UNDATA PALU
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
HERIANTI
ELIS DIYANTI
DESI TRI UTAMI
I KETUT SUANTRA
SELVIDA BETARIA MASUKU
A. LATAR BELAKANG
Usia prasekolah merupakan masa kritis dalam tahap perkembangan. Pada tahap ini
anak telah mampu menggunakan simbol-simbol yaitu menggunakan kata-kata, mengingat
masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi, termasuk kemampuan anak dalam belajar
mengendalikan, memanipulasi lingkungan seperti kemampuan adaptasi terhadap
hospitalisasi yang dipengaruhi oleh lamanya dirawat di rumah sakit, dukungan dan
fasilitas. dari keluarga, pengalaman hospitalisasi sebelumnya, rekreasi dan aktivitas
bermain anak (Rudolp, 2002)
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan
tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang
tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak
atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak membutuhkan lingkungan yang dapat
memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. Anak
sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran, sikap, perasaan dan minat yang
berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi
anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak
ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit. Pemberian terapi
bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak
semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam
proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-
hal tersebut diatas, kami melakukan terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang
perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses
penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama di Rumah Sakit
(Elizabeth B Hurlock, 2009).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama
hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya
bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta
perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan (Carson,
dkk, 2012).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang
dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah
kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain
(Elizabeth B Hurlock, 2009).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari terapi bermain ialah untuk mengembangkan aktifitas dan
kreatifitas supaya beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan
pengobatannya. Dengan bermain anak dapat mencapai tugas perkembangannya secara
optimal, sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi sakit (Soetjiningsih,
2015).
b. Tujuan Khusus
Secara teoritis tujuan bermain secara khusus ialah:
a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus pada anak
b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam menunjukkn
gambar.
c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia nya
d. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.
e. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak
tidak kehilangan waktu bermain.
f. Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses
kesembuhan anak.
g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan
h. Membuat suasana gembira dan senang (Wong, 2008)
C. JENIS PERMAINAN
Terapi Bermainn Mewarnai Pada Anak Ussia Prasekolah (4-5 Tahun), dengan tema “Aku
dan buah kesekuan”
D. MEDIA
1. Kertas gambar
2. Pensil warna
E. METODE
Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu, dimana sejumlah anak usia
preschool di kumpulkan dalam satu permainan. Namun di dalam permainan ini seorang
anak diharapkan bermain secara individu dalam bentuk perlombaan. Tujuannya: seorang
anak dapat berperan individu dalam sebuah permainan dan beradaptasi dengan stres yang
dialami dan lingkungan. Selain itu diharapkan pada anak dapat mengasah daya kreatifitas
kesabaran melalui permainan ini.
F. PESERTA
Anak usia pra sekolah ( 4-5 Tahun )
1. Kriteria inklusi
a. Anak usia >3-7 tahun yang mendapat perawatan di Rumah sakit
b. Anak yang dirawat 1-2 hari.
c. Anak dapat diajak berkomunikasi
2. Kriteria eksklusi
a. Mengalami gangguan kesadaran
b. Pasien pasca operasi 24 jam
G. SETING TEMPAT
Tempat : Ruang Bermain Cempaka RST Dr Asmir Salatiga Seting :
1. Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.
2. Buat anak duduk membentuk sebuah lingkaran.
3. Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada masing-masing
anak, kemudian leader membimbing anak untuk mewarnainya.
4. Selama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing masing-masing anak
untuk mewarnai gambar
5. Setelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua fasilitator
mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak
6. Berikan reward positif pada semua anak yang telah menyelesaikan tugas untuk
mewarnairnya
H. WAKTU PEMBELAJARAN
Hari : Kamis
Tanggal :8 April 2021
Waktu : 10:00 Wita
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur Evaluasi
Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan a.
Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator
b. Fasilitator memberikan permainan bola
c. Terapi bermain dilakukan di ruang bermain anak
d. Minta anak untuk bermain bola bersama
e. Berikan waktu 30 menit untuk mewarnai gambar
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa aman dan nyaman
b. Mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. Anak dapat menyatakan perasaan senang
A. Pengertian
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik,
emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan
cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain( Soetjiningsih, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah
kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain
(Elizabeth B Hurlock, 2009).
B. Manfaat
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan sensori motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot. Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya ke dalam
bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak
akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
10membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya
untuk semakin berkembang.
4. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan
orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social damn belajar
memecahkan masalah dari hubunga tersebut. Diperoleh dengan belajar berinteraksi
dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran diri(self awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan
aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya :
marah,takut,benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B.2009. Perkembangan Anak. Jakarta: EGC
DOKUMENTASI