Sumber:
A. Kompetensi
Modul belajar mandiri Pembelajaran 1 tentang konsep dan prinsip dasar
komunikasi ini mempelajari tentang konsep teori komunikasi, gangguan-gangguan
komunikasi, dan komunikasi terapeutik. Manusia merupakan makhluk sosial yang
membutuhkan kehadiran dan berhubungan dengan manusia lainnya. sarana yang
penting dan dibutuhkan untuk berhubungan dengan orang lain adalah komunikasi.
Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara atau
bicara bicara verbal. Demikian juga seorang perawat membutuhkan komunikasi
terapeutik yang efektif dalam berhubungan dengan klien. Untuk mencapai
kompetensi itu sehingga perlu kiranya diajarkan diawal tentang konsep dan prinsip
komunikasi sebelum pembelajaran asuhan keperawatan yang lain.
Keperawatan | 7
C. Uraian Materi
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata Latin Communis yang berarti sama atau
menjadikan milik bersama, membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Berasal dari akar kata communico
yang berarti berbagi. Komunikasi juga berasal dari kata communicare yang
berarti mengalihkan atau mengirimkan. Berarti bahwa kata komunikasi dalam
prosesnya sebagai kata kerja (verb) communicate berarti: (1) untuk bertukar
pikiran, perasaan, dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat
sama; dan (4) untuk membuat hubungan yang simpatik. Sedangka dalam kata
benda (noun) communication berarti: (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang
sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu melalui simbol-
simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan, dan (4) ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi. Jadi kalau kita berkomunikasi
dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang kita sampaikan kepada
orang lain tersebut menjadi miliknya. Komunikasi berorientasi pada adanya
kesamaan dalam memaknai suatu simbol dengan tujuan menciptakan
hubungan kebersamaan, keakraban, dan keintiman antara pihak-pihak yang
melakukan kegiatan komunikasi (Bahfiarti, 2012; Liliweri, 2015; Sarfika, Maisa,
& Freska, 2018).
8 | Keperawatan
b. Tujuan Komunikasi
Keperawatan | 9
1) Komunikator atau pengirim pesan (sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada
lawan komunikasi dalam proses komunikasi. Komunikator sering disebut juga
sebagai Enkoding (pembuat kode) yaitu suatu aktivitas komunikasi yang
menghasilkan pesan berupa kode-kode. Pengodean melibatkan penggunaan
bahasa dan tanda serta symbol khusus lainnya dalam mengirim pesan. Sender
dapat berupa individu, kelompok maupun organisasi. Komunikator juga dapat
berupa individu yang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi
komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. Terkadang
komunikator berganti sebagai komunikan, dan sebaliknya.
2) Pesan atau isi informasi (Message)
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim (komunikator) dan
diterima oleh penerima (komunikan). Pesan dapat dalam bentuk verbal,
nonverbal, atau tertulis. Dapat juga dalam bentuk gambar-gambar, angka-
angka, benda, gerak-gerik, atau tingkah laku. Bisa berisi ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat, maupun propaganda yang merupakan ide,
pendapat, pikiran, maupun saran
3) Media atau saluran (Channel)
Media atau saluran adalah alat yang yang digunakan untuk menyalurkan atau
memindahkan pesan dari komunikator agar dapat tersampaikan pada
komunikan. Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera. Ada tiga saluran utama komunikasi: visual,
pendengaran, dan kinestetik. Saluran Visual adalah dengan penglihatan,
pengamatan, dan persepsi. Saluran pendengaran terdiri dari kata-kata dan
isyarat yang diucapkan. Saluran kinestetik mengacu pada sensasi yang
dialami. Setiap orang memiliki saluran paling dominan yang mempengaruhi
komunikasi
4) Komunikan atau penerima pesan (Receiver)
Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator.
Penerimaan dipengaruhi oleh fisiologis, psikologis, dan kognitif dari
komunikan. Komponen fisiologis melibatkan proses pendengaran,
penglihatan, dan juga sentuhan yang memungkinkan penerimaan rangsangan
tersebut. Komunikan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu persona
(individu), kelompok,dan massa (masyarakat)
10 | Keperawatan
5) Umpan Balik (Feedback)
Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan
pesan yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena
sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya
komunikan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
dilihat dari bagaimana komunikan memberikan umpan balik.
6) Lingkungan (Atmosphere)
Lingkungan atau atmosfer adalah tempat dan suasana ketika proses
komunikasi terjadi atau berlangsung. Lingkungan ini tidak hanya berupa fisik
yaitu lokasi saja tetapi juga meliputi suasana, situasi, dan kondisi dilokasi
tersebut termasuk suasana psiksosial. Unsur ini juga mempengaruhi proses
komunikasi. Sebagai contoh misalnya terjadi komunikasi antara seorang
perawat dengan klien yang dirawat diruang rawai inap penyakit dalam kelas 3,
maka yang menjadi lingkungan adalah ruang rawat inap dan sekaligus
suasananya, jumlah pasien di ruangan itu, keluarganya, sarana prasarana
yang ada, suasana emosional dari semua elemen yag disitu.
Keperawatan | 11
Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari
seorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lainnya yang
sebenarnya merupakan proses yang kompleks dimana Vecchio (1995) dalam
Anjaswarni (2016) menguraikan bahwa proses komunikasi merupakan urutan
tahap-tahap komunikasi yang meliputi dimulai adanya ide, encoding, transmisi ide
melalui berbagai media, receiving, decoding, pemahanan, dan responding yang
merupakan suatu siklus yang selalu berulang, tergambar dalam dalam gambar 2.
Sumber: http://communicationonofcourse.blogspot.com/2009/11/unsur-unsur-dalam-proses-
komunikasi.html
d. Jenis Komunikasi
Saudara sekalian kini kita membahas tentang jenis komunikasi yang biasanya
diidentifikasi berdasarkan cara pesan disampaikan. Apakah secara langsung
melalui ucapan ataukah disampaikan dengan menggunakan media atau
saluran tertentu ataukah memakai cara lain. Dalam hal ini jenis atau tipe
komunikasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal:
12 | Keperawatan
telepon dan lainnya. Demikian juga dengan komunikasi secara tertulis dapat
dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan media elektronik yang
digunakan untuk memberi informasi dalam jumlah yang besar dan juga sekaligus
dapat digunakan sebagai alat bukti. Komunikasi verbal tertulis bisa dengan tulisan
tangan, pesan singkat (SMS), surat elektronik (email) atau yang bentuk tertulis
lainnya. Komunikasi verbal ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, komunikator mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan
informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat.
Keperawatan | 13
2) Berdasarkan tujuan dan penerima informasi.
Menurut tujuan dari komunikasi dan penerima informasi yaitu:
a) Komunikasi terapeutik, yaitu komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien.Komunikasi terapeutik dalam konteks hubungan saling membantu
(the helping relationship) menurut Taylor, Lillis, dan LeMone (1989) adalah
hubungan saling membantu antara perawat-klien yang berfokus pada
hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh perawat kepada
klien yang membutuhkan pencapaian tujuan. Dalam hubungan saling
membantu ini, perawat berperan sebagai orang yang membantu dan klien
adalah orang yang dibantu, sedangkan sifat hubungan adalah hubungan
timbal balik dalam rangka mencapai tujuan klien. Secara detil terkait
dengan komunikasi akan dibahas di kegiatan belajar 4
b) Komunikasi sosial. Komunikasi yang bertujuan untuk membangun
hubungan sosial, hubungan anatar individu yang membutuhkan orang lain
untuk saling berinteraksi dan berbagi. Komunikasi terapeutik berbeda
secara spesifik dengan komunikasi sosial. Apakah perbedaannya?, kita
jelaskan perbedaannya sebagai berikut:
14 | Keperawatan
ekspresif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan
kebutuhan dengan menggunakan bahasa lisan atau tertulis.
1) Masa usia 0 – 2 tahun: a) Usia 0-6 minggu. bayi hanya dapat menangis
dan tidak dapat mengeluarkan suara tertentu. b) Usia 2-4 bulan. bayi mulai
mengeluarkan suara-suara atau bunyi-bunyi vokal yang dilakukan secara
berulang. c) Usia 4-6 bulan. Di usia sekitar 5 bulan, bayi akan
mengeluarkan bunyi mengoceh secara acak yaitu sekumpulan suara yang
dikeluarkan bayi ketika mendapatkan perhatian orang lain. d) Usia 6-8
bulan. Bayi mengeluarkan ocehan dengan bunyi yang lebih terkendali serta
mulai menggunakan suara yang berulang dan lebih jelas seperti “papapa”,
“mamama”, atau “dadada”. e) Usia 8-12 bulan. Di masa ini, anak mulai
mengeluarkan suara seakan-akan berbicara dengan orang tuanya. f) Usia
12-18 bulan. Di rentang usia ini, anak mulai dapat mengucapkan kata
pertama. Hingga usianya mencapai 18 bulan, kata-kata yang berhasil
diucapkan mencapai 50 kata.
2) Masa usia 2-4 tahun. kemampuan bahasa anak mulai berkembang. Ia tidak
lagi menangis ketika ingin sesuatu tetapi mulai dapat mengungkapkan apa
yang ia inginkan. Tidak hanya kemampuan berbahasa yang mengalami
perkembangan melainkan juga kemampuan mendengar serta kemampuan
sosialnya.
3) Masa usia 4-6 tahun. Anak mengalami kemajuan dalam penggunaan Bahasa
dan mampu untuk mengemukakan pikirannya dengan menggunakan kalimat-
kalimat yang jelas. Ia pun sudah dapat bercakap-cakap setiap kali ada
Keperawatan | 15
kesempatan. Kemampuan ini ia peroleh melalui pengalaman selama
menggunakan bahasa yang sekaligus meningkatkan kemampuan
berbicaranya
4) Masa usia 6-12 tahun. Masa usia 6-12 tahun dikenal juga sebagai masa usia
sekolah. Anak mulai menggunakan bahasa secara simbolik. Adapun
perkembangan bahasa di masa ini ditandai dengan:
• Menggunakan bahasa yang lebih kompleks, lebih banyak kata sifat yang
digunakan, menggunakan kalimat pengandaian, jumlah kata rata-rata per
kalimat 7 atau 6 kata.
• Kosakata untuk bahasa lisan mencapai 3000 kata.
• Di bidang sosial, anak menggunakan klausa adjektif dengan menggunakan
kata ‘yang’ dan lebih banyak menggunakan kata kerja yang dibendakan.
• Semakin meningkatnya kemampuan untuk membaca danmemahami
bahasa tubuh dan komunikasi nonverbal lainnya
5) Masa usia 13-19 tahun. perkembangan bahasa remaja semakin meningkat
dengan pesat karena dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan lingkungan
sekitarnya seperti keluarga, masyarakat sekitar, sekolah, dan teman sebaya.
Perkembangan bahasa di masa remaja ditandai dengan :
• Jumlah kosa kata yang dikuasai semakin banyak seiring dengan semakin
banyaknya referensi bacaan serta topik yang semakin kompleks.
• Semakin berkembangnya pola bahasa pergaulan yang digunakan remaja
dengan teman sebaya.
• Menyukai digunakannya metafora atau gaya bahasa lain guna
mengekspresikan pendapat atau perasaan mereka.
• Mampu menciptakan ungkapan atau istilah-istilah baru yang tidak baku
atau bahasa gaul.
6) Masa usia 20 tahun ke atas. perkembangan bahasa ditandai dengan semakin
kompeten dalam menggunakan bahasa verbal maupun bahasa nonverbal
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, menunjukkan pemahaman terhadap
apa yang disampaikan oleh orang lain, dan digunakannya perilaku nonverbal
16 | Keperawatan
b. Komunikasi pada Bayi dan Anak
a. Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian membuat segaris
senyum syukur terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi
merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa.
Keperawatan | 17
Dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa
menangkap pesan yang diberikan sang bayi.
Secara umum ada dua teknik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu
teknik komunikasi verbal dan nonverbal.
a. Teknik Verbal
• Bercerita (story telling)
Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-
ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling
dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan
pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat
menggunakan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat
waktu membantu makan) dan meminta anak untuk menceritakannya
dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak.
Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak masuk dalam
masalahnya.
• Bibliotheraphy
Bibliotheraphy (biblioterapi) adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang
dilakukan dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan
supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-
perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi
kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan
keadaannya, tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya, buku tidak mengancam
18 | Keperawatan
karena anak dapat sewaktuwaktu menutup buku tersebut atau berhenti
membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman.
b. Teknik Nonverbal
Teknik komunikasi nonverbal dapat digunakan pada anak-anak seperti uraian
berikut
1) Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja
dilakukan pada anak tetapi juga pada remaja. Ungkapan rasa yang sulit
dikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat
tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan
untuk menulis. Melalui cara ini, anak akan dapat mengekspresikan dirinya
baik pada keadaan sedih, marah, atau lainnya dan biasanya banyak
dilakukan pada anak yang jengkel, marah, dan diam.
Keperawatan | 19
2) Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan
sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan,
keinginan, dan lain-lain. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar
adalah anak-anak mengungkapkan dirinya melalui coretan atau gambar
yang dibuat. Dengan gambar, akan dapat diketahui perasaan anak,
hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau
pertentangan, serta keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu.
Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat
menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara
keluarga (ibu/ayah) dengan anak.
Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu
diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.
20 | Keperawatan
• Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan
membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
• Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja,
tempat berbagi cerita suka dan duka.
• Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan
bercengkerama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama
Keperawatan | 21
3) Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja
22 | Keperawatan
d. Komunikasi pada Dewasa dan Lansia
Keperawatan | 23
• Suasana saling percaya. Saling memercayai bahwa apa yang
disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang
diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang
dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan
tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak
tercapai.
• Suasana saling terbuka. Keterbukaan dalam komunikasi sangat
diperlukan, baik bagi orang dewasa maupun lansia. Maksud terbuka
adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif dapat tergali. Komunikasi verbal dan nonverbal adalah bentuk
komunikasi yang harus saling mendukung satu sama lain
Hambatan Komunikasi
24 | Keperawatan
perhatian saja, namun juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan
tingkah laku.
c. Motivasi; suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila pesan yang
disampaikan sesuai dengan motivasi dari penerima.
d. Prasangka; seseorang yang memiliki prasangka terhadap pengirim pesan
dapat menyebabkan proses komunikasi berlangsung tidak efektif karena
dalam prasangka, emosi memaksa seseorang menarik kesimpulan tanpa
menggunakan pikiran yang rasional.
Selain itu itu menurut Ambar (2017) mengatakan Secara garis besar, terdapat
4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu:
1. Hambatan personal, Hambatan personal merupakan hambatan yang
terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun
komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi
sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
2. Hambatan kultural. Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang
memiliki kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti
bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan,
dan sikap yang dipegang oleh orang lain. Hambatan kultural atau budaya
mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi
ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama,
atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
3. Hambatan fisik. Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak
antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
4. Hambatan lingkungan. idak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh
manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor
lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan
yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat
aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu
Keperawatan | 25
Penyebab gangguan komunikasi
26 | Keperawatan
1.4 Komunikasi Terapeutik
Pengertian
Keperawatan | 27
Sikap dan perilaku dalam komunikasi terapeutik
28 | Keperawatan
2. Fase Orientasi atau Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan klien. Fase awal interaksi antara perawat dan klien yang
bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase
selanjutnya. Fase ini dimulai ketika perawat dengan klien bertemu untuk
pertama kalinya. Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien. Tahap orientasi ini bertujuan untuk
memvalidasi keakuratan data yang sudah didapatkan perawat saat fase
prainteraksi dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan saat ini.
3. Fase Kerja
Tahap kerja ini adalah merupakan tahapan inti dalam keseluruhan proses
komunikasi terapeutik. Pada fase kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan
yang dilakukan adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya,
menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara baik, melakukan
kegiatan sesuai rencana. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak
hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama, tetapi yang lebih
bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien. Pada fase ini, perawat
menggunakan teknik-teknik komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (sesuai kontrak).
4. Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Pada fase
ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan
perasaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut pertemuan dan
membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien. Terminasi dibagi dua
yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.
Keperawatan | 29
Pelaksanaan Komunikasi terapeutik
30 | Keperawatan
D. Rangkuman
1. Komunikasi adalah suatu proses tukar menukar ide, pikiran, gagasan, atau
informasi dalam suatu interaksi. Informasi dapat disampaikan secara sadar
maupun tidak sadar dengan menggunakan lisan, tulisan, dan gerakan atau
isyarat baik menggunakan tanda-tanda maupun dengan simbol-simbol
2. Tujuan komunikasi adalah untuk memberi informasi dan mengubah opini, cara
berfikir, sikap, serta perilaku
Keperawatan | 31
5. Komunikasi adalah proses dua arah. Berkomunikasi secara efektif berarti
mengembangkan keterampilan yang baik pada tingkat pribadi tidak hanya
sebagai pembawa pesan, tetapi juga sebagai penerima. Sehingga
mengharuskan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memiliki
pengetahuan tentang kemampuan dan perspektif orang lain serta kita sendiri,
dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memfasilitasi
komunikasi.
32 | Keperawatan