Anda di halaman 1dari 5

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENINGKATAN JALAN RABAT BETON DALAM KALIS KEC. KALIS


I. PENDAHULUAN
1. Lokasi Proyek
Lokasi Pekerjaan meliputi yaitu Peningkatan Jalan Rabat Beton Dalam Kalis Kec. Kalis
yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimnatan Barat.

2. Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan tanah, perkerasan berbutir, struktur dan pekerjaan
minor lainnya yang terangkum jelas dalam divisi 1 - 10 yang tercantum pada daftar
kuantitas.

Pekerjaan utama dapat dijelaskan sbb :


1. Penyiapan Lokasi Pekerjaan
2. Beton Mutu Rendah, ƒc '16,9 Mpa atau K-175
3. Beton Mutu Rendah, ƒc '9.8 Mpa atau K-125

II. METODE PELAKSANAAN


1. Kondisi Dasar
Pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan rencana kerja dan syarat – syarat spesifikasi serta
petunjuk dan keputusan rapat penjelasan (Aanwijzing) dilaksanakan selama 120 (Seratus
Dua Puluh) Hari kalender terhitung sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja.
2. Kondisi Cuaca
Kondisi Cuaca di site di perkirakan dipengaruhi oleh 2 musim. Musim hujan diperkirakan
mulai bulan November sampai dengan April dan Musim kering pada Bulan Mei Sampai
dengan Oktober.
3. Hari Kerja
Berdasarkan Kondisi Cuaca diatas dan jumlah hari dalam setiap bulannya hari kerja efektif
dapat dihitung dengan total jangka waktu pelaksanaan yaitu 120 (Seratus Dua Puluh) hari
dikurangi dengan hari libur nasional dan factor lainnya terutama pada musim hujan
4. Jam Kerja
Jam kerja dilapangan biasa dilakukan mulai jam.08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Dalam
hal pekerjaan khusus secara teknis pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat ditunda pada
esok hari, maka diadakan kerja lembur/malam dengan sepengetahuan dan ijin dari direksi /
engineer.
Uraian Shif I Shif II Shif III
8 Jam 8 Jam 8 Jam
Jam kerja
8.00 – 16.00 16.00 – 24.00 24.00 – 8.00
1 Jam 1 Jam 1 Jam
Waktu Istirahat
12.00 – 13.00 19.00 – 20.00 3.00 – 4.00
Total Waktu Kerja 7 jam 7 jam 7 jam

5. Sumber Material
Material utama untuk pekerjaan ini adalah sbb :
1. Semen didatangkan dari Pontianak.
2. Material batu terletak di Kec. Putussibau Utara
3. Pasir terletak di Kec. Kalis

III. TAHAPAN PEKERJAAN


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Transportasi menuju proyek (Untuk material, alat maupun personil) Dengan Jalan
Darat dari Putussibau – Lokasi Site.
1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi
Untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, yaitu mobilisasi peralatan dan
tenaga serta material
Peralatan yang dimobilisasi antara lain :
 Concrete Vibrator
Tenaga kerja diutamakan didatangkan dari lokasi setempat dan untuk tenaga kerja
yang tidak tersedia di lokasi setempat akan didatangkan dari luar daerah sesuai
kebutuhan.

1.3 Pembuatan Direksi Keet


Letak atau Lokasi Direksi Keet harus memenuhi syarat dan ada persetujuan dari
direksi Lapangan (Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas). Pembuatan Direksi
Keet disesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam spesifikasi begitu juga untuk
fasilitas – fasilitasnya

1.4 Base camp kontraktor


Lokasi Basecamp yang ideal diletakkan dekat lokasi pekerjaan namun lokasi tersebut
dapat diganti dengan lokasi lain sesuai dengan petunjuk direksi. Pembuatan Base
camp kontraktor terdiri dari : Kantor Lapangan Kontraktor & Engineer, Gudang,
bengkel, Motor Pool, Laboratorium (bila diperlukan), Klinik & Barak pekerja. Luas
masing – masing bangunan disesuaikan dengan kebutuhan.
1.5 Pengukuran dan Pemasangan Patok
Pekerjaan pengukuran dilakukan bersama-sama / joint survey antara kontraktor,
konsultan pengawas maupun dari pihak direksi / pemberi kerja. Pengukuran
dilakukan untuk menentukan titik referensi berupa koordinat, elevasi dan kemiringan.
Batasan – batasan dari hasil pengukuran ditandai dengan pemasangan patok kayu atau
bahan lainnya dan diberi tanda dengan cat.
Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini :
a. Pita Ukur
b. Dll

1.6 Pengaturan Lalu Lintas


Pengaturan Lalu Lintas sangat penting dilakukan mengingat adanya jalan existing
yang masih dilalui kendaraan, sehingga perlu diadakan koordinasi oleh pihak proyek
dengan instansi yang terkait dengan pengaturan lalu lintas.
Agar lalu lintas tetap dapat berjalan dengan normal maka pekerjaan jalan ini secara
umum dilakukan dengan membuka setengah dari badan jalan untuk lalu lintas dan
setengah badan jalan ditutup untuk keperluan konstruksi.
Penutupan dilakukan dengan memberi pagar seng gelombang dan sebagian bisa
dengan concrete barrier. Selanjutnya perlu diberikan tanda – tanda rambu peringatan
bagi para pemakai jalan maupun tulisan bahwa sedang ada pembangunan konstruksi
jalan. Untuk keperluan pada malam hari maka perlu diberikan juga penerangan
secukupnya sehingga konstruksi jalan dapat dilaksanakan secara aman

Struktur
1. Pekerjaan Beton
 Umum
Pekerjaan mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton fc’ 30, fc’ 20 dan fc’ 10 ,
termasuk tulangan, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan
Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang
harus dipakai.

 Bahan
a. Semen
b. Pasir
c. Air
d. Agregat Kasar
e. Kayu Perancah
f. Paku
g. Plastik Cor

 Peralatan yang dibutuhkan


1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu

 Tahapan – tahapan Pekerjaan


1. Penyiapan tempat kerja
Membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru atau yang
harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang
baru.
2. Acuan
 Acuan dari tanah harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya
harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan.
 Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan Acuan harus dibuat sedemikian sehingga
dapat dibongkar tanpa merusak beton
3. Pengecoran
a. Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concret Mixer
b. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoran.
c. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton,
tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
d. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
e. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran
beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran
beton yang baru.
f. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan
dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang
lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
g. Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap
monolit.
h. Bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan
konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya.
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan
yang tepat.
4. Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe-
ratur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mung kin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton
5. Pengerjaan Akhir
Pembongkaran Acuan Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan
bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
6. Kekuatan Beton
Beton harus mempunyai suatu kekuatan lentur karakteristik sebesar minimal 45
kg/cm2 pada umur 28 hari bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian
dilakukan pada kubus 15 cm, kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar
175 kg/cm2 dan K 125 kg/cm2 pada umur 28 hari.

Anda mungkin juga menyukai