat ini
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan Akurasi
ditambahkan 2 mL larutan AlCl3 (2 g AlCl3 Akurasi ditentukan dengan melihat
dalam 100 mL asam asetat glasial 5% v/v kedekatan hasil antara metode referensi
dalam metanol) dan ditepatkan dengan dan SDUV melalui uji t dan F.
larutan asam asetat glasial 5% v/v dalam
Limit Deteksi (LD) dan Limit Kuantitasi (LK)
metanol. Sebagai senyawa standar
Limit deteksi dan kuantitasi dihitung
digunakan kuersetin dengan konsentrasi 2,
dari rerata nilai kemiringan dan standar
4, 6, 8, dan 10 g/mL. Absorbans larutan
deviasi intersep kurva kalibrasi yang
sampel dan standar dibaca pada panjang
diperoleh (n=3) menurut persamaan:
gelombang 370,8 nm, Kadar flavonoid total
LD = 3.3 /S
diperoleh dari kurva kalibrasi yang telah
LK = 10 /S
dibuat.
Nilai LD dan LK merupakan nilai
Evaluasi Kinerja estimasinya; , standar deviasi dari rerata
Analitik Presisi intersep; S, nilai kemiringan dari kurva
kalibrasi.
2.5
Abs 2.0
1.5
1.0
0.5
0.0 nm
250 300 350
(a)
0.00004
0.00003
d3A/dλ3 0.00002
0.00001
0.00000
-0.00001
-0.00002
-0.00003
-0.00004
nm
240 250 260 270 280 290 300 310
(b)
Gambar 1. (a) Spektrum orisinal, (b) spektrum derivat orde tiga dari contoh obat herbal (garis
merah) dan standar kuersetin (garis hitam) dengan konsentrasi masing-masing =
10 g/ml (kecepatan payaran 100 nm/menit; orde smoothing 4)
nm dari spektrum derivat orde tiga dengan berbagai konsentrasi (5-20 g/ml). Linearitas
larutan standar flavonoid total pada dari kurva kalibrasi dan kecocokan dari
pengukuran nilai Dz pada spektrum derivatif nilai rerata hasil antara metode SDUV dan
orde tiga terhadap hukum Lambert-Beer AlCl3 yang tidak memberikan perbedaan
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang signifikan dilihat dari nilai t dan F
yang mendekati 1. Tabulasi data kurva eksperimen yang lebih kecil daripada nilai t
kalibrasi ditunjukkan pada Tabel 1. dan F dari tabel. Nilai estimasi LD dan LK
Tabel 1. Data kurva kalibrasi metode SDUV diperoleh masing-masing secara berurutan
(n=3)
sebesar 0,67 g/ml dan 2,24 g/ml. Tabel 2
Parameter 3 D276 nm
menunjukkan semua nilai yang diperoleh
Kisaran konsentrasi dari evaluasi kinerja analitik metode SDUV
5-20
standar (g/ml)
untuk penetapan kadar flavonoid total
Persamaan regresi 0,4571 + 0,88 C
Koefisien korelasi (r) 0,9984 dalam contoh yang digunakan.
Untuk melihat apakah metode SDUV
Nilai hasil analisis kadar flavonoid yang dikembangkan ini dapat menjadi suatu
total dengan metode SDUV sebanyak 5 kali metode alternatif penentuan kadar flavonoid
ulangan pada hari yang sama memberikan total dalam obat herbal maka diperlukan
ketelitian yang cukup baik ditandai dengan verifikasi menggunakan metode referensi
nilai %SBR sebesar 4,48%. Akurasi dari yaitu metode AlCl3. Kadar flavonoid total
metode yang dikembangkan dilihat dari yang diperoleh dari kedua metode tersebut
secara statistika menggunakan uji t dan F
ternyata tidak memberikan perbedaan nilai
rerata maupun ketelitian hasil yang
signifikan (Tabel 2).
Tabel 2. Evaluasi kinerja analitik metode SDUV dan analisis statistika untuk
membandingkannya dengan metode AlCl3
Metode
SDUV AlCl3
Ulangan (n) 5 5
Rerata (g/ml)a SD 0,57 0,03 0,51 0,05
SBR (%) 4,48 3,12
uji Fb 2,60
uji tc 1,28
LD (g/ml) 0,67
LK (g/ml) 2,24
a
5 kali ulangan
b
Nilai Ftabel (95%) = 9,605
c
Nilai ttabel (95%) = 2,31
KESIMPULAN complementary colorimetric methods.
J Food Drug Anal 10(3): 178-182.
Metode SDUV dapat digunakan
Christov R, Bankova V. 1992. Gas
untuk penentuan flavonoid total chromatographic analysis of
underivatized phenolics constituent
diekspresikan sebagai kuersetin dalam obat
from propolis using and electron-
herbal komersial (Biouric). Hasil yang capture detector. J Chromatogr 623:
182-185.
didapatkan dengan menggunakan metode
SDUV untuk obat herbal sebesar 0,571 % Dadakova E, Prochazkova E, Krizek M.
2001. Application of micellar
b/b, sedangkan dengan menggunakan
electrokinetic capillary
metode AlCl3 sebagai metode referensi chromatography for quantitative
sebesar 0,51 % b/b. Hasil yang didapatkan analysis of quercetin in plant
materials. Electrophoresis 22: 1573-
dari kedua metode secara statistika (uji t- 1578.
student dan uji F) tidak berbeda nyata.
Darusman LK, Rafi M, Wahyuni WT,
Azrianiningsari R. 2012. First-order
DAFTAR PUSTAKA ultraviolet derivative
spectrophotometric methods for
Alpdogan G, Karabina K, Sungur S. 2000. determination of reserpine in
Derivative Spectrophotometric antihypertension tablet. Indo J Chem
Determination of Caffeine in Some 12: 268-272.
Beverages. Turk J Chem 26: 295-
302. Darwish HW, Hassan SA, Salem MY, El-
Zeany BA. 2013. Comparative study
Aydogmus Z, Cetin SM. 2002. between derivative spectrophotometry
Determination of ascorbic acid in and multivariate calibration as analytical
vegestables by derivative tools applied for the simultaneous
spectrophotometry. Turk J Chem 26: quantitation of Amlodipine, Valsartan
697-704. and Hydrochlorothiazide. Spectrochim
Acta A Mol Biomol Spectrosc 113:215-
Bankova V, Christov R, Stoev G, Popov S. 23.
1992. Determination of phenolics from
propolis by capillary gas [Depkes RI]. 2000. Departemen Kesehatan
chromatography. J Chromatogr 307: Republik Indonesia. Direktorat
150-153. Pengawasan Obat Tradisional.
Parameter Standar Umum Ekstrak
Baranowska I, Rarog D. 2001. Application Tumbuhan Obat. Jakarta: Depkes RI.
of derivative spectrophotometry to
determination of flavonoid mixtures. Finger A, Engelhardt UH, Wray V. 1991.
Talanta 55: 209-212. Flavonol glycosides in tea-kaempferol
and quercetin rhamnoglucosides. J
Chang CC, Yang MH, Wen HM, Chern JC. Sci Food Agric 55: 313-321.
2002. Estimation of total flavonoid
content in propolis by two
Garcia-Viguera C, Ferreres F, Tomas- Canadian propolis by GC-MS and
Barberan FA. 1993. Study of HPLC. Z Naturforsch C Biosci 42: 147-
151. Rohaeti E, Heryanto R, Rafi M, Darusman
LK, Kurniasari I. 2006. Rapid Analysis
Ni H, He GQ, Ruan H, Chen QH, Chen F. of Total Flavonoids from Medicinal
2005. Application of derivative ratio Herb: Interpretation of Chemometrics
spectrophotometry for determination on Infrared Spectra of Phyllantus
of β-carotene and astaxanthin from niruri. In: N. Hadipranoto et al.
Phaffia rhodozyma extract. J Zhejiang Proceeding The 2006 Seminar on
Univ Sci B 6(6): 514–522. Analytical Chemistry, March 9th 2006.
Yogyakarta: Department of Chemistry
Karpinska J. 2004. Derivative Gadjah Mada University.
spectrophotometry-recent
applications and directions of Rolim A, Oishi T, Marciel CPM, Zague V,
developments [ulasan]. Talanta 64: Pinto CASO, Kaneko TM, Consiglieri
801-822. VO, Velasco MVR. 2005. Total
flavonoids quantification from O/W
Ojeda CB, Rojas FS. 2004. Recent emulsion with extract of Brazilian
developments in derivative plants. Intl J Pharmaceutics, 308:
ultraviolet/visible absorption 107-114.
spectrophotometry [ulasan]. Anal
Chim Acta 518: 1-24. Wang HF, Helliwell K. 2001. Determination
of flavonols in green and black tea
leaves and green tea infusions by
high-performance liquid
chromatography. Food Res Int 34:
223-227.