Anda di halaman 1dari 11

PROSIDL\G TPT X\/[ PERIL\PI2008

PEMAKAIAN N,IETODE RESISTTWTY S O UI\DING


DALAM UPAYA MENGETAHUI KATEBALAN OVERBURDEN
DAN DISTRIBUSI LAPISAN BATU BARA
DI BATULICIN, KALIMANTAN SELATAN
OIeh:
Yatini *, Dwi Poetranto WA*'t
Imam Suyanto ***
"Yatini' staf pengajar Jurusan Teknik Geofisika UPN "Veteran' Yogyakart4 JIn SWK RingRoad
Utara
l.::rdong Catur 55283 T1p (027$7a75'179, HP.OSt328748581, emaiileng_tinzoOn@Vrf,oo*rq .r
Dwi
J:eranto Wd staf pengajar Teknik Pertambangan UPN "Veteran', r** hfr Suy*io, staf pengajar prodi
}:'isika-FMIPA-uGIuYogyakart4 Hp.081353415695, email imams 82@yahoo.dm. ' '

Srn.'
Telah dilakukon penelitian metode resitivitas untuk mengetahui ketebalan lapkan
.:'nutup (overburden) dan kcmenerusan lapisan batubara, ai Kecamatan Batilicia
'i':iupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Pingambitan data dilakukon ,4o^o t I t ori,
*'t!ai tanggal I s.d- I0 Februari 2006, seluis
42,5 ha Sebanyak 40 titik sounding
i'-:.iigurasi Schlumberger, menggunakon alat Resistivitymeter
OyO Mcohm Mark 2I I5.
Pengolahan data dengan Program Progress Ver 3.0 menghasilkan variasi
resistivitas
::-.:ra vertikal. Dengan korelasi titik bor yang terletak paling1etcat dengan titik sowding
:*-:), menghasilkan korelasi nilai resistivitidengan iinis iatuan, terniasuk yang diduga
*':ztunyai potensi batubara.
Dengan cara mengkorelasikan antar titik sounding atn
' .
.- ",'.' ! e h ke rnene rus an I ap i,s an b aru b ara d i da e ra h
|e n e I i I i an.
Diperbleh nilai resistivitas lapisan yang-diketompokkan ntenjadi 4 bagian yaitu
-'-":::-r,ir lempung (0,5-10,9) eny batulempung e,0-30,6) chn, batubari
130,0-19,2) em ttan
-:-::jir (40,1-538,1) o,n. Ketebalan lapisan penutup berupo lempung, batulentpuyg,
::"'^::str, dan tanah berkisar antara 1,2 nt torrpoi 26,0 m. Bagiqn timir
mlemiliki kerebalan
:^': !ebih besar karena secaro topografi daeiah ini memiliklkefinggian yang
'' ri;ri dibanding permukaan bagiin relatf lebih
barat. Lapisan batuan secora struldur memiliki
: * -:ri$afi yong semokin besar kearah Ltora, yang
ditunjukkan dengan lapisan batubara
- ": ::makin menebal kearah utaro-
I. - _ ./ .
- -' - fI La .

P'esearch at Batttlicin, Kotabartt, South Kalimantan with


resestivity sottnding methods
-"'''i out' The aim of the research is to find overburden distribution at tlze area antl
; . '-."''' distribution of the coal. The data aqiuisition during I I days from February I Io .0,
- ' :) sounding-point on 42,5 acre surveys areas with Schlumbeiger con/igurotions use
' : . -.::\^meter OYO McOhm Mark 2l15..
ite data processed4 u'ith t tugterr ver
n''Ltt Progress Ver )-u
3.0 programs ot ULUI to (;L4u.'lhe
at GLT| GL40. The 40 section
sectirn
: ::"ibution result with correlation between GLTl with the DH8
test pit point. llith the
:''telation methods would befound lateral distribition of the coal ot the ctreas.
-;;: resistivityvalue of the rayer ore: cray (0,5-rT,gjarn, craystone
: ,-'19,2) Qm dan sand stone (40,r-53g,1) am.'l'he overburden are (9,0-30,e an1
clay, cla,vstone
- ''.!one with 1,2 m to 26,0 m thick. The southern of the orea have b'ig thickness
'.::';. 77te coal distribution hove big dip anrJ
more thickLt northen.
,- :. sounding, resistivity, overburden, batubara.
220

I. PENDAHT]LUAN
Energi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan menjadi kebutuhan
primer untuk saat ini. Ada berrnacam-macam sumber energi yang dapat diglnakan
seperti
matahari, minyak gas bumi, panas bumi, air, batubara, dan lain-lairi. Sumber daya
9*],.
energl batubara diperkirakan sebesar 36.5 milyar ton, dengan sekitar 5.1 milyar ton
dikategorikan sebagai cadangan terukur. Sumber daya ini sebagian besar berada di
Kalimantan yaitu sebesar 6l %o, di Sumatera sebesar 38% dan sisanya tersebar di wilayah
!a!nr
Menurut jenisnya dapat dibagi menjadi lignites sebesar 58.6 o/o, iub-bitumrnozs sebesar
26-6 yo, bituminous sebesar 14.4 % dan sisanya sebesar 0.4 % adalah anthracites (Firdaus,
2003 dalam Siagian, H.P dan Hutubessy, S.,2.004)
Produksi batubara pada tahun 1995 mencapai sebesar 44 jutz ton. Sekitar 33 juta ton
diekspor dan sisanya sebesar I I juta ton untuk konsumsi dalam negeri. Dari jumlahl I juta
ton tersebut 60 % atau sekitar 6.5 juta ton digunakan untuk pembangkit listrih :O % untuk
industri dan sisanya digunakan untuk rumah tangga dan industri -kecil (Thomas, 2002).
Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti semakin ditingkatkan t *t"*u
di Indonesia karena cadangan bahan tambang ini masih sangat besar serta beium tereksplorasi
dan terekploitasi secara sempurna. Batubara sebagai salah satu mineral energi didapatkan
dari
kegiatan pertambangan, karena letaknya relatif dangkal bila dibandingka; dengan jebagan
minyak dan gas bumi. . Kegiatan eksplorasi yang meliputi metodJ geologi, geonsiica,
pengeborarg dan metode geokimia diperlukan sebelum usahi penambanguidilukokun.
Daerah Batulicin, Kotabaru, Kalimantan Selatan merupakan wilayah yang sebagian
besar masih berupa hutan dan memiliki kandungan batubara yang cukup Uaif<.
batuUara telah
menjadi salah satu penghasilan daerah selain dari minyak bumi dan sumber daya hutan yang
juga terdapat di dlerah ini. Daerah penelitian tn"ropakan bekas area penamb*gun
yang
membuang material sisa penambangan sehingga menutupi lapisan batmn yang
kemungkinai
masih terdapat lapisan batubaranya. Penelitian metode g"ofiriku yu"g dituiukan
slbagai
langkah awal dalam eksploitasi batubara yaitu dengan niencari teteba"tan lapisan
p"nuirp
(overburden) serta penentuan kemenerusan lapisanletubara tersebut.
Lapisan penutup di
daerah penelitian berasal dari pembuangan miterial hasil penambangan
sebelumnya, serta
lapisan tanah (soil) yang relatif tipis. Hal ini tentu saja sangat aipeitutan
terutama untuk
menekan biaya eksplorasi karena penggunaan metode resistivitas sounding
memiliki
kemampuan yang cukup baik untuk mengetahui struktur perlapisan
batuan seperti pada
panggunaan lobang b9r d,an waktu yang diperlukan juga jauh iebihlingkat.
Metode Geolistrik sounding (vertical electriiat soundrngl cukup efektif untuk
menentukan ketebalan.lapisan penutup (overburdenl di suatu titik-pengul*run.
Metode ini
merupakan metode aktif yaitu denga., memasukkan arus ke bumi melalui
eleklroda arus dan
mengukur beda potensial diantara 2 titik elektroda potensial dengan
kedudukan elektroda
arus dan potensial yang segaris. Metode ini cukup baik untuk menentukan
resistivitas tiap
perlapisan (secara vertikal).

tr. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan penelitian adalah :
1. Memetakan ketebalan lapisan penutup (overburden) dengan mengkorelasikan
data
resistivitas tiap titik dan kedalaman di daerah penelitian.
Mencari distribusi dan kemenerusan rapisan batubara di daerah penelitian.
221

I. TEORI DASAR
Metode resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu teknik geofisika yang
'gunakan untuk penyelidikan lapisan batubara, eksplorasi brjih logam, serta untuk
:mecahan problema geologi teknik dengan memanfaatkan sifat kelistrikan batuan" Dalam
etode ini dua buah elektroda digunakan untuk mengalirkan arus ke dalam tanatq dua
ektroda lainnya digunakan untuk mengukur tegangan yang ditimbulkan oleh aliran arus tadi
:hingga resistivitas bawah permukaan bisa dihitung. Resistivitas batuan adalah fungsi dari
lnfigurasi elektroda dan parameter-parameter listrik bumi/batuan Arus yang dialirkan di
rlam tanah berupa arus searah @C) atau arus bolak-balik (AC) berfrekuensi rendah. Tetapi
asanya digunakan arus bolak-balik yang berfrekuensi rendah karena untuk menghindari
:ngaruh potensial spontan dan efek polarisasi.
Persamaan umum untuk menentukan resistivitas suatu medium homogen, adalah :

AVA
o--.-
,]L (1)

dimana AV: beda potensial (volt), I: kuat arus yang dilalui oleh bahan (ampere),
L: panjang (meter) dan A: luas penempang (meter').

r-i L
Gambar (1) : Material yang dilalui arus-

Pers. (1) digunakan untuk material yang homogen, sehingga hasil yang diperoleh
lalah resistivitas yang sebenarnya (true resisti"ity). Dalam prakteknya objek yang diukur
lalah batuan atau tanah yang tidak homogen (resistir.itasnya tidak seragam), sehingga
sistivitas yang terukur adalah resistivitas semu (apparent resistivity). Harga resistivitas
mu tergantung pada resistivitas lapisan-lapisan pembentuk formasi (subsurface geology),
,asi eleklroda dan susunan eleklroda.

Pengukuran resistivitas semu dilalrukan dengan mengalirkan arus ke dalarn tanah


elalui elektroda arus Cr dan diterima oleh elektroda arus C2. Kemudian beda potensial
ttara kedua elektroda diukur melalui elektroda potensial P1 dan Pz. Gambar susunan
eklroda arus dan elektroda potensial ditunjukkan dalam gambar 2. Sedang dalam
:laksanaannya memakai bermacam konfigurasi.
Untuk menghitung resistivitas semu batuan digunakan persamaan berikut :

p= ,, (2)
1
^V
I
D

dimana AV: antara P1 dan P2 (volt)


222

I: kuat arus yang dialirkan melalui Cr dan C2 (ampere)


r, : jarak antara Cl dan P1 (meter)
12 : jarak antara Cz dan P1 (meter)
R; : jarak antara Cr dan P2 (meter)
R2 : jarak antara Pr dan P2 (meter)

Hasil pengukuran ini merupakan resistivitas semu untuk titik yang terletak ditengah-
tengah elektroda potensial. Selanjuhrya faktor K yang disebut sebagai faktor geometri. Faktor
geometri merupakan besaran yang berubah terhadap jarak spasi elektroda dan bergantung
pada sustrnan elektroda.

,tft'tz 12 :.
l(-n, -*t(-Rr
-----)l

Garnbar (2) : Susunan elektroda arus dan potensial

Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi yang sering dipakai dalam pengukuran


sounding resistivitas. Jarak titik tengah terhadap elektroda arus (C1) sama dengan.;u*t titlt
tengah ke elektroda (Cz) sepanjang I. Sedangkan elekhoda potensial (P1) dan
1P2) ierletak di
dalam dua elektroda arus dan masing-masing berjarak b dari titik tengail pengukuran
(Lampiran A). Besarnya faktor geometri untuk konfigurasi Schlumberger adJan

x=zn( | _ I _ l * t )-'_r(t'-o') (3)


L+b L+b
\Z-b L-b) z.b

Karena jarak elektroda potensial yang kecil terhadap titik pusat susunan eleklroda,
rnaka kuat medan listrik di antara kedua elektroda dianggap konstan atau dengan kata lain
rapat arus di antaranya dianggap seragam.

rV. PENGAII{BILAN DATA

1. Waktu dan Lokasi.


Pengambilan data dilakukan selama 1l hari, mulai tanggal 1 Februari 2006 sampai 10
Februari 2006 yang bertempat di Kecamatan Batulicin, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan
Selatan.,Luas daerah survei adalah (1010 x 170) m2 atau 42,5 ha- Daerah ini berada di
sebelah barat laut kota Batulicin yang merupakan bagian Pegunungan Meratus bagian selatan.
Area penelitian memanjang dari selatan ke utara mengikuti jurus (srrite) perlipisan. peta
lokasi dan peta kontur daerah penelitian ditunjukkan pada Gambar (3).
223

Gambar (3) : Paa lokasi penelitian di Batulicirl Kotabana Kalimantan Selatan @akosurtanal, 1991)

2. Peralatan.
Alat yang digunakan dalam akuisisi data resistivitas adalah Resistivitymeter OYO
McOHM Mark-2 model 2115 (lanrpiran B) yang menggunakan sumber tegangan DC 12 Volt.
Perlengkapan lain berupa: 4 buah elektroda" 2 buah baterai luar 12 V, 4 gulung kabel, 4
buah palu, multimeter, kompas geologi, peta lapangan, GPS Garmin, handy talky (HT), 1
tool-set lengkap, buku data alat pendukung lainnya seperti payung, jas hujan, matras, dan
lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini diarvali dengan orientasi lapangan yang bertujuan untuk merencanakan
deSain survei sekaligus mengumpulkan informasi geologi dan topografi yang nantinya
digunakan untuk analisa geologi sebagai acuan pemodelan dalam pengolahan data sounding.
Dari orientasi lapangan ini, dapat diketahui luas area survei yang diukur dan menentukan
titik-titik sounding secara efektil sesuai kemampuan waktu dan tenaga dengan
memperhitungkan kecepatan pengukuran dan mobilisasi antar titik-titik sotmding.
Distribusi titik ukur memanjang berarah utara-selatan sebanyak 40 buah. Spasi antar
titik somding antara 20 m sampai 70 m menyesuaikan dengan kondisi daerah penelitian.
Konfigurasi Schlumberger menggunakan eksentrisitas e< I/5. Iapisan batuan pada daerah
penelitian memiliki kemiringan (drp) sebesar 500 sampai 900 dengan arah relatif ke timur,
sehingga arah azimuth bentangan relatif berarah utara-selatan sesuai dengan arah jurus
(strike) perlapisan batuan. Distribusi titik sounding dan topografi daerah penelitian pada
gambar (4).

V. PENGOLAHAN
Pengolahan data dengan Progress Ver. 3.0 pada tiap titik ukur menghasilkan
informasi jumlah perlapisan, nilai resistivitas dan ketebalan tiap perlapisan. Dari harga
resistivitas dan ketebalan atau kedalaman tiap perlapisan dikorelasikan dengan harga
resistivitas batuan untuk selanjutnya diinterpretasi secara geologi. Hasil tersebut selanjutnya
diinterpretasi kepada kemungkinan adanya lapisan batubara di bawah permukaan. Hasil akhir
yang diharapkan adalah peta kontur atau gambaran tiga dimensi dari jejaring ketebalan
lapisan penutup (overburden) pada lokasi survei.
224

Untuk dapat memberikan pefunjuk adanya perlapisan batubara, maka dilihat dari
nilai resistivitas perlapisan dan hubungan antar satu titik pengukuran dengan lainnya dalam
satu area atau lokasi-
Puo awal berupa titik bor yang telah dilalarkan di beberapa tempat dan
sebagian berdekatan-dengan titik pengukuran resistivitas sounding sangat membantu
dalam
menentukan adanya penutup (overburden). Hasil dan Progress /er 3.0 dipakai untuk
luptt*
menduga ketebalan lapisan penutup berdasarkan nilai resistivitis yang relatif
rendah bila
dibanding dengan lapisan batuan segar.

VI.INTERPRETASI

l. Metode Interpretasi
lnterpretasi dilakukan berdasarkan analisa hasil pengolahan data resistivitas sounding
q1j-a seluruh titik pengukuran. Hasil yang diperoleh dipiot pada peta daerah penelitian untuk
dilihat ketebalan lapisan penutup (overburden) di daerah penelitian. Ketebalan lapisan
penutup ditentukan berdasarkan perubahan nilai resistivitas lapisan, di
mana batas ketebalan
diambil. pada lapisan dengan nilai resistivitas yang rendah (kurang dari l0 Am) yang
dimungkinkan merupakan endapan lempung paaa Uatas lapisan r.U"iu-yu dengan
lapisan
penutup. Nilai resistivitas batubara di daerah penelitian diperoleh dengan
melakukan korelasi
antara sumur bor dengan titik sounding terdekat.

2. Interpretasi Kemenerusan Lapisan Batubara


Metode yang digunakan pada interpretasi lapisan batubara menyerupai metode
yang
digunakan pada titik bor yaitu dengan menduga litologi batuan berdasarkan
nilai resistivitas
dalam bentuk batang
\lod.Litologi batuan terutama ditekankan pucu p"trufisan batubara
dan lapisan overburdett. M"tode resistivitas sounding mempunyai kelemahan
terutama
dalam mendeteksi lapisan tipis dan lapisan yung ,nr-iliki variasi yang
tidak jauh berbeda
karena setiap jenis batuan memiliki jangkauan yLg r*gut besar glrroia
dkk, t9z6). Salah
satu cara adalah dengan mereferensikan data sounding dengan,data
titik bor yang tltamya
berdekatan. Pada penelitian ini digunakan titik soundiig GL02
dengan titik bor DH-g.
Ketebalan yang terbaca dari hasil sounding adalah k"t.blun semu.
Karena
kemiringan perlapisan (dip) yang cenderung bertambal besar di
sebelah utara (perlapisan
tegak), menyebabkan ketebalan yang terdeieksi pada .lata resistivitas
bervariasi semakin
besar ke arah utara- Contoh tuyuton d-n
tcu*uai s; dibuat dari 4 titik sounding, yaitu GL
19, GL 20' Gl 2l dan.Gl 12- Lapisan yang kemungkinan besar mengandung batubara
ditandai dengan warna biru dan hitam.
Batubara berada pada perlapisan-perlapisan batuan yang umgmnya
berselingan
qyr" (wahyudiono, 2003 ).. paaa aalrn p";.6,
ie1l311-9::y3'). .1T,0:]**
:-Tll,,-11' g'f"). t;;t ;;'; ;;;ffi 16 ;J. o"rtli?;ffi
terdapat pergeseran lokasi penambangan. Hal ini ditunju-kkan d"engan -
"#:Hi ;r"nr
ffi:ifi il
. posisi bekas
f,1i:b"lqT,j:lft:l.ltara vals berada di sebelah barat iokasip".#;;njan di bagian
selatan. Kemiringan (dip) yang berubah menjadi relatif t.g"[
penelitian.
tq65-- il; bagian utara
B_e_rdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan perlapisan batubara pada
DH;6,
titik bor
dengan sumur^bor DH_8 sebagii referensi, diiperoleh
?T-J,-19 ?y-g
s t r i ke adalah N 7,5';;;;ieH,?' "# ;"fi
bahwa
;::ffi 'penelitian bagian selatan.
azimuth

Berdasarkan Peta Geologi (Rustandi'dkh 1995), diketahui


bahwa perlapisan batuan di
teyaf llda Formasi Tanjung. rormasi ranlung ,.r&J^"j* perseringan
3:::l:._:tllr11
konglomerat' batupasir dan batulempung dengan sisipan serpih,
baltubara dan batugamping.
22s

Bagian barvah terdiri dari konglomerat dan batupasir dengan sisipan batulempung, serpih dan
batubar4 sedangkan bagran atas terd.iri dari banrpasir dan bahrlempung dengan sisipan
batugamping. Formasi Tanjung di daerah penelitian
perlipatan batuan berbentuk
sinklin yang ditunjukkan dengan keminngan yang berarah relatif ke arah timur pada Formasi
Tanjung bagran barat dan kemiringan herarah reluif ke barat pada Formasi Tanjung bagan
timur. Perlapisan batuan merupakan perlipatan (foldtng) yang berupa sinklin yang tidak
simetri dan bagian utara area penelitian terdapat perlipatan membalik.

Sayatan Antartitik Sounding Topografl Area Survey Geollstrik

H#"
Itx
I t';
I lres
[#tro
Ef t-
HFtrTo

L;t:5
klrs
l---- u ----l
l_,_
|lrxr --*l
I ffiiT
t.---"*tj @
I

a oL! Ek

Itr= a- ri 9-
Earflrp {ml
U

d '***
.* Dtuad

6-
-_
Gambar (4): Sayatan antartitik sounding yang sejajar dan tegak lurus s#r'ke serta topografi daerah penelitian.

e Tr4p11

Sryrtu C-D r4crtitr*m adrqfr ? fro b*6n yrir Fct*i A dra Fmsi B

Gambar (5): Sayatan C-D yang memiliki lapisan batubara A dan B.

\TI. HASIL DAN ANALISIS


Titik-titik pengukuran yang menaanjang di sepanjang daerah bekas penambangan dan
sebagian besar berada diatas tumpukan material hasil penambangan dengan arah utara-
selatan. Jumlah titik yang diolah adalah 40 titik ukur, dengan sumur bor (tespit) di area yang
berdekatan dengan lokasi penelitian sejurnlah 4 buah.
Kurva resistivitas sounding untuk tiaptiap titik pengukuran di daerah penelitian
umumnya memperlihatkan 5 sampai 8 lapisan, tetapi terdapat beberapa titik pengukuran yang
226

memiliki nilai resistivitas hampir sama sehingga dianggap merupakan satu lapisan batuan atau
lapisan-lapisan tersebut tipis sehingga walaupun memiliki resistivitas berbeda tetapi terdeteksi
sebagai satu lapisan Ketebalan lapisan penutup dan kemenerusan lapisan batubara dapat
dilihat dari nilai resistivitas perlapisan dan hubungan antar satu titik pengukuran dengan titik
lainnya dalam satu area atau lokasi. Hasil dari Progress Ver 3.0 adalah nilai resistivitas
sebenarnya (true resistivity) yang dianggap sebagai hasil akhiryang kemudian dipakai untuk
menduga adanya lapisan penutup berdasarkan nilai resistivitas. Lapisan batubara memiliki
resistivitas lebih tinggi dari resistivitas lempung, batulempung, dan tanah; tetapi relatif lebih
rendah bila dibanding nilai resistivitas lapisan batupasir.
Titik GL02 merupakan titik referensi karena lokasinya yang berada pada jarak sekitar
8,5 m dari sumur bor DH-8. Nilai resitivitas batubara berdasarkan titik GL02 adalah 42,1 Clm
untuk lapisan bagian atas dan 30,7 Clm untuk bagian bawah. Berdasarkan nilai resistivitas
yang diperoleh maka perlapisan batuan yang memiliki nilai resistivitas antara 30 Qm sampai
50 Om diperkirakan merupakan lapisqn batubara-
Birdasarkan hasil pengolahan data resistivitas semu pada titik somding GL02 seperti
yang terlihat pada gambar (5) kedalaman lapisan penutup (overburden) adalah 1,2 meter
dengan nilai resistivitas 13,0 Cln. Lapisan kedua merupakan lapisan batupasir pada
kedalaman I,2 m sampai 6,9 m dengan nilai resistivitas 42,1 C)m . Lapisan ketiga antara 6,9
m sampai 19,7 m merupakan lapisan batubara dengan resistivitas 30,7 C)m dan lapisan
keempat adalah lapisan batupasir dengan ketebalan 19,7 m sampai 49,0 m dengan nilai
resistivitas 92,9 Clm . Lapisan dengan kedalaman lebih dari 49,0 m dengan nilai resistivitas
20,7 {lm diperkirakan merupakan lapisan batulempung.
Berdasarkan litologi yang diperoleh untuk 40 titik sounding, perlapisan dapat
dikelompokkan menjadi 4 jenis lapisan yaitu lempung, batulempung, batubara, dan batupasir
dengan nilai resistivitas untuk setiap jenis lapisan dapat dilihat pada tabel dilampiran C.
Lapisan penutup (overburder) merupakan sisa material-material hasil penambangan
yang mengandung campuran batupasir, batulempung, dan lempung sehingga memiliki nilai
resistivitas yang sangat bervariasi. l-apisan lempung sebagai batas lapisan penutup terbentuk
karena pelarutan batulempung yang kemudian akan terendapkan pada bagian antara
permukaan sebenarnya (original sudace) dengan tumpukan material yang menjadi lapisan
penutup yang juga dianggap sebagai satu lapisan dengan lapisan tanah (soil). Batas lapisan ini
memiliki resistivitas kurang dari 13 Qm.
Berdasarkan kontur ketebalan lapisan overburden pada terlihat bahwa daerah
penelitian memiliki elevasi yang lebih besar pada bagian barat dengan kemiringan permukaan
sebenarnya mengarah ke timur. Ketebalan lapisan overburden berkisar antara 1,2 m sampai
26,0 m. Kontur elevasi untuk permukaan sebenarnya (original surface) menunjukkan bahwa
topografi daerah penelitiarq permukaan barat lebih tinggr daripada sebelah timur.
Kecenderungan lapisan overburden yang lebih tebal pada bagian timur karena
pengaruh topografi. Bagian timur penelitian yang memiliki ketinggian lebih rendah akan
memiliki lapisan overburden yang lebih tebal (Lampiran D).

\rI[I. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan interpretasi data resistivitas sounding, dapat diambil
kesimpulan bahwa didaerah penelitian :
1. Empat lapisan dominan yang terdapat di daerah penelitian yaitu lempung dengan
resistivitas antara (0,5-10,9) f)m, batulempullg (9,0-30,6) f)tn, batubara (30,0-49,2)
Qm dan batupasir (40,1-538,1) Cfrn.
227

2. rnirilun iiliTl": :-":-i,,trden) berkisar antara 1,2 m sampaj26,0 m. Jenisnya


i":-,$rui-uuu
:erunn" drlrlFf, ilnnrrinnPi"r -,::, batulempung yang adalah material sisa penambangan
s{lf,r mm, rtm. dsmu', 4-.s:ral"an overburden semakin besar kearah timur.

0Hr GLO2
X cddnran {nl
Rr6lrt*Yt- (n,rd
Arll Tcrtorcksi
A .tr;
'.t 5::
_ ,1_J.
75

12 130 t2.1
r5t5
B 't8t5
69 +tI87i:i:j ,rifja=-:-371!'.i+-:::
196
ni5
2rB
E1
r9t 316 929
51
€B 609 nl
C-::n"e tfnrrr r.lM'mmqnramn: -.-a dengan Progress versi 3.0 paaitffi batubara
rsrr-:::ian titik sounding GL02 dengan titik bor DH-g

U
d

l*
H
Fi"-
E

ll'

-umnlm -] l'r',cru,n r:l:lalan lapisan overburden (kiri), elevasi titik sounding (tengah) dan elevasi
permukaan sebenarnya

L L-" qJ e,il ffi"LfllL{_+L{SIH


ltmu,Ll n*:r-capkan banyak terimaka-sih kepada team
akuisisi data yang telah
ietsi,il frmM& k:r{3: raik, Bapak Rozano dari PT ESMU dan para kerv lapangan Batulicin
i ; {,l]l"iiltf, lm@m,:Si ::,:::banfU.
I
r
228

PLST"q.f-r
Arc*::r- lr,u&l* -r+rd -:::,:!nsri Indonesia Lembar lgl2-43 Cantung Kiri
Hulu, Badan
* rrmm'rrm** r'rr,Er cen Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAI),
Bogor.
Gre: r i- ilil-rd- j:-
:i65, Interpretation Theory in Apptied Geop'trysii,Mc Graw Hill
3;lm l,mmnnrn. l,:i. york
Hai::i: M* *gryS l;r;":-lsi Cadangan Batubara di Daerah Banjarsari Snnatera Selatan
:,:: og, Skripsi Sarjana FMIPA UGM, yogyakarta.
j**ursru-m-r"r I

PaGr-u-: { - - rtj -:':z:iples of Applied Geop}tysics,chapmant and Hall Ltd. London.


Rui:r:- ; - I'qiln i i ;rn Margono, U., L995, Peta Geoligt Lembar Kotabaru, Kalimantan
*.rumion illqs- ienelitian dan Pengembangn Geologi, Bandung.
Sia5o- :i - :i-Lrssy, S., 2004, Peitelitian Cekuigan Batu\ara dengan Metoda
-"r'qsr'ryr t Jserah Banjarmasin Kalimantan Selatan, Prosiding fieCf ke-29,
i :gozum.
Telftr: J'rhr.* kff" L. p., sherrif, R.E., and Keys, D. A., 1976, Applied Geoplrysics,
remrmrgr f::l'ersity press, cambridge, London, New yorlg Melboume.
Tho-'" I ,- -'riil:'- 'l"scl Geologt,John Wiley and Sons, Ltd.,Southern Gate, Chichester, West
i,*-'
_,+L =-----.t

L{\IPI[Ii.{,-\

P1 P2 Cz

'- ! *q:*:-r' elektroda arus C1 , Q dan elektroda potensial P1 , P2 pada konfigurasi Schlumberger.

Lampiran B : Peralatan yang digunakan pada metode resistivitas


229

I^ampiran C
Tabel Jenis lapisan dan nilai resistivitas berdasar data resistivit as sounding

No Jenis Lapisan Nilai Resistivitas (Qm)


I Lempung 0,5 sampai 10,9
2 Batulempuns 9,0 sampai 30,6
3 Batubara 30,0 sampai 49,2
4 Batupasir 40,1 sampai 538.1

i85 m

l8O a
175 n
ItO n
lO5 h
160 o
t56 m

i5O o
lSn
1€h
t35 h
l3O o
156

Lampiran D: Model perlapisan batuan yang tertutup orerburden

Anda mungkin juga menyukai