4232 ID Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Suatu Perspektif
4232 ID Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Suatu Perspektif
I September 2000 : 37 - 45 1
Abstract
Indonesia today is having a very big problem of drugs abuse. The problem
encountered in this paper is, in fact, no longer our contemporary problem since this has
existed centuries ago. Thousands of young people, especially students of junior and
senior high school would have been the potential target of this problem. According to
law perspective, it is realised that there are two regulations concerning the problem, ie.
the Law number 22 of 1997 and the Law number 5 of 1997 . Unfortunately , those two
regulation could not be enforced efectively as there is no strong political will given by
the govenrment. Generally speaking, lacking of seriousness amongst law enforcement
officers would also be a critical factor in combating drug abuse.
bulan dan terdiri dari candu, morfin, kokain, (Chattarjee, 1981 :3-4).
heroin, hashish, dan ganja. Sementara itu, Dalam penelitian-penelitiannya,
daerah pemasaran terbesar adalah Jakarta, Blum and Associated, Chopra, Chronicler
Bali , Surabaya maupun sejumlah kota besar Santillan, Vceroy Francisco de Toledo serta
lainnya di Indonesia. Kritikos dan Papandaki mengungkapkan
Dari uraian di atas, timbul bahwa narkoba telah digunakan dalam
pertanyaan sebagai berikut: Mengapa kehidupan sosial serta pengobatan berabad-
penggunaan narkoba dapat terjadi? Apakah abad lalu di Peru, Yunani hingga negeri-
berkaitan dengan kenakalan anak? negeri jajahan di Asia maupun Afrika serta
Bagaimana menjawab per- masalahan di Amerika (Chattarjee, Ibid ). Satu yang
atas. penting dicatat bahwa, sejak lama, sejarah
obat-obatan tadi berkaitan erat dengan
Problema Lama penyalahgunaan.
Jika penggunaan narkoba, se- perti
Kita tak perlu kaget jika masalah sedikit diuraikan di atas, telah berlangsung
narkoba kini menjadi problem dunia dan sejak lama, maka upaya berbagai bangsa
menjadi musuh bersama tiap bangsa. untuk menang- gulanginya sebenarnya juga
Peningkatan jumlah produksi dan distribusi sudah berlangsung lama. Barangkali aksi
narkoba di seluruh dunia dewasa ini internasional paling awal untuk mengontrol
sangatlah mencemaskan. Sebenarnya penggunaan narkoba (seperti opium) adalah
problem ini bukanlah problem kontemporer. Konferensi Shanghai tahun 1909 yang
Penggunaan narkoba bisa dikatakan sudah dikenal sebagai “The Shanghay Opium
berabad- abad dilakukan dalam berbagai Conference.”
kegiatan manusia. Tujuan dari “The Shanghay
Bukti-bukti arkeologis dari Siprus, Commission”, sebagai salahsatu hasil
Kreta dan Yunani mem- perlihatkan, bahwa konferensi tersebut, pada saat itu adalah
salah satu jenis narkoba yaitu Opium untuk menghentikan konsumsi opium. Di
kemungkinan besar telah digunakan untuk samping itu bisa dicatat pula konferensi
upacara ritual sekitar tahun 2000 sebelum internasional pertama yang diadakan untuk
Masehi. Penggunaannya dalam bidang menekan penyalah- gunaan opium dan zat-
pengobatan juga sudah sejak lama zat lainnya yang berkaitan, yaitu “The
digunakan. Hague Opium Convention of 1912”.
Menurut McKinlay dan Piggott, Sejak itu sangat banyak pertemuan-
narkoba (drugs) juga diketahui digunakan pertemuan internasional untuk
untuk tujuan sosial seperti upacara menanggulangi masalah ini. Pada masa kini,
seremonial atau dalam pertemuan- pembicaraan mengenai money laundering,
pertemuan misalnya, juga menjadi isu penting
mengingat adanya kaitan yang erat antara
perdagangan narkoba diseluruh dunia dan
pencucian uang hasil perdagangan tersebut.
Tinjauan Yuridis
termasuk para ustadz, pengurus masjid, menjadi persoalan besar, untuk bisa
pemuda dari Karang Taruna, dan ibu- ibu memahami keadilan masyarakat dan
PKK sepakat untuk memberantas narkoba di keadilan hukum, karena para pengedar dan
wilayah mereka denga ramai-ramai turun pemakai narkoba itu seakan tak tersentuh
merazia rumah yang dicurigai. Hasilnya, di hukum. Sedangkan usaha masyarakat tadi
sekitar kampus Trisakti langsung tertangkap sudah melalui proses dan pengamatan yang
tujuh mahasiswa yang diduga sebagai panjang.
pengguna narkoba. Juga di perkam- pungan Fenomena pengedaran narkoba saat
yang terletak persis di belakang kampus juga ini dilakukan secara terorganisir dan
tertangkap enam peng- guna narkoba. profesional. Jaringan peredarannya sudah
Sepekan kemudian dilanjutkan aksi merasuk ke sekitar sekolah, bahkan ke
razia kedua, dengan pola warga melakukan dalam ruang-ruang kelas . Di dalam sekolah
koordinasi dan evaluasi dengan polisi. disebarkan kaki tangan pengedar dan bandar
Dibahas buruk-baiknya pelaksanan razia di kalangan siswa sekolah itu sendiri. Ciri-
serta hal-hal apa saja yang masih perlu cirinya kurang berminat sekolah (malas,
ditingkatkan. kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah),
Pada rapat evaluasi terakhir, warga dan sering mengeluh bermasalah degan
mempertanyakan ihwal dilepas- kannya dua guru, orangtua maupun teman sebaya. Ciri
tersangka dari 20 orang yang ditangkap pada lainnya siswa yang kurang percaya diri, atau
razia kedua tersebut. Namun jawaban polisi terlalu percaya diri dan berani tambil
sangat mengecewakan. Dijawab bahwa berbeda dari yang lain, mudah bosan dan
polisi tidak ditemukan cukup bukti, dan suka melakukan kegiatan beresiko tinggi ,
akibatnya tak bisa menahan mereka. dan diketahui mudah mendapatkan uang.
Masyarakat sangat menyayangkan, Selain siswa, situasi sekolah juga
mengingat mereka tahu betul aktifitas kedua mendorong maraknya penggunaan narkoba.
orang tadi sehari-hari sering terlibat dalam Misalnya, kurangnya kontrol guru/petugas
urusan narkoba. Ini keamanan sekolah pada tempat-tempat
tersembunyi di ling- kungan sekolah, saat
istirahat, jam belajar dan setelah sekolah.
Juga banyaknya warung di sekitar sekolah
yang dapat dijadikan tempat transaksi.
Disamping itu, penerapan sanksi
yang kurang konsekuen terhadap
pelanggaran peraturan sekolah. Sekolah
dijadikan tempat “tongkrongan” alumni
pengguna narkoba, serta kurangnya
pemahaman guru, siswa, petugas sekolah,
orangtua siswa mengenai bahaya
penyalahgunaan narkoba.
Sedangkan kondisi sekolah yang
secara tidak langsung berhubungan dengan
penggunaan narkoba, keter- libatan orang
tua adalah dalam hal menyimak antara lain
karena peraturan sekolah yang terlalu keras
atau terlalu lunak, komunikasi yang kurang
lancar antara guru ,kepala sekolah, siswa
dan
orangtua. upaya dari pihak eksternal yang secara
Direktur Kemahasiswaan Depdik- nas, sengaja dan sistematis serta terorganisasi
Sudharmadi, mengungkapkan jumlah ingin menghancurkan generasi muda
pengguna narkoba di kalangan pelajar dan Indonesia, dengan pembodohan global dari
mahasiswa sudah melebihi ambang batas, bisnis internasional agar terjadi lost
atau sekitar 10 kali lebih besar dari yang generation.
dipersyaratkan organisasi kesehatan dunia Perkembangan selanjutnya dari potret
PBB, WHO. Ia mensinyalir adanya upaya– kontrol sosial yang lemah di masyarakat
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. I September 2000 : 37 - 45 6
adalah masih kurangnya sisi bagi anak untuk membentuk ego berupa
profesionalisme dan moralitas alat penegak kepercayan diri dan citra diri yang baik.
hukum yang melindungi masyarakat. Hal ini Sementara hal itu dibutuhkan dimana bila
diperparah lagi dengan kondisi komponen- kekuatan ego ini terbentuk sejak usia balita,
komponen lain. Pakar kriminologi, Reiss, anak akan tumbuh sebagai pribadi yang
menge- mukakan bahwa ada tiga tidak mudah putus asa, tidak mudah ikut-
komponen dari kontrol sosial dalam ikutan dan sanggup menolak pengaruh
menjelaskan kenakalan anak/remaja. Ketiga negatif dari ling- kungannya.
komponen tersebut adalah : Kondisi anak-anak korban
1. Kurangnya kontrol internal yang wajar perceraian, menurut psikolog Amerika
selama masa anak-anak Serikat, Judith Wallerlog, dalam bukunya
2. Hilangnya kontrol tersebut Second Chances: Men, Women and
3. Tidak adanya norma-norma sosial atau Children a Decade after Divorce, juga
konflik antar norma-norma dimaksud akan menimbulkan perma- salahan kurang
(dengan sekolah, orangtua, atau percaya diri, kurang sukses di pendidikan
lingkungan dekat) atau pegaulan, pemarah, suka mencela diri
Menurut dr. Dwijo Saputro, sendiri, selalu menyembunyikan
psikiater anak dan remaja dari RS Graha perasaannya serta mudah frustrasi.
Medika Jakarta, kondisi kesalahan pola asuh Keberatan beban karena terpaksa memikul
pada anak sangat berpengaruh besar pada beban orang dewasa akibat perceraian tadi
penggunaan narkoba. Kondisi tersebut membuat mereka cenderung lebih mudah
adalah sikap orangtua yang terlalu tergiur iming-iming zat-zat adiktif yang
memanjakan, selalu mengikuti kemauannya dapat melenakannya untuk sementara .
dan tidak memperkenalkan cara mematuhi Selain itu, anak-anak yang
aturan, tidak memupuk ketekunan, tidak orangtuanya otoriter, dingin dan
memupuk kepercayaan diri, dan tidak mengabaikan perkembangan emosi, akan
mengenalkan cara untuk berempati pada cenderung menjadi pribadi yang kejam,
orang lain. Ini merupakan kelemahan ketika besar ketergantungan pada zat adiktif,
memasuki masa rawan di usia remaja. pemurung dan pemarah.
Pola asuh seperti di atas berdampak Dari uraian di atas, komponen-
pada hilangnya kesempatan komponen tersebut sangat mem- pengaruhi
dua macam kontrol, yaitu personal control
dan social control, sebagaimana
dikemukakan oleh Reiss :
a. Personal Control adalah
kemampuan seseorang untuk menahan
diri untuk tidak mencapai kebutuhannya
dengan cara melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat
b. Social Control adalah kemampuan
kelompok-kelompok sosial atau
lembaga-lembaga di masyarakat untuk
melaksanakan norma-norma atau
peraturan menjadi efektif.
Reiss mengajukan tesis bahwa untuk
orang-orang tertentu, melemah- nya
personal dan social control secara relatif
dapat diperhitungkan sebagai
penyebab terbesar delinkuensi. Namun tidak langsung bisa juga muncul karena
dalam banyak kasus, melemahnya personal kurikulum yang tidak menunjang, guru yang
dan social control secara relatif selayaknya tidak memberikan perhatian dan kebijakan
diperhitungkan sebagai penyebab sekolah yang tidak adil (Stevenson dan
delinkuensi. Kondisi anak murid yang drop- Ellsworth:260).
out dari sekolah juga memicu timbulnya Penunjang lain dari delikuensi akibat
delinkuensi. Selain itu, delinkuensi secara drop out adalah : (David Musick,1995 ;
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. I September 2000 : 37 - 45 7
Penutup
Daftar Pustaka
Sudarto
1980 Pembaruan Hukum Pidana di
Indonesia, Jakarta: BPHN
Atmasasmita, Romly
1992 Teori dan Kapita Selekta
Kriminologi. Jakarta: Eresco.
Haskell, Martin R.
1974 Criminology: Crime and
Criminality. USA : Rand McNally
College Publisher.
Musick, David
1995 An Introduction to the
Sociology of Juvenile
Delinquency. NY: University of
NY Press.
Zingraff, Matthew T.
1993 Child Maltreatment and
Youthful Problem Behavior.
Washington : American Society of
Criminology.