Guru SMP
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Modul Pelatihan
Penulis:
1. Gatot Malady, S.I.P., M.Si.
2. Aldi, S.Pd., M.Pd.
3. Diana Wulandari, S.Pd., M.Pd.
4. Meita Purnamasari Augustin, S.Pd., M.Pd.
5. Prayogo Kusumaryoko, S.Pd., M. Hum.
6. M. Amirusi, S.Pd., M.Pd.
7. Wahyu Trisnaeni, S.Si.
Penelaah:
1. Mohammad Wahyu Kurniawan, M.Pd.
(Universitas Muhammadiyah Malang)
2. Nurul Qomariyah, S.Pd.
(SMP Negeri 4 Malang)
Tata Letak:
Wahyu Trisnaeni S.Si.
Copyright © 2019
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Kewarganegaraan Dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR
3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
4
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ___________________________ 3
DAFTAR ISI ________________________________ 5
DAFTAR GAMBAR ___________________________ 11
DAFTAR TABEL _____________________________ 13
PENDAHULUAN _____________________________ 15
LATAR BELAKANG___________________________ 15
TUJUAN __________________________________ 16
PETA KOMPETENSI __________________________ 17
RUANG LINGKUP ___________________________ 19
SARAN PENGGUNAAN MODUL _________________ 20
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN WAWASAN
KEBANGSAAN ______________________________ 21
MATERI PU 01 _____________________________ 22
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN WAWASAN
KEBANGSAAN ______________________________ 22
A. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER _________________________________ 22
B. WAWASAN KEBANGSAAN ________________________________________________ 33
MATERI PP 01 _____________________________ 52
PEMBELAJARAN KECAKAPAN ABAD XXI __________ 52
A. KOMPETENSI _______________________________________________________________ 52
B. INDIKATOR _________________________________________________________________ 52
C. URAIAN MATERI ___________________________________________________________ 52
1. Keterampilan Pembelajaran Abad XXI _____________________________________ 52
2. Prinsip Pokok Pembelajaran Abad XXI ____________________________________ 67
3. Penguatan Pembelajaran dengan HOTS dan Gerakan Literasi Sekolah _ 69
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ______________________________________________ 73
5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
6
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
7
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
8
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
9
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
10
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
DAFTAR GAMBAR
11
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
12
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
DAFTAR TABEL
13
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
14
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
TUJUAN
16
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
PETA KOMPETENSI
17
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
18
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
RUANG LINGKUP
Pancasila
Materi PPKn
SMP
Pembelajaran Kecakapan Abad XXI
19
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Anda dalam setiap kegiatan ≤ 75%, Anda harus mempelajari ulang materi
20
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PU 01
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN
WAWASAN KEBANGSAAN
21
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PU 01
Deskripsi Singkat
22
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
oleh siswa agar mereka mampu meraih keunggulan bersaing dan mampu
mewujudkan dirinya sebgai generasi emas 2045.
Penguatan pendidikan karakter merupakan program pendidikan di
sekolah yang bertujuan untuk memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM). Fakta-fakta yang mendukung pentingnya pelaksanaan
PPK antara lain: (a) besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang
tersebar di seluruh Indonesia; (b) belum optimalnya sinergi tanggung
jawab terhadap pendidikan karakter anak antara sekolah, orang tua dan
masyarakat; (c) Pengaruh negatif globalisasi terutama terhadap gaya
hidup remaja, serta pudarnya nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal
bangsa; serta (d) Terbatasnya pendampingan orang tua mengakibatkan
krisis identitas dan disorientasi tujuan hidup anak.
23
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Nilai karakter religiositas ini meliputi tiga dimensi relasi (a) individu
dengan Tuhan, (b) individu dengan sesama, dan (c) individu dengan alam
semesta (lingkungan). Nilai karakter religiositas ini ditunjukkan dalam
perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan-Nya. Subnilai
religiositas meliputi: cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.
b. Nasionalisme
Karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai Nasionalisme antara
lain mengapresiasi budaya bangsa sendiri; menjaga kekayaan budaya
nasional; rela berkorban; unggul dan berprestasi, cinta tanah air; menjaga
lingkungan; taat hukum; disiplin; serta menghormati keragaman budaya,
suku, dan agama.
c. Kemandirian
Karakter kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak
bergantung pada bantuan orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
cita. Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong
Karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasama dalam menyelesaikan persoalan, memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi bantuan
pada mereka yang membutuhkan pertolongan. Subnilai gotong royong
24
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
25
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
26
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
27
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
28
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
29
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
30
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
31
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
32
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
B. WAWASAN KEBANGSAAN
Deskripsi Singkat
Konsep Wawasan kebangsaan perlu dipahami dan dihayati oleh seluruh
bangsa Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan berbangsa dan bernegara yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai
integritas, etos kerja, dan gotong royong
33
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Pengantar
34
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
35
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
36
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
37
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
LAMBANG Makna
38
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
LAMBANG Makna
Rantai Emas
Pohon Beringin
39
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
LAMBANG Makna
Kepala Banteng
40
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
3. Konsep Pahlawan
Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sansekerta "phala",
yang bermakna hasil atau buah. Dalam bahasa Jawa Kuna, kata “Pahlawan”
berasal dari kata phala berarti buah atau hasil, upah. Dengan demikian arti
kata pahlawan ialah orang yang telah mencapai hasil atau buah dari hasil
kerjanya atau usahanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pahlawan dimaknai sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani.
Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi
kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap
tingkah laku orang lain karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat bangsa atau umat manusia.
Pahlawan sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi gemilang
dalam bidang kemiliteran. Pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang
berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau umat manusia tanpa
menyerah dalam mencapai cita-citanya yang mulia sehingga rela berkorban
demi tercapainya tujuan dilandasi sikap tanpa pamrih pribadi.
Seorang pahlawan bangsa yang dengan sepenuh hati mencintai negara
bangsanya sehingga rela berkorban demi kelestarian dan kejayaan bangsa
negaranya disebut juga sebagai patriot.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau dan mampu menghargai sejarah
perjuangan para pendahulunya.” Pernyataan tersebut merupakan refleksi
bahwa situasi yang ada saat ini dibangun berdasarkan perjuangan para
pahlawan. Perjuangan fisik dan diplomasi yang dilakukan para pejuang hingga
generasi saat ini dapat menikmati kemerdekaan.
Menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia yang disebut pahlawan atau
para pahlawan adalah figur yang mewariskan serangkaian nilai-nilai luhur
yang disebut nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan
sosial yang bercirikan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta bangsa dan
tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, ulet, tangguh
41
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
dan pantang menyerah, serta percaya pada kemampuan sendiri, patut kita
lestarikan, hayati, teladani dan amalkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kriteria kepahlawanan tersebut merupakan
prasyarat yang harus dipenuhi bagi setiap komponen.
Figur pahlawan nasional Indonesia sampai masa kini masih bertumpu pada
sosok pejuang yang anti kolonialisme dan imperialisme dan belum menyentuh
bidang lain seperti pejuang masalah lingkungan, kemanusiaan, IPTEK, atau
bidang lain di luar masalah tersebut.
Seiring waktu berganti, makna pahlawan pun mulai bergeser. Pahlawan tak
lagi hanya para pejuang yang berjuang dalam peperangan, namun juga yang
dianggap mampu membawa harum nama bangsa. Kategori pahlawan pun ada
banyak, tergantung dengan prestasi yang disumbangkannya dan bidangnya
masing-masing.
Istilah pahlawan sering disamakan dengan tokoh. Pahlawan merujuk pada
manusia yang memang pernah hidup, sedangkan tokoh merupakan
representasi dari ceritera rakyat, buku komik, atau karya sastra, maupun TV
dan film. Meskipun pahlawan dan tokoh berbeda, akan tetapi terdapat
persamaan yakni pahlawan maupun tokoh adalah orang yang dianggap patut
dicontoh dan ditiru.
Bentuk penjajahan pun tidak lagi dalam bentuk fisik tapi lebih ke mental.
Penjajahan ke arah mental inilah yang lebih berbahaya, karena kita tidak
merasakan secara langsung, namun bersifat bertahap dan terus menerus.
Mental bangsa yang diwarnai dengan mental korupsi, kolusi, nepotisme,
kemerosotan pola pikir dan pergaulan generasi muda yang tidak lagi
memperhatikan nilai dan moral baik yang ada dalam agama dan masyarakat.
Oleh karena itulah bangsa ini sangat membutuhkan orang-orang berani untuk
memberantasnya. Indonesia sangat membutuhkan anak-anak muda yang
berjiwa pahlawan. Berani bersuara dan bertindak untuk menegakkan keadilan
dan kebenaran.
42
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
43
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
5. Harmoni Sosial
Konsep harmoni berasal dari bahasa Yunani dari kata harmonia yang
berarti terikat secara serasi. Jika dianalogikan dengan musik,
harmoni merupakan keserasian nada saat dilantunkan secara bersamaan
sehingga merdu saat didengar. Harmoni sosial dapat dimaknai sebagai
sebuah keadaan masyarakat yang anggotanya saling berhubungan secara
baik dan saling menghargai satu sama lain, sejalan dan serasi dengan
tujuan masyarakatnya.
44
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
45
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
diri sendiri dan orang lain (others). Kondisi ini harus dihadirkan tanpa
henti dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
1) Aturan yang proporsional dan seimbang
2) Jalinan hubungan antarbagian masyarakat secara menyeluruh
3) Menghormati segala perbedaan dan berbagai ekspresi budaya.
4) Berperilaku secara benar, adil dan sesuai aturan.
5) Selalu melandasi dengan cinta dan kasih sayang
6) Membangun kolaborasi dalam setiap komunitas.
Selain menjaga harmoni sosial, hal lain yang tak boleh dilupakan untuk
diperhatikan pada era digital dewasa ini adalah pemahaman dan
kesadaran seluruh komponen bangsa dalam bela negara.
6. Bela Negara
Bela negara adalah konsep yang ditentukan oleh undang-undang tentang
patriotisme seorang individu, kelompok, atau komponen lain dari suatu
negara. Tujuannya adalah untuk mempertahankan eksistensi dan
kedaulatan negara tersebut (https://www.wantannas.go.id).
Secara fisik, bela negara berarti mempertahankan negara dari serangan
fisik atau agresi pihak luar yang mengancam keberlangsungan negara
tersebut. Misalnya, jika Indonesia diserang negara lain, dalam konsep bela
negara mengatakan bahwa warga negara Indonesia harus mengangkat
senjata melawan penyerang atau musuh demi melindungi
keberlangsungan negara Indonesia. Secara nonfisik, konsep bela negara
adalah upaya memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan,
kerja sosial, peningkatan moral, maupun upaya lainnya. Upaya bela negara
ini dapat dilakukan sesuai profesi tiap warga negara.
Widodo dkk (2015) yang memaknai bela negara sebagai sikap dan
perilaku negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia. Dengan kata lain, bela negara adalah sikap, tekad,
46
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
47
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
48
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
49
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Keterangan:
Tuliskan nilai-nilai karakter yang termuat pada setiap program
Aktifitas Pembelajaran Wawasan Kebangsaan
1. Secara berkelompok peserta mencermati kembali contoh rencana
program wawasan kebangsaan berikut ini.
2. Secara berkelompok, peserta mendiskusikan rencana pembelajaran
wawasan kebangsaan yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan latar
belakang sekolah masing-masing.
3. Menuliskan hasil kerja di LK 1.b dan membuat salinannya di kertas
plano.
4. Menempelkan hasil kerja dalam kertas plano
5. Secara bergiliran setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
dalam diskusi kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan.
50
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 01
PEMBELAJARAN KECAKAPAN ABAD XXI
51
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 01
PEMBELAJARAN KECAKAPAN ABAD XXI
A. KOMPETENSI
Menganalisis pembelajaran kecakapan abad XXI
B. INDIKATOR
C. URAIAN MATERI
52
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
53
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
54
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
55
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
56
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
57
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
belajar sepanjang
hayat
58
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
59
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
60
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
L
C2 Memahami Membangun arti dari proses
O pembelajaran, termasuk
komunikasi lisan, tertulis, dan
T gambar
H keseluruhan
61
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
62
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Meramalkan
63
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
64
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
65
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
66
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
thingking, ways of working, tools for working and skills for living in
the word. Bagaimana seorang pendidik harus mendesain
pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi
kebutuhan abad 21.
Melalui pembelajaran abad 21, setidaknya ada dua keterampilan
inti yang harus dkembangkan oleh para para guru yakni: a)
Kemampuan menggunakan pengetahuan matematika, Bahasa Inggris,
Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk menjawab
tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan
masalah, komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan
lainnya.
67
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
68
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
HOTS
Higher Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir
peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang
dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan
taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi
bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian
(Saputra, 2016:91).
Higher order thinking skills ini meliputi di dalamnya kemampuan
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis,
kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.
Menurut King, higher order thinking skills termasuk di dalamnya
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif, sedangkan
menurut Newman dan Wehlage (Widodo, 2013:162) dengan higher
order thinking skills peserta didik akan dapat membedakan ide atau
gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan
masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis
dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas. Menurut Vui
(Kurniati, 2014:62) higher order thinking skills akan terjadi ketika
seseorang mengaitkan informasi baru dengan infromasi yang sudah
tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya dan/atau menata
ulang serta mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai
69
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
70
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
1 Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan
kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling).
2 Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang
seimbang kepada semua peserta didik.
3 Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas
4 Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang
tua/pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas
5 Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak
3 Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya merayakan
Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya
4 Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan staf, dengan mengakui kepakaran masing-
masing
5 Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi dalam menjalankan
program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya
c. Lingkungan akademik
71
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
1 Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila diperlukan,
ada pendampingan dari pihak eksternal.
2 Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan pembiasaan
literasi: membaca dalam hati (sustained silent reading), membacakan buku dengan
nyaring (reading aloud), membaca bersama (shared reading), membaca terpandu
(guided reading), diskusi buku, bedah buku, presentasi (show-and-tell presentation).
3 Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain.
4 Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan gerakan literasi sekolah
5 Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku cerita
fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan.
72
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Fasilitator memberikan pengantar tentang pembelajaran kecakapan
abad XXI.
2. Mengamati tayangan video pembelajaran tentang pembelajaran HOTS.
3. Setiap kelompok menuliskan hasil pekerjaannya pada lembar kerja di
bawah ini!
1. Lembar Kegiatan
Amatilah tayangan video pembelajaran yang ditayangkan oleh fasilitator,
kemudian kerjakan lembar kerja berikut bersama kelompok Anda!
73
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
E. PENILAIAN
1. Latihan Soal
Bacalah soal-soal di bawah ini dengan cermat!
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang tersedia!
74
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
2. Refleksi
Setelah anda mengikuti kegiatan pembelajaran di atas, cobalah tulis
kembali:
1. Apa saja yang telah Saudara pelajari dalam kegiatan pembelajaran ini?
2. Kesulitan apa saja yang Saudara hadapi ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran?
3. Bagaimana cara Saudara mengatasi kesulitan tersebut?
4. Apa yang akan Saudara lakukan untuk mengimplementasikan hasil
pembelajaran ini di sekolah?
75
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
F. REFERENSI
Admin. 2012. “Pembelajaran dan Peran Pendidik di Abad 21”. [Online].
Tersedia:
http://noviindrawati-pgsd-
matematika.blogspot.co.id/2012/12/pembelajaran-dan-peran-
pendidik-di-abad.html diakses pada Tanggal 4 April 2019
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wp-
content/uploads/2012/04/Laporan-BSNP-2010.pdf diakses pada
tanggal 4 April 2019
http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/%E2%81%A0%E2%81%A0
%E2%81%A0tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-
2013/(diunduh hari Jumat 17 Maret 2019)
http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/09/implementasi-
pengembangan-kecakapan-abad-21
http://ronisaputra01.blogspot.co.id/2014/11/model-pembelajaran-inkuiri-
based learning.html diakses pada tanggal 5 April 2019
76
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
77
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 02
PANCASILA
78
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 02
PANCASILA
A. KOMPETENSI
1. Menganalisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara
2. Membandingkan antara peristiwa dan dinamika yang terjadi di masyarakat
dengan praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
B. INDIKATOR
1.1 Menjelaskan proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar
negara
1.2 Menelaah proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara
1.3 Menelaah semangat dan komitmen pendiri negara dalam proses
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
2.1 Menjelaskan hakikat Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
2.2 Menggali penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
2.3 Membandingkan praktik ideal dengan praktik riil nilai-nilai Pancasila
79
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
C. URAIAN MATERI
80
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
81
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Bahwa sesoenggoehnja kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh
sebab itu maka pendjadjahan di atas doenia haroes dihapoeskan, karena
tidak sesoeai dengan peri-kemanoesiaan dan peri-keadilan.
Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan jang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas,
maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja.
82
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Djakarta, 22-6-1945
Panitia Sembilan
Sidang BPUPKI II
Naskah Piagam Jakarta dibawa ke sidang kedua BPUPKI tanggal
10 – 16 Juli 1945. Agenda sidang BPUPKI II membahas tentang
wilayah Indonesia, kewarganegaraan Indonesia, rancangan undang-
undang dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta
pendidikan dan pengajaran. Hasil sidang BPUPKI II mencakup: a)
pernyataan tentang Indonesia Merdeka; b) disepakatinya Piagam
Jakarta sebagai mukaddimah (Preambule) hukum dasar yang menjadi
cikal bakal Pembukaan Undang-Undang Dasar; c) batang tubuh
Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai Undang-
Undang Dasar 1945, yang isinya meliputi : wilayah negara Indonesia
adalah sama dengan bekas wilayah Hindia-Belanda dahulu, bentuk
negara Indonesia adalah Negara Kesatuan, bentuk pemerintahan
Indonesia adalah Republik, bendera nasional Indonesia adalah Sang
Saka Merah Putih, bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia
(Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI, 1959: 206-218).
83
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
84
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
85
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
86
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
87
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
88
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
89
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
90
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Aktivitas 1
Sesi 1 (3 JP)
2. Peserta menyanyikan lagu Garuda Pancasila
3. Fasilitator menyampaikan tujuan dan skenario pembelajaran
4. Fasilitator menampilkan video 1
5. Peserta mengamati video 1
6. Peserta secara berkelompok menelaah video 1 menggunakan Lembar
Kerja 1
7. Perwakilan 1 sampai 2 kelompok melakukan presentasi hasil kerja dalam
bentuk power point
8. Fasilitator memberikan penguatan materi
2. Aktivitas 2
Sesi 2 (6 JP)
1. Fasilitator menampilkan video 2
91
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Lembar Kerja 1
Petunjuk Kerja
Setelah Anda mengamati Video 1, selesaikanlah lembar kerja berikut!
1. Amati ketiga gambar kemudian pasangkan dengan usulan gagasan/pemikiran
dasar negara yang ada pada tabel di bawahnya
1. ………………………………………………………
2. ………………………………………………………
3. ………………………………………………………
4. ………………………………………………………
5. ………………………………………………………
1. ………………………………………………………
2. ………………………………………………………
3. ………………………………………………………
4. ………………………………………………………
5. ………………………………………………………
92
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
1. ………………………………………………………
2. ………………………………………………………
3. ………………………………………………………
4. ………………………………………………………
5. ………………………………………………………
Lembar Kerja 2
Petunjuk Kerja
Buatlah skenario pembelajaran yang berkaitan dengan topik Pancasila sesuai
format berikut.
Mata Pelajaran : ……………………… Penyusun: ………………………………….
Kelas/Semester : ……………………… Instansi : …………………………………
93
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
E. PENILAIAN
1. Latihan Soal
Jawablah beberapa soal di bawah ini dengan memilih salah satu opsi jawaban
yang Anda anggap benar!
94
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
95
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
96
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
2. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu diminta melakukan refleksi
dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi ini?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi ini?
3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Bapak/Ibu ?
F. REFERENSI
Effendy. (1995). Falsafah negara Pancasila. Semarang: Duta Grafika.
Pasha, M.K. (2013). Pancasila dalam tinjauan historis, yuridis dan filosofis.
Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Taniredja, T, dkk. (2014). Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan
Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Tim Kerja Sosialisasi MPR. (2012). Empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
97
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
98
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 03
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
99
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 03
A. KOMPETENSI
1. Menganalisis sejarah perumusan dan penetapan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Menganalisis dinamika Undang-Undang DasarN egara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Menganalisis perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indoneesia Tahun 1945.
4. Menganalisis arti penting Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
5. Menganalisis semangat kebangsaan dan kebernegaraan yang ditunjukan
para pendiri Negara dalam menetapkan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional.
B. INDIKATOR
1. Peserta dapat menganalisis sejarah perumusan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. Peserta dapat menganalisis sejarah penetapan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3. Peserta dapat menganalisis dinamika UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
4. Peserta dapat menganalisis perubahan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
5. Peserta dapat menganalisis kedudukan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
100
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
C. URAIAN MATERI
Dinamika politik global dunia abad 21, berimplikasi cukup besar terhadap
perkembangan politik atau sistem ketatanegaraan atau politik suatu negara,
khususnya negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Lahirnya
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mempunyai sifat kenyal dan luwes merupakan hasil kesepakatan politik para
pendiri bangsa, secara politik masih perlu dikembangkan. Sejalan dengan hal
tersebut, maka diperlukan pemahaman tentang Perumusan dan Pengesahan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembahasan materi sejarah perumusan dan pengesahan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 diawali dengan pemahaman tentang
konstitusi. Hal ini untuk mewujudkan keselarasan dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, maka setiap orang sebagai warga negara maupun
aparatur negara perlu memiliki kesamaan pengertian, pemahaman dan
kesadaran akan nilai-nilai konstitusi, yang terimplementasikan sebagai dasar
dan landasan nilai pijak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, termasuk dalam meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa
dalam merajut keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
bermoral dan bermartabat.
Dalam perkembangan sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara,
konstitusi menempati posisi yang sangat penting. Konstitusi berfungsi sebagai
alat kontrol terhadap penyelenggara Negara; pengendalian kekuasaan;
perlindungan HAM; sebagai forma regimenis (kerangka bangunan
pemerintahan); sebagai suatu rangka dan dasar hukum; landasan struktural
101
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
102
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
103
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Dari catatan sejarah klasik terdapat dua istilah yang berkaitan erat dengan
konstitusi, yaitu politea (bahasa Yunani kuno) dan constitution (bahasa Latin)
yang juga berkaitan dengan istilah jus. Dari kedua istilah ini awal mula gagasan
konstitusionalisme diekspresikan oleh umat manusia. Jika kedua istilah
tersebut dibandingkan, dapat dikatakan bahwa yang paling tua usianya adalah
kata politeia yang berasal dari kebudayaan Yunani. Pengertian konstitusi di
zaman Yunani kuno masih bersifat materiil, dalam arti belum berbentuk
seperti konstitusi pada zaman modern ini. Namun perbedaan antara konstitusi
dengan hukum biasa sudah tergambar dalam pembedaan yang dilakukan oleh
104
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
105
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
106
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
`
Gambar 5. Suasana Sidang BPUPKI
(sumber https://news.okezone.com)
107
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Yamin, 1959: 59). Dari sidang inilah cikal bakal rumusan dasar negara
Pancasila lahir.
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, SH
berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar
Negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri kebangsaan; 2. Peri
kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan
Rakyat. Sidang tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara
Republik Indonesia, yang dia namakan “Dasar Negara Indonesia Merdeka”
yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; Mufakat dan Demokrasi; 4.
Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial. Selanjutnya pada sidang tanggal 1
Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai
rumusan lima hukum dasar negara Republik Indonesia, yang dia namakan
“Pancasila” yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme dan Peri
Kemanusiaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5.
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Sela waktu antara Sidang periode pertama (29 Mei s.d. 1 Juni 1945)
dan periode kedua (10 Juli s.d. 17 Juli 1945) dimanfaatkan oleh tiga puluh
delapan orang anggota Badan Penyelidik yang merangkap menjadi
anggota Cuo Sangiin (Dewan Perwakilan Rakyat) membentuk sebuah
Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang, sehingga di sebut “Panitia
Sembilan”. Pembentukan Panitia Sembilan ini sebagai tindak lanjut dari
persetujuan dari para anggota Badan Penyelidik (golongan Islam dan
golongan kebangsaan) untuk mencari persamaan wawasan tentang dasar
negara Indonesia medeka. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan
berhasil mencapai persetujuan atau permufakatan bersama yang tertuang
dalam sebuah naskah yang dikenal dengan “Piagam Jakarta”, yang sering
juga disebut “Jakarta Charter”.
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dipimpin oleh Ketua Ir.
Sukarno dalam rapatnya tanggal 11 Juli 1945 membentuk Panitia Kecil,
108
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
109
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
110
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
111
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
112
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
113
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
114
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
115
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
116
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
117
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
118
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
119
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
120
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
a) Bentuk Negara
Bentuk negara dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Konstitusi RIS
yang berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat adalah negara hukum yang demokratis dan berbentuk
federasi”. Terjadi perubahan dari negara kesatuan menjadi negara
serikat atau federal, maka di dalam RIS terdapat beberapa negara
bagian. Masing-masing negara bagian memiliki kekuasaan
pemerintahan di wilayah negara bagiannya. Negara-negara bagian itu
adalah Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status
quo seperti tersebut dalam perjanjian Renville tanggal 17 Januari
1948 adalah Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan termasuk
distrik federal Jakarta, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara
Sumatera Timur, dan Negara Sumatera Selatan; satuan-satuan
kenegaraan yang tegak sendiri adalah Jawa Tengah, Bangka, Belitung,
Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar, Kalimantan Tenggara dan
Kalimantan Timur; daerah-daerah Indonesia selebihnya yang bukan
daerah-daerah bagian.
b) Kedaulatan.
Kedaulatan diatur dalam Pasal 1 ayat (2) yang menyatakan
“Kekuasaan berkedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
121
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
122
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
ide feodalisme menjadi tidak populer. Pada masa ini banyak terjadi
berbagai penyimpangan antara lain:
a. Negara Republik Indonesia hanya berstatus sebagai salah satu
negara bagian, dengan wilayah kekuasaan daerah sebagaimana
dalam persetujuan Renville dan sesuai dengan bunyi pasal 2
Konstitusi Republik Indonesia Serikat.
b. Undang-Undang Dasar 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949
hanya berstatus sebagai Undang-Undang Dasar Negara Bagian
Republik Indonesia.
c. Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi liberal.
d. Berlakunya sistem parlementer yaitu pemerintahan bertanggung
jawab kepada parlemen (DPR). Pemerintahan dikepalai seorang
Perdana Menteri, sedangkan Presiden sebagai Kepala Negara.
e. Sebagai akibat sistem parlementer, kabinet tidak mampu
melaksanakan programnya dengan baik dan dinilai negatif oleh
DPR.
f. Terjadinya pertentangan politik di antara partai-partai politik
saat itu (yang bercorak agama, nasionalis, kedaerahan dan
sosialis, dengan sistem multipartai).
123
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
124
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
125
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
126
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
127
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
128
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
129
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
130
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
131
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
132
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
proses sakralisasi yang irrasional selama kurun masa Orde Baru itu, di
antara melalui sejumlah peraturan sebagai berikut:
a. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR
berketetapan untuk mempertahankan Undang-Undang Dasar
1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
b. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang
antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah
Undang-Undang Dasar 1945, terlebih dahulu harus minta
pendapat rakyat melalui referendum
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang
merupakan pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983
133
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
134
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
normal karena Gedung DPR/MPR pada waktu itu sudah diduduki oleh
masa dan mahasiswa.
Pada saat itulah, Yusril Ihza Mahendra mengusulkan kepada Presiden
Soeharto, dengan alasan keadaan yang darurat, agar menyatakan (declare)
berhenti secara sepihak tanpa laporan pertanggungjawaban dan/atau
persetujuan pihak manapun. Presiden Soeharto setuju dengan pilihan
kebijakan ini demi stabilitas nasional dan akhirnya diucapkanlah
pernyataan berhenti tersebut pada tanggal 21 Mei 1998. Selanjutnya,
untuk mengisi kekosongan jabatan presiden, Pasal 8 Undang-Undang
Dasar mengatur bahwa Wakil Presiden secara otomatis menjadi Presiden.
Namun masih terdapat kendala yakni bahwa menurut Tap MPR
Nomor VII tahun 1973 tentang Keadaan Presiden dan/atau Wakil
Presiden Republik Indonesia berhalangan, Wakil Presiden mengucapkan
sumpah di hadapan DPR. Jika hal itu tidak dapat dilakukan maka dilakukan
di depan Mahkamah Agung. Oleh karena itu, Saadilah Mursyid selaku
Menteri Sekretaris Negara kemudian menghubungi Sarwata selaku Ketua
Mahkamah Agung agar hadir di Istana Merdeka guna menyaksikan
pernyataan berhenti Presiden Soeharto dan pengucapan sumpah Wakil
Presiden B.J.Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-3.
Skenario ini pada akhirnya juga diakui sah dan konstitusional oleh
Mahkamah Agung.
Gambar 10. Presiden Suharto resmi mengundurkan diri tanggal 21 Mei 2018
(sumber: https://www.merdeka.com)
135
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
136
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
137
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Undang atau yang lebih rendah lagi. Lebih dari itu penguraian secara
detail, nilai-nilainya cenderung akan lebih cepat berubah dalam
perjalanan waktu dilaksanakan kelak.
Syarat yang keempat adalah, bahwa perubahan itu harus
mendapat persetujuan rakyat sebagai pemegang kedaulatan (Rianto:
2012) Sebagai contoh perbandingan adalah, amandemen terhadap
konstitusi Amerika Serikat. Walaupun bangsa Amerika sangat
terkenal dengan kebebasannya dan sangat dinamik, akan tetapi
mereka hanya mengadakan sepuluh amandemen yang pertama,
setelah diterapkan 15 tahun kemudian (1791), yang dinamakan “Bill
of Rights”. Setelah itu amendemen dilakukan satu persatu dan dalam
interval waktu yang cukup lama, dan setelah mereka selam 200 tahun
(1976) jumlah mandemen hanya sebanyak 26 kali. Bahkan
persyaratan untuk amandemen mereka juga diamandemen,
khususnya persyaratan ratifikasinya agar mendapat persetujuan
rakyat lebih bantyak.
Tujuan utama dari perubahan atau amandemen suatu Undang-
Undang Dasar sebagaimana telah disinggung di atas adalah untuk
menghasilkan suatu rumusan yang lebih baik dan dapat dilaksanakan
dalam kenyataannya sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada
sekarang (ius constitutum) dan perkiraan yang akan datang (ius
constiteundum). Namun perubahan itu tidak boleh menghilangkan
sama sekali makna awalnya. Oleh sebab itu setiap mengadakan
perubahan diperlukan ukuran-ukuran baku yang dapat dijadian
pedoman agar tidak terjadi penyimpangan dari yang dimaksudkan
oleh rumusan semula.
Kembali kepada masalah yang sedang dihadapi, yakni
amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Sejak awal Negara Indonesia didirikan, para pendiri
bangsa Indonesia sudah mengadakan konsensus dan bersepakat
138
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
139
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
140
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
141
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
142
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
143
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
144
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
145
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
146
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
147
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
148
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
149
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
150
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
151
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
152
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
153
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
semua!...” Dari pendapat Ir. Soekarno tersebut jelas terlihat bahwa para
pendiri negara berperan sangat besar dalam mendirikan negara
Indonesia, terlepas dari para pendiri negara tersebut memiliki latar
belakang suku dan agama yang berbeda. Sidang BPUPKI dapat terlaksana
secara musyawarah dan mufakat. Hal itu dapat kamu lihat dari pertanyaan
Ketua BPUPKI, dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam sidang BPUPKI
tanggal 16 Juli 1945, yaitu “Jadi, rancangan ini sudah diterima semuanya.
Jadi, saya ulangi lagi, Undang-Undang Dasar ini kita terima dengan sebulat-
bulatnya. Bagaimanakah Tuan-tuan? Untuk penyelesaiannya saya minta
dengan hormat yang setuju yang menerima, berdiri. (saya lihat Tuan Yamin
belum berdiri). Dengan suara bulat diterima Undang-Undang Dasar ini.
Terima kasih Tuan-tuan”.
Pertanyaan dari ketua BPUPKI dan tanggapan dari seluruh anggota
sidang BPUPKI menunjukkan bahwa para pendiri negara telah
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan serta mengutamakan musyawarah mufakat dalam
membuat keputusan tentang dasar negara dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Lembar Kegiatan 1
Berdasarkan uraian materi tentang sejarah Perumusan, dan Pengesahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Arti Penting
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, dan
Semangat Kebangsaan dan Kebernegaraan Yang Ditunjukan Para Pendiri
Negara Dalam Menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Sebagai Landasan Konstitusional, maka lakukan kegiatan sebagai
berikut :
1. Analisislah nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakater yang terkandung
dalam suasana sidang Penetapan Undang-Undang Dasar Negara Repubik
Indonesia Tahun 1945.
154
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
2. Lembar Kegiatan 2
Petunjuk Kerja
Buatlah skenario pembelajaran yang berkaitan dengan topik UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai format berikut.
Mata Pelajaran : ……………………… Penyusun: ………………………………….
1. Identifikasi
Tabel 13. Identifikasi KD, IPK, Materi, Media dan Sumber, dan Model Pembelajaran
Kompetensi Dasar IPK Materi/ Media dan Model
(diisi KD sikap, (diisi KD sikap, Submateri Sumber Pembelajaran
pengetahuan, pengetahuan, Pembelajaran
keterampilan) keterampilan)
155
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
E. PENILAIAN
Berikut ini semangat dan komitmen para pendiri negara yang terdapat
dalam cuplikan perumusan dasar negara di atas, kecuali ....
A. Nasionalis
B. Persatuan
C. Toleransi
D. Patriotis
156
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
F. REFERENSI
157
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
158
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
159
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 04
BHINNEKA TUNGGAL IKA DALAM
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
160
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 04
A. KOMPETENSI
1. Menganalisis keberagaman suku, agama, ras dan antargolognan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
2. Mengkreasikan konsep cinta tanah air/bela negara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
B. INDIKATOR
1. Menganalisis keberagaman masyarakat Indonesia.
2. Menganalisis faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
3. Menelaah makna Bhinneka Tunggal Ika.
4. Menelaah arti penting keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
5. Menelaah pengertian cinta tanah air/bela negara
6. Menganalisis arti penting cinta tanah air/bela negara dalam kerangka
NKRI
7. Mengkreasi bentuk perilaku cinta tanah air/bela negara dalam kerangka
NKRI
C. URAIAN MATERI
1. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
Kejaiban kecil itu bernama Indonesia, salah satu negara dengan garis
pantai terpanjang di dunia. Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau
besar dan kecilnya yang terhampar sepanjang Sabang hingga Merauke.
Bung Karno menyebutnya sebagai ‘negara lautan yang ditaburi pulau-
pulau’ untuk menegaskan dominasi wilayah maritim atas wilayah daratan
161
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
162
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Keberagaman Agama
Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari
beragamnya jenis suku bangsa, tetapi juga dari agama yang dianut
penduduknya. Suasana kehidupan beragama yang harmonis di
lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai latar belakang agama
terbangun karena toleransi masyarakat yang saling menghargai adanya
163
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
164
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Keberagaman Ras
Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain
ras Malayan-Mongoloid, Melanesoid, Asiatic-Mongoloid, dan
Kaukasoid. Penjelasan ringkat tentang ras-ras tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pertama, ras Malayan-Mongoloid. Ras ini terdapat di Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
Adapun ciri-ciri ras ini, antara lain warna kulit sawo matang, mata
hitam, rambut hitam serta lurus dan berombak, hidung dan bibir
tebal, dan tinggi badan rata-rata 150-165 cm.
2) Kedua, ras Melanesoid. Ras ini terdapat di daerah Papua, Maluku,
dan Nusa Tenggara Timur. Ciri-ciri ras melanesoid adalah warna
kulit hitam, rambut hitam dan keriting, bibir agak tebal, badan
tegap, hidung lebar cenderung pesek, tinggi badan rata-rata 160-
170 cm.
3) Ketiga, ras Asiatic-Mongoloid. Ras ini kebanyakan kaum
pendatang dan biasanya mereka tinggal di kota-kota besar.
Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang Cina, Jepang, dan
Korea. Beberapa ciri ras Asiatic-Mongoloid adalah warna kulit
kuning, mata sipit, bibir tipis, rambut hitam dan cenderung lurus,
dan tinggi badan rata-rata 155-165 cm.
4) Keempat, ras Kaukasoid. Penduduk yang termasuk ras ini adalah
orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika. Ras ini
juga merupakan kaum pendatang yang umumnya tinggal di kota-
kota besar. Ciri-ciri ras ini adalah warna kulit orang India agak
kuning, sedangkan orang Timur Tengah, Australia, Eropa, dan
Amerika adalah putih, rambut hitam atau pirang, hidung
mancung, bibir tipis, dan tinggi badan rata-rata 165-180 cm.
165
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Keberagaman Antargolongan
Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman
masyarakat Indonesia juga ditandai dengan adanya segmentasi dalam
bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda
satu sama lain (Moeis, 2008). Kelompok-kelompok tersebut dapat
berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan.
Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan
di masyarakat. Setiap golongan terdiri dari atas dua orang atau lebih yang
mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur.
Keberagaman antargolongan tidak boleh menyebabkan terjadinya
perselisihan dan perpecahan di masyarakat. Adanya keberagaman
antargolongan harus menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran setiap warga
negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan
kelas rendah.
Oleh karena itu, demi kepentingan nasional, ciri golongan tidak boleh
ditonjolkan. Meskipun berbeda-beda golongan tetapi seluruh warga
negara hidup dalam satu ikatan yang kuat, tanah air Indonesia. Semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”, yang merupakan ciri bangsa Indonesia harus
selalu dilestarikan dan dijadikan dasar bagi persatuan dan kesatuan
bangsa.
166
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
167
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
168
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
169
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
170
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
171
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
172
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
173
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
174
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
175
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Gambar 15. Kemah Bela Negara Tingkat Nasional I 2018 di Pulau Sebatik, Kab. Nunukan,
Kalimantan Utara secara resmi dibuka oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kak
Adhyaksa Dault
Sumber: https://pramukapos.com (2018)
Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan
pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta
keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan
untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar negeri
maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan
176
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
177
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
damai bentuk perilaku cinta tanah air/bela negara yang dapat dilakukan
antara lain:
Siskamling
Dengan kegiatan Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan)
maka keamanan dan ketertiban masyarakat akan tetap terpelihara.
Setiap warga dapat berpatisipasi dalam kegiatan tersebut di samping
juga untuk mengukuhkan tali silaturahmi.
178
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Gambar 18. Belajar yang rajin di sekolah sebagai salah satu bentuk partisapsi
cinta tanah air dalam upaya bela negara
Sumber: http://sumsel.tribunnews.com (2016)
179
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Pada kegiatan ini, hal-hal yang dilakukan sebagai berikut.
1. Peserta secara serempak menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai
Merauke”
2. Fasilitator menyampaikan garis-garis besar materi dan skenario
pembelajaran.
3. Fasilitator menampilkan beberapa gambar/video berkaitan dengan NKRI
(Integrasi Nasional/Bhinneka Tunggal Ika) sebagai stimulus pembelajaran
4. Melalui Brain Storming (curah pendapat), peserta mengkaitkan gambar
dengan materi.
5. Peserta dibentuk 5 (lima) kelompok yang kelompok tersebut diberi nama
dengan sebutan misalnya nama pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua.
6. Peserta diberikan Lembar Kegiatam 1 (LK 1) dan bekerjasama dalam
kelompoknya untuk mengerjakannya
7. Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya melalui metode
windows shopping.
8. Fasilitator memberikan penguatan (melengkapi) materi
9. Kelompok yang mendapatkan bintang paling banyak saat windows
shopping memberikan kesimpulan dan penghargaan nilai
10. Peserta diberikan penugasan mengerjakan Lembar Kegiatan 2 (LK2)
secara mandiri.
11. Peserta mengerjakan latihan soal.
12. Peserta melakukan refleksi pembelajaran pada pertemuan ini.
180
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
1. Lembar Kegiatan 1
Lembar Kegiatan 1
Petunjuk Kerja!
1. Bapak/Ibu peserta diminta untuk mencari 1 (satu) artikel yang dikaitkan dengan
BHINNEKA TUNGGAL IKA DALAM NKRI.
Pembagian kelompok dan kinerjanya sebagai berikut.
a. Kelompok SUMATERA mencari artikel yang berkaitan dengan Keberagaman
dalam NKRI.
b. Kelompok JAWA mencari artikel yang berkaitan dengan faktor-faktor
penyebab keberagaman.
c. Kelompok KALIMANTAN mencari artikel yang berkaitan makna Bhinneka
Tunggal Ika.
d. Kelompok SULAWESI mencari artikel yang berkaitan dengan konsep cinta
tanah air/bela negara,
e. Kelompok PAPUA mencari artikel yang berkaitan dengan bentuk perilaku
cinta tanah air/bela negara.
2. Lakukan analisis atas artikel tersebut!
Tabel 17 Format Analisis
Hasil Analisis
1Judul :
.
2Tulisan/Karangan/ Tahun :
.
3Bidang/Kajian :
.
4Catatan penting/ :
. Isi/temuan
5Sumber :
.
3. Buatlah ajakan agar setiap warga negara (generasi muda) untuk bersama-sama
menjaga/melestarikan/cinta pada NKRI!
Hal itu bisa berupa gambar/kartun/karikatur/puisi/kata-kata/semboyan
181
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
2. Lembar Kegiatan 2
Petunjuk Kerja!
Buatlah rancangan/skenario pembelajaran yang berkaitan dengan topik
Bhinneka Tunggal Ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai format
berikut.
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Satuan :
Pendidikan
Penyusun :
A. Identifikasi
Tabel 18 Identifikasi KD, IPK, Materi, Media dan Sumber, dan Model Pembelajaran
Kompetensi IPK
Dasar (diisi KD Media dan
Materi/ Model
(diisi KD sikap, sikap, Sumber
Submateri Pembelajaran
pengetahuan, pengetahuan, Pembelajaran
keterampilan) keterampilan)
3. Kegiatan Penutup
182
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Simpulan
Refleksi
Tindak Lanjut
E. PENILAIAN
1. Latihan Soal
Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberikan
tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C, atau D!
1. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Suku Sunda, Jawa, Batak, dan Dayak merupakan contoh suku bangsa
yang ada di Indonesia.
2. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat komunikasi efektif antar
suku bangsa.
3. Masyrakat Indonesia harus saling menghormati umat agama lain.
4. Setiap daerah memiliki tarian tradisional.
Pernyataan-pernyataan tersebut membuktikan bahwa ….
A.Indonesia merupakan negara majemuk.
B.Indonesia merupakan satu-satunya negara yang multietnik.
C.masyarakat Indonesia pandai dalam menciptakan budaya baru.
D.bangsaIndonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.
2. Perhatikan wacana berikut!
183
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
184
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
2. Refleksi Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara diminta melakukan refleksi
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi “Bhinneka Tunggal
Ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia?”
b. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari
materi “Bhinneka Tunggal Ika dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia?"
c. Apa manfaat mempelajari ““Bhinneka Tunggal Ika dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia?"
d. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini?
185
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
F. REFERENSI
Agus. Edi, 2017. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. (online),
http://edi-agus.blogspot.com/2017/01/keberagaman-suku-agama-
ras-dan.html, diakses 18 Oktober 2018.
http://www.erwinedwar.com/2017/10/5-agama-di-indonesia-disertai-
dengan.html, diakses 18 Oktober 2018.
https://kumparan.com/saputra-tri-kurniawan/hari-maritim-nasional-
histori-potensi-dan-ambisi-indonesia-menjadi-poros-maritim-dunia,
diakses, 18 Oktober 2018.
https://www.tintapendidikanindonesia.com/2016/06/topologi-
indonesia.html, diakses tanggal 9 Oktober 2019.
http://smplabundikshasingaraja.blogspot.com/2016/08/prestasi-siswa-
smp-lab-undiksha-di.html, diakses tanggal 29 September 2019.
http://www.harnas.co/2018/08/21/anggaran-penanggulangan-bencana-
dipangkas, diakses tanggal 29 September 2019.
http://pengokkidul27.blogspot.com/2013/10/kegiatan-siskamling.html,
diakses tanggal 29 September 2019.
186
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
http://bluestranger1104.blogspot.com/2015/12/masyarakat-pedesaan-dan-
masyarakat.html, diakses tanggal 9 Oktonber 2019.
187
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
188
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 05
PENILAIAN DAN PENYUSUNAN
SOAL HOTS
189
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 05
PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
A. KOMPETENSI
1. Menganalisis perbedaan assessment for learning, assessment as
learning, dan assessment of learning
2. Menganalisis prinsip, ranah, teknik, dan bentuk penilaian
pembelajaran
3. Membedakan soal HOTS dan bukan HOTS
4. Menyusun soal HOTS
B. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian assessment for learning
2. Menjelaskan pengertian assessment as learning
3. Menjelaskan pengertian assessment of learning
4. Membandingkan pengertian assessment of learning, assessment on
learning, dan assessment as learning
5. Menganalisis prinsip penilaian pembelajaran
6. Menganalisis ranah penilaian pembelajaran
7. Menganalisis teknik penilaian pembelajaran
8. Menganalisis bentuk penilaian pembelajaran
9. Membedakan soal HOTS dan LOTS
10. Menganalisis karakteristik soal HOTS
11. Menganalisis kaidah-kaidah soal HOTS
12. Menganalisis langkah-langkah penyusunan soal HOTS
13. Menyusun soal HOTS
14. Mengevaluasi soal HOTS
15. Menyusun soal HOTS dengan aplikasi Quiz Creator
190
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
C. URAIAN MATERI
Peningkatan mutu pendidikan mensyaratkan adanya sistem penilaian
yang baik. Penilaian merupakan semua aktivitas yang berkaitan dengan
pemberian atau penentuan nilai suatu objek berdasar hasil pengukuran
mengenai keterampilan dan potensi diri individu atau suatu objek. Guru perlu
memahami konsep-konsep dasar penilaian agar timbul kesadaran tentang
pentingnya peranan sistem penilaian dalam menciptakan pembelajaran
bermutu di tingkat satuan pendidikan. Guru perlu memahami perbedaan
istilah assessment for learning, assessment as learning, dan assessment of
learning. Guru perlu pula memahami prinsip-prinsip penilaian pembelajaran.
Selain itu, agar dapat melakukan penilaian dengan baik, guru juga perlu
memahami prinsip, ranah, teknik, dan bentuk penilaian pembelajaran.
Dalam era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini guru dituntut untuk mampu
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) peserta didik
melalui pembelajaran yang menekankan alih pengetahuan (transfer of
knowledge), berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking), dan
pemecahan masalah (problem solving). Terkait penilaian pembelajaran, guru
harus mampu menyusun soal-soal HOTS. Berkembangnya teknologi internet
memungkinkan guru untuk menggunakan aplikasi tertentu dalam
penyusunan dan penyajian soal-soal HOTS. Semua hal tersebut menjadi pokok
kajian modul ini.
191
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
192
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
193
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
194
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
195
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
196
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
197
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Gambar 20. Hubungan antara dimensi proses berpikir dan level kognitif
(Anderson dan Krathwohl, 2001)
198
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
199
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
200
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
201
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Aktivitas 1
Petunjuk:
a. Bentuklah kelompok beranggotakan 5-8 orang.
b. Bandingkan pengertian istilah assessment for learning, assessment as
learning, dan assessment of learning.
c. Berikan contoh masing-masing istilah tersebut.
d. Tuliskan hasil pekerjaan Saudara pada Lembar Kerja 1.
e. Sajikan hasilnya di depan kelas.
Lembar Kegiatan 1
Tabel 20. Perbedaan Assessment for, as, dan of Learning
No. Assessment for Learning Assessment as Assessment of
Learning Learning
1 Pengertian:
2 Tujuan:
3 Peran Guru:
5 Contoh:
2. Aktivitas 2
Petunjuk:
a. Buatlah draft peta konsep tentang penilaian pembelajaran (lihat Lembar
Kerja 2).
b. Draft peta konsep itu memuat prinsip, ranah, teknik, bentuk, dan
karakteristik soal HOTS.
c. Jika perlu, tambahkan istilah-istilah lain yang berkaitan dengan penilaian
pembelajaran.
202
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
d. Salinlah draft peta konsep itu ke kertas post it dan plano yang tersedia.
e. Tempelkan hasilnya di dinding kelas.
f. Lakukan Windows Shopping untuk membandingkan hasil pekerjaan
kelompok Saudara dengan kelompok lain.
g. Laporkan hasil Windows Shopping kelompok Saudara di depan kelas.
Lembar Kegiatan 2
3. Aktivitas 3
Petunjuk:
a. Cermati contoh-contoh soal USBN yang dibagikan fasilitator.
b. Lakukan telaah soal dengan menggunakan Lembar Kerja 3
c. Simpulkan hasil telaah dengan fokus pada aspek materi, konstruksi, dan
bahasa.
d. Paparkan hasil pekerjaan Saudara di depan kelas.
203
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Lembar Kegiatan 3
Butir
No. Aspek yang ditelaah
Soal
A. Materi
B. Konstruksi
204
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Butir
No. Aspek yang ditelaah
Soal
A. Materi
205
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
4. Aktivitas 4
Petunjuk:
a. Cermati kisi-kisi soal USBN PPKn SMP Tahun 2019.
b. Buatlah 1 paket soal USBN berorientasi HOTS dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) Tiap kelompok membuat 1 paket soal sesuai kisi-kisi USBN 2019.
(2) Tiap paket soal terdiri dari 10 butir soal (8 soal pilihan ganda dan 2
soal uraian).
206
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
(3) Lingkup materi disesuaikan dengan lingkup yang tercantum pada kisi-
kisi USBN 2019.
(4) Level kognitif adalah L3 (Penalaran) atau tingkat kompetensi C4, C5,
dan C6 (Taksonomi Bloom olahan Anderson).
(5) Buatlah kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian dengan menggunakan
format Lembar Kerja 4 Tabel 4.1.
(6) Buatlah kartu soal untuk tiap butir soal dengan menggunakan format
Lembar Kerja 4 Tabel 4.2.
(7) Rakitlah kartu-kartu soal itu menjadi sebuah paket soal USBN.
(8) Lakukan telaah paket soal yang telah dibuat di dalam kelompok
dengan menggunakan format Tabel 3.1 (pilihan ganda) dan Tabel 3.2
(uraian).
c. Setelah selesai, fasilitator akan membagikan file berisi aplikasi
Wondershare Quiz Creator.
d. Fasilitator akan membimbing Saudara dalam menginstal dan
menggunakan aplikasi tersebut.
e. Tuliskan kembali soal-soal USBN yang telah Saudara buat dengan
menggunakan aplikasi Wondershare Quiz Creator.
f. Paparkan hasil kerja kelompok Saudara di depan kelas.
207
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Lembar Kegiatan 4
Tabel 24. Kisi-Kisi Penulisan Soal HOTS Bentuk Pilihan Ganda dan Uraian
Jenis sekolah : …………………........……
Jumlah soal : …………………........……
Mata pelajaran : …………………........……
Bentuk soal : …………………........……
Penyusun : …………………........……
Alokasi waktu : …………………........……
Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor
No. IPK Level
Dasar Pokok Soal Soal Soal
Jenjang : ……………………......
Mata Pelajaran : ……………………......
Kelas/Semester : ……………………......
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator Soal
Level Kognitif
Butir Soal
208
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Jenjang : ……………………......
Mata Pelajaran : ……………………......
Kelas/Semester : ……………………......
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator Soal
Level Kognitif
Butir Soal
No.
Kunci Jawaban/Pedoman Penskoran Skor
Soal
E. PENILAIAN
A. Latihan Soal
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
salah satu pilihan jawaban yang Saudara anggap benar!
209
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
A. pengukuran
B. penilaian
C. evaluasi
D. pengetesan
210
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
211
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
10. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat beragam bentuk
dan level soal seperti bentuk soal benar/salah (true/false), pilihan ganda
(multiple choices), isian singkat/rumpang (fill in the blank), dan
menjodohkan (matching) adalah….
A. Microsoft Word
B. Microsoft Excel
C. Google Chrome
D. Quiz Creator
B. Refleksi
a. Tulislah hal-hal baru yang telah Saudara pelajari dari modul ini!
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
b. Tulislah kesulitan yang Saudara hadapi ketika mempelajari materi modul
ini!
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
212
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
………………………………………………………………………………………………………...
d. Apa yang akan Saudara lakukan untuk mengimplementasikan materi
modul ini dalam kapasitas Saudara sebagai guru PPKn?
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………...
F. REFERENSI
Allen, Mary J. dan Yen, Wendy M. 2001. Introduction to Measurement Theory.
Illinois: Waveland Press,Inc.
Cangelosi, James S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Peserta didik.
Terjemahan Lilian D. Tedjasudhana. Bandung: ITB.
Earl, Lorna dan Katz, Steven. 2006. Rethinking Assessment with Purpose in
Mind. Diunduh dari
http://www.edu.gov.mb.ca/ks4/assess/index.html pada Senin, 7
Oktober 2019.
Earl, Lorna. 2006. Assessment – A Powerful Level for Learning. Brock Education
Vol. 16, No. 1, 2006. Diunduh dari
https://www.researchgate.net/publication/265188352_Assessment_-
213
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Gronlund, N.E. dan Linn, R.L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching.
New York: McMillan Company.
http://repository.uinmalang.ac.id/368/1/Tutorial%20WonderShare%20Qui
z.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309677/pengabdian/modul-
wondershare.pdf
http://www.quiz-creator.com/quiz-maker/
https://www.youtube.com/watch?v=6EJwfMreUtg.
214
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Tim Kemdikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk SMP. Jakarta: Ditjen PSMP
Ditjen Dikdasmen.
215
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 06
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN
216
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 06
A. KOMPETENSI
1. Mengaplikasikan desain pembelajaran
2. Mengembangkan desain pembelajaran
B. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep desain pembelajaran
2. Mengaplikasikan pendekatan saintifik dalam model pembelajaran
3. Mengaplikasikan model-model pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran
4. Menganalisis implementasi model pembelajaran dalam mata pelajaran
5. Mengembangkan langkah-langkah desain pembelajaran
C. URAIAN MATERI
1. Konsep Desain Pembelajaran
Pembelajaran berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Hal tersebut mengandung arti kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan fundamental untuk mencapai tujuan
dalam sebuah proses pendidikan. Untuk itu diperlukan keterampilan
pendidik dalam mengembangkan desain pembelajaran agar dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan dari peserta didik.
Istilah desain secara etimologis dari bahasa inggris “design” yaitu
proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Jika disandingkan
dengan kata “pembelajaran” maka desain pembelajaran berarti proses
yang disusun untuk membantu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Adapun
217
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
2. Pendekatan Saintifik
3. Model-Model pembelajaran
218
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
219
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
220
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
b. Inquiry Learning
Model pembelajaran yang di rancang membawa peserta didik
dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam
setting waktu yang singkat (Joice&Wells,2003). Model pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
221
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
222
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
223
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
224
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
225
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
226
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
KD KETERAMPILAN
227
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
228
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
229
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Lembar Kegiatan 1
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Petunjuk Kerja !
1) Buatlah desain pembelajaran dari salah satu model pembelajaran
yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada salah satu
kompetensi dasar (KD) tertentu di mata pelajaran PPKn ke dalam
format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Format RPP merujuk Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah!
E. PENILAIAN
a. Latihan Soal
Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling tepat dengan memberikan
tanda silang (X) pada salah satu huruf A,B,C, atau D!
1. Perhatikan pernyataan berikut ini !
Pembelajaran merupakan proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik dengan pendidik, peserta
didik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Artinya kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan fundamental untuk mencapai tujuan
dalam sebuah proses pendidikan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh pendidik adalah berikut ini.
A. Pengembangan desain pembelajaran agar dapat mencapai kompetensi
yang diharapkan dari peserta didik.
B. Pengembangan kemampuan bertanya dalam proses pembelajaran agar
mencapai kompetensi yang diharapkan
230
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
231
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
232
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
b. Refleksi
1. Apa yang saudara pahami setelah mempelajari materi
“Pengembangan Desain Pembelajaran ” ?
2. Pengalaman penting apa yang saudara peroleh setelah mempelajari
materi “Pengembangan Desain Pembelajaran ”?
3. Apa manfaat mempelajari “Pengembangan Desain Pembelajaran”?
4. Apa rencana tindak lanjut saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?
F. REFERENSI
233
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
234
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 07
235
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 07
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DAN INTERNET
DALAM PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
1. Mengembangkan infogrsfis dalam pembelajaran
2. Memanfaatkan infografis dalam pembelajaran
B. INDIKATOR
1. Menjelaskan pembuatan infografis untuk pembelajatran
2. Mengaplikasikan Infografis untuk pembelajaran
3. Mengembangkan infografis untuk pembelajaran
C. URAIAN MATERI
1. PENGANTAR & KONSEP INFOGRAFIS
A. Pengantar
Era keterbukaan informasi yang didukung oleh kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang sangat pesat, mendorong kehidupan
masyarakat pada era banjir informasi. Berbagai informasi datang dari
beragam media, bahkan datang dengan berbagai konten data dengan
beragam struktur pula. Untuk kalangan tertentu, banjir informasi tersebut
justru membingungkan apalagi dengan sajian informasi yang cenderung
naratif dan deskriptif dengan mengandalkan uraian kalimat-kalimat yang
detail. Saat didalam uraian tersebut mengandung unsur angka-angka
statistis, maka akan semakin membuat informasi menjadi semakin rumit
dan sulit dipahami.
236
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
B. Konsep Infografis
1. Pengertian Infografis
Infografis merupakan sebuah konsep umum dalam penyajian informasi
yang penerapannya didasari oleh kreatifitas, daya tarik, ketepatan isi
dengan ilustrasi, kesederhaan, serta mempertimbangkan keefektifan
waktu yang diperlukan pembaca dalam menginterpretasikan informasi
237
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
238
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
239
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
dan ilustrasi. Selain itu, infografis dapat menjadi jeda pada sebuah
rangkaian atau uraian atau narasi penyajian informasi. Setelah dipenuhi
oleh rangkaian kata-kata, pembaca diharapkan bisa jeda dan lega
sejenak ketika mendapati sebuah viusalisasi informasi yang lebih
sederhana. Infografis sangat populer karena mereka membantu orang
untuk menyampaikan sebuah pesan. Diilustrasikan dengan gambar
yang kreatif dan menarik, infografis mendorong lebih menarik
perhatian dan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam era yang sangat
sibuk, komunikasi yang cepat dan efektif tentu saja sangat berguna.
240
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
yaitu informasi sampai pada audiens serta dapat dipahami dan diingat
dengan mudah. Mengadaptasi dari langkah membuat infografis yang
dikemukakan oleh Danu Widhiyatmoko dkk (Widhyatmoko et al., 2015, p.
35), maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui, seperti digambarkan
sebagai berikut.
B. Referensi
Pada tahap ini, perancang infografis mengumpulkan sebanyak mungkin
data yang diperlukan dari referensi-referensi yang dapat dipercaya
kebenarannya dan keaktualannya (up to date). Selain referensi untuk
keperluan informasi, perlu disiapkan pula referensi terkait visual yang
241
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
akan mendukung isi infografis, misal gambar-gambar atau grafik dan tabel
yang akan digunakan untuk mengisi infografis. Referensi-referensi
tersebut menjadi penting bagi sebuah infografis, agar informasi yang
disampaikannya jelas sumbernya sehingga dipercaya oleh audiens.
Sumber informasi yang dijadikan referensi perlu dicantumkan sebagai
salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari sebuah infografis.
C. Sketsa
Pada tahap ini, perancang infografis mulai membuat sketsa dari infografis
yang akan disusun. Sketsa dalam penyusunan sebuah infografis dapat
membantu dalam memberikan penekanan pada informasi yang penting
dan perlu highlight (Pang dkk., 2018, p. 27). Selain itu dengan membuat
infografis terlebih dahulu, jalan cerita, layout dan penempatan masing-
masing komponen infografis dapat tergambar jelas. Selain itu data dan
visual yang akan masuk dalam infografis juga akan mulai nampak. Dengan
demikian sketsa yang disusun akan membantu saat mendesain infografis
yang sesungguhnya.
D. Desain
Setelah memiliki sketsa, perancang infografis mulai menyusun desain
infografis yang sesungguhnya. Pada tahap ini dapat dimulai dari:
1) Menentukan desain tata letak (layout) yang sesuai dengan sketsa yang
telah ditentukan sebelumnya. Terdapat beberapa 9 pilihan yang dapat
menjadi rujukan ketika menentukan layout infografis (Pang dkk., 2018,
pp. 32–34), antara lain:
242
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
243
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
244
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
245
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
246
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
247
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
icons
Ilustrasi
248
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
3. JENIS-JENIS INFOGRAFIS
Berkembangnya pembuatan dan pemanfaatan infografis mendorong pada
beragamnya jenis infografis yang ada saat ini. Berdasarkan formatnya, ada
tiga jenis infografis (Yudhanto, 2007, p. 3), yaitu:
A. Infografis Statis, Infografis dalam bentuk gambar yang tidak
bergerak. Pada umumnya infografis yang beredar di masyarakat
memiliki konten yang statis ini, berupa gambar, grafik dan teks
yang statis. Mulai dari ukuran yang kecil sampai pada ukuran besar
seperti baliho. Contoh:
249
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
250
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=E7H4V-0Xivw
Gambar 34. Contoh Infografis Animasi
Pada contoh di atas, sekian banyak halaman infografis-infografis yang
menggambarkan tentang jumlah uang yang di korupsi, kemudian
menjadi satu rangkaian animasi infografis tentang fakta menarik
korupsi di Indonesia yang ditayangkan oleh salah satu TV news.
C. Infografis Interaktif, infografis yang ditampilkan pada website dan
pengguna dapat berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan
melalui user interface yang telah didesain. Dengan infografis interaktif
pengguna dapat sesuai keinginan mengeksplorasi informasi yang
ingin didapatkan. Sebagai contoh adalah infografis yang
dipublikasikan melalui website http://houseofinfographics.com. Pada
251
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Sumber: http://houseofinfographics.com/infografis_hantu/
Gambar 35. Contoh Infografis Interaktif
Sementara itu, berdasarkan isi atau kontennya, infografis dapat
dikategorikan menjadi 3 jenis pula (Widhyatmoko et al., 2015, p. 15),
yaitu:
A. Infografis Statistik, yakni infografis yang isinya menginformasikan
data-data statistik dalam bentuk angka-angka yang dikombinasikan
Grafik, diagram, tabel dan daftar urut.
Sumber: https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Statistik%20APJII.jpeg
Gambar 36. Contoh Infografis Statistik
252
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Sumber: http://webinfonet.net/wp-content/uploads/2017/10/history-of-computrer
storage_54f7f73e894ea_w1500.jpg
Gambar 37. Contoh Infografis Garis Waktu
253
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Sumber: https://cdn.tmpo.co/flash/data/flashgrafis/1599/Cara-Coblos.jpg
Gambar 38. Contoh Infografis Proses
D. Lokasi/Letak/Geografis
Peta merupakan bentuk paling tradisional dari infografis berjenis
geografis ini. Infografis jenis ini merupakan infografis yang paling
umum ditemukan di banyak tempat mulai dari peta sekolah hingga
tampilan mikrokosmos yang rumit.
254
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Sumber: https://pict.sindonews.net/infografis/slider/2019/12/348/jalur-
moda-raya-terpadu-mrt-akan-melayani-hingga-ke-tangsel-cvo.jpg
255
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
4. ANATOMI INFOGRAFIS
Sebuah infografis memiliki beberapa komponen (elemen) atau sering
dikenal pula dengan anatomi infografis. Secara sederhana, Mark Smiciklas
menjelaskan bahwa sebuah infografis terdiri dari information dan graphic
design. Dijelaskkannya bahwa “Infographics combine data with design to
enable visual learning. This communication process helps deliver complex
information in a way that is more quickly and easily understood” (Smiciklas,
2012, p. 4). Jadi infografis merupakan gabungan antara data dengan desain
untuk memungkinkan pembelajaran secara visual. Proses komunikasi ini
membantu menyampaikan informasi yang rumit dengan cara yang lebih
cepat dan mudah dipahami. Hal ini ia gambarkan dalam bagan anatomi
infografis ebagai berikut:
256
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
B. Konten
Konten infografik dapat dibagi dalam tiga segmen, yaitu pengantar, konten
utama, dan kesimpulan. Bagian pendahuluan diperlukan untuk
memperkenalkan pembaca pada topik infografik. Bagian ini biasanya
terdiri atas kombinasi judul dan teks atau paragraf singkat. Bagian
pengantar bisa juga menca kup beberapa visualisasi data yang membantu
pemahaman dasar. Bagian konten utama untuk infografik adalah sesuatu
yang harus diperhatikan oleh pembaca dan harus berisi informasi baru.
257
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Pada bagian ini, biasanya didominasi oleh bagian visual infografik. Bagian
terakhir dari konten adalah sebuah kesimpulan, dan desain infografik
harus mengarahkan pembaca ke akhir tampulan dan membungkus semua
pesan yang disampaikan.
C. Pengetahuan
Bagian pengatahuan pada infografik berfungsi untuk menunjukkan fakta
dan deduksi dari konten. Menyoroti konten yang relevan untuk
memancing deduksi dengan mudah adalah sebuah seni tersendiri. Jika
infografik bersifat konsentris, memiliki konten yang paling penting baik
secara visual maupun faktual menjadi nilai plus jika ditempatkan di
tengah.
Sementara itu, dalam buku Kiat Bikin Infografis Keren & Berkualitas Baik,
Kementerian Komunikasi & Informasi menguraikan elemen-elemen
infografis sebagai berikut (Pang dkk., 2018, p. 9):
Ilustrasi &
Voiceover
Gambar
Animasi & Efek
Warna
Visual
Tipografi Transisi
258
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Sumber:http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/e-
Aspirasi/Orientasi%20pengelola%20web/8-Infografis-data-kesehatan.pdf
Gambar 43. Anatomi lengkap dari sebuah infografis
5. STANDAR & KRITERIA INFOGRAFIS
259
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
260
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
261
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
5. Keterbacaan (Readability)
Infografis dirancang dan disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca
dan dipahami. Untuk itu perlu memperhatikan aspek keterbacaan dari
teks yang ada, sehingga informasi mudah dibaca, dipahami dan diingat
audiens. Untuk itu perlu memperhatikan: a) Teks tidak terlalu panjang,
terlebih apabila diterapkan pada infografis dinamis karena
keterbatasan waktu baca, b) Ukuran font tidak terlalu kecil sehingga
susah dibaca (9 poin minimal), c) Menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, d) Jarak antar font ideal (tidak terlalu rapat).
6. Unsur persuasi
Infografis dirancang dan disusun sedemikian rupa agar memiliki unsur
persuasi. Untuk itu perlu memperhatikan: a) Judul dan isi
menggunakan kata dan kalimat yang sederhana namun mampu
mempersuasi audiens, b) Judul mengarahkan kepada pemahaman yang
tepat dan menggambarkan pokok atau inti pesan dari keseluruhan isi
262
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
7. Lugas (Simplicity)
Infografis dirancang dan disusun sedemikian rupa agar memiliki
kelugasan sehingga mudah diterima audiens. Untuk itu perlu
memperhatikan hal berikut ini: a) Judul menggunakan kata dan kalimat
lugas, tegas, pendek namun menarik, agar menarik fokus perhatian
audiens dan mudah memahami arti/makna judul tersebut. b) isi
infografis memuat kata dan kalimat yang lugas, tegas, familiar & to the
point sehingga mempermudah dalam mengarahkan audiens pada
persuasi yang dituju, c) Memiliki alur yang tidak rancu atau urut sesuai
dengan alur paparan, d) Memiliki satu ide sentral yang menjadi fokus
dan e) Tidak menimbulkan bias, ambigu dan kesalahpahaman.
263
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
264
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
sebuah infografis agar menjadi produk infografis yang baik (Pang dkk.,
2018, pp. 9–14). Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut.
A. Elemen Infografis Statis
1. Judul
Sebagai salah satu elemen utama, judul infografis memenuhi kriteria
berikut:
Direkomendasikan menggunakan maksimal 5 kata
Memiliki judul yang menarik perhatian
Mewakili isi keseluruhan atau mengajak (persuasi) untuk
membaca lebih lanjut data atau konten yang disajikan
Menggunakan kalimat aktif
265
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
5. Warna
Penggunaan warna dalam infografis memenuhi kriteria berikut:
Menerapkan psikologi warna yang dipakai dan kesesuaian dengan
topik
Warna teks dan warna background memiliki kontras yang nyaman
dibaca. Jangan gunakan warna merah terang dengan teks kuning
menyala karena akan susah dibaca. Gunakan paduan warna pastel
agar lebih nyaman di mata.
Penggunaan palet warna yang mudah diserap mata, tidak
menyilaukan
Kesesuaian dengan brand guideline
Penggunaan warna sesuai identitas objek
Penggunaan gradasi untuk menunjukkan kepadatan objek statistik
Paduan warna yang konsisten pada satu desain
Familiaritas warna
266
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
6. Tipografi
Penggunaan tipografi untuk infografis memenuhi kriteria
Pemilihan font judul dan subjudul yang sesuai dengan mood atau
gaya infografis yang sedang dikerjakan
Judul direkomendasikan menggunakan font bertipe Display
Teks direkomendasikan font bertipe Sans-serif dan ukuran minimal 20
poin pada dokumen @300dpi (dot per inch).
Direkomendasikan menggunakan dua jenis font yang berbeda.
Maksimal 3 jenis font. Misalnya font berjenis Display untuk judul dan
font berjenis Sans-serif untuk teks isi.
Buatlah palet font (warna, ukuran, ketebalan) untuk satu infografis
yang meliputi font untuk judul utama, subjudul, judul blok, deskripsi
dan teks body
Pastikan jarak antar huruf tidak terlalu renggang atau terlalu rapat
Pastikan jarak antar baris rapi dan mudah dibaca
267
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
A. Canva
Menggunakan Canva Infographic Maker ini tidak hanya mudah tapi juga
dengan hasil yang memuaskan karena aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang
lengkap. Didalamnya terdapat berbagai variasi template yang dapat
dipilih sehingga pengguna tidak perlu bingung lagi dalam menentukan
ukuran grafis. Pilihan yang beragam juga tersedia untuk berbagai elemen
desain, images, fonts dan icons yang semakin mempermudah
penggunaannya. Aplikasi gratis untuk membuat infografis ini dapat
digunakan baik melalui browser atau dengan mendownload aplikasinya
untuk mobile device. Namun demikian, versi gratis dari aplikasi ini
tentunya memiliki keterbatasan fitur dan bagi yang ingin mendapatkan
fitur yang lengkap harus menjadi pro-member.
268
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
269
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
B. Infogram
Membuat infografis dengan bantuan aplikasi Infogram sangatlah mudah
dan membantu para penggunanya. Pengguna hanya perlu mengupload data
mentah ke website Infogram. Setelah itu tunggu selama beberapa menit dan
aplikasi akan menampilkan data mentah dalam bentuk infografis yang
sesuai dengan data. Infogram merupakan aplikasi gratis untuk membuat
infografis.
Langkah penggunaan aplikasi ini adalah:
1. Buka https://infogram.com/ sampai muncul tampilan berikut.
270
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
271
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
C. Venngage
Seperti halnya aplikasi lainnya di atas, Venngage ini dapat membantu dalam
membuat ilustrasi online secara sangat mudah. Berbagai pilihan template
untuk berbagai macam kegunaan seperti membuat poster, laporan,
promosi serta infografis telah tersedia didalamnya. Ditambah lagi dengan
banyaknya pilihan icons, fonts, warna, gaya dan ukuran teks. Pengguna
juga diberi kebebasan untuk memasukkan gambar dan menambahkan
widgets seperti charts dan peta sehingga infografis yang dihasilkan benar-
benar sesuai dengan sketsa dan desain yang diharapkan.
272
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
273
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
274
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Selain tiga aplikasi yang telah dijelaskan di atas, masih banyak lagi
aplikasi-aplikasi lainnnya yang dapat di eksplor di internet guna
membantu dalam menyusun sebuah infografis, diantaranya:
Vizualize
• Piktochart
• Easel.ly
• Visual.ly
• Google Developers
• Timeline JS
• InFoto Free
• Get AboutMe Microsoft
• ChartsBin
• Tableu Public
• Creately
• Gliffy
• Tagxedo
• dll.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Lembar Kegiatan
Pemanfaatan Teknologi dan Internet dalam Pembelajaran
Petunjuk Kerja !
1) Buatlah sebuah infografis dengan menerapkan langkah-langkah
prosedur penyusunannya dengan aplikasi yang telah anda kuasai.
2) Dari hasil infografis yang anda buat, sajikan di depan kelas.
275
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
E. PENILAIAN
1. Visualisasi data atau gagasan untuk menyampaikan informasi yang
sifatnya kompleks kepada audiens dengan cara yang dapat diterima
atau diolah dengan cepat sehingga pada akhirnya dapat dengan mudah
dipahami, merupakan……
A. konsep infografis
B. pengertian infografis
C. manfaat infografis
D. tujuan infografis
276
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
F. REFERENSI
Johnson, Z. (2017). The Rising Power of Visual Content [Infographic].
Retrieved January 13, 2020, from
https://www.business2community.com website:
https://www.business2community.com/infographics/rising-
power-visual-content-infographic-01844827
Kurniasih, N. (2016). Infografis. Prosiding Makalah Seminar Nasional
“Komunikasi, Informasi Dan Perpustakaan Di Era Global,” 456–465.
Miftah, M. N., Rizal, E., & Anwar, R. K. (2016). Pola Literasi Visual
Infografer Dalam Pembuatan Informasi Grafis (Infografis). Jurnal
Kajian Informasi Dan Perpustakaan, 4(1), 87.
https://doi.org/10.24198/jkip.v4i1.11635
Nenden. (2018). INFOGRAFIK: Bukan Sekadar Visualisasi yang Indah (2) |
NENDENSAN. Retrieved January 15, 2020, from
http://nendensan.web.id/ website:
277
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
http://nendensan.web.id/infografis-bukan-sekadar-visualisasi-
yang-indah-2/#more-2538
Pang dkk., E. (2018). Kiat Bikin Infografis Keren Dan Berkualitas Baik.
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia.
Saptodewo, F. (2014). Desain Infografis Sebagai Penyajian Data Menarik.
Jurnal Desain, 1(3), 163–218.
Smiciklas, M. (2012). The Power of Infographics. Indiana: Pearson
Education Limited.
Widhyatmoko, D., Kartika, R., Askaria, A., & Hardiningtyas, E. (2015).
Infografis Untuk Pengajaran Kreatif Dan Efektif. Lokakarya Rabu 7
Oktober 2015 Kampus Anggrek - Binus University. Jakarta: Binus
University.
Yudhanto, Y. (2007). Pengantar Panduan Infografis (Infographics).
Komunitas ELearning IlmuKomputer.Com, 1–5.
278
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
MATERI PP 08
PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR
279
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
MATERI PP 08
PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR
A. KOMPETENSI
1. Melaksanakan praktik pembelajaran (peer teaching) secara efektif.
2) INDIKATOR
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta dapat:
280
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
3) URAIAN MATERI
Membuka Pembelajaran
Ketika mengawali pembelajaran, guru biasanya melakukan
kegiatan seperti mengisi daftar hadir, menertibkan peserta didik, dan
menyuruh mereka untuk menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran.
Kegitan tersebut memang harus dilakukan oleh guru, tetapi belum
dapat dikategorikan sebagai membuka pelajaran. Guru belum secara
langsung mengajak peserta didik untuk memusatkan perhatiannya
pada materi yang akan disajikan dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan.
Membuka pembelajaran adalah kegiatan guru dalam mengawali
pembelajaran untuk menciptakan suasana siap mental, fisik, psikis,
dan emosional peserta didik. Tujuannnya adalah agar peserta didik
dapat memusatkan perhatian mereka pada materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilalui. Aktivitas awal yang dilakukan dan
kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu
keberhasilan jalannya seluruh proses pembelajaran. Ketercapaian
tujuan pembelajaran tergantung pada strategi mengajar guru di awal
pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat
menjadi tidak berguna jika guru tidak berhasil memfokuskan
perhatian dan minat peserta didik pada pelajaran. Menurut Helmiati
(2013: 43-49), hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara-cara
sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian dan membangkitkan minat peserta didik
Pada detik-detik awal pembelajaran ada banyak hal di luar
ruangan kelas yang masih menarik perhatian peserta didik. Hal
tersebut dapat membuat peserta didik tidak dapat memusatkan
perhatian pada pada materi dan kegiatan pembelajaran. Untuk
281
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
b) Menyampaikan cerita.
f) Mengandaikan persoalan
3) Memberi acuan
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan
secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang
memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas
mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak
ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Untuk itu usaha
yang dapat dilakukan guru adalah:
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan garis besar pembelajaran.
282
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
283
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
284
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
2) Mengevaluasi
285
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
286
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
287
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
d. Mengosongkan papan tulis, tidak ada unsur visual yang dapat dilihat.
288
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
e. Suara kurang keras, hanya terdengar oleh peserta didik yang berada
di sekitar guru, peserta didik yang duduk di belakang tidak dapat
mendengar suara guru.
3. Keterampilan Bertanya
289
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
290
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
2) Pemberian acuan
5) Penyebaran pertanyaan
7) Pemberian tuntunan
291
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Selain hal-hal di atas, satu hal yang perlu diperhatikan guru ialah
kemampuannya menyediakan kondisi yang memungkinkan
terciptanya iklim dan suasana yang kondusif, dengan cara sebagai
berikut:
a) Menghargai peserta didik sebagai insan pribadi dan insan sosial
yang memiliki hakikat dan harga diri sebagai manusia. Karena itu,
pertanyaan sebaiknya disampaikan dengan nada yang enak
didengar dan raut wajah yang manis.
b) Menciptakan iklim hubungan yang intim dan erat antara guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik.
c) Menumbuhkan gairah dan kegembiraan belajar di kalangan
peserta didik
d) Kesediaan dalam membantu peserta didik.
e) Menghentikan aktivitas peserta didik yang bersifat negatif dalam
arti mengganggu berlangsungnya proses belajar mengajar.
Peserta didik yang bermain sendiri atau mengganggu teman yang
292
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
293
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
294
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Peserta didik dapa menjadi bosan jika guru selalu mengajar dengan
cara yang sama. Kebosanan tersebut dapat menurunkan minat peserta
didik terhadap proses pembelajaran. Akibatnya, tujuan pembelajaran
menjadi tidak tercapai secara optimal. Variasi mengajar dapat berwujud
perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja
diciptakan untuk memberi kesan yang unik dan menarik perhatian
peserta didik pada pembelajaran. Mengadakan variasi berarti melakukan
tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak
monoton di dalam pembelajaran sehingga dapat menghilangkan
kebosanan, meningkatkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik, dan
membuat tingkat aktivitas peserta didik menjadi bertambah. Variasi
adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik,
sehingga dalam situasi belajar peserta didik senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Di dalam proses belajar mengajar, variasi ditunjukkan dengan adanya
perubahan dalam gaya mengajar guru, keragaman media yang digunakan,
dan perubahan dalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik. Variasi
lebih bersifat proses daripada produk. Bila tujuan pembelajaran
mencakup berbagai jenjang penguasaan, disarankan untuk memakai
berbagai jenis metode pada setiap penyajian, apalagi bila tingkat
kemampuan peserta didiknya sangat bervariasi.
Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
295
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
296
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
297
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
298
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
299
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
300
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
301
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Penguatan nonverbal
1. Penguatan ini berupa mimik dan gerakan-gerakan badan
(gesture) seperti ekspresi wajah yang manis dan bangga,
senyuman, kerlingan mata, anggukan kepala, acungan jempol,
dan tepukan tangan.
2. Penguatan dengan cara mendekati
302
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
303
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
304
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
D. AKTIVITAS KEGIATAN
1. Lembar Kegiatan 1
305
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
2. Lembar Kegiatan 2
Cermati praktik pembelajaran yang dilakukan salah satu peserta.
Identifikasi kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pembelajaran yang
sedang dipraktikkan peserta tersebut. Catat kekuatan dan kelemahannya.
Berikan masukan untuk memperbaiki kelemahan praktik pembelajaran
tersebut.
Tabel 35. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Peer Teaching
1. Membuka pembelajaran
2. Menjelaskan materi
pembelajaran
3. Bertanya
4. Mengadakan variasi
5. Memberi penguatan
6. Mengelola kelas
7. Menutup pembelajaran
306
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
4) PENILAIAN
Latihan Soal
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang tersedia!
1. Penguasaan materi dan kemampuan mengajar yang tepat sanggup
ditentukan oleh guru apabila ia mengetahui cara-cara dalam ….
A. memberikan materi mata pelajaran
B. menentukan metode yang tepat
C. membuat rincian materi
D. analisis mata pelajaran
2. Manakah kegiatan guru di bawah ini yang tidak termasuk pada kegiatan
awal pembelajaran?
A. selalu menumbuhkan hasrat berguru siswa
B. mengantarkan siswa kepada informasi baru
C. menginformasikan tujuan pembelajaran hari ini
D. menghubungkan materi yang sudah dipelajari dengan materi yang
belum dipelajari
307
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
5) REFERENSI
Usman, Moh. Uzer. 2017. Menjadi Guru Profesional. Cetakan ke-29. Jakarta:
Rosda.
308
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Lampiran
309
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
310
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
311
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
312
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
Komentar/catatan :
…………………………………………………….………………………………………………………….
.................................................................................................................................................. ……
.................................................................................................................................................. ……
.................................................................................................................................................. ……
.................................................................................................................................................. ……
.................................................................................................................................................. ……
.................................................................................................................................................. ……
313
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PPPPTK PKn dan IPS
Kurang (K) 70
314
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Berbasis Kecakapan Abad XXI
PPKn SMP
PENUTUP
315