Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMUNOHEMATOLOGI DAN BANK DARAH


Coomb’s test

Dosen :
N. Ratnaningrum, S.Si, M.Biomed

Oleh :
Andra Sahrul Husna 411119112

D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Imunohematologi: Coomb’s test”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata Imunohematologi dan Bank Darah.
Penulis mengucapkan terimakasih terlebih untuk dosen mata kuliah Imunohematologi dan Bank Darah.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktu mendatang.

Cianjur, 17 Juli 2021

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 1


Daftar Isi ................................................................................................................................................. 2
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ............................................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
Pembahasan ............................................................................................................................................ 5
2. 1 Pengertian Coomb’s Tes........................................................................................................... 5
2. 2 Jenis Test Antibodi ................................................................................................................... 6
2. 3 Reagensia dan Peralatan ........................................................................................................... 6
2. 4 Langkah Kerja ......................................................................................................................... 6
2. 5 Hasil ........................................................................................................................................ 7
2.6 Faktor Kesalahan ......................................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................... 9
Kesimpulan dan Saran ............................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 10
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang menyerang sel darah
merah. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan
zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian memusnahkannya, seperti bakteri dan virus.

Darah manusia mempunyai tanda sendiri (disebut antigen) pada permukaan sel darah merah. Dalam
proses transfusi darah, darah yang ditransfusikan harus cocok dengan tipe darah si penerima. Itu berarti
darah yang ditransfusikan harus memiliki antigen yang sama seperti sel darah merah pasien. Jika
dilakukan transfusi darah dengan antigen yang berbeda (darah yang tidak cocok), maka sistem kekebalan
tubuh akan menghancurkan sel-sel darah yang ditransfusikan. Ini disebut reaksi transfusi dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau bahkan kematian. Inilah sebabnya mengapa pencocokan
golongan darah sangat penting.

1.2. Rumusan Masalah

- Apakah pengertian dari Coomb’s Test


- Apa saja jenis Test antibody
- Reagen dan peralatan apa yang diperlukan dalam pemeriksaan ini
- Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Coomb’s Test
- Bagaimanakah interpretasi hasilnya
- Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh

1.3. Tujuan Penulisan

Mengetahui secara detail fungsi dan cara pemeriksaan Coomb’s Test secara benar
BAB II
Pembahasan

2. 1 Pengertian Coomb’s Tes

Pemeriksaan Coomb’st test adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibody
pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam serum. Anti body ini menyelimuti permukaan sel
eritrosit yang meyebabkan umur eritrosit menjadi lebih pendek dan sering menyebabkan reaksi
inkompetibel pada transfuse darah. Normalnya, antibodi akan mengikat benda asing seperti bakteri dan
virus dan menghancurkannya sehingga menyebabkan destruksieritrosit (hemolisis)

Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan pembentukan antibodi antara lain :

1. Reaksi transfuse

Darah manusia digolongkan berdasarkan penanda tertentu (yang disebut antigen) pada permukaan
eritrosit. Untuk transfuse diperlukan tipe darah yang sama berdasarkanantigennya. Jika antigen yang
diberikan berbeda maka sistem imun akan menghancurkandarah yang ditransfusikan. Ini dinamakan
reaksi transfuse yang dapat menyebabkan penyakitserius bahkan kematian

2. Sensitisasi Rh

Faktor Rhesus (Rh) merupakan suatu antigen. Jika seorang ibu hamil dengan golongan darahRh
negatif dan bayi yang dikandungnya RH positif maka akan terjadi sensitisasi Rh. Bayinyamungkin
memiliki Rh positif dari ayahnya. Sensitisasi Rh terjadi bila darah janin bercampur dengan darah ibu
selama kehamilan atau persalinan. Ini menyebabkan sistem imun ibumembentuk antibodi untuk melawan
sel darah janin pada kehamilan selanjutnya. Responantibodi ini dinamakan sensitisasi Rh dan bila ini
terjadi, dapat menghancurkan sel adarhmerah janin sebelum atau setelah dia lahir. Jika sensitisasi terjadi,
janin atau bayi baru lahir dapat berkembang menjadi masalah ringan hingga berat (dinamakan penyakit
Rh atauerythroblastosis fetalis).

Dalam kasus yang jarang, jika penyakit Rh tidak ditangani, janin atau bayi baru lahir akan mengalami
kematian. Wanita dengan Rh negatif bisa mendapatkanimmunoglobulin Rh (misalnya RhoGAM) yang
hampir selalu menghentikan kejadiansensitisasi. Masalah sensitisasi Rh menjadi sangat jarang sejak
dikembangkannyaimmunoglobulin Rh.

3. Anemia hemolitik autoimun

Jenis anemia hemolitik yang dinamakan anemia hemolitik autoimun merupakan penyakityang jarang
yang disebabkan oleh pembentukan antibodi yang melawan eritrositnya sendiri
2. 2 Jenis Test Antibodi

 Direct Coombs’ test (langsung) :

Pemeriksaan dilakukan pada sel darah merah, juga dapat dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan
darah Rh+ yang ibunya memiliki Rh-. Hasil pengujianakan menunjukkan apakah darah ibu telah
membuat antibodi dan apakah antibodi tersebut telah pindah kepada bayi melalui plasenta.

 Indirect Coombs’ test (tidak langsung) :

Pemeriksaan dilakukan pada serum darah, umumnya dilakukan sebelum transfusi darah dan dapat juga
untuk menentukan titer antibodi Rh+ pada darah seorang wanita Rh-.

2. 3 Reagensia dan Peralatan

1. Sel golongan darah O normal 2-5 %


2. Coomb’s control cell positif (CCCP)
3. Bovin albumin 22% (BA)
4. 4. Coomb’s Serum ( AHG) yaitu anti human globulin antibody yang dihasilkan oleh
binatang yang disuntikkan serum atau protein manusia untuk mendeteksi Ab yang melekat pada
permukaan eritrosit dan menyingkirkan Ab lain yang tidak diinginkan.
5. Saline
6. Incubator (waterbath 0 suhu 37 0 c)
7. Centrifuge
8. Mikroskop
9. TimerR
10. Rak tabung
11. Tabung reaksi ukuran 12 x75 mm
12. Pipet tetes
13. Botol semprot
14. Slide test
15. Beaker glass
16. Wadah limbah

2. 4 Langkah Kerja

1. Aglutinasi Langsung (direct Coomb’s test)

 Siapkan alat dan bahan


 Tambahkan 2 tetes suspense eritrosit 2-5 % ke dalam tabung I dan II
 Cuci suspense eritrosit 2-5 % 3-4 kali dengan saline
 Tambahkan kedalam sedimen sel ( tabung I 2 tetes AHG dan tabung II, 2 tetes saline sebagai
negative control)
 Putar 1000 rpm selama 1 menit atau 3500 rpm selam 15 detik
 Amati ada tidaknya aglutinasi
apabila negative tambahkan 1 tetes cccp dan diputar kembali selama 1 menit kecepatan 1000 rpm
apabila positif berarti pekerjaan benar dan apabila negative pemeriksaan harus diulang kembali.
2. Aglutinasi Tidak Langsung

 Masukkan 2 tetes serum atau plasma yang akan dipriksa ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 1 tetes suspense eritrosit 2-5 % kedalam tabung tersebu
 Inkubasi pada suhu 370 C selam 15-60 menit
 Tambahkan BA 22% kemudian diputar 1 menit pada 1000 rpm dan baca hasil reaksinya. Setelah
itu inkubasi selam 15 menit
 Cuci suspense eritrosit 2- 5% 3-4 x dengan salin. Salin pencucian terakhir dibuang sebanyak-
banyaknya untuk mencegah pengenceran serum coomb’s
 Kemudian tambahkan 2 tetes serum coomb’s dan kemudianputar selam 1 menit 1000 rp
 Baca hasil reaksinya
apabila hasil negative tambahkan 1 tetes CCCP dan diputar kembali 1000 rpm selam 1 menit
apabila positif berarti pekerjaan benar dan apabila negative pemeriksaan harus diulang kembali

2. 5 Hasil

a. Normal

· Tidak ditemukan antibodi (hasil test negative) Direct Coombs’ Test negatif berarti tidak ada
antibodi dalam sel darah merah
· Indirect Coombs’ Test negatif berarti darah pendonor dan darah penerima kompatibel (cocok)
· Indirect Coombs’ Test negatif pada wanita Rh- yang hamil berarti tidak ada antibodi anti Rh+
dalam darah dan belum terjadi sensitisasi

b. Abnormal

· Direct Coombs’ Test positif berarti ada antibodi yang akan melawan dan menghancurkan sel
darah merah. Hal ini dapat disebabkan oleh transfusi darah yang tidak cocok atau penyakit
anemia hemolitik
· Indirect Coombs’ Test positif berarti darah pendonor tidak cocok dengan darah si penerima
· Indirect Coombs’ Test positif pada wanita Rh- yang hamil atau berencana untuk hamil berarti
dia memiliki antibodi terhadap darah Rh+ (sensitisasi Rh). Saat awal kehamilan jenis darah bayi
akan diperiksa, jika darah bayi Rh+ maka ibu harus mendapat pengawasan ketat selama
kehamilan untuk mencegah masalah dengan sel darah merah bayi. Jika sensitisasi belum terjadi
maka dapat dicegah dengan suntikan Immunoglobulin anti RhD

2.6 Faktor Kesalahan


HASIL NEGATIF PALSU

 Tidak mencuci sdm dengan bersih dan baik, karena globulin yang bebas yang tidak berikatan
dengan sel akan menetralisir AHG.
 Pemeriksaan terganggu atau tertunda.
o Pelaksanaan proses pencucian harus dilakukan secepat mungkin untuk mengurangi
kehilangan Ab yang terlepas dari sel.
o AHG harus ditambahkan segera setelah proses pencucian selesai karena Ab yang telah
mengadakan ikatan akan terlepas kembali
o Setelah AHG ditambahkan harus segera diputar dan dibaca, karena reaksi IgG yang
menyelimuti sdm akan melemah setelah inkubasi.
 Reagen kehilangan reaktivitas yang disebabkan oleh penyimpanan yang tidak baik, kontaminasi
bakteri / serum manusia. Penyimpanan AHG dianjurkan pada 2 – 80 C, jangan dibekukan, bila
warna berubah tidak digunakan lagi. AHG mengalami netralisasi bila terkontaminasi dengan
serum manusia / anti–D sera. Hal ini tidak terlihat dengan mata (makroskopis) tetapi terlihat bila
diperiksa dengan CCC, hasil reaksi yang seharusnya pos menjadi neg.
 Tidak ada AHG pada pemeriksaan, atau lupa menambahkan AHG. Hal ini dapat dicegah dengan
memakai AHG yang berwarna.
 Penggunaan centrifugasi yang tidak baik, centrifugasi yang lambat keadaan menjadi tidak optimal
untuk aglutinasi, sebaliknya centrifugasi yang terlalu kuat memadatkan sel, sehingga sel sukar
untuk terurai.
 Jumlah eritrosit yang ada pada pemeriksaan mempengaruhi reaktivitas. Reaksi yang lemah
karena terlalu banyak eritrosit, sebaliknya eritrosit yang terlalu sedikit menyulitkan pembacaan
aglutinasi dengan baik.
 Reaksi prozone sebagai kemungkinan penyebab pemeriksaan antiglobulin tidak reaktif.

HASIL POSITIF PALSU

o Sdm sudah dicentrifugasi sebelum dilakukan pencucian. Apabila tidak terlihat aglutinasi yang
tampak setelah penambahan AHG dapat disalah interpretasikan pembacaannya sebagai akibat
perselubungan IgG / komplemen. eritrosit penderita cold react auto Ab yang kuat beraglutinasi
pada contoh darah yang disimpan pada suhu kamar atau dibawah suhu kamar.
o Tabulasi gelas yang tidak bersih terkontaminasi dengan debu, detergent / material lain yang
menyebabkan sdm menggumpal / aggregasi.
o Over centrifugation dapat memadatkan eritrosir yaitu agregasi disalah artikan dengan aglutinasi.
o Reagen yang dibuat tidak baik dan dapat mengandung Ab yang mengakibatkan aglutinasi pada
sel yang tidak diselubungi. Enzyme treated red blood cells dapat meningkatkan reaktivitas dengan
antispecies Ab dan dapat bereaksi langsung dengan reag AHG yang mengandung kontaminasi
aktivitas.
BAB III
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang menyerang sel
darah merah. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang berfungsi
untuk melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian memusnahkannya,
seperti bakteri dan virus.
Pemeriksaan Coomb’st test adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
antibody pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam serum. Anti body ini menyelimuti
permukaan sel eritrosit yang meyebabkan umur eritrosit menjadi lebih pendek dan sering
menyebabkan reaksi inkompetibel pada transfuse darah. Normalnya, antibodi akan mengikat
benda asing seperti bakteri dan virus dan menghancurkannya sehingga menyebabkan
destruksieritrosit (hemolisis)

3.2 Saran

Dalam melakukan pemeriksaan Coomb’s Test perlu memperhatikan factor factor yang
ada supaha hasil yang didapat bukanlah Positif palsu ataupun Negatif palsu. Akan tetapi sesuai
dengam keadaan yang sebenarnya.
Daftar Pustaka

Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi. 4th ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 2006 : 11- 51.300.

Kumpulan Prosedur Kerja Standar PraktikumSerologi Golongan Darah.


Jakarta.UnitTransfusi Darah Palang Merah Indonesia.

Palang Merah Indonesia. Pedoman PelayananTransfusi Darah.Kegiatan Transfusi


Darah,Penanganan Donor dan Kepuasan Pelanggan. Unit Transfusi Darah Palah MerahIndonesia
Pusat. Jakarta. 2007

Supandiman I. Hematologi Klinik. Alumni. Bukit Pakar Timur. Bandung. 1997:208.

Rustam M. Almanak Transfusi Darah. “Karena Darah Anda, Aku Selamat”. Lembaga Pusat
Transfusi Darah Indonesia. Jakarta. 1978: 65-88.

Anda mungkin juga menyukai