Srn.'
Telah dilakukon penelitian metode resitivitas untuk mengetahui ketebalan lapkan
.:'nutup (overburden) dan kcmenerusan lapisan batubara, ai Kecamatan Batilicia
'i':iupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Pingambitan data dilakukon ,4o^o t I t ori,
*'t!ai tanggal I s.d- I0 Februari 2006, seluis
42,5 ha Sebanyak 40 titik sounding
i'-:.iigurasi Schlumberger, menggunakon alat Resistivitymeter
OyO Mcohm Mark 2I I5.
Pengolahan data dengan Program Progress Ver 3.0 menghasilkan variasi
resistivitas
::-.:ra vertikal. Dengan korelasi titik bor yang terletak paling1etcat dengan titik sowding
:*-:), menghasilkan korelasi nilai resistivitidengan iinis iatuan, terniasuk yang diduga
*':ztunyai potensi batubara.
Dengan cara mengkorelasikan antar titik sounding atn
' .
.- ",'.' ! e h ke rnene rus an I ap i,s an b aru b ara d i da e ra h
|e n e I i I i an.
Diperbleh nilai resistivitas lapisan yang-diketompokkan ntenjadi 4 bagian yaitu
-'-":::-r,ir lempung (0,5-10,9) eny batulempung e,0-30,6) chn, batubari
130,0-19,2) em ttan
-:-::jir (40,1-538,1) o,n. Ketebalan lapisan penutup berupo lempung, batulentpuyg,
::"'^::str, dan tanah berkisar antara 1,2 nt torrpoi 26,0 m. Bagiqn timir
mlemiliki kerebalan
:^': !ebih besar karena secaro topografi daeiah ini memiliklkefinggian yang
'' ri;ri dibanding permukaan bagiin relatf lebih
barat. Lapisan batuan secora struldur memiliki
: * -:ri$afi yong semokin besar kearah Ltora, yang
ditunjukkan dengan lapisan batubara
- ": ::makin menebal kearah utaro-
I. - _ ./ .
- -' - fI La .
I. PENDAHT]LUAN
Energi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan menjadi kebutuhan
primer untuk saat ini. Ada berrnacam-macam sumber energi yang dapat diglnakan
seperti
matahari, minyak gas bumi, panas bumi, air, batubara, dan lain-lairi. Sumber daya
9*],.
energl batubara diperkirakan sebesar 36.5 milyar ton, dengan sekitar 5.1 milyar ton
dikategorikan sebagai cadangan terukur. Sumber daya ini sebagian besar berada di
Kalimantan yaitu sebesar 6l %o, di Sumatera sebesar 38% dan sisanya tersebar di wilayah
!a!nr
Menurut jenisnya dapat dibagi menjadi lignites sebesar 58.6 o/o, iub-bitumrnozs sebesar
26-6 yo, bituminous sebesar 14.4 % dan sisanya sebesar 0.4 % adalah anthracites (Firdaus,
2003 dalam Siagian, H.P dan Hutubessy, S.,2.004)
Produksi batubara pada tahun 1995 mencapai sebesar 44 jutz ton. Sekitar 33 juta ton
diekspor dan sisanya sebesar I I juta ton untuk konsumsi dalam negeri. Dari jumlahl I juta
ton tersebut 60 % atau sekitar 6.5 juta ton digunakan untuk pembangkit listrih :O % untuk
industri dan sisanya digunakan untuk rumah tangga dan industri -kecil (Thomas, 2002).
Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti semakin ditingkatkan t *t"*u
di Indonesia karena cadangan bahan tambang ini masih sangat besar serta beium tereksplorasi
dan terekploitasi secara sempurna. Batubara sebagai salah satu mineral energi didapatkan
dari
kegiatan pertambangan, karena letaknya relatif dangkal bila dibandingka; dengan jebagan
minyak dan gas bumi. . Kegiatan eksplorasi yang meliputi metodJ geologi, geonsiica,
pengeborarg dan metode geokimia diperlukan sebelum usahi penambanguidilukokun.
Daerah Batulicin, Kotabaru, Kalimantan Selatan merupakan wilayah yang sebagian
besar masih berupa hutan dan memiliki kandungan batubara yang cukup Uaif<.
batuUara telah
menjadi salah satu penghasilan daerah selain dari minyak bumi dan sumber daya hutan yang
juga terdapat di dlerah ini. Daerah penelitian tn"ropakan bekas area penamb*gun
yang
membuang material sisa penambangan sehingga menutupi lapisan batmn yang
kemungkinai
masih terdapat lapisan batubaranya. Penelitian metode g"ofiriku yu"g dituiukan
slbagai
langkah awal dalam eksploitasi batubara yaitu dengan niencari teteba"tan lapisan
p"nuirp
(overburden) serta penentuan kemenerusan lapisanletubara tersebut.
Lapisan penutup di
daerah penelitian berasal dari pembuangan miterial hasil penambangan
sebelumnya, serta
lapisan tanah (soil) yang relatif tipis. Hal ini tentu saja sangat aipeitutan
terutama untuk
menekan biaya eksplorasi karena penggunaan metode resistivitas sounding
memiliki
kemampuan yang cukup baik untuk mengetahui struktur perlapisan
batuan seperti pada
panggunaan lobang b9r d,an waktu yang diperlukan juga jauh iebihlingkat.
Metode Geolistrik sounding (vertical electriiat soundrngl cukup efektif untuk
menentukan ketebalan.lapisan penutup (overburdenl di suatu titik-pengul*run.
Metode ini
merupakan metode aktif yaitu denga., memasukkan arus ke bumi melalui
eleklroda arus dan
mengukur beda potensial diantara 2 titik elektroda potensial dengan
kedudukan elektroda
arus dan potensial yang segaris. Metode ini cukup baik untuk menentukan
resistivitas tiap
perlapisan (secara vertikal).
I. TEORI DASAR
Metode resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu teknik geofisika yang
'gunakan untuk penyelidikan lapisan batubara, eksplorasi brjih logam, serta untuk
:mecahan problema geologi teknik dengan memanfaatkan sifat kelistrikan batuan" Dalam
etode ini dua buah elektroda digunakan untuk mengalirkan arus ke dalam tanatq dua
ektroda lainnya digunakan untuk mengukur tegangan yang ditimbulkan oleh aliran arus tadi
:hingga resistivitas bawah permukaan bisa dihitung. Resistivitas batuan adalah fungsi dari
lnfigurasi elektroda dan parameter-parameter listrik bumi/batuan Arus yang dialirkan di
rlam tanah berupa arus searah @C) atau arus bolak-balik (AC) berfrekuensi rendah. Tetapi
asanya digunakan arus bolak-balik yang berfrekuensi rendah karena untuk menghindari
:ngaruh potensial spontan dan efek polarisasi.
Persamaan umum untuk menentukan resistivitas suatu medium homogen, adalah :
AVA
o--.-
,]L (1)
dimana AV: beda potensial (volt), I: kuat arus yang dilalui oleh bahan (ampere),
L: panjang (meter) dan A: luas penempang (meter').
r-i L
Gambar (1) : Material yang dilalui arus-
Pers. (1) digunakan untuk material yang homogen, sehingga hasil yang diperoleh
lalah resistivitas yang sebenarnya (true resisti"ity). Dalam prakteknya objek yang diukur
lalah batuan atau tanah yang tidak homogen (resistir.itasnya tidak seragam), sehingga
sistivitas yang terukur adalah resistivitas semu (apparent resistivity). Harga resistivitas
mu tergantung pada resistivitas lapisan-lapisan pembentuk formasi (subsurface geology),
,asi eleklroda dan susunan eleklroda.
p= ,, (2)
1
^V
I
D
Hasil pengukuran ini merupakan resistivitas semu untuk titik yang terletak ditengah-
tengah elektroda potensial. Selanjuhrya faktor K yang disebut sebagai faktor geometri. Faktor
geometri merupakan besaran yang berubah terhadap jarak spasi elektroda dan bergantung
pada sustrnan elektroda.
,tft'tz 12 :.
l(-n, -*t(-Rr
-----)l
Karena jarak elektroda potensial yang kecil terhadap titik pusat susunan eleklroda,
rnaka kuat medan listrik di antara kedua elektroda dianggap konstan atau dengan kata lain
rapat arus di antaranya dianggap seragam.
Gambar (3) : Paa lokasi penelitian di Batulicirl Kotabana Kalimantan Selatan @akosurtanal, 1991)
2. Peralatan.
Alat yang digunakan dalam akuisisi data resistivitas adalah Resistivitymeter OYO
McOHM Mark-2 model 2115 (lanrpiran B) yang menggunakan sumber tegangan DC 12 Volt.
Perlengkapan lain berupa: 4 buah elektroda" 2 buah baterai luar 12 V, 4 gulung kabel, 4
buah palu, multimeter, kompas geologi, peta lapangan, GPS Garmin, handy talky (HT), 1
tool-set lengkap, buku data alat pendukung lainnya seperti payung, jas hujan, matras, dan
lain-lain.
V. PENGOLAHAN
Pengolahan data dengan Progress Ver. 3.0 pada tiap titik ukur menghasilkan
informasi jumlah perlapisan, nilai resistivitas dan ketebalan tiap perlapisan. Dari harga
resistivitas dan ketebalan atau kedalaman tiap perlapisan dikorelasikan dengan harga
resistivitas batuan untuk selanjutnya diinterpretasi secara geologi. Hasil tersebut selanjutnya
diinterpretasi kepada kemungkinan adanya lapisan batubara di bawah permukaan. Hasil akhir
yang diharapkan adalah peta kontur atau gambaran tiga dimensi dari jejaring ketebalan
lapisan penutup (overburden) pada lokasi survei.
224
Untuk dapat memberikan pefunjuk adanya perlapisan batubara, maka dilihat dari
nilai resistivitas perlapisan dan hubungan antar satu titik pengukuran dengan lainnya dalam
satu area atau lokasi-
Puo awal berupa titik bor yang telah dilalarkan di beberapa tempat dan
sebagian berdekatan-dengan titik pengukuran resistivitas sounding sangat membantu
dalam
menentukan adanya penutup (overburden). Hasil dan Progress /er 3.0 dipakai untuk
luptt*
menduga ketebalan lapisan penutup berdasarkan nilai resistivitis yang relatif
rendah bila
dibanding dengan lapisan batuan segar.
VI.INTERPRETASI
l. Metode Interpretasi
lnterpretasi dilakukan berdasarkan analisa hasil pengolahan data resistivitas sounding
q1j-a seluruh titik pengukuran. Hasil yang diperoleh dipiot pada peta daerah penelitian untuk
dilihat ketebalan lapisan penutup (overburden) di daerah penelitian. Ketebalan lapisan
penutup ditentukan berdasarkan perubahan nilai resistivitas lapisan, di
mana batas ketebalan
diambil. pada lapisan dengan nilai resistivitas yang rendah (kurang dari l0 Am) yang
dimungkinkan merupakan endapan lempung paaa Uatas lapisan r.U"iu-yu dengan
lapisan
penutup. Nilai resistivitas batubara di daerah penelitian diperoleh dengan
melakukan korelasi
antara sumur bor dengan titik sounding terdekat.
Bagian barvah terdiri dari konglomerat dan batupasir dengan sisipan batulempung, serpih dan
batubar4 sedangkan bagran atas terd.iri dari banrpasir dan bahrlempung dengan sisipan
batugamping. Formasi Tanjung di daerah penelitian
perlipatan batuan berbentuk
sinklin yang ditunjukkan dengan keminngan yang berarah relatif ke arah timur pada Formasi
Tanjung bagran barat dan kemiringan herarah reluif ke barat pada Formasi Tanjung bagan
timur. Perlapisan batuan merupakan perlipatan (foldtng) yang berupa sinklin yang tidak
simetri dan bagian utara area penelitian terdapat perlipatan membalik.
H#"
Itx
I t';
I lres
[#tro
Ef t-
HFtrTo
L;t:5
klrs
l---- u ----l
l_,_
|lrxr --*l
I ffiiT
t.---"*tj @
I
a oL! Ek
Itr= a- ri 9-
Earflrp {ml
U
d '***
.* Dtuad
6-
-_
Gambar (4): Sayatan antartitik sounding yang sejajar dan tegak lurus s#r'ke serta topografi daerah penelitian.
e Tr4p11
Sryrtu C-D r4crtitr*m adrqfr ? fro b*6n yrir Fct*i A dra Fmsi B
memiliki nilai resistivitas hampir sama sehingga dianggap merupakan satu lapisan batuan atau
lapisan-lapisan tersebut tipis sehingga walaupun memiliki resistivitas berbeda tetapi terdeteksi
sebagai satu lapisan Ketebalan lapisan penutup dan kemenerusan lapisan batubara dapat
dilihat dari nilai resistivitas perlapisan dan hubungan antar satu titik pengukuran dengan titik
lainnya dalam satu area atau lokasi. Hasil dari Progress Ver 3.0 adalah nilai resistivitas
sebenarnya (true resistivity) yang dianggap sebagai hasil akhiryang kemudian dipakai untuk
menduga adanya lapisan penutup berdasarkan nilai resistivitas. Lapisan batubara memiliki
resistivitas lebih tinggi dari resistivitas lempung, batulempung, dan tanah; tetapi relatif lebih
rendah bila dibanding nilai resistivitas lapisan batupasir.
Titik GL02 merupakan titik referensi karena lokasinya yang berada pada jarak sekitar
8,5 m dari sumur bor DH-8. Nilai resitivitas batubara berdasarkan titik GL02 adalah 42,1 Clm
untuk lapisan bagian atas dan 30,7 Clm untuk bagian bawah. Berdasarkan nilai resistivitas
yang diperoleh maka perlapisan batuan yang memiliki nilai resistivitas antara 30 Qm sampai
50 Om diperkirakan merupakan lapisqn batubara-
Birdasarkan hasil pengolahan data resistivitas semu pada titik somding GL02 seperti
yang terlihat pada gambar (5) kedalaman lapisan penutup (overburden) adalah 1,2 meter
dengan nilai resistivitas 13,0 Cln. Lapisan kedua merupakan lapisan batupasir pada
kedalaman I,2 m sampai 6,9 m dengan nilai resistivitas 42,1 C)m . Lapisan ketiga antara 6,9
m sampai 19,7 m merupakan lapisan batubara dengan resistivitas 30,7 C)m dan lapisan
keempat adalah lapisan batupasir dengan ketebalan 19,7 m sampai 49,0 m dengan nilai
resistivitas 92,9 Clm . Lapisan dengan kedalaman lebih dari 49,0 m dengan nilai resistivitas
20,7 {lm diperkirakan merupakan lapisan batulempung.
Berdasarkan litologi yang diperoleh untuk 40 titik sounding, perlapisan dapat
dikelompokkan menjadi 4 jenis lapisan yaitu lempung, batulempung, batubara, dan batupasir
dengan nilai resistivitas untuk setiap jenis lapisan dapat dilihat pada tabel dilampiran C.
Lapisan penutup (overburder) merupakan sisa material-material hasil penambangan
yang mengandung campuran batupasir, batulempung, dan lempung sehingga memiliki nilai
resistivitas yang sangat bervariasi. l-apisan lempung sebagai batas lapisan penutup terbentuk
karena pelarutan batulempung yang kemudian akan terendapkan pada bagian antara
permukaan sebenarnya (original sudace) dengan tumpukan material yang menjadi lapisan
penutup yang juga dianggap sebagai satu lapisan dengan lapisan tanah (soil). Batas lapisan ini
memiliki resistivitas kurang dari 13 Qm.
Berdasarkan kontur ketebalan lapisan overburden pada terlihat bahwa daerah
penelitian memiliki elevasi yang lebih besar pada bagian barat dengan kemiringan permukaan
sebenarnya mengarah ke timur. Ketebalan lapisan overburden berkisar antara 1,2 m sampai
26,0 m. Kontur elevasi untuk permukaan sebenarnya (original surface) menunjukkan bahwa
topografi daerah penelitiarq permukaan barat lebih tinggr daripada sebelah timur.
Kecenderungan lapisan overburden yang lebih tebal pada bagian timur karena
pengaruh topografi. Bagian timur penelitian yang memiliki ketinggian lebih rendah akan
memiliki lapisan overburden yang lebih tebal (Lampiran D).
\rI[I. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan interpretasi data resistivitas sounding, dapat diambil
kesimpulan bahwa didaerah penelitian :
1. Empat lapisan dominan yang terdapat di daerah penelitian yaitu lempung dengan
resistivitas antara (0,5-10,9) f)m, batulempullg (9,0-30,6) f)tn, batubara (30,0-49,2)
Qm dan batupasir (40,1-538,1) Cfrn.
227
0Hr GLO2
X cddnran {nl
Rr6lrt*Yt- (n,rd
Arll Tcrtorcksi
A .tr;
'.t 5::
_ ,1_J.
75
12 130 t2.1
r5t5
B 't8t5
69 +tI87i:i:j ,rifja=-:-371!'.i+-:::
196
ni5
2rB
E1
r9t 316 929
51
€B 609 nl
C-::n"e tfnrrr r.lM'mmqnramn: -.-a dengan Progress versi 3.0 paaitffi batubara
rsrr-:::ian titik sounding GL02 dengan titik bor DH-g
U
d
l*
H
Fi"-
E
ll'
-umnlm -] l'r',cru,n r:l:lalan lapisan overburden (kiri), elevasi titik sounding (tengah) dan elevasi
permukaan sebenarnya
PLST"q.f-r
Arc*::r- lr,u&l* -r+rd -:::,:!nsri Indonesia Lembar lgl2-43 Cantung Kiri
Hulu, Badan
* rrmm'rrm** r'rr,Er cen Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAI),
Bogor.
Gre: r i- ilil-rd- j:-
:i65, Interpretation Theory in Apptied Geop'trysii,Mc Graw Hill
3;lm l,mmnnrn. l,:i. york
Hai::i: M* *gryS l;r;":-lsi Cadangan Batubara di Daerah Banjarsari Snnatera Selatan
:,:: og, Skripsi Sarjana FMIPA UGM, yogyakarta.
j**ursru-m-r"r I
L{\IPI[Ii.{,-\
P1 P2 Cz
'- ! *q:*:-r' elektroda arus C1 , Q dan elektroda potensial P1 , P2 pada konfigurasi Schlumberger.
I^ampiran C
Tabel Jenis lapisan dan nilai resistivitas berdasar data resistivit as sounding
i85 m
l8O a
175 n
ItO n
lO5 h
160 o
t56 m
i5O o
lSn
1€h
t35 h
l3O o
156