Dasar perbankan syariah modern saat ini merupakan lanjutan dari zaman Rasulullah
SAW. Namun pada dasarnya terdapat beberapa penyesuaian yang diterapkan dalam
akad perbankan syariah.
Dengan adanya perbankan syariah ini tentu merupakan kemajuan besar di bidang
muamalah. Dengan adanya perbankan syariah ini tentu dapat membantu umat islam
dalam bidang ekonomi dan menghindarkan masyarakat dari bahaya riba, yang mana
merupakan pilar utama pada perbankan konvensional.
Islamic Rural Bank merupakan bank syariah pertama yang didirikan di Mesir pada
tahun 1963.
Pada tahun 1975, sekelompok usahawan muslim dari berbagai negara mendirikan
Bank Swasta pertama yang menerapkan prinsip syariah yaitu Dubai Islamic Bank.
Melalui sidang menteri keuangan OKI pada tahun 1975 menghasilkan usulan untuk
mendirikan IDB (Islamic Development Bank). Setelah IDB dibangun, sejak tahun 1980
mulai bermunculan bank syariah di berbagai negara, seperti Sudan, Pakistan, Iran,
Malaysia, Turki, Bnagladesh, dan Mesir.
Setelah peraturan tersebut disahkan, Indonesia mulai mendirikan bank syariah yakni
Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992. Bank Syariah di Indonesia terus
mengalami perkembangan.
1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang mengikuti sistem ekonomi islam. Adapun
ekonomi islam menurut Fazlurrahman dalam Farida (2011:53), "Menurut para
pendukung dan pembangunnya, ekonomi islam dibangun dengan prinsip religi, dan
berorientasi pada dunia dan akhirat"
Bank syariah adalah bank yang sistem perbankannya menganut prinsip-prinsip dalam
islam. Bank syariah merupakan bank yang diimpikan oleh para umat islam.
Secara umum, Bank Syariah adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
prinsip syariat islam. Saat ini banyak istilah yang diberikan untuk menyebut entitas
bank islam, selain istilah bank islam itu sendiri, yaitu bank tanpa bunga, bank tanpa
riba, dan bank syariah.
Prinsip syariah adalah prinsip didalam operasional pada bank syariah yang
berdasarkan fatwa dalam hukum islam yang berdasarkan al-quran dan hadits. Fatwa
itu sendiri memiliki pengertian sebagai pendapat para ahli berdasarkan al-quran dan
hadits. Di Indonesia fatwa dikeluarkan oleh para ulama dan para ahli hukum islam
dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diwakilkan oleh Dewan Pengawas
Syariah (DPS). Dimana fatwa yang dikeluarkan oleh MUI dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan ibadah dan kegiatan umat islam di Indonesia.
1. Tujuan Bank Syariah
Bank termasuk badan usaha, dimana setiap badan usaha didirikan dengan tujuan
untuk memperoleh laba, baik itu badan usaha milik swasta maupun badan usaha
milik negara.
Sebagai badan usaha, bank syariah juga bertujuan mencari laba karena bank syariah
termasuk ke dalam badan usaha.
b. Menjadi Perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta dan koperasi
e. Turut aktif dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada pengusaha dan
masyarakat di bidang ekonomi
A. Agent of Trust
Bank dipercaya oleh masyarakat sebagai badan atau lembaga tempat menitipkan
dananya serta mampu menyalurkan dana tersebut pada sektor yang tepat.
B. Agent of Development
Bank sebagai badan atau lembaga yang mendukung kegiatan investasi, distribusi
serta konsumsi barang dan/atau jasa.
C. Agent of Services
Bank sebagai badan atau lembaga yang dipercaya mampu memberikan jasa-jasa
keuangan kepada masyarakat.
1. Pengertian Akad
Dalam konteks akad, rukun akad berarti sesuatu yang menentukan apakah akad
kontrak tersebut dapat berlangsung atau tidak serta menentukan sah atau tidaknya
akad tersebut.
Kata akad berasal dari bahasa arab. Secara bahasa berasal dari kata "al-'aqd" berarti
al-rabthu, yaitu mengikat atau ikatan.
Dikatakan rabatha al-syai' rabthan yang bermakna ia mengikat sesuatu dengan kuat.
Kata al-aqdu merupakan sinonim dari kata al-ahdu yang bermakna perjanjian, yaitu
kesepakatan antara kedua belah pihak, dimana kedua belah pihak tersebut
diwajibkan untuk melakukannya sesuai kesepakatan bersama, seperti akad
pernikahan dan jual beli.
Melakukan setiap isi perjanjian atau akad hukumnya wajib. Dalam kutipan buku Sabri
Samin menjelaskan bahwa akad dapat dilaksanakan baik secara lisan maupun tulis,
dapat dipahami dengan jelas oleh kedua belah pihak serta ijab dan qabulnya jelas.
Akad merupakan perjanjian yang didalamnya terdapat ijab (penawaran) dan qabul
(penerimaan).
Dapat disimpulkan bahwa akad adalah pertalian ijab (ungkapan tawaran di satu
pihak yang mengadakan kontrak) dan qabul (ungkapan penerimaan oleh pihak lain)
yang memberikan pengaruh pada suatu kontrak.
2. Macam-Macam Akad
Wadi'ah merupakan sebagai titipan murni yang boleh digunakan bank atas izin
penitip.
Berdasarkan Fatwa DSN tentang tabungan wadi'ah, wadi'ah merupakan titipan yang
bisa diambil kapan saja oleh penitip tanpa imbalan yang diiisyaratkan kecuali
pemberian berupa bonus secara sukarela tanpa paksaan.
a. al-syirkah (perkongsian)
Secara bahasa, al-musharakah berasal dari bahasa arab 'syirkah' yang berarti
kemitraan.
Al-musharakah adalah kerjasama dalam suatu usaha antara dua pihak atau lebih.
Semua pihak dapat ikut serta dalam manajemen proyek. Penyertaan tidak hanya
berupa modal namun dapat berupa kinerja dan waktu. Apabila terjadi kerugian maka
setiap pihak bertanggung jawab sesuai dengan proporsi modal yang disertakan
diawal.
Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank dengan nasabah, bank selaku
pemilik dana (shohib al-maal) dan nasabah selaku mudharib yang memiliki
ketrampilan atau keahlian dalam menjalankan usahanya.
a. Bay' al-murabahah
Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Dapat juga dibayar sekaligus
didepan atau ansuran. Pada akad ini pembeli tidak merasa ditipu dengan harga
barang yang dibeli olehnya.
c. bay' al-salam
bay' al-salam adalah akad jual beli barang yang disebutkan sifatnya dalam
tanggungan dan pembayaran dilakukan pada saat akad itu.
Dapat dipahami bahwa salam ialah menjual barang dengan pembayaran diawal,
spesifikasi terhadap barang dijelaskan diawal namun barang masih dalam
tanggungan dan akan diserahkan penjual kepada pembeli sesuai kesepakatan.
d. bay' al-istishna
bay' al-istishna merupakan akad jual beli antara penjual dengan pembeli. Dalam akad
ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha
melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang
telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Penjual dan pembeli sepakat
atas harga dan sistem pembayaran. Dapat dilakukan diawal, ansuran, atau sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran
upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No. 09/ DSN-MUI /IV/2000 tentang pembiayaan
ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam
waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.
5. Konsep Jasa
a. al-wakalah
Pada transaksi tersebut, pihak bank berfungsi sebagai wakil nasabah untuk
mengurus dan bertindak atas nama dan kepentingan nasabah. Dengan melakukan
penagihan maupun pembayaran. Apabila pihak bank telah melakukan instruksi
sesuai dengan prinsip yang berlaku namun pengiriman uang tidak sampai atau
penagihan gagal maka pihak bank tidak dapat dituntut tanggung jawabnya. Biaya
yang telah dikeluarkan oleh pihak bank selama menyelesaikan permasalahan atas
pelaksanaan wakalah akan digantikan oleh nasabah yang bersangkutan.
b. ar-rahn
Gadai dalam bahasa arab disebut rahn, yang berarti kekal, tetap, dan jaminan.
Rahn termasuk dalam akad utang piutang, yaitu akad antara pihak yang
menggadaikan barang sebagai jaminan akan utangnya dengan orang yang
berpiutang. Pada akad ini barang jaminan akan tetap menjadi milik orang yang
menggadaikan namun dalam sementara waktu masih dikuasai pihak yang
berpiutang.
c. al-kafalah
Kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh penjamin kepada
penerima jaminan dan penjamin bertanggung jawab atas pemenuhan kembali suatu
kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan.
Secara hukum, kafalah adalah pihak ketiga yang menjadi penjamin atas pembayaran
suatu utang yang tidak dibayar oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab
untuk membayar utang tersebut.
d. al-hiwalah
Secara etimologi, hiwalah berasal dari kata hala asy-syai' haulan yang berarti
berpindah. Tahwwala min maqanihi artinya berpindah dari tempatnya.
Abdurrahman al-jaziri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hiwalah menurut
bahasa ialah memindahkan utang dari tanggungan muhil menjadi tanggungan muhal
alaih.
e. al-qard
3. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu
sektor sosial.
1. Pengertian Riba
Riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil, atau
pengambilan tambahan, baik melalui transaksi jual beli maupun pinjam meminjam
secara batil. Riba juga dapat diartikan sebagai suatu transaksi atas barang tertentu,
ketika akad berlangsung tidak diketahui kesamaan ukuran atau dengan menunda
penyerahan barang yang ditransaksikan. Riba bisa terdapat pada transaksi jual beli
maupun pinjam meminjam.
Riba ini terjadi apabila seseorang menjual sesuatu dengan sejenisnya dengan
tambahan. Seperti menjual emas dengan emas, mata uang dirham dengan dirham,
gandum dengan gandum, dan seterusnya.
Maka Rasulullah bersabda : "Masya allah, itu juga adalah perbuatan riba. Jangan kau
lakukan. Jika kamu mau membeli, jual lah dahulu kurmamu itu kemudian kamu beli
kurma yang kamu inginkan. Muttafaq 'alaih.
Mazhab Syafi'i mendefinisikan bahwa riba adalah perjanjian hutang untuk jangka
waktu tertentu dengan tambahan pada waktu pelunasan hutang.
Dari Abu Said Al-Khudari, katanya, "Bilal datang kepada Rasulullah SAW dengan
membawa kurma kualitas barni. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "Dari
mana Kurma itu?". Ia menjawab, "Kami punya kurma yang buruk lalu kami jual
barter dua liter dengan satu liter"
2. Jenis Riba
Secara garis besar, riba tergolong menjadi 2 kelompok, yaitu riba utang-piutang
terdiri dari riba qardh dan riba jahiliyah serta riba jual beli yang terdiri dari riba fadhl
dan nasi'ah.
1. Riba Utang-Piutang
A. Riba Qardh
Riba Qardh adalah suatu keuntungan atau tingkat kelebihan tertentu yang
diisyaratkan kepada orang yang berutang.
B. Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah adalah riba yang terjadi karena adanya utang yang dibayar melebihi
pokok pinjaman sebab tidak mampu melunasi utangnya pada waktu yang telah
ditentukan.
2. Riba Jual-Beli
A. Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah pertukaran barang ribawi, yakni penukaran barang yang sejenis
tetapi kualitasnya berbeda.
B. Riba Nasi'ah
Riba Nasi'ah adalah tambahan yang diisyaratkan kepada yang berutang dari orang
yang mengutangkan sebagai imbalan penundaan pembayaran utang.
Secara etimologis, bunga dalam The American Heritage Dictionary of The English
Language didefinisikan sebagai Interest is a charge for a financial loan, usually a
percentage of the amount loaned.
Bunga dalam Oxford English Dictionary diartikan sebagai Money paid for use of
money lent (the principal) or for forbearance of a debt, according to a fixed ratio
(rate per cent)
The Legal Encyclopedia for Home and Bussiness mendefinisikan bunga sebagai
Compensation for use of money which is due.
Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang yanv biasanya dinyatakan dalam
persentase dari uang yang dipinjamkan atau sejumlah uang yang dijumlahkan atau
dikalkulasikan untuk penggunaan modal yang dinyatakan dengan persentase dan
kaitannya dengan suku bunga.
Berdasarkan pengertian riba dan bunga, tentunya terdapat perbedaan. Sistem riba
cenderung menggandakan uang untuk keperluan pribadi dan secara hukum tidak
sah. Sedangkan bunga bank sistemnya untuk membantu masyarakat kemudian
keuntungan tersebut dibagi hasil oleh anggotanya (nasabah) dan sah menurut
hukum.