Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Komplikasi 2
Kemungkinan komplikasi fossa Canina infeksi adalah trombosis reaktif dari angularis vena, yang
dapat menyebabkan cavernous sinus phlebothrombosis.
3&4
Penyebaran Infeksi
Infeksi dapat menyebar dari fokus infeksi melalui tiga cara yaitu; (1) secara perkontinyuatum
melalui spasia-spasia; (2) melalui sistem limfatik; dan (3) melalui sirkulasi darah. Rute paling
umum penyebaran infeksi adalah melalui spasia-spasia (Fragiskos, 2007:207).
Pada tahap seluler, tergantung pada perjalanan dan tempat inokulasi pus, abses
dentoalveolar akut bisa mempunyai bermacam-macam gambaran klinis. Pada awal fase
seluler ditandai dengan akumulasi pus di tulang alveolar yang dinamakan intraalveoler
abses. Pus akan menyebar keluar setelah menembus tulang menyebar ke spasia periosteal
dimana terdapat akumulasi pus antara tulang dan periosteum. Setelah menempus
periosteum pus akan menyebar ke berbagai macam arah tergantung pada; (1) posisi gigi
dalam lengkung; (2) ketebalan tulang; (3) jarak tempuh. Panjang akar hubungannya dengan
apeks dan perlekatan berbagai otot juga berperan penting dalam penyebaran pus
(Fragiskos,200:208).
Pada rahang atas jika tempat perforasi pus pada akar palatal gigi posterior atas dan gigi
insisivus kedua, pus biasanya akan menyebar ke arah palatal. Inflamasi terkadang
menyebar sampai sinus maxilaris yang terjadi ketika ujung akar gigi posterior berada
didalam atau dekat dasar antrum (Fragiskos, 2007: 208). Pada rahang atas perlekatan
muskulus bucinnator sangat penting. Ketika ujung akar premolar dan molar berada dibawah
perlekatan otot buccinator, pus akan menyebar secara intraoral,dan jika ujung akar berada
diatas perlekatan maka infeksi menyebar keatas dan secara ekstraoral (Fragiskos,
2007:208). Selain itu penyebaran infeksi yang timbul di regio maksiler biasanya melibatkan
fossa kaninus dan regio periorbital.
Pemeriksaan penunjang
Dasar diagnosis terdiri dari pemeriksaan klinis (100%), antibiogram (77,1%) dan radiografi (97,1%).
Sebanyak 28,6% menggunakan prosedur pencitraan tambahan. Sonografi digunakan oleh 20,0% dan
ditemukan untuk membantu dalam diagnosis trombosis vena angularis. Yang menyakitkan palpasi
sudut medial mata sangat penting diagnostik utama (100%) meskipun variasi anatomi dari angularis
vena harus dipertimbangkan. Sayatan ekstraoral tidak digunakan dalam kebanyakan kasus (25,7%
dalam kasus luar biasa) serta ligations dari angularis vena dalam kasus trombosis (8,6% dalam kasus
luar biasa
Infeksi rongga Canine dapat diobati dengan mudah dengan insisi intraoral sepanjang lipatan
mucobuccal luar penyisipan levator labi superies otot.
10)
Pemilihan antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati. Sering terjadi salah pemahaman bahwa
semua infeksi harus diberikan antibiotik, padahal tidak semua infeksi perlu diberikan antibiotik.
Pada beberapa situasi, antibiotik mungkin tidak banyak berguna dan justru bisa menimbulkan
kontraindikasi. Untuk menentukannya, ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan. Yang pertama
adalah keseriusan infeksi ketika pasien datan ke dokter gigi. Jika pasien datang dengan
pembengkakan yang ringan, progress infeksi yang cepat, atau difuse celulitis, antibiotik bisa
ditambahkan dalam perawatan. Faktor yang kedua adalah jika perawatan bedah bisa mencapai
kondisi adekuat. Pada banyak situasi ekstraksi bisa menyebabkan mempercepat penyembuhan
infeksi.Pada keadaan lain, pencabutan mungkin saja tidak bisa dilakuakan. Sehingga, terapi
antibiotik sangat perlu dilakukan untuk mengontrol infeksi sehingga gigi bisa dicabut.
Pertimbangan yang ketiga adalah keadaan pertahanan tubuh pasien. Pasien yang muda dan
dengan kondisi sehat memiliki antibodi yang baik, sehingga penggunaan antibiotik bisa
digunakan lebih sedikit. Di sisi lain, pasien dengan penurunan pertahanan tubuh, seperti pasien
dengan penyakit metablik atau yang melakukan kemoterapi pada kanker, mungkin memerlukan
antibiotik yang cukup besar walaupun infeksinya kecil.
Indikasi penggunaan antibiotik :
1. Pembengkakan yang berproges cepat
2. Pembengkakan meluas
3. Pertahanan tubuh yang baik
4. Keterlibatan spasia wajah
5. Pericoronitis parah
6. Osteomyelitis
Kontra indikasi penggunaan antibiotik :
1. abses kronik yang terlokalisasi
2. abses vestibular minor
3. soket kering
4. pericoronitis ringan
Pengobatan pilihan pada infeksi adalah penisilin. Penicillin ialah bakterisidal, berspektrum
sempit, meliputi streptococci dan oral anaerob, yang mana bertanggung jawab kira-kira untuk
90% infeksi odontogenic, memiliki toksisitas yang rendah, dan tidak mahal.
Untuk pasien yang alergi penisilin, bisa digunakan clarytromycin dan clindamycin. Cephalosporin
dan cefadroxil sangat berguna untuk infeksi yang lebih luas. Cefadroxil diberikan dua kali sehari
dan cephalexin diberikan empat kali sehari. Tetracycline, terutama doxycycline adalah pilihan
yang baik untuk infeksi yang ringan. Metronidazole dapat berguna ketika hanya terdapat bakteri
anaerob.
Pada umumnya antibiotik harus terus diminum hingga 2 atau 3 hari setelah infeksi hilang, karena
secara klinis biasanya seorang pasien yang telah dirawat dengan pengobatan antibiotik maupun
pembedahan akan mengalami perbaikan yang sangat dramatis dalam penampakan gejala di hari
ke-2, dan terlihat asimptomatik di hari ke-4. Maka dari itu, antibiotik harus tetap diminum
hingga 2 hari setelahnya (total sekitar 6 atau 7 hari).
Dalam situasi tertentu dimana tidak dilakukan pembedahan (contohnya endodontik atau
ekstraksi), maka resolusi dari infeksi akan lebih lama sehingga antibiotik harus tetap diminum
hingga 9 – 10 hari. Penambahan beberapa administrasi obat antibiotik juga dapat dilakukan
untuk infeksi yang tidak sembuh dengan cepat.