Anda di halaman 1dari 54

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester,

trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu

(minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28

hingga ke-40) (Evayanti, 2015:1).

Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian

perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al,

2016:1). Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi

biologis wanita disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan

terjadinya proses adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu

sendiri (Muhtasor, 2013:1). Proses kehamilan sampai persalinan merupakan

mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi,

pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong

kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi

(Sitanggang dkk, 2012: 2)


Kehamilan adalah kondisi yang rentan terhadap semua jenis "stres",

yang berakibat pada perubahan fungsi fisiologis dan metabolik (Wagey et al,

2011: 1). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998:4 dalam

Dewi dkk, 2011:59). Kehamilan terjadi jika ada spermatozoa, ovum,

pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi

(Saifuddin, 2010:139).

B. Fisiologi Kehamilan

Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil

1. Perubahan Fisiologis Kehamilan

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan

2) Serviks

Penurunan konsentrasi kolagen dengan melunaknya serviks. Proses

remodelling sangat kompleks dan melibatkan proses kaskade biokimia,

interaksi antara komponen selular dan matriks ekstreseluluer, serta

infiltrasi stroma serviks oleh sel-sel inflamasi seperti netrofil dan

makrofog.

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda.


4) Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda

Chadwick.

5) Payudara

Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa yang akan

meningkatkan produksi air susu. Aerola akan lebih besar dan

kehitaman dan cenderung menonjol keluar.

b. Perubahan Metabolik

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada

perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat

badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

a. Sistem Kardiovaskular

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan

venakava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi

telentang. Sehingga akan mengurangi darah balik vena ke jantung.

b. Respirasi

Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi

tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume

residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama

kehamilan.
c. Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus

akantergeser.

d. Traktus Urinarius

Sering buang air kecil, pembesaran rahim dan penurunan bayi

ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu.

e. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135 %

akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam

kehamilan.

f. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi

anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua

tungkai

g. Sistem Persyarafan

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi

timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular sebagai berikut:

1) Kompresi syaraf Kompresi syaraf panggul atau statis vascular

akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori

ditungkai bawah.

2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan

pada syaraf atau kompresi akar syaraf.


3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal

tunned syndrome selama TM III.

4) Akroetesia (rasa gatal ditangan) yang timbul akibat posisi tubuh

yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus

barkialis.

5) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah

neuromuscular seperti kram otot dan tetanus.

6) Pembengkakan melibatkan syaraf perifera gejala lubang antara

persendian sampai lengan dan tangan selama 3 minggu terakhir

kehamilan.

7) Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari

normal) dikarenakan persyarafan otot seperti kejang otot/tetanus.

2. Perubahan Psikologis pada Trimester III

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat

waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5) Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya.

6) Libido menurun
7) Perasaan mudah terluka (sensitif)

C. Kebutuhan Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III

1. Kebutuhan Fisik

a. Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung

nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang

mahal harganya.

b. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang paling utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bias terjadi

pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi

yang dikandung.

c. Personal Hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil.Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat.

d. Pakaian selama kehamilan

Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan

mudah menyerap keringat. Menganjurkan ibu untuk

menghindari pemakaian sabuk dan stoking yang terlalu ketat,

karena akan mengganggu aliran balik dan menghindari sepatu


dengan hak tinggi karena akan menambah lordosis sehingga

sakit pinggang akan bertambah.

e. Eliminasi (BAB dan BAK)

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.

f. Perawatan payudara

Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai

persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses

menyusui. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

perawatan payudara adalah sebagai berikut :

1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat

dan yang menggunakan busa, karena akan mengganggu

penyerapan keringat payudara.

2) Gunakan bra dalam bentuk yang menyangga payudara.

3) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena

akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu dengan

minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

4) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna

kekuningan dari payudara, berarti produksi ASI sudah

mulai.

g. Sikap tubuh yang baik

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan bertambahnya ukuran


janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang

punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser

lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh ketika belum

hamil.

2. Kebutuhan Psikologi

a. Support keluarga

Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi

seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang

terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil.

b. Support Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui

dukungan aktif yaitu melalui kelas antenatal dan dukungan

pasif dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang

mengalami masalah untuk berkonsultasi.

c. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan

Peran keluarga khususnya suami sangat diperlukan bagi

seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang

diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan

antara ayah anak dan suami istri.

3. Deteksi Dini Preeklamsi

a. Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan

menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks


massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi

badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum

hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 meter. Maka IMT-nya

adalah 51/(1,57)2 = 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang

sebagai berikut:

<16,5 : Severe Underweight

16,5-18,5 : Underweight

18,5-25 : Normal

25-30 : Overweight

30-35 : Moderate Obesity

35-40 : Severe Obesity

>40 : Morbid/Masive Obesity

BMI atau IMT >28,8 risiko Preeklamsia.

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan

status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap

bulan.jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan

ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehigga dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra-uteri (Intra-

Uterin Growth Retardation- IUGR).

Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak

menaikkan berat badannya lebih dari 1 kg/bulan.

Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan.

a. IMT Rendah <19,8 rekomendasi berat badan 12,5-18 kg


b. IMT Normal 19,8-26 rekomendasi berat badan 11,5-16 kg

c. IMT Tinggi 26-29 rekomendasi berat badan 7-11,5 kg

d. IMT Obesitas <29 rekomendasi berat badan ≥7 kg

e. IMT Gemeli rekomendasi berat badan 16-20,5 kg

b. ROT (Roll Over Test)

Roll Over Test adalah tes tekanan darah dimana nilai

positif dinyatakan jika terjadi peningkatan 20 mmHg saat

pasien melakukan Roll Over.

Cara melakukan ROT :

a. Penderita tidur miring ke kiri kemudian tekanan darah

dihintung dan dicatat.

b. Diulang setiap 15 menit sampai tekanan darah atau tekanan

diastolik tidak berubah.

c. Penderita tidur terlentang dan secepatnya diukur lalu lima

menit kemudian diukur kemudian dicatat kembali.

d. Positif apabila selisih diastolik antara berbaring miring dan

terlentang 20 mmHg atau lebih.

ROT = Diastole miring- Diastole telentang

Apabila hasil > 20 mmHg resiko PER/PEB

c. MAP (Mean Artery Pressure)

Mean Arterial Pressure adalah tekanan arteri rata-rata

selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari

pengukuran tekanan darah systole dan tekanan darah


diastole..Pada trimester II nilai normal dari MAP adalah ≥ 90

mmHg.

Rumus MAP adalah sebagai berikut :

sistole+2 x diastole
MAP =
3

Apabila hasil > 90 mmHg resiko PER/PEB

D. Tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang

normal/fisiologis. Pada awal masa kehamilan, ibu mungkin akan mengalami

perdarahan sedikit/spotting di sekitar waktu pertama terlambat haidnya.

Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (tanda Hartman) dan itu normal

terjadi pada waktu yang lain dalam kehamilan. Perdarahan ringan mungkin

pertanda dari serviks yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin

normal atau mungkin suatu tanda infeksi (Asrinah, 2010).

2. Sakit kepala hebat

Sakit kepala yang sering terjadi selama kehamilan merupakan

ketidaknyamanan yang bersifat normal. Perlu diperhatikan bahwa sakit

kepala hebat menetap dan tidak hilang dengan istirahat bisa menunjukan

suatu masalah yang serius. Hal ini dapat menyebabkan penglihatan ibu

menjadi kabur atau berbayang. sakit kepala yang hebat dalam kehamilan

adalah gejala preeklampsia (Asrinah, 2010).

3. Penglihatan/pandangan kabur
Biasanya akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu

berubah selama kehamilan. Perubahan yang ringan adalah normal, tetapi bila

masalah penglihatan ini terjadi secara mendadak atau tiba-tiba, misalnya

pandangan yang tiba-tiba menjadi kabur atau berbayang, perlu diwaspadai

karena bisa mengacu pada tanda bahaya kehamilan (Asrinah, 2010).

4. Bengkak pada muka dan tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak pada kaki yang

biasanya dapat hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak

bisa menjadi masalah serius jika ditandai dengan :

a) Muncul pada muka dan tangan

b) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat

c) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti sakit kepala yang

hebat, pandangan kabur dan lain-lain.

Jika hal ini terjadi merupakan pertanda adanya anemia, gagal jantung

atau preeklampsia (Asrinah, 2010).

5. Nyeri perut hebat

Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan

persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang menunjukan

suatu masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri perut hebat

menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Jika hal ini terjadi, bisa berarti

apendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan

preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain

(Asrinah, 2010).
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerakan janin mulai dirasakan ibu pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa

ibu hamil dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Ketika janin tidur

gerakannya akan melemah, normalnya janin harus bergerak paling sedikit

tiga kali dalam periode tiga jam, gerakan janin akan lebih mudah terasa jika

ibu berbaring, atau istirahat, makan dan minum (Asrinah, 2010)

E. Diagnosa Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama (0-12

minggu), trimester kedua (13-28 minggu), trimester ketiga (29-42 minggu).

(Manuaba, 2010: 107)

F. Standar Pelayanan Antenatal

Kebijakan program pelayanan antenatal menurut Departemen Kesehatan

RI tahun 2009 menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal

4 kali selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Minimal 1 kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14

minggu. Tujuannya adalah :

a) Penapisan dan pengobatan anemia

b) Perencanaan persalinan

c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

2. Minimal 1 kali pada trimester kedua (K2) yaitu 14 – 28 minggu. Tujuannya

adalah :

a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya


b) Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

c) Mengulang perencanaan persalinan.

3. Minimal 2 kali trimester ketiga (K3 dan K4) yaitu 29-36 minggu dan setelah

36 minggu sampai akhir. Tujuannya adalah :

a) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

b) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

c) Memantapkan rencana persalinan

d) Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pelayanan antenatal yang harus dilakukan oleh bidan atau

tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T atau asuhan standar

minimal 10 T adalah sebagai berikut :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Bila tinggi badan <145 cm, maka faktor risiko panggul sempit

kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Sejak bulan ke-4

pertambahan BB paling sedikit 1 kg/ bulan (Kementrian Kesehatan

RI, 2017).

Penambahan berat badan selama hamil rata-rata 0,3 – 0,5 Kg

perminggu. Dalam KMS ibu hamil trimester I kisaran pertambahan

berat sebaiknya 1-2 Kg (250 – 400 gr/mg), sementara trimester II

dan III sekitar 0,34 – 0,50 kg tiap minggu pertumbuhan janin,

plasenta serta penambahan jumlah cairan amnion berlangsung

sangat cepat selama trimester III.


Tabel 2.1 Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan

IMT sebelum hamil Total Pertambahan Berat Badan (Kg)

Kurang (<18,5) 12,5 – 18


Normal (18,5 – 24,9) 11,5 – 16
Overweight (25,0 - 29,9) 7 – 11,5
Obesitas (>30,0) 5–9
(Institute of Medicine and National Research Council, 2009 dalam

Maghfiroh 2016)

b. Pengukuran tekanan darah (tensi)

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar

atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan

darah tinggi) dalam kehamilan (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kekurangan

Energi Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

d. Pengukuran tinggi rahim

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri Normal

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


1
12 minggu /3 di atas sympisis
1
16 minggu /2 sympisis-pusat
2
20 minggu /3 di atas sympisis
24 minggu Setinggi pusat
1
28 minggu /3 di atas pusat
1
34 minggu /2 pusat- posessus xifoideus
36 minggu Setinggi posessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah posessus xifoideus
(Manuaba, 2010 : 100)

Berat badan penting diukur sebelum proses persalinan mulai,

gunanya untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit kehamilan,

persalinan seperti gangguan pertumbuhan bayi atau makrosomia (bayi

besar). Berat badan janin secara sederhana dapat diukur dengan

menggunakan rumus diantaranya rumus Johnson Toshack. Rumus ini

dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari bagian

atas tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus)

dalam centimeter (cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155

didapatkan berat badan bayi dalam gram.

Rumus Johnson Toshack :

TBBJ = (TFU – N) x 155

Keterangan : BB = Berat badan janin dalam gram

TFU= Tinggi Fundus Uteri

N = 13 bila kepala belum melewati PAP

N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika

N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika

(Santjaka, 2011)

e. Penentuan letak janin (presentasi janin dan penghitungan denyut jantung

janin)

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah
lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari

160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin segera rujuk

(Kementrian Kesehatan RI,2017).

f. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksosi (TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan

suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk

mencegah tetanus pada ibu dan bayi (Kementrian Kesehatan RI, 2017)

Keperluannya sebagai berikut :

Tabel 2.4 Pemberian Imunisasi TT

Lama Presentase
Antigen Interval Pemberian
Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC Tidak ada -
pertama perlindungan
TT 2 4 Minggu setelah TT 3 tahun 80
pertama
TT 3 6 bulan setelah TT 5 tahun 95
kedua
TT 4 1 tahun setelah TT ke 3 10 tahun 99
TT 5 1 Tahun setelah TT 4 25 tahun atau 99
seumur hidup
( Saifuddin, 2013 : 91)

g. Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap

hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi

rasa mual (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila

diperlukan.
2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(Anemia).

3) Tes pemeriksaan urine (air kencing)

4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara

pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis.

(Kementrian Kesehatan RI, 2017)

i. Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga

Berencana (KB) dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara

bertahap pada saat kunjungan ibu hamil (Kementrian Kesehatan RI,

2017).

j. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

G. Konsep Nyeri Punggung

1. Pengertian Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil

mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di masa lalu.Nyeri

tulang belakang terjadi karena perubahan struktur anatomis, hormonal dan

stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin

berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan

janin Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang


belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuhuh darah dan

serabut syaraf. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung dapat

dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung bawah

sangat sering terjadi dalam kehamilan schingga digambarkan sebagai

salah satu gangguan minor dalam kehamilan. Ibu hamil mencondongkan

perut sehingga menambah lengkungan pada bagian bawah punggung yang

menimbulkan rasa nyeri. Gejala nyeri punggung ini disebabkan oleh

hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang

dan otot di pinggul".

2. Etiologi Nyeri Punggung

Peningkatan berat badan selama hamil yang memberikan lebih banyak

tekanan pada otot punggung. Adanya nyeri punggung dan ligamen pada

kehamilan tua disebabkan meningkatnya pergerakan pelvis akibat

pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan nsegan

pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi nyeri punggung pada ibu hamil

TM II dan III yaitu:

1) Berat badan ibu yang semakin bertambah

2) Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang

belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan

serabut syaraf

3) Hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan

tulang dan otot di pinggul.


4) Postur tubuh ibu yang semakin condong kedepan akibat semakin

membesamya uterus.

3. Dampak Nyeri Punggung

Adapun dampak nyeri punggung pada masa kehamilan adalah apabila

rasa nyeri terlalu berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu hamil,

jika stress berkelanjutan maka berdampak pada persalanan yang

berpengarub pada hormone oksitosin yang menyebabkan kontraksi tidak

adckuat schingga menjadikan persalinan lama. Selain itu, pada masa nifas

bisa mengakibatkan perdarahan dikarenakan Autonia uteri (uterus tidak

berkontraksi dengan baik). Hal tersebut akan menyebabkan janin menjadi

fetal distress da asfiksia dimana keadann ibu sangat erat kaitannya dengan

kondisi janin yang dikandungnya, menghambat mobilitas, yang sudah

mempunyai anak akan menghambat merawat anak. Selain itu nyeri dapat

memengaruhi pekerjaan ibu dan apabila pekerjaannya tidak dapat

terselesaikan, ia mungkin harus cuti melahirkan lebih cepat dari yang

diperkirakan

4. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dibedakan menjadi

nyeri akut dan nyeri kronik :

a) Nyeri Akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba.Seorang

tidak dapat beristirabat dengan tenang dan setiap gerak bagian

punggung yang terkena bertambah nyeri yang terjadi selama kurang

dari 8 minggu.
b) Nyeri kronis yang terus menerus dan tidak berkurang meskipun

pikiran bisa teralihkan dengan sesuatu yang mempesona. Nyeri

biasanya dalam beberapa hari tetapi kadang kala membutuhkan waktu

selama satu atau bahkan beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri

berulang tetapi untuk kekambuhan ditimbulkan untuk aktivitas fisik

yang sepele".

5. Penatalaksanaan Nyeri Punggung

a) Memberikan konseling posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan

posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, hindari

duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan Kasur yang keras dan

memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.

b) Cara untuk mengatasi rasa nyeri punggung, gunakan bantal tambahan

sebagai penopang pada bagian pinggang dan punggung pada saat tidur,

tidur menyamping untuk menghindari nyeri punggung, relaksasi,

senam hamil, massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot

dan agar ibu hamil trimester Il mengurangi aktifitas dan menjaga

postur membungkuk.

H. Konsep dengan SOAP

a. Data Subjektif

Nyeri punggung atas terjadi pada leher, bahu dan punggung.

b. Data Objektif

Adanya nyeri punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan

meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus.


c. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik, lemah.

Kesadaran : composmentis

Nadi : 80-120x/menit

Pernapasan : 16-24x/menit

Suhu : 36,5-37,5°C

Tinggi badan : 145 cm atau kurang.

Berat badan : Pada akhir kehamilan pertambahan berat

badan total 10-12 kg.

4. Pemeriksaan Fisik Khusus

Wajah : Pucat, tidak bengkak.

Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat, fungsi

penglihatan baik.

Mulut : Mukosa bibir pucat.

Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

dan bendungan vena jugularis.

Payudara

1) Puting susu : bersih dan menonjol.

2) Kolostrum : belum keluar.

3) Abdomen :Leopold I :

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian yang berada difundus.


Normal : pada fundus teraba bagian lunak dan

tidak melenting ( bokong)

Leopold II :

Untuk mengetahui batas kanan atau kiri pada

uterus ibu, yaitu: punggung pada letak bujur dan

kepala pada letak lintang.

Normal : teraba bagian panjang, keras seperti

papan ( punggung) pada satu sisi uterus

dan pada sisi lain teraba bagian kecil.

Leopold III : Mengetalhui presentasi atau

bagian terbawah janin yang ada disympisis ibu.

Normal : pada bagian bawah janin teraba bagian

bulat, keras dan melenting (kepala janin)

Leopold IV: Untuk mengetahui seberapa jauh

masuknya bagian terendah janin kedalam PAP.

Posisi tangan masih bias bertemu dan bertemu

PAP (konvergen), posisi tangan tidak bertemu

dan sudah masuk PAP (divergen ).

DJJ ( Terdengar jelas) :Pada bagian samping abdomen, atas atau

Bawah umbilikalis. Cara menghitung dilakukan

selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ normal

antara

120-140x/menit.
Punggung : Skala 4-6 ( nyeri sedang), secara obyektif

klien mendesis,menyeringai,dapat menunjukan

lokaasi nyeri, dapatmendeskripsikan nya, dapat

mengikuti perintah dengan haik.

Ekstrimitas : Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil

trimester III, meliputi:

a) Atas : simetris, tidak oedema.

b) Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises

Reflek patella normal : tungkai bawah akan sedikit bergerak

ketika tendon diketuk.

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab :

Hb : 10-11 gr%

Urine : pemeriksaan reduksi urine dan kadar albumin

dalam urine sehingga diketahui apakah ibu

menderita preeklamsi atau tidak38.

6. Analisa Data : Kesimpulan pengambilan keputusan klinis.

Diagnosa kebidanan : "G....P...A...UK....Minggu Kehamilan dengan "Nyeri

punggung". Janin, tunggal, hidup.

7. Penatalaksanaan

Pada ibu hamil dengan kasus keluhan nycri punggung, didapati

penatalaksanaan sebagai berikut:

a) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini


b) Menganjurkan agar tidak mengangkat barang berat.

c) Menganjurkan tetap menjaga posisi atau sikap tubuh yang baik selama

melakukan aktivitas.

d) Menganjurkan menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan

punggung.

e) Menganjurkan ibu istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi badannya.

f) Menganjurkan ibu senam hamil.

g) Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan oleh bidan

yaitu Kalk 1x/hari dan tablet fe 3x//hari.

h) Menganjurkan ibu melakukan kontrol ulang ke petugas kesehatan 2

minggu lagi atau jika ada keluhan sewaktu-waktu.

I. Persalinan

a. Definisi Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Suatu

proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri yang telah cukup

bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lahir tanpa bantuan kekuatan sendiri. (Manuaba, 2011).

Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun

pada janin.( Prawihardjo, 2009).

b. Fisiologi Persalinan
Persalinan normal berlangsung dalam 4 kala yaitu pada kala I

serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm yang dinamakan

kala pembukaan, Kala 2 disebut pengeluaran, karena berkat kekuatan

his dan tenaga mengedan ibu serta dorongan janin didorong keluar

sampai lahir. Kala 3 disebut kala uri dimana plasenta terlepas dari

dinding uterus dan dilahirkan. Kala 4 mulai dari plasenta lahir sampai

2 jam postpartum. (Prawirohardjo, 2009)

c. Tanda-tanda Persalinan

1. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar

c) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

d) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.

2. Bloody show (pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina)

Terjadi perubahan pada serviks saat his permulaan yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah yang

menjadikan perdarahan sedikit.

3. Pengeluaran Cairan

Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.

Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap


tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil.

Persalinan diharapkan berlangsung dalam waktu 24 jam setelah

pecahnya ketuban.(Asrinah, 2010)

d. Tahapan Persalinan

1. Kala I

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur

darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan

mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah

kapiler di sekitar kanalis serviks akibat pergeseran ketika serviks

nendatar dan membuka.

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase.

a) Fase laten: pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai

pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.

b) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.

(1) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.

(2) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9cm

(3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil

pengenalan proses dan penatalaksanaan dan pembukaan, kala II


dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir

dengan kelahiran bayi. Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah

dengan kekuatan mengejan mendorong janin hingga kelur.

Pada kala II ini memiliki ciri khas :

a. His semakin kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali.

b. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris

menimbulkan rasa ingin mengejan.

c. Tekanan pada rektum ibu ingin BAB.

d. Anus membuka.

Pada waktu his kepala janin mulai kelihtan, vulva membuka dan

perenium meregang, dengan his mengejan yang termimpin kepala

akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.

Lama kala II pada primi dan multipara berbeda yaitu:

a. Primipara kala II berlangsung 1,5 jam- 2 jam

b. Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam

3. Kala III : Managemen aktif kala III

Setelah bayi lahir, kontraksi Rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba

keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang dua

kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his

pelepasaan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh

plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan

atau dengan sedikit dorongan dan atas simfisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.


Pengeluaran plasenta disert ai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-

200 cc45.

4. Kala IV

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1- 2 jam. Pada kala IV

dilakukan observasi terhadap perdarahan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Tingkat kesadaran pasien

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, dan

pernafasan.

c. Kontraksi uteru

d. Terjadinya pendarahan. Pendarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc".

e. Lamanya Persalinan

1) Primigravida : kala I : 12,5 jam, kala II 80 menit, kala III 10 menit,

kala IV 14 jam.

2) Multigravida : kala I 7 jam 20 menit, kala II 30 menit, kala III 10

menit, kala IV 8 jam.(Rukiyah, 2010)

f. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan

1) Power (Kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin

keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama

yang baik dan sempurna. His adalah kekuatan kontraksi uterus


karena otot otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.

Sifat his yang baik dalah kontraksi simetris, fundus dominan,

terkoordinasi, dan relaksasi.

Pembagian his dan sifatnya :

a) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur ,

menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show.

b) His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaan serviks sampai

10 cm , semakin kuat , teratur dan sakit.

c) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin, sangat kuat,

teratur, simetris, terkoordinasi.

d) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta.

e) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah ,masih sedikit nyeri,

terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi

pada ibu bersalin mengenai his yaitu frekuensi his (biasanya per 10

menit), intensitas his (kekuatan his), durasi (lama his), interval his

(jarak antara his) dan datangnya his (sering, teratur atau tidak).

(Asrinah, 2010)

2) Passenger (faktor janin)

a) Sikap janin (habitus)

Menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,

biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya berada


dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung dan kaki

dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.

b) Letak (situs)

Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap

sumbu ibu.

c) Bagian Terbawah Janin

Sama dengan presentasi, hanya lebih diperjelas istilahnya.

Bagian yang dijumpai saat palpasi atau pemeriksaan dalam

misalnya presentasi kepala, bokong, bahu dan lain-lain.

d) Posisi Janin

Hal ini dapat digunakan untuk menentukan indikator atau

menetapkan arah bagian terbawah janin, menentukan presetasi

dan posisi janin.

(Asrinah, 2010)

3) Passage

Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

bagian keras (tulang-tulang panggul atau rangka panggul) dan

bagian lunak (otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen).

(Asrinah, 2010)

4) Faktor Psikologis Ibu

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang di dampingi suami dan orang-orang yang dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar


dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami

atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukan bahwa

dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu yang

berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. (Asrinah, 2010)

5) Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik, diharapkan

kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.

(Asrinah, 2010)

g. Tanda Bahaya Persalinan

1. Tanda Bahaya Kala I

a) Riwayat bedah Caesar

b) Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah (show)

c) Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)

d) Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental

e) Ketuban pecah dan air ketuban bercampur mekonium disertai

tanda-tanda gawat janin

f) Ketuban pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada

kehamilan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)

g) Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi : temperatur >380c,

menggigil, nyeri abdomen, dan cairan ketuban berbau


h) Tekanan darah lebih dari 160/110 dan atau terdapat protein

dalam urine (preeklampsia hebat)

i) Tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih (makrosomia,

polihidramnion, kehamilan ganda)

j) Denyut jantung janin <100 atau >180x/menit pada dua kali

penilaian dalam waktu 5 menit

k) Primigravida dalam fase aktif kala I persalinan dengan

penurunan kepala janin 5/5

l) Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang,dll)

m)Presentasi ganda (majemuk) (adanya bagian lain dari janin,

misalnya : lengan atau tangan, bersama dengan presentasi

belakang kepala)

n) Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)

o) Tanda dan gejala syok : nadi cepat, lemah (lebih dari

110x/menit), tekanan darah menurun (sistolik <90 mmHg),

pucat, berkeringat atau kulit lembab, dingin, nafas cepat

(>30x/menit), cemas, bingung atau tidak sadar, produksi urine

sedikit (<30 ml/jam)

p) Tanda dan gejala fase laten berkepanjangan : pembukaan serviks

kurang dari 4 cm setelah 8 jam, kontraksi teratur (lebih dari 2

kali dalam 10 menit)


q) Tanda dan gejala belum inpartu : frekuensi kontraksi < 2 kali

dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 20 detik, tidak ada

perubahan pada serviks dalam waktu 1 hingga 2 jam

r) Tanda dan gejala partus lama : pembukaan serviks mengarah ke

sebelah kanan garis waspada partograf, pembukaan serviks < 1

cm/jam, frekuensi kontraksi < 2 kali dalam 10 menit dan

lamanya < 40 detik.(Wiknjosastro, 2008 )

h. Tanda Bahaya Kala II

1) Tanda atau gejala syok : nadi cepat, lemah (110 kali/menit atau

lebih), tekanan darah rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg), pucat

pasi, berkeringat atau dingin, kulit lembab, nafas cepat (lebih dari

30 kali/menit), cemas, bingung atau tidak sadar, produksi urine

sedikit (kurang dari 30 ml/jam).

2) Tanda atau gejala dehidrasi : perubahan nadi (100 kali/menit atau

lebih), urine pekat, produksi urine sedikit (kurang dari 30 ml/jam).

3) Tanda atau gejala infeksi : nadi cepat (110x/menit atau lebih),

temperatur tubuh lebih dari 380c, menggigil, air ketuban atau cairan

vagina yang berbau.

4) Tanda atau gejala preeklampsia ringan : tekanan darah diastolik

90-110 mmHg, proteinuria hingga +2.

5) Tanda atau gejala preeklampsia berat atau eklampsia : tekanan

darah diastolik 110 mmHg atau lebih, tekanan darah diastolik 90


mmHg atau lebih dengan kejang, nyeri kepala, gangguan

penglihatan, kejang setiap saat.

6) Tanda gawat janin : DJJ kurang dari 120 atau lebih dari 160

kali/menit, mulai waspada tanda awal gawat janin, DJJ kurang dari

100 atau lebih, dan 180x/menit.

7) Kepala bayi tidak turun.

8) Tanda-tanda distosia bahu : kepala bayi tidak melakukan putaran

paksi luar, kepala bayi tersangkut di perineum (kepala kura-kura),

bahu bayi tidak lahir.

9) Tanda-tanda cairan ketuban bercampur mekonium : cairan ketuban

bjerwarna hijau (mengandung mekonium).

10) Tanda-tanda tali pusat menumbung : tali pusat teraba atau

terlihat saat pemeriksaan dalam.

11) Tanda-tanda lilitan tali pusat : tali pusat melilit leher bayi.

12) Kehamilan kembar tidak terdeteksi.(Wiknjosastro, 2008)

i. Tanda bahaya kala II

1) Perdarahan postpartum

2) Retensio plasenta

3) Inversio uteri

4) Perdarahan robekan jalan lahir

5) Sisa plasenta. (Manuaba, 2010 : 396-413)

j. Tanda bahaya kala IV


Selama kala IV, tanda bahaya yang mungkin muncul adalah

sebagai berikut :

1) Demam

2) Perdarahan aktif

3) Bekuan darah banyak

4) Bau busuk dari vagina

5) Pusing

6) Lemas luar biasa

7) Kesulitan menyusui

8) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

(Asrinah, 2010 : 126)

J. Masa Nifas

1. Definisi Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Dewi, 2011:55)

1. Tujuan Asuan Masa Nifas

a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya

c. Melaksanakan skrining secara komprehensif

d. Memberikan pendidikan kesehatan diri


e. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan

payudara

f. Konseling mengenai KB. (Dewi, 2011 : 2-3)

2. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan

jalan –jalan menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.

2. Puerperium intermediate

Suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya sekitar 6-

8 minggu.

3. Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

(Dewi, 2011 : 4)

3. Adaptasi Psikologis Ibu Nifas

1. Fase taking in

Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus

perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri, cenderung pasif terhadap

lingkungannya.

2. Fase taking hold


Fase taking hold adalah fase/periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.

Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung

dan gampang marah.

3. Fase letting go

Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah

dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan

dirinya sudah meningkat.

(Dewi, 2011 : 65-66).

4. Perubahan-Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Perubahan sistem reproduksi

1. Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi uterus, yaitu proses kembalinya uterus

ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses involusi

uterus adalah sebagai berikut :

2. Iskemia myometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus

setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemia dan

menyebabkan serat otot atrofi.

1. Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di

dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot

yang telah sempat mengendur hingga 10 kali dari semula dan lebar 5

kali dari semulaselama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai

perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Hal ini

disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.

2. Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot

uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk

mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi

pendarahan. Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan

oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan

kembali menjadi organ pelvis.

Tabel 2.5 Involusi uterus

Berat Diameter
Tinggi Fundus Keadaan
Involusi uterus bekas melekat
Uteri serviks
(gr) plasenta (cm)
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
Uri lahir 2 jari dibawah 750 12,5 Lembek
pusat
Satu minggu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari
pusat-simfisis setelah
postpartum
Dua minggu Tak teraba 350 3-4 dapat dilalui 2
diatas simfisis jari , akhir
Enam minggu Bertambah 50-60 1-2 minggu
kecil pertama dapat
Delapan Sebesar 30 dimasuki 1
minggu normal jari.
(Dewi, 2011 : 55-57)

3. Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plsenta merupakan tempat dengan permukaan

kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan, dengan cepat luka ini

mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir

nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada

permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar

yang tersumbat oleh trombus.

5. Perubahan ligament

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang

sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur

menciut kembali seperti sediakala.

6. Perubahan pada serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

1. Lochea

Lochea adalah cairan rahim selama masa nifasdan mempunyai reaksi

basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat

daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran

lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, yaitu sebagai

berikut:

a. Lochea rubra/merah (kruenta)


Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum. Warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari

perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorion.

Lochea ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo,

sisa mekoneum dan sisa darah.

ii. Lochea sanguinolenta

Lochea ini berwarna kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh

plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum.

iii. Lochea serosa

Lochea ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum. Warnanya biasanya

kekuningan atau kecokelatan. Lochea ini terdiri atas lebih sedikit

darah dan lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit dan robekan

laserasi plasenta.

iv. Lochea alba

Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10 postpartum. Warnanya lebih

pucat, putih, kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,

selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

Bila pengeluaran lochea tidak lancar maka disebut

lochiastasis. Jika lochea tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada

kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau kerena involusi yang

kurang sempurna yang sering disebabkan retroflexio uteri. Total

jumlah rata-rata pembuangan lochea kira-kira 8-9 oz atau sekitar

240-270 ml.
7. Perubahan pada vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa

vagina dan hilangnya rugae.

1. Perubahan tanda-tanda vital

a. Suhu badan

Satu hari postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38 oC) sebagai

akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis

melahirkan biasanya denyut nadi lebih cepat.

c. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah

setelah melahirkan karena ada pendarahan.

d. Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan

denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran

napas.

e. Perubahan sistem kardiovaskular meliputi perubahan pada volume

darah dan curah jantung, curah jantung dan perubahan sistem

hematologi.

f. Sistem pencernaan pada masa nifas meliputi perubahan nafsu makan

(ibu sering cepat lapar), motilitas, dan pengosongan usus (BAB


biasanya tertunda selama 2-3 hari karena otot usus menurun selama

proses persalinan).

g. Perubahan sistem perkemihan meliputi fungsi sistem perkemihan,

sistem urinarisus (penurunan fungsi ginjal dan akan kembali pada

satu bulan setelah melahirkan), komponen urine, diuresis postpartum

(ibu membuang kelebihan cairan yang tertimbun dijaringan selama

hamil, ini karena penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan

tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume

darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk

mengatasi kelebihan cairan), serta perubahan pada uretra dan

kandung kemih. (Dewi, 2011 : 57-64)

6. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas yang terdapat dalam buku PWS KIA

adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42

hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan, untuk deteksi dini komplikasi

pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas

dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan

ketentuan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari

setelah persalinan.

b. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan

(8–14 hari).
c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan

(36–42 hari).

Pelayanan yang diberikan adalah :

1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.

2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).

3. Pemeriksaan lochea dan pengeluaran per vaginam lainnya.

4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.

5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali,

pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam

pemberian kapsul Vitamin A pertama.

6. Pelayanan KB pasca salin

2. Bayi Baru Lahir

a. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai

dengan 4000 gram. (Rukiyah, 2010 : 2).

b. Pemeriksaan Fisik pada Bayi

2. Tujuan

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui

aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan

bayi baru lahir yang memerlukan perhatian leluarga dan penolong


persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. (Saifuddin, 2013 :

136)

a. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Hal - hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam

pertama atau 2 jam pertama sesudah lahir, meliputi :

1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah

2) Bayi tampak aktif atau lunglai

3) Bayi kemerahan atau biru. (Saifuddin, 2013:136)

Tabel 2.6 Pemeriksaan Fisik Bayi dengan Keadaan Normal

Pemeriksaan yang
No Keadaan Normal
Dilakukan
1. Lihat postur tonus dan b. Posisi tungkai dan lengan fleksi
aktifitas c. Bayi sehat akan bergerak aktif
2. Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lendir, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul
3. Hitung pernafasan dan a. Frekuensi nafas normal 40-60 kali/menit
lihat tarikan dinding b. Tidak ada tarikan dinding dada bawah
dada bawah ketika yang dalam
bayi sedang tidak
menangis
4. Hitung denyut jantung Frekuensi denyut jantung normal 120-
dengan meletakan 160 kali/menit
stetoskop di dada kiri
setinggi apeks kordis
5. Lakukan pengukuran Suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 0c
suhu dengan
thermometer
6. Lihat dan raba bagian a. Bentuk kepala terkadang asimetris
kepala karena penyesuaian pada saat proses
persalinan, umumnya hilang dalam 48
jam
b. Ubun-ubun besar rata atau tidak
membenjol, dapat sedikit membenjol
saat bayi menangis
7. Lihat mata Tidak ada kotoran/secret
8. Lihat bagian dalam a. Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
mulut masukan 1 jari ada bagian yang terbelah
yang menggunakan b. Nilai kekuatan hisap bayi. Bayi akan
sarung tangan ke menghisap kuat jari pemeriksa
dalam mulut, raba
langit-langit

9. Lihat dan raba perut. a. Perut bayi datar teraba lemas


Lihat tali pusat b. Tidak ada perdarahan, pembengkakan,
nanah, bau yang tidak enak pada tali
pusat/kemerahan
10. Lihat punggung dan Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
raba tulang belakang dan benjolan
11. Lihat lubang anus a. Terlihat lubang anus dan periksa apakah
hindari memasukan meconium sudah keluar
alat atau jari dalam b. Biasanya meconium keluar dalam 24
memeriksa anus. jam setelah lahir
Tanyakan pada ibu
bayi sudah BAB atau
belum
12. Lihat dan raba alat a. Bayi perempuan terkadang terlihat
kelamin luar. cairan vagina berwarna putih dan
Tanyakan pada ibu kemerahan
apakah bayi sudah b. Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
BAK. pada ujung penis. Teraba testis di
skrotum
c. Pastikan bayi sudah BAK dalam 24 jam
setelah lahir
13. Timbang bayi Berat lahir 2500 gram – 4000 gram.
Dalam minggu pertama berat bayi
mungkin turu dahulu lalu kemudian
naik kembali
14. Mengukur panjang a. Panjang badan normal 48-52 cm
badan dan lingkar b. Lingkar kepala fronto occipito 34 cm,
kepala mento occipito 35 cm, sub occipito
breghmatika 32 cm
15. Menilai cara a. Kepala dan badan dalam garis lurus
menyusui minta ibu wajah bayi menghadap payudara ibu
untuk menyusui bayi mendekatkan bayi ke tubuh nya
nya
b. Bibir bawah melengkung keluar,
sebagian besar areola berada di dalam
mulut bayi
c. Menghisap dalam dan pelan kadang
disertai berhenti sesaat

(Wiknjosastro, 2008:138-139)

c. Refleks Pada Bayi Baru Lahir

Refleks adalah gerakan yang sering terjadi secara otomatis dan spontan

tanpa disadari pada bayi normal.

Macam - macam refleks adalah sebagai berikut :

a. Tonick neck refleks yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi.

b. Rooting refleks yaitu apabila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut

maka ia akan membuka mulut nya dan memiringkan kepalanya ke arah

datangnya jari.

c. Sucking refleks membuka menghisap, ketika gusi nya menyenuh areola

maka bayi berusaha menghisap.

d. Swallowing refleks (menelan), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot

di daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan.

e. Grasping refleks bila jari kita menyentuh telapak tangannya maka jari-

jarinya akan menggenggam sangat kuat.

f. Moro refleks, refleks yang timbul di luar kesadaran misalnya bila

diangkat secara kasar maka bayi akan menunjukan ke kagetan dan

melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya pada orang yang

mendekap nya.

g. Startle refleks, reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti

mengejan pada kaki dan tangan dan biasanya di ikuti dengan tangisan.
h. Stapping refleks, refleks kaki secara spontan apabila kaki diangkat tegak

dan satu persatu di sentuhkan pada dasar lantai.

(Rukiyah, 2010:62-63)

d. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Semua bayi baru lahir harus di nilai adanya tanda-tanda

kegawatan / kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir di

katakana sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda

berikut :

a. Sesak nafas

b. Frekuensi pernafasan 60 kali/menit

c. Gerak retraksi di dada

d. Malas minum

e. Panas atau suhu badan bayi rendah

f. Kurang aktif

g. Berat lahir rendah (1500 - 2500 gram) dengan kesulitan minum.

Tanda - tanda bayi sakit, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda - tanda

berikut

a. Sulit minum

b. Sianosis sentral (lidah biru)

c. Perut kembung

d. Periode apneu

e. Kejang / periode kejang-kejang kecil

f. Merintih
g. Perdarahan

h. Sangat kuning

i. Berat badan lahir <1500 gram

(Saifuddin, 2013:139)

e. Pelayanan Kesehatan Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatal dalam PWS KIA adalah pelayanan

kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten kepada neonatal sedikitnya 3 kali selama periode 0 sampai

dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui

kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatal adalah :

a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN-1) dilakukan pada kurun waktu 6-48

jam setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan pernafasan ,warna kulit,

gerakan aktif, tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan

,lingkar dada, pemberian salep mata, dan hepatitis B.

b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN-2) dilakukan pada kurun waktu hari ke

3 sampai ke 7 setelah bayi lahir, dilakuakan pemeriksaan fisik,

penampilan dan perilaku bayi, nutrisi, , eliminasi, personal hyegine,

pola istirahat, keamanan, tanda bahaya yang akan terjadi.

c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke

8 sampai dengan hari ke 28 setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan

pertumbuhan dengan berat badan,tinggi badan, dan nutrisinya.


Kunjungan neonatal ini bertujuan untuk meningkatkan

kesesehatan neonatal terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui

sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan pada

neonatal. Risiko terbesar kematian neonatal terjadi pada 24 jam

pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.

Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk

tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

2. Penurunan Berat Badan Awal

Sebagian besar bayi tidak mendapat nutrisi selama 3 atau 4 hari pertama,

mereka akan secara progresif kehilangan berat badan sampai mendapat ASI

atau makanan lain secara teratur. Jika bayi normal mendapat makanan

dengan benar, berat lahir biasanya dicapai kembali pada akhir hari ke-10.

Kemudian, berat badan biasanya terus meningkat dengan kecepatan sekitar

25 g/hari selama beberapa bulan pertama. Berat badan lahir berlipat dua

pada usia 5 bulan dan meningkat tiga kali lipat pada akhir tahun pertama.

(Leveno, 2009)

Jumlah berat bayi yang turun biasanya tidak besar. Normalnya, bayi

susu formula mengalami penurunan berat badan sebesar 5% dari berat

lahirnya, sedangkan sebesar 7-10% untuk bayi ASI. Jika jumlah berat badan

bayi yang turun lebih dari 10%, maka ini bisa dikatakan berlebihan atau

tidak normal.
3. Peran, Hak dan Tanggung Jawab Ibu dan keluarga dalam Pemenuhan

Hak Bayi Atas ASI Eksklusif

Dalam PP ASI Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif

memposisikan ibu dan keluarga sebagai aktor utama keberhasilan ASI

eksklusif.

Pasal 128 UU 36/ 2009

a) Setiap bayi memiliki dan harus dipenuhi haknya untuk mendapatkan

ASI secara eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan.

b) Memberikan perlindungan dan dukungan kepada ibu untuk dapat

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, dan

c) Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah

daerah, dan pemerintah untuk mendukung ibu dan bayi secara penuh

antara lain dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.

(Depkes, 2009)

E. Konsep Keluarga Berencana

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah suatu sistem yang mempunyai anggota yaitu ayah, ibu

dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut.

(Andarmoyo, 2012 : 5)

2. Tujuan Dasar Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :

a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap

perkembangan individu.
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota

keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan

kebutuhan seksual.

d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas

seorang individu dan perasaan harga diri.

(Andarmoyo, 2012 : 5)

3. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB yang terdapat dalam Pedoman Manajemen Keluarga Berencana

merupakan salah satu strategi untuk mendukung percepatan penurunan Angka

Kematian Ibu. Pelayanan KB dalam hal ini adalah melalui :

a. Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan.

b. Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil

mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama

kehamilan, persalinan dan nifas.

c. Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang perempuan

yang mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.

Program KB sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan yang tidak

diinginkan, unsafe abortion dan komplikasi yang pada akhirnya dapat

mencegah kematian ibu. Selain itu, kb merupakan hal yang sangat strategis

untuk mencegah kehamilan “4 terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, teralu sering

dan terlalu banyak).


F. Model Pendokumentasian SOAP

SOAP merupakan catatan yang bersifat senderhana, jelas, logis dan

tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali bertemu

dengan kliennya. Selama masa antepartum, seorang bidan dala menuliskan

satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan, sementara masa intrapartum,

seorang bidan boleh menuliskan lebih dari satu catatan untuk satu klien

dalam satu hari. Seorang bidan juga harus melihat catatan-catatan SOAP

terdahulu bilamana ia merawat seseorang klien untuk mengevaluasi

kondisinya yang sekarang.

Kepanjangan dari SOAP adalah S (subjektif) yaitu apa yang dikatakan

oleh klien, O (objektif) yaitu apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan

sewaktu melakukan pemeriksaan, A (analisa) yaitu kesimpulan apa yang di

buat dari data - data subjektif / objektif tersebut dan P (penatalaksanaan)

yaitu apa yang akan dilakukan berdasarkan hasilpengevaluasian tersebut.

a) S (Data Subjektif)

Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama adalah pengkajian

data, terutama data yang di peroleh melalui anamnesis. Data subjektif

ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.

b) O (Data Objektif)

Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama


data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan

fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnosis lain.

c) A (Assessment)

Analisis (assessment), merupakan pendokumentasian hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

d) P (Planning)

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat

ini dan yang akan datang, rencana asuhan disusun berdasarkan hasil

analisis dan interpretasi data. Bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahterannya. (Asrinah, 2010 :158-160)

Anda mungkin juga menyukai