Anda di halaman 1dari 24

Contoh : Persidangan Cerai Talak di Pengadilan Agama Sungguminasa Gowa.

- Majelis Hakim ( 3 org)


- Paniteri/Mediator (1 org)
- Pemohon ( 1 org)
- Termohon ( 1 org)
- Saksi Pemohon ( 2 org)
- Saksi Termohon ( 2 org)

SKENARIO SIDANG I
AGENDA SIDANG : PERDAMAIAN

Panitera :
Assalamu’alaikum wr.wb Sidang dengan Nomor Perkara 0695/Pdt.G/2021/PA. Sumigo,
Kamis, 5 Juni 2021 akan dimulai, dengan susunan Majelis Hakim: ………………, SHI.
sebagai Ketua Majelis Hakim. ……………. SH, sebagai Hakim Anggota I, …………. SHI,
sebagai Hakim Anggota II dan dibantu ………………. SHI sebagai Panitera Pengganti.
Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon untuk berdiri (Majelis Hakim
masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua :
Assalamu’alaikum wr.wb, Bismillahirahmanirohim, Sidang Pengadilan Agama Sumigo, yang
mengadili perkara cerai talak, Perkara Nomor: 0695/Pdt.G/2021/PA.Sumigo, antara
…………. sebagai Pemohon melawan ………………… sebagai Termohon, pada hari ini
Kamis, Tanggal 5 Juni 2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk palu 1x)
Hakim Ketua : Kepada Panitera dipersilahkan memanggil para pihak.
Panitera :
Pemohon atas nama ………………. dan Termohon atas nama ……………… dipersilahkan
memasuki ruang sidang (kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa
salam.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon, apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap untuk
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia, dan siap untuk mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Saudari Termohon, apakah saudari dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap untuk mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua :
Saudara Pemohon, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu saya menanyakan identitas
saudara, namun sebelumnya dapatkah saudara menunjukkan kartu identitas saudara?
Pemohon : Ya, yang mulia (maju menunjukkan kartu Identitas)
Hakim Ketua : Apakah benar saudara penggugat, Nama ………, umur 39 tahun,
Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Swasta, alamat di Somba Opu ?
Pemohon : Ya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah sidang pada hari ini Saudara didampingi penasehat hukum?
Pemohon : Tidak yang mulia, saya tidak didampingi Penasehat Hukum.
Hakum Ketua : Baiklah, saudari Termohon, dapatkah saudari menunjukkan kartu
identitas saudari?
Termohon : Bisa, yang mulia (maju menunjukkan Kartu Identitas)
Hakim Ketua : Apakah benar saudari Termohon, Nama ……………., umur 34 tahun,
Agama Islam, Pekerjaan Urusan Rumah Tangga, alamat di Somba Opu ?
Termohon : Ya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
pada hari pertama sidang ini, kami, berkewajiban memberikan nasehat kepada saudara
Pemohon dan Termohon bahwa perceraian itu tidak baik untuk saudara, Mengapa? Karena
dengan perceraian berarti ikatan suci yang selama ini terjalin dalam sebuah keluarga akan
hancur. Saudara Pemohon, sudah bulatkah keinginan untuk bercerai?
Pemohon : Sudah yang mulia, saya berkeinginan ingin bercerai.
Hakim Angota I: (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Saudara Pemohon, coba
pertimbangkan lagi keputusan untuk bercerai, karena bercerai itu sesuatu yang dibenci oleh
Allah. Kita harus bisa saling memaafkan, apalagi kepada orang yang sangat berharga dalam
hidup kita, ikatan suami isteri merupakan ikatan suci yang sangat disayangkan sekali jika
berakhir dengan perceraian. Karena dampaknya begitu besar bagi pasangan suami isteri, jadi
kami harap kepada saudara Pemohon dan Termohon urungkanlah niat saudara untuk bercerai,
keluarga yang utuh adalah idaman kita semua.
Pemohon : Ya, terimakasih yang mulia, Saya sudah pertimbangkan yang mulia dan
tetap ingin bercerai dengan termohon.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan Termohon?
Termohon : Kalau saya tidak banyak berharap yang mulia, kasihan anak saya, dia butuh
kasih sayang ayahnya, akan tetapi jikalau ternyata rumah tangga ini sudah tidak bisa
diselamatkan lagi, alangkah lebih baik bercerai saja yang mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara Pemohon, saya tanya sekali lagi, apa tidak mau
mempertimbangkan kembali?
Pemohon : Sudahlah yang mulia, lagipula sudah sering upaya damai kami tempuh, tetapi
tidak ada hasilnya yang mulia, tetap saja kami tidak rukun. Walaupun nanti kami bercerai,
saya akan tetap memberikan perhatian kepada anak saya.
Hakim Anggota II : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Saudara Pemohon, apakah
sudah dicoba untuk rukun kembali dengan Termohon?
Pemohon : Sudah yang mulia, tetapi tidak dapat titik temu dan hanya ada kegagalan
dalam membina rumah tangga.
Hakim Ketua : Baiklah saudara Pemohon dan Termohon upaya dalam dalam persidangan ini
telah diupayakan nampaknya sampai saat ini belum berhasil, namun tentu harapan kita
perdamaian adalah jalan keluar terbaik. Untuk itu sesuai dengan PERMA NO.1 Tahun 2020
majelis masih memberikan kesempatan kepada Saudara Pemohon dan Termohon untuk
menyelesaikan masalah rumah tangga ini secara proses mediasi diluar persidangan ini.
Bagaimana saudara Pemohon, apakah memilih mediator salah satu dari majelis hakim atau
saudara Pemohon mempunyai pilihan mediator lain?
Pemohon : (sambil berbisik-bisik dengan Termohon) Terimakasih yang mulia, kami
serahkan sepenuhnya kepada majelis hakim untuk memilih mediator pada perkara ini.
Hakim Ketua : (berdiskusi dengan majelis hakim) Baiklah, untuk memberi kesempatan para
pihak melakukan mediasi dengan mediator, maka sidang hari ditunda sampai pekan depan
dengan agenda mendengarkan laporan hasil mediasi, saudara Panitera, pekan depan tanggal
berapa?
Panitera : Tanggal 12 Juni 2021 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai tanggal 12 Juni 2021, kepada Pemohon dan
Termohon diberitahukan untuk hadir ke persidangan pada hari dan tanggal yang telah
ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata cerai talak 0695/Pdt.G/2021/PA. Sumigo
ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahhirrobilalamin. (Hakim mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan:
SKENARIO SIDANG II
AGENDA SIDANG : HASIL MEDIASI

Panitera : Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara 0695/Pdt.G/2021/PA.


Sumigo, Hari Kamis, tanggal 12 Juni 2021 akan dimulai, dengan susunan majelis sama
dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang. Hadirin dimohon untuk
berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin dimohon untuk duduk
kembali.
Hakim Ketua :Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang Pengadilan
Agama Sumigo, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara Nomor
0965/Pdt.G/2021/PA.Sumigo, antara ……….. sebagai Pemohon melawan ……………
sebagai Termohon, Pada hari ini Kamis, 12 Juni 2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum (ketuk palu 3x)
Hakim Ketua :Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan hasil mediasi. Saudara
panitera apakah Pemohon, Termohon beserta Mediator dapat dihadirkan di persidangan hari
ini?
Panitera :Iya yang mulia, Pemohon, Termohon beserta Mediator dapat hadir di
persidangan hari ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon, Termohon dan Mediator.
Panitera : Pemohon atas nama ……….., Termohon …………. dan Mediator atas nama
…………… SH, MH dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah
persidangan, memberi hormat tanpa salam begitu juga mediator namun duduk di sebelah
kiri persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti persidangan
pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelumnya majelis hakim akan memberikan sedikit nasehat kepada
Pemohon dan Termohon agar mengurungkan niatnya untuk bercerai.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) fikir-fikir dulu lah untuk bercerai,
apa tidak malu sama tetangga, setelah bercerai nantinya akan menyandang status janda dan
duda apa tidak malu? Pandangan orang akan berbeda pada status kalian, coba saling
berpandangan dulu, siapa tau kalian masih bisa rujuk kembali.
Pemohon : Terimakasih atas nasehatnya yang mulia, tetapi saya tetap pada pendirian
saya yang mulia, tidak ada lagi jalan keluarnya, saya sudah putus asa dengan rumah tangga
ini.
Hakim Anggota I : Bagaimana dengan Termohon?
Termohon : Alangkah lebih baik jika kami bercerai yang mulia.
Hakim Anggota II : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Sekali lagi Pemohon, apakah
saudara sudah memikirkannya matang-matang untuk bercerai?
Pemohon : Sudah yang mulia, saya tetap ingin bercerai dengan Termohon.
Hakim Ketua : Baiklah, nampaknya perdamaian tidak dapat tercapai, selanjutnya dengan
agenda mendengarkan hasil mediasi. Saudara mediator, bagaimana proses berlangsungnya
mediasi?
Mediator : Terimakasih yang mulia atas kesempatannya, proses mediasi sudah sesuai
dengan prosedur yang ada di dalam Perma No.1 tahun 2020. Para pihak sudah bertemu untuk
mengupayakan perdamaian namun tidak menemukan kata sepakat untuk berdamai yang
mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana saudara Pemohon, apakah betul saudara Pemohon tidak ingin
berdamai?
Pemohon : Iya yang mulia, mediasi tidak berhasil, saya tetap ingin bercerai.
Hakim Ketua : Baiklah, saya akan membacakan laporan hasil mediasi yang dibuat dan
ditandatangani oleh mediator ….. (baca hasil mediasi)
Demikianlah laporan hasil mediasi. Karena mediasi gagal, selanjutnya acara pembacaan
gugatan. Mengingat perkara ini adalah perkara perceraian yang hanya boleh diketahui oleh
para pihak saja, sehingga tidak boleh sembarangan orang untuk mengikuti persidangan ini,
maka sidang dinyatakan ditutup dan tertutup untuk umum (ketuk palu 1x). Bagi yang tidak
berkepentingan, silahkan meninggalkan ruang sidang. Saudara Pemohon, bacakan surat
gugatan.
Pemohon : Terimakasih yang mulia. Majelis hakim yang mulia, panitera pengganti yang
saya hormati (bacakan surat gugatan setelah itu salinannya diberi ke majelis hakim, panitera
dan tergugat).
Hakim Ketua : Saudara Pemohon, apakah saudara akan merubah atau menambah isi surat
gugatan saudara?
Pemohon : Tidak yang mulia, saya rasa cukup.
Hakim Ketua : Saudari Termohon, apakah sudah mengertti maksud permohonan pemohon?
Termohon : Ya yang mulia, saya sudah mengerti.
Hakim Ketua : Apakah saudari akan menyampaikan jawaban secara lisan atau tertulis?
Termohon : Saya akan menjawab secara tertulis yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudari sudah siap mengajukan jawaban pada hari ini?
Termohon : Saya belum siap yang mulia, dan saya akan sampaikan pada sidang yang
akan datang.
Hakim Ketua : (Berbisik-bisik dengan hakim anggota) Baiklah, sidang dinyatakan terbuka
untuk umum (ketuk palu 1x). Majelis hakim sepakat menunda persidangan sampai pekan
depan, saudara Panitera, Pekan depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 19 Juni 2021 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai pekan depan tanggal 19 Juni 2021 pukul
09:00 wib, kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan pada
hari dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor register
0965/Pdt.G/2021/PA.Sumigo ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin
(Hakim Ketua mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan:
SKENARIO SIDANG III
AGENDA SIDANG : MENDENGAR JAWABAN TERTULIS TERMOHON

Panitera : Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara 0956/Pdt.G/2021/PA. hari


Kamis, 19 Juni 2021 akan dimulai, dengan susunan majelis sama dengan sidang yang lalu.
Majelis hakim memasuki ruang sidang. Hadirin dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk
ruang sidang secara berurutan), hadirin dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang Pengadilan
Agama Sumigo, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara Nomor
0965/Pdt.G/2021/PA., antara ………… sebagai Pemohon melawan ……………. sebagai
Termohon, Pada hari ini tanggal 19 Juni 2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum
(ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan Jawaban tertulis dari
Termohon, Saudari panitera apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di persidangan
hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon, Termohon dapat hadir dipersidangan hari ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama …….. dan Termohon ……… dipersilahkan memasuki
ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam
begitu juga mediator namun duduk di sebelah kiri persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti persidangan
pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelumnya majelis hakim akan memberikan sedikit nasehat kepada
Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dan mengurungkan niat untuk bercerai.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari Hakim Ketua) Pemohon dan Termohon, apa
tidak bisa difikirkan lagi secara matang keputusan kalian untuk bercerai? Bercerai itu adalah
hal yang sangat dibenci Allah.
Pemohon : Terimakasih atas nasehatnya yang mulia, untuk apa saya hidup berumah
tangga dengan orang yang tidak lagi sepemikiran dengan saya yang mulia, alangkah lebih
baik kami bercerai.
Hakim Anggota II : (menunggu aba-aba dari Hakim Ketua) bagaimana dengan saudari
Termohon? Apakah tidak ingin rukun kembali?
Termohon : Tidak ada hal yang bisa diperbaiki lagi yang mulia. Lebih baik kami
bercerai.
Hakim Ketua : Baiklah, selanjutnya pembacaan Jawaban Tertulis dari termohon, maka
sidang dinyatakan tertutup dan ditutup untuk umum (ketuk palu 1x) bagi yang tidak
berkepentingan, silahkan meninggalkan ruangan sidang. Saudari Termohon silahkan bacakan
Jawaban Tertulis saudari.
Termohon : Terimakasih yang mulia. Majelis hakim yang mulia, panitera pengganti
yang saya hormati … demikianlah jawaban saya yang mulia. Terim kasih. (setelah
membacakan Jawaban Tertulis, salinannya diberi ke majelis hakim, panitera dan Pemohon).
Hakim Ketua : Saudari Termohon, apakah saudari akan merubah atau menambah isi surat
gugatan saudari?
Termohon : Saya akan menambahkan jawaban saya yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah dalam bentuk tertulis atau lisan saja?
Termohon : Lisan yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, silahkan ditambahkan.
Termohon : Setelah terjadi pertengkaran, saya diusir oleh Pemohon, dan saya saat masih
tinggal bersama Pemohon, saya hanya diberi uang untuk keperluan rumah tangga sebesar Rp.
50.000 saja perhari yang mulia, sedangkan Pemohon mempunyai penghasilan yang cukup
sebagai pemilik usaha toko bangunan, dan Pemohon juga tidak pernah memberi tahu saya
berapa pendapatannya yang mulia.
Hakim Ketua : (Berbisik-bisik dengan Majelis Hakim) Baiklah, bagaimana dengan
Pemohon? Apakah akan mengajukan Replik secara lisan atau tertulis?
Pemohon : Tertulis yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap mengajukan hari ini?
Pemohon : Saya belum siap yang mulia, dan akan saya sampaikan pada sidang yang
akan datang.
Hakim Ketua : (Berbisik-bisik dengan hakim anggota) Baiklah, sidang dinyatakan terbuka
untuk umum (ketuk palu 1x). Majelis hakim sepakat menunda persidangan sampai pekan
depan, saudara Panitera, pekan depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 26 Juni 2021 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai minggu depan tanggal 26 Juni 2021 pukul
09:00 WIB kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan pada
hari dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor register
0965/Pdt.G/2021/PA. ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin (Hakim Ketua
mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan:

SKENARIO SIDANG IV
AGENDA SIDANG : REPLIK DARI PEMOHON

Panitera : Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara 0695/Pdt.G/2021/PA.


Sumigo, Pada hari kamis, 26 Juni 2021 akan dimulai, dengan susunan majelis sama dengan
sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang. Hadirin dimohon untuk berdiri
(majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang
Pengadilan Agama Sumigo, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara
Nomor 0965/Pdt.G/2021/PA., antara ........... sebagai Pemohon melawan ........... sebagai
Termohon, Pada hari ini 26 Juni 2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk
palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan Replik dari
Pemohon, Saudara panitera apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di persidangan
hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon dan Termohon dapat hadir dipersidangan
hari ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama ........... Termohon ........... dipersilahkan
memasuki ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa
salam di persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti
persidangan pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan memberikan sedikit nasehat agar kalian
mengurungkan niat untuk bercerai.
Pemohon : Sudahlah yang mulia, keputusan saya sudah bulat.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan Saudari Termohon?
Termohon : Saya tetap pada pendirian saya yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, selanjutnya pembacaan Replik Tertulis dari termohon, maka
sidang dinyatakan tertutup dan ditutup untuk umum (ketuk 1x) bagi yang tidak
berkepentingan, silahkan meninggalkan ruangan sidang. Saudari Termohon silahkan bacakan
Replik Tertulis Saudara.
Pemohon : Saya akan menyatakan Replik secara lisan saja yang mulia.
Hakim Anggota I: (menunggu aba-aba dari hakim ketua) Baiklah, apa ada yang akan
Pemohon tanggapi atas Jawaban Tertulis dari Termohon?
Pemohon : Saya tetap dengan dalil-dalil saya yang mulia, masalah tuntutan
termohon terhadap saya, saya akan menyanggupinya. Nafkah selama masa iddah sejumlah
Rp. 3.000.000, Mut’ah berupa uang sejumlah Rp. 200.000, Hak Asuh anak dari pernikahan
saya dengan Termohon, diserahkan pada Termohon. Dan untuk Nafkah anak saya, saya akan
memberikannya Rp. 300.000 setiap bulannya yang mulia.
Hakim Anggota II : Saudari Termohon, apa ada yang akan Termohon sampaikan atas
Replik dari Pemohon?
Termohon : Saya tetap dengan jawaban semula saya yang mulia, terhadap Replik dari
Pemohon, saya tidak keberatan. Kecuali untuk nafkah anak, saya menuntut nafkah anak
sebesar Rp. 1.000.000 setiap bulannya yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, tanya jawab antara penggugat dan tergugat dianggap cukup, sidang
dilanjutkan dengan pembuktian. Saudara Pemohon, apakah sudah menyiapkan alat bukti?
Pemohon : Saya belum menyiapkan alat bukti yang mulia, untuk itu saya meminta
sidang ditunda sampai minggu depan untuk menyiapkan alat bukti.
Hakim Ketua : (berbisik-bisik dengan hakim anggota) Baiklah sidang dinyatakan
terbuka untuk umum (ketuk palu 1x). Majelis hakim sepakat menunda persidangan sampai
dengan pekan depan. Saudara Panitera, pekan depan tanggal berapa?
Panitera : tanggal 3 Juli 2021 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai pekan depan tanggal 3 Juli 2021 pukul 09:00
WIB, kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan pada hari
dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor register
0965/Pdt.G/2021/PA. ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin (Hakim Ketua
mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan
SKENARIO SIDANG V
AGENDA SIDANG : PEMBUKTIAN

Panitera :Assalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh, Sidang Nomor Perkara


0965/Pdt.G/2021/PA.Sumigo, pada hari Kamis, tanggal 3 Juli 2021 akan dimulai, dengan
susunan majelis sama dengan sidang yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang.
Hadirin dimohon untuk berdiri (majelis hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin
dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang Pengadilan
Agama Sumigo, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara Nomor
0695/Pdt.G/2021/PA., antara ........... sebagai Pemohon melawan ........... sebagai Termohon,
Pada hari ini, Kamis, tanggal 3 Juli 2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk
palu 3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah pembuktian, Saudara panitera apakah
Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di persidangan hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon dan Termohon dapat hadir dipersidangan hari ini.
Hakim Ketua : Baik, hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama ........... Termohon ........... dipersilahkan memasuki
ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam di
persidangan.)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti persidangan
pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan memberikan sedikit nasehat agar kalian
mengurungkan niat untuk bercerai.
Pemohon : Sudahlah majelis hakim yang saya hormati, langsung saja ke pembuktian.
Hakim Ketua : Baiklah, untuk pembuktian maka sidang dinyatakan tertutup untuk umum
(ketuk 1x) bagi yang tidak berkepentingan, silahkan meninggalkan ruang sidang. Saudara
Pemohon, apakah sudah menyiapkan alat bukti surat dan saksi?
Pemohon : Majelis hakim yang saya hormati, alat bukti surat berupa buku kutipan akta
nikah dan saksi yang saya ajukan atas nama ………… dan ………. telah siap dan mohon
kepada majelis hakim agar diperiksa.
Hakim Ketua : Saudara Pemohon, berikan buku kutipan akta nikah ke majelis hakim.
Pemohon : Baik yang mulia, (maju ke depan antar buku nikah)
Hakim Ketua : (Majelis hakim mencocokkan asli dan fotocopy, berdiskusi dengan hakim
anggota), Fotocopy buku nikah sudah sesuai dengan aslinya. Saudara Pemohon, apakah
masih ada bukti tertulis?
Pemohon : Tidak ada lagi bukti tertulis yang saya ajukan yang mulia, saya membawa
dua orang saksi mohon didengar keterangannya.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan Termohon?
Termohon : Saya mempunyai beberapa bukti dan membawa dua orang saksi yang mulia,
mohon didengar keterangannya yang mulia.
Hakim Ketua : Saudari Termohon, silahkan berikan barang buktinya.
Hakim Ketua : Baiklah, kepada Pemohon, agar mengambil tempat di sebelah kiri ruang
sidang dan Termohon di sebelah kanan. Saudara Panitera, hadirkan saksi pertama dari
Pemohon keruangan sidang.
Panitera : Saksi atas nama …………. dipersilahkan memasuki ruang sidang. (duduk
ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi I : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi I : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama ………….., umur 34 tahun, agama
Islam, pekerjaan pegawai, bertempat tinggal di Sumigo?
Saksi I : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum memberikan
keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan yang saudara
anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi I : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri disamping
saksi, kitab suci diangkat di atas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah, bahwa saya,
akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya) saksi mengikuti
ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan saudara.
Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang benar.
Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam dengan
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah saudara
mengerti?
Saksi I : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Majelis Hakim yang mulia, saya kenal dengan Pemohon dan Termohon.
Hakim Ketua : Apa hubungan saksi dengan Pemohon?
Saksi I : Saya adalah teman dekat Pemohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah benar antara Pemohon dengan Termohon adalah suami istri?
Saksi I : Benar yang mulia, mereka adalah pasangan suami istri.
Hakim Ketua : Kapan dan dimana mereka menikah?
Saksi I : Mereka menikah pada tahun 2014 lalu yang mulia, di Kantor Urusan Agama
Sumigo.
Hakim Anggota I : Dimana Pemohon dan Termohon tinggal selama berumah tangga?
Saksi I : Selama ini mereka tinggal di Sumigo yang mulia.
Hakim Anggota I : Apakah pernikahan Pemohon dan Termohon telah dikaruniai anak?
Saksi I : Sudah yang mulia, mereka dikaruniai seorang anak Perempuan.
Hakim Anggota I : Bagaimana keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon
sekarang?
Saksi I : Saat ini mereka sudah tidak rukun lagi yang mulia, sejak bulan Januari 2021 lalu,
Istrinya sudah pergi dari tempat kediaman mereka dan sekarang tinggal bersama orangtuanya
yang mulia.
Hakim Anggota I : Tahukah saksi apa yang menyebabkan Pemohon dan Termohon tidak
tinggal bersama lagi?
Saksi I : Setahu saya ketika mereka masih tinggal bersama, sering terjadi perselisihan
diantara mereka yang mulia. Itu dikarenakan Termohon selalu curiga kepada Pemohon, Jika
Pemohon menerima telfon, Termohon pasti selalu menyatakan Pemohon menerima Telfon
dari perempuan lain, kalau mereka bertengkar, Termohon sering Mencaci Pemohon yang
mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah melihat langsung Pemohon dan Termohon
bertengkar?
Saksi I : Saya pernah melihat langsung mereka bertengkar yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah pertengkaran mereka sering terjadi?
Saksi I : Ya, yang mulia, mereka sering bertengkar.
Hakim Anggota II : Apakah saksi mengetahui Pekerjaan Pemohon dan berapa besar
gajinya setiap bulan?
Saksi I : Pemohon bekerja sebagai pengusaha yang mulia, akan tetap saya tidak mengetahui
berapa penghasilan Pemohon yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah berupaya merukunkan dengan menasehati
Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Saya pernah menasehati Pemohon dan Termohon yang mulia, akan tetapi tidak
berhasil.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi I : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan sidang.
(Menyalami Majelis Hakim)
Hakim Ketua : Saudari Panitera, hadirkan Saksi kedua kepersidangan.
Panitera : Saksi atas nama ………. dipersilahkan memasuki ruangan sidang. (Duduk
ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam.)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi II : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi II : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama ………, umur 30 tahun, Agama Islam,
Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Sumigo?
Saksi II : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum memberikan
keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan yang saudara
anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi II : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri disamping
saksi, kitab suci diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah, bahwa
saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya) saksi
mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan saudara.
Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang benar.
Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam dengan
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah saudara
mengerti?
Saksi II : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Kenal yang mulia
Hakim Ketua : Apa hubungan Saksi dengan Pemohon?
Saksi II : Saya adalah teman dari Pemohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah benar antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri?
Saksi II : Benar yang mulia, mereka adalah pasangan suami istri.
Hakim Anggota I : Kapan dan Dimana mereka menikah?
Saksi II : Saya tidak mengetahui Pernikahan Pemohon dan Termohon yang
mulia, namun mereka benar pasangan suami Istri dan tinggal bersama ditempat Pemohon.
Hakim Anggota I : Apakah pernikahan Pemohon dan Termohon sudah dikaruniari anak?
Saksi II : Sudah yang mulia.
Hakim Anggota I : Bagaimanaah keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon saat
ini?
Saksi II : Sudah tidak rukun lagi Yang Mulia, mereka sudah berpisah sejak
Januari 2021 lalu karena sering bertengkar yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi tahu apa penyebab pertengkaran mereka?
Saksi II : Saya tidak tahu persis yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah Pemohon ada pekerjaan lain selain pengusaha toko
bangunan?
Saksi II : Setau saya tidak ada yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah berupaya merukunkan Pemohon dan
Termohon?
Saksi II : Pernah yang mulia, saya meminta mereka agar bersabar, tetapi Pemohon
tetap pada keinginannya untuk bercerai dengan termohon.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi II : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan sidang.
(Menyalami Majelis Hakim).
Hakim Ketua : Saudara Panitera, hadirkan Saksi Pertama dari Termohon ke ruang
persidangan.
Panitera : Saksi atas nama ……….., dipersilahkan memasuki ruang sidang. (duduk
ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi I : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi I : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama …….., umur 61 tahun, agama Islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Sumigo?
Saksi I : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum memberikan
keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan yang saudara
anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi I : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri disamping
saksi, kitab suci diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah, bahwa
saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya) saksi
mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan saudara.
Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang benar.
Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam dengan
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah saudara
mengerti?
Saksi I : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Ya, saya kenal dengan Pemohon dan Termohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apa hubungan saksi dengan Pemohon?
Saksi I : Saya adalah Ibu Kandung dari Termohon yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah benar antara Pemohon dengan Termohon adalah suami isteri?
Saksi I : Benar, Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri yang
mulia.
Hakim Ketua : Kapan dan dimana mereka menikah?
Saksi I : Mereka menikah pada tahun 2014 yang lalu di Kantor Urusan Agama
Sumigo dan saya hadir ketika mereka menikah yang mulia.
Hakim Anggota I : Dimana Pemohon dan Termohon tinggal selama berumah tangga?
Saksi I : Selama ini, mereka tinggal di rumah Pemohon di Kota Sumigo.
Hakim Anggota I : Apakah Pernikahan Pemohon dan Termohon sudah dikaruniai anak?
Saksi I : Sudah yang mulia, seorang anak perempuan bernama Maryam.
Hakim Anggota I : Bagaimana keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sekarang
ini?
Saksi I : Mereka sudah tidak rukun yang mulia, dan termohon sudah kembali ke
tempat saya yang mulia.
Hakim Anggota I : Taukah saksi apa yang menyebabkan mereka tidak bersama lagi?
Saksi I : Saya tidak mengetahui penyebab mereka berpisah yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah bertanya kepada Termohon penyebab ia
kembali ke tempat saksi tanpa ditemani Pemohon selaku suaminya?
Saksi I : Saya pernah menanyakan kepada Termohon yang mulia, mereka bertengkar karena
masalah anak bawaan Pemohon.
Hakim Anggota II : Setelah berpisah tempat tinggal, apakah ada usaha dari Pemohon
maupun Termohon untuk rukun kembali dalam rumah tangga?
Saksi I : Sejak mereka berpisah tempat tinggal, tidak ada usaha untuk hidup rukun kembali
yang mulia.
Hakim Anggota II : Apakah saksi pernah berupaya merukunkan dengan menasehati
Pemohon dan Termohon?
Saksi I : Saya pernah menasehati Pemohon dan Termohon yang mulia, namun tidak berhasil
yang mulia.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi I : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan sidang.
(Menyalami Majelis Hakim)
Hakim Ketua : Saudara Panitera, hadirkan Saksi kedua ke persidangan.
Panitera : Saksi atas nama …………….. dipersilahkan memasuki ruangan sidang.
(Duduk di tengah persidangan, memberi hormat tanpa salam.)
Hakim Anggota I : Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap
mengikuti persidangan hari ini?
Saksi II : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum persidangan dimulai, terlebih dahulu majelis hakim
memeriksa identitas saudara. Apakah saudara saksi membawa kartu identitas?
Saksi II : Saya membawa kartu identitas yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan berikan kepada Majelis Hakim. (Saksi memberikan kartu identitas)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah benar bernama …….., umur 36 tahun, agama Islam,
pekerjaan wiraswasta tinggal di Sumigo?
Saksi II : Iya, benar yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, menurut peraturan perundang-undangan, sebelum memberikan
keterangan dipersidangan saudara saksi harus disumpah menurut kepercayaan yang saudara
anut. Apakah saksi bersedia disumpah?
Saksi II : Saya bersedia disumpah yang mulia.
Hakim Ketua : Kepada rohaniawan mengambil tempat. (Rohaniawan berdiri disamping
saksi, kitab suci diangkat diatas kepala saksi, hakim anggota I membacakan sumpah)
Hakim Anggota I : Saudara saksi ikuti ucapan saya. (Wallahi saya bersumpah, bahwa
saya, akan menerangkan dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya) saksi
mengikuti ucapan hakim anggota sesuai tanda koma.
Hakim Ketua : Saudara saksi telah disumpah menurut agama dan kepercayaan saudara.
Maka majelis hakim berharap saudara saksi dapat memberikan keterangan yang benar.
Apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu, saudara saksi dapat diancam dengan
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP. Apakah saudara
mengerti?
Saksi II : Saya mengerti yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Ya, yang mulia, saya kenal.
Hakim Anggota I : Apa hubungan saksi dengan Termohon?
Saksi II : Saya adalah kakak kandung dari Termohon yang mulia.
Hakim Anggota I : Apakah benar antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri?
Saksi II : Benar, yang mulia.
Hakim Anggota I : Kapan dan dimana mereka menikah?
Saksi II : Menikah dibulan maret 2014 yang mulia, di KUA Sumigo.
Hakim Anggota I : Apakah pernikahan mereka sudah dikaruniai anak?
Saksi II : Sudah yang mulia, satu anak perempuan bernama Maryam yang
mulia.
Hakim Anggota II : Bagaimana dengan keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Sudah tidak rukun yang mulia, sejak Januari lalu Termohon sudah
kembali kerumah orang tuanya tanpa Pemohon.
Hakim Anggota II : Apakah saksi tau penyebab Pemohon dan Termohon tidak tinggal
bersama lagi?
Saksi II : Saya tidak tau yang mulia, tetapi ketika mereka tidak tinggal bersama lagi,
Termohon meminta saya mengambil semua pakaiannya dirumah Pemohon.
Hakim Anggota II : Apak saksi pernah berupaya merukunkan dengan menasehati
Pemohon dan Termohon?
Saksi II : Sudah yang mulia, Pemohon berjanji akan datang ke rumah Termohon
bersama-sema membicarakan hal ini, akan tetapi sudah beberapa bulan ditunggu, tidak
pernah datang dan bahkan mengajukan permohonan cerai ke pengadilan.
Hakim Ketua : Saudara saksi, masih adakah yang diketahui mengenai perkara ini?
Saksi II : Tidak yang mulia, hanya itu saja yang saya ketahui.
Hakim Ketua : Baik, terimakasih saudara saksi, silahkan meninggalkan ruangan sidang.
(Menyalami Majelis Hakim) Agenda Pembuktian hari ini sudah cukup.
Hakim Ketua : Apakah saudara Pemohon masih akan mengajukan bukti?
Pemohon : Tidak, yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap untuk mengajukan kesimpulan?
Pemohon : Sudah, yang mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan termohon?
Termohon : Sudah yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, kepada Pemohon silahkan menyampaikan kesimpulannya.
Pemohon : Saya tetap pada dalil-dalil permohonan saya dan saya sanggup memenuhi
tuntutan termohon sesuai dengan replik saya.
Hakim Ketua : Kepada saudari Termohon agar dapat menyampaikan kesimpulannya.
Termohon : Saya tetap pada Jawaban dan Duplik yang saya ajukan.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk 1x).
Hakim Ketua : Agenda sidang berikutnya musyawarah majelis hakim. Majelis meminta
waktu sepekan untuk melakukan musyawarah. Sidang ditunda sampai pekan depan, saudara
Panitera, pekan depan tanggal berapa?
Panitera : Tanggal 10 Juli 2021 yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sidang ditunda sampai pekan depan tanggal 10 Juli 2021 pukul
09:00 kepada Pemohon dan Termohon diberitahukan untuk hadir kepersidangan pada hari
dan tanggal yang telah ditetapkan tanpa dipanggil. Sidang perkara perdata nomor register
0965/Pdt.G/PA. ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobillalamin (Hakim Ketua
mengetuk palu 3x).
Sidang Lanjutan
SKENARIO SIDANG VI
AGENDA: MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM

Panitera : Assalamualaikum wr. wb, Sidang Nomor Perkara 0695/Pdt.G/2021/PA.


Sumigo hari Kamis, 10 Juli 2021 akan dimulai, dengan susunan majelis sama dengan sidang
yang lalu. Majelis hakim memasuki ruang sidang. Hadirin dimohon untuk berdiri (majelis
hakim masuk ruang sidang secara berurutan), hadirin dimohon untuk duduk kembali.
Hakim Ketua : Assalamualaikum wr. wb Bismillahirohmanirrohim, Sidang Pengadilan
Agama Sumigo, yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak, Perkara Nomor
0695/Pdt.G/2021/PA., antara ........... sebagai Pemohon melawan ........... sebagai Termohon,
Pada hari ini tanggal 10 Juli 2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk palu
3x)
Hakim Ketua : Sesuai agenda sidang hari ini adalah mendengarkan Jawaban tertulis dari
Termohon, Saudari panitera apakah Pemohon dan Termohon dapat dihadirkan di persidangan
hari ini?
Panitera : Iya yang mulia, Pemohon, Termohon dapat hadir dipersidangan hari ini.
Hakim Ketua : Hadirkan Pemohon dan Termohon.
Panitera : Pemohon atas nama ..........., Termohon ........... dipersilahkan memasuki
ruangan sidang. (Kedua pihak duduk ditengah persidangan, memberi hormat tanpa salam).
Hakim Ketua : Saudara Pemohon apakah saudara dalam keadaan sehat dan siap mengikuti
persidangan hari ini?
Pemohon : Saya sehat yang mulia dan siap mengikuti persidangan pada hari ini.
Hakim Ketua : Bagaimana dengan saudara termohon, apakah siap mengikuti persidangan
pada hari ini?
Termohon : Saya sehat yang mulia, dan siap mengikuti sidang pada hari ini.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelumnya majelis hakim akan memberikan sedikit nasehat
kepada Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dan mengurungkan niat untuk bercerai.
Pemohon : Sudahlah yang mulia, langsung saja pada agenda musyawarah majelis, saya
dan termohon sudah sama-sama ingin bercerai.
Hakim Anggota I : (menunggu aba-aba dari hakim ketua) bagaimana saudari Termohon?
Termohon : Sudahlah yang mulia.
Hakim Ketua : Tampaknya perdamaian benar-benar tidak berhasil dilakukan, maka
dilanjutkan dengan musyawarah majelis, untuk putusan maka sidang dinyatakan tertutup
untuk umum (ketuk 1x). Kepada Pemohon dan Termohon dipersilahkan meninggalkan
ruangan sidang.
Majelis hakim Berdiskusi
Hakim Ketua : Majelis hakim selesai musyawarah, sidang dinyatakan terbuka untuk
umum (ketuk 1x). Panitera hadirkan Pemohon dan Termohon kepersidangan.
Panitera : Pemohon atas nama ..........., Termohon ........... dipersilahkan memasuki
ruangan sidang.
Hakim Ketua : Baiklah, Majelis Hakim akan membacakan Putusan. (Putusan)
Hakim Ketua : Saudara Pemohon, apakah saudara menerima putusan tersebut?
Pemohon : Saya terima yang mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara sudah siap untuk mengucapkan ikrak talak kepada
Termohon?
Pemohon : Sudah yang mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, saya persilahkan Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak.
Pemohon : Pada hari ini saya (...........) berikrar menjatuhkan talak I raj’i kepada istri
saya bernama (...........)”.
Hakim Ketua : Baiklah, dengan ini Menetapkan 1. Menyatakan perkawinan antara Pemohon
(...........) dengan Termohon (...........) putus karena perceraian;
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya yang timbul akibat penetapan ini sebesar Rp.
176.000;- (seratus tujuh puluh enam ribu rupiah).
Hakim Ketua : Sidang dinyatakan terbuka untuk umum. (ketuk 1x)
Hakim Ketua : Sidang perkara cerai talak register 0965/Pdt.G/PA. pada hari ini tanggal 10
Juli 2021 dinyatakan ditutup dengan mengucapkan alhamdulillahirobbilalamin
(Ketuk palu 3x).
Perkara Selesai

Anda mungkin juga menyukai