Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang E-mail: olivenn7@gmail.com
Abstract:The Implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) In Eradicate Poverty In
Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto. This research was conducted on the basis of the presence of poverty in Indonesia, especially in Mojokerto. In an effort to overcome poverty, the government has a wide range of integrated poverty reduction programs. One of the programs is PKH. The purpose of the research is to analyze how the implementation of PKH and factors faced PKH in eradicate poverty. The research method uses descriptive qualitative research approach. The results showed implementation PKH in subdistrict Dawarblandong not succeeded. Not all of the contents of the policy in the PKH implemented well. The purpose of PKH is also yet to get maximum results. The persistence of the poverty, poor nutrition, mother died giving birth, and low public support to increased welfare. Suggestions that can be implemented namely evaluate the policies and giving awards to individuals.
Keywords: implementation of policy, Program Keluarga Harapan (PKH), poverty reduction
programs
Abstract: Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Menanggulangi
Kemiskinan di Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini dilakukan atas dasar terdapatnya kemiskinan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Mojokerto. Sebagai upaya mengatasi kemiskinan, pemerintah memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi. Salah satu program itu adalah PKH. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana implementasi PKH dan faktor yang dihadapi PKH dalam menanggulangi kemiskinan. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan implementasi PKH di Kecamatan Dawarblandong belum berhasil. Tidak semua isi kebijakan PKH dilaksanakan dengan sesuai. Tujuan PKH juga belum mendapatkan hasil yang maksimal. Masih adanya kemiskinan, gizi buruk, ibu meninggal karena melahirkan, serta rendahnya masyarakat yang mendukung peningkatan kesejahteraan. Saran yang dapat dilaksanakan yakni mengevaluasi kebijakan serta pemberian penghargaan kepada perseorangan.
Kata kunci: implementasi kebijakan, Program Keluarga Harapan (PKH), program
penanggulangan kemiskinan
Pendahuluan namun kemiskinan masih menjadi beban yang
Kemiskinan adalah permasalahan pokok harus diurus oleh pemerintah. Kemiskinan juga yang dialami oleh sebagian besar negera di dialami oleh negara yang memiliki banyak dunia. Walaupun tidak dikatakan seluruhnya, sumber daya alam yakni Indonesia. dengan berbeda-beda tingkat dan jumlah orang Pemerintah Indonesia saat ini memiliki miskin pada setiap negara, hampir tidak ada satu berbagai program penanggulangan kemiskinan negara yang dapat terbebas dari masalah yang terintegrasi. Program tersebut salah satunya kemiskinan. Negara kaya dan maju di bidang PKH (Program Keluarga Harapan), PKH adalah sains dan industri juga mengalami kemiskinan program perlindungan sosial yang memberikan meski jumlahnya tidak besar. Kemiskinan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat merupakan masalah umum dan telah menjadi Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga ancaman serta bencana bagi suatu negara. diwajibkan melaksanakan persyaratan dan Dunia mengalami kemajuan teknologi di ketentuan yang telah ditetapkan di bidang setiap zamannya, berlangsungnya kebangkitan pendidikan dan kesehatan. dan meluasnya penggunaan alat dalam industri
Ada banyak daerah di Indonesia yang manajemen, dimensi moral dan etika, dimensi menerima bantuan PKH, salah satunya, adalah lingkungan, dimensi akuntabilitas kinerja. Kabupaten Mojokerto. Pada tahun 2007 Peran administrasi publik dijelaskan oleh penerima bantuan PKH di Kabupaten Mojokerto Gray, sebagaimana dikutip Pasolong (2010) ada 10 kecamatan yakni Sooko, Jatirejo, yakni: Administrasi publik berperan menjamin Gondang, Trowulan, Dawarblandong, Pacet, pemerataan distribusi pendapatan nasional, dapat Mojoanyar, Gedeg, Ngoro, dan Trawas. Pada melindungi hak-hak masyarakat, dan berperan tahun 2008 penerima bantuan bertambah 4 dalam melestarikan nilai-nilai tradisi masyarakat. kecamatan yakni Mojosari, Bangsal, Punggong dan Puri. Sedangkan Kecamatan Dlanggu, 2. Kebijakan Publik Kutorejo, Kemlagi dan Jetis menerima bantuan Dunn, sebagaimana dikutip Pasolong PKH pada tahun 2009. Kecamatan (2010, h.39), mengatakan kebijakan publik Dawarblandong adalah kecamatan yang mempe- adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang roleh bantuan PKH terbanyak di Kabupaten saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga Mojokerto yakni 1585 RTSM pada tahap tiga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang tahun 2013 (UPPKH Kabupaten Mojokerto). yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti Maka penulis merumuskan masalah Bagaimana pertahanan keamanan, energi, kesehatan, implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) pendidikan, kesejahteraan masyarakat, krimina- dalam menanggulangi kemiskinan di Kecamatan litas, perkotaan dan lain-lain. Menurut Thomas R Dawarblandong Kabupaten Mojokerto. Apa saja Dye sebagaimana dikutip Pasolong (2010, h.39), faktor kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan mengatakan bahwa kebijakan publik adalah PKH. Tujuan penelitian adalah untuk menga- “apapun yang dipilih pemerintah untuk nalisis implementasi PKH dalam menanggulangi dilakukan atau tidak dilakukan”. Dye me- kemiskinan di Kecamatan Dawarblandong ngatakan bahwa pemerintah memilih untuk Kabupaten Mojokerto, serta untuk mengetahui melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya dan menganalisis faktor kendala yang dihadapi dan kebijakan publik itu meliputi semua tindakan dalam pelaksanaan PKH. Kontribusi penelitian pemerintah jadi bukan semata-mata merupakan bagi pemerintah pusat dan daerah sebagai pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat referensi dalam rangka memberdayakan pemerintah saja. Jenis-jenis kebijakan publik masyarakat serta memberikan informasi bagi menurut Nugroho (2006) dibagi menjadi tiga pembaca dan penulis lain sebagai inspirasi untuk kelompok, yaitu kebijakan yang bersifat makro, dikembangkan ke topik lain. kebijakan yang bersifat meso, kebijakan yang bersifat mikro. Proses kebijakan publik menurut Tinjauan Pustaka Subarsono (2005, h.8), adalah “serangkaian 1. Administrasi Publik intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan Administrasi publik menurut Chandler dan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut Plano, sebagaimana dikutip Keban (2004, h.3), mulai dari penyusunan agenda, formulasi mengatakan administrasi publik adalah “proses kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi di mana sumber daya dan personel publik kebijakan, dan evalusai kebijakan”. diorganisir dan dikoordinasikan untuk mem- formulasikan, melaksanakan, dan mengelola 3. Implementasi Kebijakan keputusan dalam sebuah kebijakan publik”. “Implementasi kebijakan bila dipandang Roosenbloom yang dikutip Pasolong (2010, h.8), dalam pengertian yang luas, merupakan alat mendefinisikan administrasi publik merupakan administrasi hukum di mana berbagai aktor, “pemanfaatan teori dan proses manajemen, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja politik dan hukum untuk memenuhi keinginan bersama-sama untuk menjalankan kebijakan pemerintah di bidang legislatif, eksekutif, dalam guna meraih dampak atau tujuan yang rangka fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan diinginkan”(Winarno, 2002, h.102). Model- terhadap masyarakat secara keseluruhan atau model Implementasi menurut Parsons (2006, sebagian”. h.464-492) secara garis besar model Ruang lingkup administrasi publik adalah implementasi kebijakan dapat dibagi menjadi hal-hal yang dibahas atau kegiatan-kegiatan yang empat yakni model analisis kegagalan, model akan dilakukan dalam lingkup administrasi rasional (top-down), model bottom-up, model publik. Menurut Keban (2004, h.11) ruang teori hybrid. Faktor Pendukung Implementasi lingkup suatu administrasi publik meliputi menurut Teori Implementasi Kebijakan George dimensi-dimensi strategis, yaitu dimensi Edward III yang dikutip oleh Winarno (2002), kebijakan, dimensi organisasi, dimensi yakni komunikasi, Sumber-sumber, ke- cenderungan atau tingkah laku-tingkah laku dan
struktur birokrasi. Sedangkan faktor penghambat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia implementasi menurut Sunggono (1994) (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan. Tujuan implementasi kebijakan mempunyai beberapa umum PKH adalah untuk mengurangi angka faktor penghambat, yaitu isi kebijakan, kemiskinan dan memutus rantai kemiskinan, informasi, dukungan, pembagian potensi meningkatkan sumber daya manusia, serta merubah perilaku RTSM yang relatif kurang 4. Kebijakan Kemiskinan mendukung peningkatan kesejahteraan Kebijakan kemiskinan adalah suatu usaha (Departemen Sosial RI, 2009). pengambilan keputusan dalam hal kemiskinan Kewajiban penerima PKH, berkaitan mulai dari menentukan target dengan dengan kesehatan dan pendidikan. RTSM yang menggunakan indikator, penanganan, dan sudah ditetapkan menjadi peserta PKH dan penangulangan untuk mengatasi masalah memiliki kartu PKH diwajibkan memenuhi kemiskinan. Dalam menangani dan me- persyaratan kesehatan. Persyaratan seperti nanggulangi kemiskinan harus mengerti betul mengontrol kandungan ibu hamil, menimbang tentang kemiskinan dan indikator yang akan dan memberi vitamin kepada balita. Adapun digunakan. Kajian tentang pemahaman peserta PKH yang dikenakan persyaratan kemiskinan yang hakiki dan komprehensif sangat kesehatan adalah RTSM yang memiliki ibu diperlukan untuk memahami dan mencari hamil, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang penjelasan agar tidak terjadi salah urus ketika belum masuk pendidikan SD. Berkaitan dengan menanggulanginya. Suparlan (1984, h.12) secara pendidikan, peserta PKH diwajibkan memenuhi singkat menjelaskan kemiskinan sebagai suatu persyaratan berkaitan dengan pendidikan jika standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak peserta suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah PKH tersebut harus didaftarkan pada satuan atau segolongan orang dibandingkan dengan pendidikan setara SD dan SMP dan mengikuti standar kehidupan yang umum berlaku dalam kehadiran di kelas minimal 85 persen dari hari masyarakat yang bersangkutan. Standar sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran kehidupan yang rendah ini secara langsung berlangsung. Apabila ada anak yang berusia 5-6 nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri sejenisnya, maka yang bersangkutan dikenakan dari mereka yang tergolong sebagai orang persyaratan pendidikan. miskin. Kemiskinan berdasarkan penyebabnya Pembayaran bantuan dilakukan empat kali menurut Baswir (1997) terbagi menjadi tiga atau empat tahap dalam satu tahun. Bantuan tetap yakni kemiskinan kultural, kemiskinan yang diberikan kepada peserta PKH adalah Rp. struktural, kemiskinan natural. Penanggulangan 200.000,-. Jika peserta memiliki anak usia di kemiskinan dalam Peraturan presiden no. 15 bawah 6 tahun dan ibu hamil/menyusui maka Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan bantuan akan ditambah Rp. 800.000,-. Kemiskinan menyebutkan bahwa pe- Bertambah Rp. 400.000,- jika memiliki anak nanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan peserta pendidikan setara SD/MI. Bertambah lagi program pemerintah dan pemerintah daerah yang Rp. 800.000,- jika peserta memiliki anak peserta dilakukan secara sistematis, terencana, dan pendidikan setara SMP/MTs. Penerima bantuan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat atau peserta PKH tentu akan menerima jumlah untuk mengurangi jumlah penduduk miskin uang yang berbeda-beda sesuai dengan anggota dalam rangka meningkatkan derajat ke- keluarga yang dimilikinya. Namun jika peserta sejahteraan rakyat. Program penanggulangan tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh dalam tiga bulan maka besaran bantuan yang pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, diterima akan berkurang Rp.50.000 untuk bulan serta masyarakat untuk meningkatkan pertama, berkurang Rp. 100.000 pada bulan kesejahteraan masyarakat miskin melalui kedua dan pada bulan ketiga berkurang Rp. bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, 150.000 apabila masih tidak memenuhi pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, komitmen. Jika dalam tiga bulan berturut-turut serta program lain dalam rangka meningkatkan masih tidak memenuhi komitmen maka akan kegiatan ekonomi. dikeluarkan dari kepesertaan (Departemen Sosial RI, 2009). 5. Program Keluarga Harapan Program Keluarga Harapan adalah program Metode Penelitian yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM. Jenis penelitian yang digunakan adalah Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan untuk jenis penelitian kualitatif pendekatan deskriptif. memenuhi persyaratan yang terkait dengan Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009,
h.1) adalah metode penelitian yang digunakan ketika ada permasalahan yang terjadi setelah untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, pelaksanaan ini berjalan tetapi tidak disebutkan sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana solusinya pada kebijakan maka para pelaksana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik berkoordinasi untuk membuat kebijakan pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi bersama-sama untuk mengatasi masalah tersebut. (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan Di Kecamatan Dawarblandong misalnya kartu hasil penelitian kualitatif lebih menekankan PKH yang digunakan sebagai identitas penerima makna dari pada generalisasi. bantuan PKH ternyata sebagian masyarakat Fokus dalam penelitian ini adalah pernah menghilangkannya. Untuk mempermudah (1) Implementasi Program Keluarga Harapan masalah ini maka pendamping memberi dalam menanggulangi kemiskinan kebijakan dengan mengumpulkan kartu PKH a) kesesuaian dasar regulasi/isi kebijakan namun jika dibutuhkan bisa kapan saja diambil Program Keluarga Harapan (PKH) dan digunakan. dengan pelaksanaan PKH di lapangan. Proses kebijakan memang membutuhkan b) kesesuaian capaian rencana/tujuan PKH berbagai kegiatan mulai dari penentuan dengan pelaksanaannya di lapangan. kebijakan mana yang akan diambil, kebijakan c) aktor-aktor pelaksana yang membantu bisa dari mengadopsi kebijakan yang pernah implementasi PKH. dilakukan sebelumnya atau membuat kebijakan d) anggaran atau biaya yang digunakan yang benar-benar baru. Setelah pembuatan dalam implementasi PKH. kebijakan kemudian pelaksanaan kebijakan (2) Faktor-faktor kendala yang dihadapi dalam tersebut dan akhirnya kebijakan dievaluasi. Di pelaksanaan Program Keluarga Harapan Kecamatan Dawarblandong pada pelaksanaan (PKH). PKH juga terlihat proses kebijakan seperti ada Lokasi tempat penelitian berada di kebijakan dan implementasi namun pada poin Kabupaten Mojokerto dan situs yang diambil evaluasi masih ada kebijakan yang belum dalam penelitian ini adalah pada Kecamatan dievaluasi. Dawarblandong. Sumber data diperoleh dari Dalam implementasinya, pelaksanaan informan, dokumen dan observasi. Dalam sebuah kebijakan adalah perencanaan yang mengumpulkan data-data penelitian, terdapat 3 dipraktikkan. Pelaksanaan Program Keluarga (tiga) proses kegiatan yang dilakukan oleh Harapan ini juga dilakukan agar tujuan dari peneliti, yaitu: 1) Proses memasuki lokasi sebuah kebijakan dapat terlaksana dengan penelitian, 2) ketika berada di lokasi penelitian menggunakan sarana-sarana dengan waktu melakukan perkenalan, 3) mengumpulkan data tertentu. Pelaksanaan PKH juga menggunakan (observasi, wawancara dan dokumentasi). sarana-sarana yang ada seperti sekolah SD dan Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri SMP serta Puskesmas maupun Rumah Sakit dengan menggunakan alat bantu seperti pedoman sebagai penunjang pelaksanaanya. Waktu wawancara, perekam suara atau kamera. Analisis pertama kali terlaksanaanya PKH adalah pada data menggunakan model interaktif Miles dan tahun 2007/2008 dan masih terlaksana sampai Huberman. Menurut Miles dan Huberman yang sekarang. Pelaksanaan PKH ini dilaksanakan diterjemahkan Tjetjep (1992, h.16) analisis yang untuk memenuhi tujuannya yakni mengurangi digunakan adalah dengan cara melakukan proses kemiskinan dan meningkatkan kualitas SDM penelitian secara bertahap dan interaktif pada baik di bidang pendidikan maupun kesehatan. data yang telah ditentukan. Adanya evaluasi kebijakan, digunakan untuk memberikan penilaian kepada pelaksanaan Pembahasan kebijakan. Pelaksanaan PKH diharapkan dapat 1. Implementasi Program Keluarga Harapan berjalan dengan baik dengan adanya evaluasi dalam menanggulangi kemiskinan kebijakan. Di Kecamatan Dawarblandong ada Dunn, sebagaimana dikutip Pasolong permasalahan yang belum dievaluasi yakni (2010), mengatakan kebijakan publik adalah kebijakan mengenai double job. Adanya sebuah pilihan yang dibuat oleh pemerintah pada pendamping yang memiliki pekerjaan lain selain bidang-bidang yang menyangkut tugas pendamping namun tidak ada sanksi sedangkan pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, UPPKH kabupaten mengetahui dengan jelas energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan permasalahan ini. Permasalahan ini terjadi masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. karena adanya aturan yang melarang adanya Dalam mata kebijakan publik, adanya Program tuntutan menjadi CPNS. Selain itu ketidakjelasan Keluarga Harapan ini terjadi karena adanya kontrak juga menjadikan pendamping memilih permasalahan kemiskinan di Indonesia dan tetap melanggar kebijakan ini. Kebijakan double khususnya di Kabupaten Mojokerto. Namun job ini menjadi sia-sia karena sanksi yang sudah
ada tidak diberikan, begitu juga dengan atasan b) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu yang sudah mengetahui permasalahan double job hamil, ibu nifas, anak balita dan anak usia 5-7 tetapi evaluasi kebijakan belum dilaksanakan tahun yang belum masuk sekolah dasar dari pada kasus tersebut. RTSM. c) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Tabel 1 Kemiskinan di Kabupaten Mojokerto pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi Penduduk Masyarakat % anak-anak RTSM. Tahun miskin d) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak 2009 1.070.579 40.709 3,8 RTSM (Departemen Sosial RI, 2009). 2010 1.088.632 39.087 3,6 Dari capaian rencana/tujuan yang sudah tersusun baik tersebut masih belum mendapatkan 2011 1.112.821 39.075 3,5 hasil yang maksimal. Masih banyaknya balita 2012 1.143.747 25.502 2,2 yang kekurangan gizi, masih adanya ibu yang 2013 1.162.630 42.714 3,7 meninggal karena melahirkan, akses dan kualitas kesehatan dan pendidikan masih rendah menjadi Sumber: data diolah peneliti 2014 penyebab hasil belum maksimal. Tujuan hanya akan tercapai jika pelaksanaannya dilakukan Tabel 2 Gizi buruk di Kec Dawarblandong dan dengan sebaik mungkin, semaksimal mungkin Kab Mojokerto dengan menekan adanya hambatan maupun Jumlah Jumlah Gizi Gizi kendala yang akan terjadi. balita balita buruk buruk Dalam pelaksanaan suatu program yang *) **) *) **) lebih utama adalah adanya rasa semangat dan 2008 3.053 69.684 6 753 komitmen yang tinggi dalam menjalankan 2009 2.928 66.453 1 100 program. Setiap aktor pelaksana harus dibekali 2010 3.223 65.709 2 102 dan harus memiliki semangat serta komitmen 2011 3.507 68.437 9 209 yang tinggi. Tingginya semangat dan komitmen 2012 3.540 69.157 7 103 dari aktor pelaksana program tentu akan Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menimbulkan rasa ingin memberikan yang 2014 terbaik agar memperoleh hasil yang terbaik. *) Jumlah balita yang diukur dan gizi buruk di Dengan begitu kendala-kendala yang ada dalam Kecamatan Dawarblandong sebuah pelaksanaan tentu bukan menjadi **) Jumlah balita yang diukur dan gizi buruk di persoalan yang besar. Para pelaksana yang Kabupaten Mojokerto berkomitmen tentu akan berusaha agar kendala- kendala terjadi sekecil mungkin bahkan tidak ada Tabel 3 Jumlah Kematian Ibu dan Bayi sama sekali. Kabupaten Mojokerto Jumlah Jml Tahun Jml kematian kematian 2. Faktor-faktor kendala yang dihadapi persalinan dalam pelaksanaan Program Keluarga ibu bayi 2007 16.497 17 101 Harapan (PKH) 2008 16.776 18 113 Dalam melaksanakan sebuah kebijakan 2009 17.229 12 109 tentu ada kendala yang akan dihadapi baik kendala yang bersifat kecil maupun besar. 2010 17.433 17 138 Berikut faktor penghambat implementasi 2011 16.806 16 201 menurut Sunggono (1994): 2012 16.258 19 178 a) Isi kebijakan 2013 16.391 22 129 Isi kebijakan harus jelas dan memiliki tujuan. Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Dalam isi kebijakan, kekurangan sumber 2014 daya-sumber daya pembantu, misalnya yang menyangkut waktu, biaya/dana dan tenaga Tujuan umum PKH adalah untuk manusia juga dapat menghambat mengurangi angka kemiskinan dan memutus implementasi. Pelaksanaan di lapangan rantai kemiskinan, meningkatkan sumber daya menunjukkan sudah terdapat isi kebijakan manusia, serta merubah perilaku RTSM yang dan memiliki tujuan namun pada bagian relatif kurang mendukung peningkatan sumber daya masih ada beberapa kekurangan kesejahteraan. Secara khusus tujuan Program yang juga menjadi kendala program ini Keluarga Harapan (PKH) terdiri: seperti biaya, waktu dan fasilitas. a) Meningkatkan status sosial ekonomi RTSM.
b) Informasi kurangnya rasa tanggung jawablah yang Jika Informasi ini tidak ada, misalnya akibat menjadikan kendala. UPPKH kabupaten adanya gangguan komunikasi maka belum menunjukan sikap tegas dengan implementasi juga akan terhambat. Seperti adanya pelanggaran seperti double job. yang dijelaskan Pak Budi selaku pendamping Pendamping juga masih belum memberikan bahwa para pendamping sudah memberikan sosialisasi yang merata kepada masyarakat informasi kepada peserta PKH. Informasi agar tidak ada kesalahpahaman dan membuat yang diberikan mengenai jadwal yang mana masyarakat ingin protes. peserta PKH setiap desa akan mengambil bantuan berupa uang tunai sesuai jam yang Kesimpulan sudah ditentutan dalam jadwal. Namun Implementasi Program Keluarga Harapan di informasi yang sudah diberikan kepada Kecamatan Dawarblandong Kabupaten peserta tidak didengarkan dengan baik Mojokerto belum berhasil. Tidak semua isi sehingga waktu pengambilan bantuan peneliti kebijakan PKH dilaksanakan dengan sesuai. melihat adanya peserta yang banyak Adanya pelanggaran pendamping yang berkumpul menjadi satu walaupun belum mempunyai pekerjaan lain (double job) selain waktunya datang mereka tetap memilih pendamping dan masih adanya masyarakat yang datang pagi. Dengan keadaan yang penuh protes. Adanya protes dari masyarakat ini sesak dan berisik pemanggilan nama yang menunjukan pelaksanaan PKH tidak berhasil akan mendapat bantuan sedikit terganggu. memberikan arahan maupun bimbingan kepada masyarakat untuk berusaha menjadi masyarakat c) Dukungan yang mandiri tanpa adanya ketergantungan pada Tidak cukup dukungan untuk pelaksanaan pemerintah. Tujuan dari pelaksanaan PKH juga kebijakan akan mempersulit pelaksanaan belum mendapatkan hasil yang maksimal. Masih kebijakan. Ini juga telah disampaikan oleh adanya kemiskinan, gizi buruk dan ibu Pak Sucipto selaku koordinator pendamping meninggal karena melahirkan, serta masih dan pendamping lainnya. rendahnya masyarakat yang mendukung peningkatan kesejahteraan. Saran yang dapat d) Pembagian Potensi dilaksanakan yakni menambah biaya operasional Masalah-masalah akan terjadi apabila dan memperbaiki fasilitas, sanksi harus pembagian wewenang dan tanggung jawab dilaksanakan, menambah pegawai dengan kurang disesuaikan dengan pembagian tugas perekrutan yang baik, mengevaluasi kebijakan atau pembatasan-pembatasan yang kurang serta pemberian penghargaan kepada jelas. Pembagian tugas sudah jelas tetapi perseorangan.
Daftar Pustaka
Baswir, Revrisond. (1997) Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2009) Pedoman Umum PKH. Jakarta. Keban, Yeremias T. (2004) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta, Gava Media. Miles, dan Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif. Dialih bahasakan oleh Tjetjep Rohendri Rohidi. Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Nugroho, Riant. (2006) Kebijakan Publik: Untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta, Elex Media Kamputindo Kelompok Gramedia. Parsons, Wayne. (2006) Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Dialih bahasakan oleh Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta, Kencana. Pasolong, Harbani. (2010) Teori Administrasi Publik. Jakarta, Alfabeta. Peraturan Presiden No.15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (c.1) Jakarta, Presiden Republik Indonesia. Subarsono, AG. (2005) Analisa Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet. Sunggono, Bambang. (1994) Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta, Sinar Grafika. Suparlan, Parsudi. (1984) Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta, Sinar Harapan dan Yayasan Obor Indonesia. Winarno, Budi. (2002) Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta, Media Pressindo.