Anda di halaman 1dari 26

Pembelajaran 1.

Konsep Dan Prinsip Dasar


Komunikasi

Sumber:

● Modul Pendidikan Profesi Guru. Modul 1 Konsep dan Prinsip dasar


Komunikasi. Penulis: Faqih Ruhyanudin, M. Kep., Sp.Kep.MB (2019)

● Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Komunikasi Dalam Keperawatan.


Penulis: Dr. Tri Anjaswarni, S.Kp., M.Kep (2016)

A. Kompetensi
Modul belajar mandiri Pembelajaran 1 tentang konsep dan prinsip dasar
komunikasi ini mempelajari tentang konsep teori komunikasi, gangguan-gangguan
komunikasi, dan komunikasi terapeutik. Manusia merupakan makhluk sosial yang
membutuhkan kehadiran dan berhubungan dengan manusia lainnya. sarana yang
penting dan dibutuhkan untuk berhubungan dengan orang lain adalah komunikasi.
Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara atau
bicara bicara verbal. Demikian juga seorang perawat membutuhkan komunikasi
terapeutik yang efektif dalam berhubungan dengan klien. Untuk mencapai
kompetensi itu sehingga perlu kiranya diajarkan diawal tentang konsep dan prinsip
komunikasi sebelum pembelajaran asuhan keperawatan yang lain.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Untuk mencapai kompetensi mampu menganalisis konsep dan prinsip Komunikasi
Keperawatan dan aplikasinya dalam keperawatan, maka indikator pencapaian
kompetensinya adalah:

1. Menjelaskan konsep dasar komunikasi


2. Membandingkan komunikasi sesuai tahapan usia
3. Menganalisis gangguan komunikasi
4. Menerapkan komunikasi terapeutik

Keperawatan | 7
C. Uraian Materi

1.1 Konsep dasar komunikasi

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,


dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah
manusia. Komunikasi adalah fungsi universal umat manusia yang tidak tergantung
pada tempat, waktu, atau konteks apa pun.

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata Latin Communis yang berarti sama atau
menjadikan milik bersama, membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Berasal dari akar kata communico
yang berarti berbagi. Komunikasi juga berasal dari kata communicare yang
berarti mengalihkan atau mengirimkan. Berarti bahwa kata komunikasi dalam
prosesnya sebagai kata kerja (verb) communicate berarti: (1) untuk bertukar
pikiran, perasaan, dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat
sama; dan (4) untuk membuat hubungan yang simpatik. Sedangka dalam kata
benda (noun) communication berarti: (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang
sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu melalui simbol-
simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan, dan (4) ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi. Jadi kalau kita berkomunikasi
dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang kita sampaikan kepada
orang lain tersebut menjadi miliknya. Komunikasi berorientasi pada adanya
kesamaan dalam memaknai suatu simbol dengan tujuan menciptakan
hubungan kebersamaan, keakraban, dan keintiman antara pihak-pihak yang
melakukan kegiatan komunikasi (Bahfiarti, 2012; Liliweri, 2015; Sarfika, Maisa,
& Freska, 2018).

8 | Keperawatan
b. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dapat dilihat dari kepentingan komunikator (pengirim


pesan) dan komunikan (penerima pesan) yaitu:

1) Memberi informasi, Komunikasi dilakukan oleh komunikator adalah untuk


memberikan atau menyampaikan informasi yang berupa ide, pikiran,
persepsi, perasaan, dan lainnya kepada komunikan.
2) Mengubah opini, cara berpikir, sikap, dan mempengaruhi perilaku
seseorang. Informasi yang diberikan secara disadari ataupun tidak
disadari dapat mempengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, orang
yang dimotivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang diinginkan
motivator. Secara tidak disadari, pada saat memotivasi menunjukkan
wajah yang serius, maka membuat lawan bicara antusias untuk
mendengarkan dan memperhatikan.
3) Memberikan Pendidikan. pesan yang dikirim ditujukan untuk
menyampaikan pembelajaran kepada komunikan. Termasuk diantaranya
memberikan pendidikan kesehatan kepada klien.
4) Mengungkapkan perasaan. Perasaan yang terpendam dalam hati tidak
akan mungkin diketahui oleh orang lain atau orang yang dimaksud apabila
tidak ditampakkan dalam wujud suatu ungkapan baik melalui media
langsung atau melalui perantara perilaku.
5) Menyelesaikan sebuah masalah atau menurunkan ketegangan dan
menyelesaikan konflik.
6) Menemukan kesadaran diri, penerimaan diri sendiri dan meningkatnya
kehormatan diri

c. Elemen atau unsur komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan elemen-elemen atau


unsur-unsur saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi saling
berhubungan satu dengan yang lain dan unsur yang satu mendahului
unsur lain yang terkait. elemen atau unsur-unsur yang mendukung dan
terlibat dalam berlangsungnya proses komunikasi adalah:

Keperawatan | 9
1) Komunikator atau pengirim pesan (sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada
lawan komunikasi dalam proses komunikasi. Komunikator sering disebut juga
sebagai Enkoding (pembuat kode) yaitu suatu aktivitas komunikasi yang
menghasilkan pesan berupa kode-kode. Pengodean melibatkan penggunaan
bahasa dan tanda serta symbol khusus lainnya dalam mengirim pesan. Sender
dapat berupa individu, kelompok maupun organisasi. Komunikator juga dapat
berupa individu yang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi
komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. Terkadang
komunikator berganti sebagai komunikan, dan sebaliknya.
2) Pesan atau isi informasi (Message)
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim (komunikator) dan
diterima oleh penerima (komunikan). Pesan dapat dalam bentuk verbal,
nonverbal, atau tertulis. Dapat juga dalam bentuk gambar-gambar, angka-
angka, benda, gerak-gerik, atau tingkah laku. Bisa berisi ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat, maupun propaganda yang merupakan ide,
pendapat, pikiran, maupun saran
3) Media atau saluran (Channel)
Media atau saluran adalah alat yang yang digunakan untuk menyalurkan atau
memindahkan pesan dari komunikator agar dapat tersampaikan pada
komunikan. Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera. Ada tiga saluran utama komunikasi: visual,
pendengaran, dan kinestetik. Saluran Visual adalah dengan penglihatan,
pengamatan, dan persepsi. Saluran pendengaran terdiri dari kata-kata dan
isyarat yang diucapkan. Saluran kinestetik mengacu pada sensasi yang
dialami. Setiap orang memiliki saluran paling dominan yang mempengaruhi
komunikasi
4) Komunikan atau penerima pesan (Receiver)
Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator.
Penerimaan dipengaruhi oleh fisiologis, psikologis, dan kognitif dari
komunikan. Komponen fisiologis melibatkan proses pendengaran,
penglihatan, dan juga sentuhan yang memungkinkan penerimaan rangsangan
tersebut. Komunikan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu persona
(individu), kelompok,dan massa (masyarakat)

10 | Keperawatan
5) Umpan Balik (Feedback)
Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan
pesan yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena
sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya
komunikan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
dilihat dari bagaimana komunikan memberikan umpan balik.
6) Lingkungan (Atmosphere)
Lingkungan atau atmosfer adalah tempat dan suasana ketika proses
komunikasi terjadi atau berlangsung. Lingkungan ini tidak hanya berupa fisik
yaitu lokasi saja tetapi juga meliputi suasana, situasi, dan kondisi dilokasi
tersebut termasuk suasana psiksosial. Unsur ini juga mempengaruhi proses
komunikasi. Sebagai contoh misalnya terjadi komunikasi antara seorang
perawat dengan klien yang dirawat diruang rawai inap penyakit dalam kelas 3,
maka yang menjadi lingkungan adalah ruang rawat inap dan sekaligus
suasananya, jumlah pasien di ruangan itu, keluarganya, sarana prasarana
yang ada, suasana emosional dari semua elemen yag disitu.

Gambar 1. Elemen atau unsur dalam komunikasi

Sumber: pendalaman materi keperawatan modul 1 konsep dasar komunikasi, kemendikbud

Keperawatan | 11
Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari
seorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lainnya yang
sebenarnya merupakan proses yang kompleks dimana Vecchio (1995) dalam
Anjaswarni (2016) menguraikan bahwa proses komunikasi merupakan urutan
tahap-tahap komunikasi yang meliputi dimulai adanya ide, encoding, transmisi ide
melalui berbagai media, receiving, decoding, pemahanan, dan responding yang
merupakan suatu siklus yang selalu berulang, tergambar dalam dalam gambar 2.

Gambar 2. Bagan unsur-unsur dalam proses komunikasi

Sumber: http://communicationonofcourse.blogspot.com/2009/11/unsur-unsur-dalam-proses-
komunikasi.html

d. Jenis Komunikasi
Saudara sekalian kini kita membahas tentang jenis komunikasi yang biasanya
diidentifikasi berdasarkan cara pesan disampaikan. Apakah secara langsung
melalui ucapan ataukah disampaikan dengan menggunakan media atau
saluran tertentu ataukah memakai cara lain. Dalam hal ini jenis atau tipe
komunikasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal:

1) Berdasarkan penggunaan Kata.


Pesan yang disampaikan oleh pengirim atau komunikator kepada penerima
dapat dikemas secara verbak melalui kata-kata atau dengan menggunakan
nonverbal tanpa kata-kata, yakni sebagai berikut:
a) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata termasuk
bicara atau lisan maupun tulisan (membaca dan menulis). Komunikasi dengan
ucapan dapat dilakukan secara langsung melalui tatap muka atau dalam jarak
dekat dan dapat juga dilakukan melalui media alat komunikasi elektronik seperti

12 | Keperawatan
telepon dan lainnya. Demikian juga dengan komunikasi secara tertulis dapat
dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan media elektronik yang
digunakan untuk memberi informasi dalam jumlah yang besar dan juga sekaligus
dapat digunakan sebagai alat bukti. Komunikasi verbal tertulis bisa dengan tulisan
tangan, pesan singkat (SMS), surat elektronik (email) atau yang bentuk tertulis
lainnya. Komunikasi verbal ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, komunikator mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan
informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat.

Potter dan Perry (1987) dalam Arwani (2002) mengidentifikasi bahwa


efektifitas komunikasi verbal ini sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu: a) tingkat kemaknaan suatu pesan atau pernyataan, b) perbendaharaan
dan pemilihan kata, c) kecepatan penyampaian, d) intonasi atau nada suara,
e) kejelasan dan keringkasan pesan, dan f) waktu dan relevansi penyampaian.
b. Komunikasi nonverbal
Jenis komunikasi lainnya adalah komunikasi nonverbal, yaitu komunikasi
selain komunikasi verbal, dikemas tanpa menggunakan kata seperti ekspresi
wajah, gestur tubuh, sentuhan tangan, penggunaan bahasa isyarat,
pemakaian perlengkapan seperti pakaian, perhiasan yang ingin
mengiformasikan sesuatu. Dengan kata lain bahwa Dalam hidup nyata
komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal.
Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut
terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.
Komunikasi nonverbal biasanya bersifat spontan dan lebih jujur
mengungkapkan hal yang ingin disampaikan. Selain melalui cara tersebut
diatas, maka saudara dalam bahasan jenis komunikasi selain jenis komuikasi
verbal dan nonverbal sebagaimana sudah dijelaskan diatas, ada juga yang
membagi jenis komunikasi berdasarkan tujuan komunikasi dan penerima
informasi.

Keperawatan | 13
2) Berdasarkan tujuan dan penerima informasi.
Menurut tujuan dari komunikasi dan penerima informasi yaitu:
a) Komunikasi terapeutik, yaitu komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien.Komunikasi terapeutik dalam konteks hubungan saling membantu
(the helping relationship) menurut Taylor, Lillis, dan LeMone (1989) adalah
hubungan saling membantu antara perawat-klien yang berfokus pada
hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh perawat kepada
klien yang membutuhkan pencapaian tujuan. Dalam hubungan saling
membantu ini, perawat berperan sebagai orang yang membantu dan klien
adalah orang yang dibantu, sedangkan sifat hubungan adalah hubungan
timbal balik dalam rangka mencapai tujuan klien. Secara detil terkait
dengan komunikasi akan dibahas di kegiatan belajar 4
b) Komunikasi sosial. Komunikasi yang bertujuan untuk membangun
hubungan sosial, hubungan anatar individu yang membutuhkan orang lain
untuk saling berinteraksi dan berbagi. Komunikasi terapeutik berbeda
secara spesifik dengan komunikasi sosial. Apakah perbedaannya?, kita
jelaskan perbedaannya sebagai berikut:

1.2 Komunikasi sesuai tahapan usia

Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak


bayi dalam rahim ibu sampai lanjut usia (lansia) dan bahkan sampai menjelang
ajal. Sejak dalam rahim/kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan
cara menendang dan melakukan pergerakan pergerakan secara teratur. Ibu, ayah,
atau kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui
elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat

a. Tahap Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa merupakan proses yang sangat kompleks, yang


melibatkan perkembangan berbagai keterampilan lain. Keterampilan yang
dimaksud meliputi keterampilan reseptif dan keterampilan ekspresif. Yang
dimaksud dengan keterampilan reseptif adalah kemampuan untuk memahami
kata-kata atau kalimat. Sementara itu yang dimaksud dengan keterampilan

14 | Keperawatan
ekspresif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan
kebutuhan dengan menggunakan bahasa lisan atau tertulis.

Perkembangan bahasa pada manusia sangat kopleks sehingga ada beberapa


teori perkembangan bahasa, yaitu: 1) Teori kognitif sosial, yaitu seorang anak
mempelajari bahasa dari meniru orang lain melalui imitasi atau peniruan, 2)
teori operant conditioning: Bahasa dibentuk melalui penguatan dari orang lain
berupa tanggapan. 3) Teori nativisme, yaitu bahwa setiap anak mampu
menggunakan suatu bahasa karena adanya pengetahuan bawaan yang telah
diprogram secara genetik dalam otak manusia.

Perkembangan bahasa dalam komunikasi sesuai tingkatan usia adalah


sebagai berikut:

1) Masa usia 0 – 2 tahun: a) Usia 0-6 minggu. bayi hanya dapat menangis
dan tidak dapat mengeluarkan suara tertentu. b) Usia 2-4 bulan. bayi mulai
mengeluarkan suara-suara atau bunyi-bunyi vokal yang dilakukan secara
berulang. c) Usia 4-6 bulan. Di usia sekitar 5 bulan, bayi akan
mengeluarkan bunyi mengoceh secara acak yaitu sekumpulan suara yang
dikeluarkan bayi ketika mendapatkan perhatian orang lain. d) Usia 6-8
bulan. Bayi mengeluarkan ocehan dengan bunyi yang lebih terkendali serta
mulai menggunakan suara yang berulang dan lebih jelas seperti “papapa”,
“mamama”, atau “dadada”. e) Usia 8-12 bulan. Di masa ini, anak mulai
mengeluarkan suara seakan-akan berbicara dengan orang tuanya. f) Usia
12-18 bulan. Di rentang usia ini, anak mulai dapat mengucapkan kata
pertama. Hingga usianya mencapai 18 bulan, kata-kata yang berhasil
diucapkan mencapai 50 kata.
2) Masa usia 2-4 tahun. kemampuan bahasa anak mulai berkembang. Ia tidak
lagi menangis ketika ingin sesuatu tetapi mulai dapat mengungkapkan apa
yang ia inginkan. Tidak hanya kemampuan berbahasa yang mengalami
perkembangan melainkan juga kemampuan mendengar serta kemampuan
sosialnya.
3) Masa usia 4-6 tahun. Anak mengalami kemajuan dalam penggunaan Bahasa
dan mampu untuk mengemukakan pikirannya dengan menggunakan kalimat-
kalimat yang jelas. Ia pun sudah dapat bercakap-cakap setiap kali ada

Keperawatan | 15
kesempatan. Kemampuan ini ia peroleh melalui pengalaman selama
menggunakan bahasa yang sekaligus meningkatkan kemampuan
berbicaranya
4) Masa usia 6-12 tahun. Masa usia 6-12 tahun dikenal juga sebagai masa usia
sekolah. Anak mulai menggunakan bahasa secara simbolik. Adapun
perkembangan bahasa di masa ini ditandai dengan:
• Menggunakan bahasa yang lebih kompleks, lebih banyak kata sifat yang
digunakan, menggunakan kalimat pengandaian, jumlah kata rata-rata per
kalimat 7 atau 6 kata.
• Kosakata untuk bahasa lisan mencapai 3000 kata.
• Di bidang sosial, anak menggunakan klausa adjektif dengan menggunakan
kata ‘yang’ dan lebih banyak menggunakan kata kerja yang dibendakan.
• Semakin meningkatnya kemampuan untuk membaca danmemahami
bahasa tubuh dan komunikasi nonverbal lainnya
5) Masa usia 13-19 tahun. perkembangan bahasa remaja semakin meningkat
dengan pesat karena dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan lingkungan
sekitarnya seperti keluarga, masyarakat sekitar, sekolah, dan teman sebaya.
Perkembangan bahasa di masa remaja ditandai dengan :
• Jumlah kosa kata yang dikuasai semakin banyak seiring dengan semakin
banyaknya referensi bacaan serta topik yang semakin kompleks.
• Semakin berkembangnya pola bahasa pergaulan yang digunakan remaja
dengan teman sebaya.
• Menyukai digunakannya metafora atau gaya bahasa lain guna
mengekspresikan pendapat atau perasaan mereka.
• Mampu menciptakan ungkapan atau istilah-istilah baru yang tidak baku
atau bahasa gaul.
6) Masa usia 20 tahun ke atas. perkembangan bahasa ditandai dengan semakin
kompeten dalam menggunakan bahasa verbal maupun bahasa nonverbal
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, menunjukkan pemahaman terhadap
apa yang disampaikan oleh orang lain, dan digunakannya perilaku nonverbal

16 | Keperawatan
b. Komunikasi pada Bayi dan Anak

Kemampuan berbahasa manusia dimulai sejak awal kehidupan manusia. Hasil


studi yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa proses awal
pembelajaran bahasa oleh manusia dimulai dalam rahim ketika janin mulai
menyadari dan mengenal pola suara serta ujaran ibunya. Hal ini dilakukan
dalam rangka membina hubungan dan berinteraksi sedini mungkin dengan
anak untuk memberikan stimulasi komunikasi secara dini. Dan setelah bayi
lahir, ia dapat membedakan pola suara dan ujaran ibunya dengan pola suara
dan ujaran yang lain. Kemampuan berbahasa ini terus berkembang seiring
dengan bertambahnya usia

Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak.


Sebaliknya, anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa
dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa
harus memahami apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan
disampaikan anak dan berusaha memahami anak dengan bahasa yang tepat

1) Bentuk-bentuk Komunikasi pada Bayi dan Anak

Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi


melakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan
keinginannya sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang demikian
disebut sebagai bentuk komunikasi prabicara (prespeech). Komunikasi ini
bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi, dan
akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah
menunjukkan kematangan fungsi mental dan emosionalnya. Bentuk
komunikasi prabicara ada empat, yaitu tangisan, celoteh, isyarat, dan
ekspresi emosional.

Berikut ini akan diuraikan tentang empat bentuk komunikasi prabicara.

a. Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian membuat segaris
senyum syukur terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi
merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa.

Keperawatan | 17
Dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa
menangkap pesan yang diberikan sang bayi.

b. Ocehan dan celoteh


Bentuk komunikasi prabicara disebut ocehan (cooing) atau celoteh
(babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan
oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan
awal kehidupan bayi, seperti merengek, menjerit, menguap, bersin,
menangis, dan mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi
celoteh dan sebagian akan hilang.

1) Teknik-teknik komunikasi pada anak

Secara umum ada dua teknik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu
teknik komunikasi verbal dan nonverbal.

a. Teknik Verbal
• Bercerita (story telling)
Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-
ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling
dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan
pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat
menggunakan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat
waktu membantu makan) dan meminta anak untuk menceritakannya
dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak.
Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak masuk dalam
masalahnya.

• Bibliotheraphy
Bibliotheraphy (biblioterapi) adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang
dilakukan dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan
supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-
perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi
kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan
keadaannya, tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya, buku tidak mengancam

18 | Keperawatan
karena anak dapat sewaktuwaktu menutup buku tersebut atau berhenti
membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman.

• Bermain dan permainan


Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan
dapat menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak.
Dengan bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang
fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik Play sering digunakan untuk
mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk
mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis/perawatan.
Perawat dapat melakukan permainan bersama anak sehingga perawat
dapat bertanya dan mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit

• Melengkapi kalimat (sentences completion)


Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak
menyempurnakan atau melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan
teknik ini, perawat dapat mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara
langsung kepadanya, misalnya terkait dengan kesehatannya atau
perasaannya. Pernyataan dimulai dengan yang netral kemudian
dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaannya

b. Teknik Nonverbal
Teknik komunikasi nonverbal dapat digunakan pada anak-anak seperti uraian
berikut
1) Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja
dilakukan pada anak tetapi juga pada remaja. Ungkapan rasa yang sulit
dikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat
tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan
untuk menulis. Melalui cara ini, anak akan dapat mengekspresikan dirinya
baik pada keadaan sedih, marah, atau lainnya dan biasanya banyak
dilakukan pada anak yang jengkel, marah, dan diam.

Keperawatan | 19
2) Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan
sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan,
keinginan, dan lain-lain. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar
adalah anak-anak mengungkapkan dirinya melalui coretan atau gambar
yang dibuat. Dengan gambar, akan dapat diketahui perasaan anak,
hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau
pertentangan, serta keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu.
Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat
menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara
keluarga (ibu/ayah) dengan anak.

c. Komunikasi pada Remaja


Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan
pada dua situasi yang bertentangan, yaitu berpikir dan berperilaku antara
anak dan orang dewasa. Kelompok ini sering mengalami ketegangan
karena sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak dengan
berperilaku sebagai orang dewasa. Masa ini adalah masa yang penuh
konflik dan dilema. Konflik yang terjadi dapat berhubungan dengan
perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema yang terjadi dapat
berhubungan dengan perbedaan nilai, persepsi, atau keyakinan antara
dirinya dengan orang dewasa.

1) Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja

Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu
diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.

• Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada


mereka untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran, dan
sikapnya.
• Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan
sikapnya.
• Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons
yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional.

20 | Keperawatan
• Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan
membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
• Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja,
tempat berbagi cerita suka dan duka.
• Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan
bercengkerama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama

2) Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja

Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana


psikologis antara perawat/orang tua/orang dewasa lain dengan remaja.
• Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir
dan mengemukakan pikirannya.
• Suasana saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut
perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan
dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
• Suasana saling percaya
Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan
dapat membawa hasil yang diharapkan.
• Suasana saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan
orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat
tergali.

Keperawatan | 21
3) Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur


pembicaraan, mengatur, atau memegang kendali secara otoriter. Remaja
sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan
pada. Penerapan komunikasi pada rremaja sebagai berikut:

• Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga


memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan
refleksikan emosi yang ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “Ibu
tahu kamu merasa kesal karena diejek seperti itu.”
• Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika
sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan
memutus komunikasi dengan remaja.
• Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia
rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan
berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh
diketahui orang lain termasuk orang tuanya.
• Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan
jangan memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau
kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon
dulu agar Mama tenang.”
• Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya,
“Aku sedang berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah
dalam matematika”.
• Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-
sinyal emosi dari bahasa tubuhnya.
• Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada
aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.
• Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak

22 | Keperawatan
d. Komunikasi pada Dewasa dan Lansia

Pada orang dewasa terjadi perkembangan psikososial, yaitu intimasi versus


isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan
tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam
dirinya sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Pengetahuan yang selama
ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan
pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Orang
dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena
itu, dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang
baru untuk mengubah tingkah lakunya dengan cepat.

1) Sikap Komunikasi pada orang Dewasa

Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia, diperlukan


pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas, yakni:
• Orang dewasa/lansia melakukan komunikasi berdasarkan
pengetahuan/ pengalamannya sendiri
• Berkomunikasi pada orang dewasa/lansia harus melibatkan perasaan
dan pikiran
• Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling
memberi pengalaman serta saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapannya mengenai suatu masalah
2) Suasana Komunikasi pada Orang Dewasa dan Lansia

• Suasana hormat menghormati. Orang dewasa dan lansia akan mampu


berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia
lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan
pikirannya.
• Suasana saling menghargai. Segala pendapat, perasaan, pikiran,
gagasan, dan sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan
menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam
jalannya komunikasi

Keperawatan | 23
• Suasana saling percaya. Saling memercayai bahwa apa yang
disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang
diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang
dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan
tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak
tercapai.
• Suasana saling terbuka. Keterbukaan dalam komunikasi sangat
diperlukan, baik bagi orang dewasa maupun lansia. Maksud terbuka
adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif dapat tergali. Komunikasi verbal dan nonverbal adalah bentuk
komunikasi yang harus saling mendukung satu sama lain

1.3 Gangguan Komunikasi

Semua unsur atau elemen-elemen pada proses komunikasi mempunyai


potensi dalam menghambat terjadinya komunikasi yang efektif sehingga terjadi
gangguan dalam komunikasi.

Hambatan Komunikasi

Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau


mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi
dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit
pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam
memberikan umpan balik yang sesuai
Alice A. Wright dan John J. Lynch, Jr (1995) mengklasifikasikan hambatan
dalam komunikasi menjadi empat, yaitu:

a. Gangguan; gangguan dapat berbentuk mekanik dan semantik. Gangguan


mekanik disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik, sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang
berhubungan dengan pesan komunikasi sehingga pengertiannya menjadi
berubah dari yang dimaksudkan semula.
b. Kepentingan; seseorang hanya akan memperhatikan pesan yang ada
kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan tidak hanya mempengaruhi

24 | Keperawatan
perhatian saja, namun juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan
tingkah laku.
c. Motivasi; suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila pesan yang
disampaikan sesuai dengan motivasi dari penerima.
d. Prasangka; seseorang yang memiliki prasangka terhadap pengirim pesan
dapat menyebabkan proses komunikasi berlangsung tidak efektif karena
dalam prasangka, emosi memaksa seseorang menarik kesimpulan tanpa
menggunakan pikiran yang rasional.

Selain itu itu menurut Ambar (2017) mengatakan Secara garis besar, terdapat
4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu:
1. Hambatan personal, Hambatan personal merupakan hambatan yang
terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun
komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi
sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
2. Hambatan kultural. Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang
memiliki kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti
bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan,
dan sikap yang dipegang oleh orang lain. Hambatan kultural atau budaya
mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi
ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama,
atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
3. Hambatan fisik. Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak
antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
4. Hambatan lingkungan. idak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh
manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor
lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan
yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat
aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu

Keperawatan | 25
Penyebab gangguan komunikasi

1) Secara umum gangguan komunikasi dapat disebabkan karena adanya


permasalahan pada setiap elemen komunikasi. Penyebab gangguan
komunikasi berasal dari komunikator, pesan yang disampaikan, media yang
digunakan, permasalahan pada komunikan, maupun karena gangguan
lingkungan.
2) Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders
2019 Penyebab gangguan komunikasi diantaranya
a) Gangguan Pendengaran (Presbycusis).
b) Gangguan suara (gangguan vocal)
c) Masalah bicara seperti gagap.

Mengatasi Gangguan komunikasi


Dalam penatalaksanaan untuk mengatasi masalah komunikasi yang pertama kali
dilakukan adalah mengkajian tentang apa gangguan yang dialami, sejauhmana
keparahannya, apakah penyebab terjadinya komunikasi. Selanjutnya
dilaksanakan intervensi sesuai dengan hasil pengkajian yang didapatkan.

1) Komunikator harus proaktif agar komunikan mengerti dan memahami


penuh informasi yang disampaikan;
2) Menyiasati pesan verbal dan non-verbal yang ingin disampaikan. Pesan
yang disampaikan harus inklusif dan informatif. Inklusif artinya pesan
berisi segala sesuatu yang diperlukan komunikan untuk memahami
maksud komunikator, sedangkan informatif yaitu memuat pesan yang
perlu diketahui oleh komunikan;
3) Adanya timbal balik dalam berkomunikasi agar terjadi komunikasi 2 arah
yang interaktif. Apabila komunikan tidak mengerti, ia harus bertanya pada
sang komunikator.
4) Memelihara iklim komunikasi agar senantiasa terbuka
5) Bertekat untuk memegang teguh etika dalam berkomunikasi dan
menjalankannya dengan baik
6) Memahami akan adanya kesulitan komunikasi antar budaya

26 | Keperawatan
1.4 Komunikasi Terapeutik

Pengertian

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk memberikan


manfaat bagi komunikan. Segala informasi yang ditampilkan atau
diekspresikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah komunikan. Jadi
dapat dikatakan bahwa Istilah komunikasi terapeutik merujuk pada tujuannya
yakni untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari komunikan. Dalam
pengertian yang lebih konkrit Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
interpersonal yang dilakukan antara perawat dengan klien yang bertujuan
untuk mendorong kesembuhan klien.

Prinsip Komunikasi Terapeutik


Dalam komunikasi, perawat harus memegang teguh prinsip komunikasi
terapeutik. Dalam berkomunikasi dengan klien, mulai awal sampai akhir
hubungan, perawat harus menunjukkan sikap (kehadiran) secara psikologis
dengan cara mempertahankan sikap:

1. Ikhlas (genuiness). perawat menyatakan dan menunjukkan sikap


keterbukaan, jujur, tulus, dan berperan aktif dalam berhubungan dengan
klien. Perawat merespons tidak dibuat-buat dan mengekspresikan
perasaan yang sesungguhnya secara spontan
2. Empati. Merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa
yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut
pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu suatu. Rasa empati
adalah sikap dimana seorang perawat ikut merasa sebagaimana yang
dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Perawat memposisikan diri jika
seandainya berada pada situasi dan kondisi klien sekarang. Dengan sikap
ini hubungan antara perawat-klien tidak ada jarak ataupun sekat.
3. Kehangatan. Perawat menciptakan suasana komunikasi yang hangat dan
tidak kaku dengan menempatkan diri berkedudukan sejajar dengan klien.
Penampilan perawat yang tenang, tidak terburu-buru, suara yang
meyakinkan, sentuhan yang halus menunjukkan rasa belas kasih.

Keperawatan | 27
Sikap dan perilaku dalam komunikasi terapeutik

Dalam upaya membangun hubungan terapeutik juga memerlukan sikap dan


perilaku yang harus ditunjukkan secara fisik oleh seorang perawat kepada klien.
Sikap yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan klien adalah:

1. Posisi berhadapan. Ketika berkomunikasi dan memberikan informasi maka


perawat harus menghadapkan wajahnya kearah klien dan memperhatikannya
dengan posisi berhadap-hadapan, tidak membelakanginya atau membuang
muka. Ini menunjukkan kesan bahwa perawat siap dan percaya diri untuk
membantu klien.
2. Mempertahankan kontak mata, yakni menatap mata klien saat berkomunikasi.
Kontak mata pada tngkat yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3. Membungkuk ke arah klien, sebagai bentuk penghormatan dan menunjukkan
sikap keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu.
4. Memperlihatkan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan. Mendengarkan
pembicaraan klien dengan sabar dan antusias, namun tetap rendah hati.
5. Rileks dengan tetap mengendalikan keseimbangan emosi meskipun dalam
situasi kurang menyenangkan

Fase-fase hubungan terapeutik

Komunikasi dapat berlangsung dengan baik sehingga terbina hubungan saling


percaya perawat-klien diperlukan tahapan tahapan, yakni:
1. Prainteraksi (persiapan)
Fase prainteraksi merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat
sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien. Pada fase ini, perawat
mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta menganalisis
kekuatan dan kelemahan profesional diri. Prainteraksi dimulai sebelum kontrak
pertama dengan klien. Perawat mengumpulkan data tentang klien,
mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri dan membuat rencana
pertemuan dengan klien.

28 | Keperawatan
2. Fase Orientasi atau Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan klien. Fase awal interaksi antara perawat dan klien yang
bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase
selanjutnya. Fase ini dimulai ketika perawat dengan klien bertemu untuk
pertama kalinya. Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien. Tahap orientasi ini bertujuan untuk
memvalidasi keakuratan data yang sudah didapatkan perawat saat fase
prainteraksi dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan saat ini.
3. Fase Kerja
Tahap kerja ini adalah merupakan tahapan inti dalam keseluruhan proses
komunikasi terapeutik. Pada fase kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan
yang dilakukan adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya,
menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara baik, melakukan
kegiatan sesuai rencana. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak
hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama, tetapi yang lebih
bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien. Pada fase ini, perawat
menggunakan teknik-teknik komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (sesuai kontrak).
4. Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Pada fase
ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan
perasaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut pertemuan dan
membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien. Terminasi dibagi dua
yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.

a. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-klien dan


akan bertemu kembali pada waktu yang telah ditentukan
b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara menyeluruh.

Keperawatan | 29
Pelaksanaan Komunikasi terapeutik

Pada saat melakukan komunikasi terapeutik, maka dibutuhkan berbagai


ketrampilan yang dapat memperlancar pelaksanannya. Penting bagi anda untuk
mengenal teknik komunikasi terapeutik, yakni:
a. Mendengarkan (Listening)
b. Menunjukkan Penerimaan
c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
d. Mengulang (restating/repeating)
e. Klarifikasi (clarification)
f. Memfokuskan (focusing)
g. Merefleksikan (reflecting/feedback)
h. Memberi informasi (informing)
i. Diam (silence)
j. Identifikasi tema (theme identification)
k. Memberikan penghargaan (reward)
l. Menawarkan diri
m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

30 | Keperawatan
D. Rangkuman
1. Komunikasi adalah suatu proses tukar menukar ide, pikiran, gagasan, atau
informasi dalam suatu interaksi. Informasi dapat disampaikan secara sadar
maupun tidak sadar dengan menggunakan lisan, tulisan, dan gerakan atau
isyarat baik menggunakan tanda-tanda maupun dengan simbol-simbol

2. Tujuan komunikasi adalah untuk memberi informasi dan mengubah opini, cara
berfikir, sikap, serta perilaku

3. Elemen atau unsur yang terlibat dalam komunikasi adalah: komunikator


(sender), pesan (message), komunikan (receiver), media (channel), umpan
balik (feedback), dan lingkungan (atmosphere).

4. Jenis komunikasi diklasifikasikan berdasarkan beberapa elemen yang terlibat,


yaitu jika jenis berdasarkan Media dibedakan menjadi komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Berdasarkan tujuan, komunikasi dibedakan menjadi
komunikasi sosial dan komunikasi terapeutik. Dan jika berdasarkan orang yang
terlibat maka komunikasi dibedakan menjadi komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal, dan komunikasi masa

Keperawatan | 31
5. Komunikasi adalah proses dua arah. Berkomunikasi secara efektif berarti
mengembangkan keterampilan yang baik pada tingkat pribadi tidak hanya
sebagai pembawa pesan, tetapi juga sebagai penerima. Sehingga
mengharuskan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memiliki
pengetahuan tentang kemampuan dan perspektif orang lain serta kita sendiri,
dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memfasilitasi
komunikasi.

6. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk memberikan


manfaat bagi komunikan. Segala informasi yang ditampilkan atau
diekspresikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah komunikan

7. Komunikasi terapeutik merupakan kegiatan rutin yang selalu mengandung


makna terapeutik dengan memenuhi tahap-tahap hubungan terapeutik yaitu:
pra interaksi, orientasi, kerja dan terminasi. Untuk membangun hubungan
terapeutik, komunikan harus memiliki keterampilan interpersonal tertentu,
untuk mendorong ekspresi perasaan klien.

32 | Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai