Anda di halaman 1dari 15

“PENDIDIKAN PLURALISME DALAM PERSPEKTIF KH

ABDURAHMAN WAHID”

PROPOSAL

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam melakukan


penelitian untuk penulisan sekripsi

OLEH

IZZUDIN AIBEK

NIM : 17051011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

2021
Daftar isi

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1


B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian...........................................................7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................7
E. Telaah Pustaka.....................................................................................................8
F. Metode Penelitian.................................................................................................9
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................................................9
2. Sumber Data...................................................................................................10
3. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................11
4. Analisis Data...................................................................................................11
5. Tahap-Tahapan Penelitian............................................................................12
G. Sistematika Pembahasan...............................................................................13
Daftar Pustaka............................................................................................................14
A. Latar belakang

Seperti yang kita ketahui, bicara tentang sebuah pendidikan

memang tidak akan pernah ada habisnya, karena dengan pendidikan

sebagai salah satu wahana untuk menjadikan manusia lebih manusiawi.

Dimana dengan adanya pendidikan akan mampu menciptakan generasi-

generasi emas yang akan membangun kembali peradaban yang tinggi dan

mengenal eksistensi dirinya, baik sebagai makhluk individu, sosial,

maupun bertuhan.1

Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Tilaar,

prinsip-prinsip kajian pedagogi pada abad ke-21 atau pada zaman

kontenporer adalah: pertama, Pendidikan merupakan suatu proses

pembudayaan yang kongkret, situasional yang membawa manusia

mengatasi perjuangan hidup terhadap pengaruh alam dan zaman guna

mencapai keselamatan dan kebahagiaan serta kehidupan yang tertib dan

damai; kedua, pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan rakyat,

sehingga dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab terhadap

kehidupanya dan kehidupan bersama dalam masyarakat, serta pendidikan

tak terlepas dari politik atau sistem sebuah model pendidikan yang dapat

mengakomodasi budaya setempat, sekaligus mempertahankan tradisi dan

identitas keagamaan.2

Dalam pendidikan, pluralisme termasuk dalam pendidikan sosial,

hal ini karena pengertian dari pendidikan sosial adalah proses pembinaan
1
Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, (jakarta: PT. Ciputat Press Group,
2002), Hal. 265
2
M. Amin Abdullah, Pendidikan agama multikultural multireligius (jakarta: PSAP Muhammadiyah, 2005), 2
kesadaran sosial, sikap sosial, dan ketrampilan sosial agar anak dapat

hidup dengan baik serta wajar di tengah-tengah lingkungan

masyarakatnya, mengenai hidup kebragaman (pluralisme),

Di negara kesatuan republik indonesia terdapat berbagai macam

identitas yang berbeda meliputi perbedaan budaya dan bahasa, ras dan

etnis juga agama dan kepercayaan, masyarakat dunia mengakui indonesia

yang pluralis sebagai negara kesatuan republik indonesia (NKRI).

Beragamnya identitas yang dimiliki bangsa ini, di satu sisi bisa menjadi

bagian dari kekayaan bangsa dan di sisi lain juga bisa menjadi ancaman

bagi intregitas bangsa. Menjadi perekat atau ancaman bagi kesatuan

bangsa ini tergantung pada sikap masyarakat dalam menyikapi perbedaan-

perbedaan yang ada.

Terjadi konflik di Ambon pada tahun 1999 sampai 2004 menjadi

catatan sejarah yang penting untuk bangsa ini dalam melihat adanya

potensi konflik mengatasnamakan agama. Konflik tersebut tidak hanya

menelan banyak korban jiwa, melainkan juga menyebabkan banyak

fasilitas umum serta rumah-rumah warga hancur dan hangus terbakar,

tidak hanya kerusakan fisik saja, konflik tersebut juga mengakibatkan

masyarakat ambon terpecah menjadi klompik-klompok, yang muslim

dengan muslim dan kristen deng komunitas kristenya.3 Ada juga konflik

yang terjadi di Surabaya yakni pengepungan Mahasiswa Papua di

Surabaya pada hari jum’at, 16 Agustus 2019, yang di latar belakangi

adanya penistaan simbol agama.


3
SAIDIN ERNAS, “Dari konflik ke Integrasi sosial: Pelajaran dari Ambbon –Maluku,” n.d., 102
Salah satu penyebab dari semakin meningkatnya kasus-kasus

konflik mengatasnamakan agama, ini adalah semakin memudarnya

kesadaran serta sikap saling menghormati dalam masyarakat atas

keragaman yang ada serta kekurang tegasan pemerintah dalam menangani

kekerasan antar-agama, terlebih jika yang melakukan kekerasan itu adalah

kaum mayoritas terhadap minoritas. Perbedaan dan keragaman kehidupan

bermasyarakat bukan lantas menjadi permusuhan dan konflik yang tajam,

akan tetapi perbedaan itu akan terasa lebih indah dengan konsepsi saling

menjaga dan menghormati, sesuai dengan keyakinan masing-masing,

sehingga penyeragaman identitas perlu menjadi kajian berkelanjutan guna

menemukan titik temu diantara perbedaan-perbedaan yang sering kali

mencuat kepermukaan.

Pola pendidikan Islam yang terbuka dengan adanya perubahan-

perubahan di Indonesia dikenalkan oleh salah satu tokoh bahkan termasuk

salah satu pemimpin negara yaitu KH. Abdurrahman Wahid, atau lebih

dikenal dengan sebutan Gus Dur, seorang ulama sekaligus cendikiawan

Muslim. Dalam dunia pendidikan Gus Dur memadukan nilai-nilai

tradisional dan Barat modern yang disebut neomodernisme, yaitu suatu

gerakan progresif dalam pemikiran Islam yang tidak hanya timbul dari

modernisme Islam, tetapi juga sangat tertarik pada pengetahuan tradisional


4
. Beliau yang dikenal sebagai pelindung kaum minoritas dan tertindas,

juga yang memperkenalkan sikap keterbukaan dan toleransi terhadap

4
Faisol. 2011. Gus Dur & Pendidikan Islam: Upaya Mengembalikan EsensiPendidikan di Era Global
Cetakan Ke-1. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
keberagaman yang ada. Gus Dur lebih populer dengan sebutan “Bapak

Pluralisme Indonesia” karena beliau dekat dengan masyarakat manapun,

tidak memandang agama, ras, maupun suku. Baginya semua adalah sama

yaitu masyarakat Indonesia yang menyatu di bawah Bhineka Tunggal Ika.

Pluralisme semacam inilah yang oleh Kautsar Azhar Noer dalam

Ngainun dan Sauqi disebut sebagai substansi dari pluralisme,5

Seorang muslim penting untuk melakukan relasi sosial tanpa

tersekat oleh ragam budaya maupun keyakinan sebagaimana disebutkan

dalam Q.S Al-Hujarat: 13 menyebutkan;

‫ َل‬GF‫عُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕٕى‬FFFF‫ر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُش‬FFFF


ٍ ‫ا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك‬FFFFَ‫ٰيٓاَيُّه‬

١٣ - ‫لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah

orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat:13)

Ayat tersebut memberikan implikasi bahwa perbedaan dalam Islam

termasuk perbedaan dalam kultur menjadi satu keniscayaan dan tidak bisa

dihindarkan. Islam datang sebagai agama yang dapat mengayomi semua

golongan yang berbeda telah ada sejak lahir. Islam mengajarkan


5
Ngainun Naim and Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep Dan Aplikasi(Ar-Ruzz Media,
2008),75.
kemaslahatan dan mengajarkan kesejahteraan untuk semua umat manusia,

sehingga Islam menjadi sebuah agama yang bersifat demokratis atas

semua perbedaan yang ada.

Maka dari itu pendidikan berbasis pluralisme sangat penting

diterapkan kepada anak-anak dalam rangka meningkatkan nilai-nilai

toleransi ditengah keanekaragaman perbedaan untuk menjadikan

pendidikan sebagai garda depan terciptanya rasa toleransi. Menurut Amin

Abdullah, pendidikan berbasis pluralisme merupakan salah satu

perwujudan dari pendidikan modern, karena model pendidikan pluralisme

ternyata mampu menciptakan perdamaian dan kohesi sosial yang baik,

serta mampu menjadi solusi dari problematika kontemporer masyarakat

dewasa ini.6

Pendidikan Pluralisme memiliki implikasi yang besar bagi tumbuh

kembangnya peserta didik menjadi manusia yang memiliki akhlaq mulia.

Dengan kesadan itulah diharapkan seluruh potensi setiap peserta didik

mampu berkembang sesuai dengan harapan, minat, dan bakatnya kearah

positif. Dengan adanya pendidikan pluralisme ini sebagai bentuk usaha

sadar untuk melakukan perbaikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai

perbedaan sebagai sesuatu hal yang saling melengkapi satu sama lain.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji dan

menelaah pemikiran dan gagasan Gus Dur yang sering dianggap

nylenehatau kontroversial oleh kebanyakan orang. Maka dari itu

penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan judul


6
M. Amin Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural, Multireligius,76-82.
“PENDIDIKAN PLURALISME DALAM PERSPEKTIF K.H

ABDURRAHMAN WAHID”

B. RUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka perumusan masalah atas

penelitian ini dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaiman pendidikan pluralisme dalam perspektif KH Abdurahman

Wahid?

2. Bagaiman konsep pendidikan pluralisme dalam perspektif KH

Abdurahman Wahid?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari perumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pendidikan pluralisme dalam perspektif K.H

Abdurahman Wahid

2. Untuk mengetahui konsep pemikiran KH Abdurahman Wahid dalam

pendidikan pluralisme

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan

kontribusi dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dengan

saling menghargai satu sama lain. Kegunaan dari penelitian ini dapat

dikemukakan menjadi dua sisi yaitu:

1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan untuk menambah khazanah keilmuan dan

mengembangkan pemahaman terkait dengan pendidikan pluralisme

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan mengenai makna

pluralisme dalam nilai-nilai pendidikan dalam prespektif KH

Abdurahman Wahid

b. Bagi pembaca, dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan

mengenai pluralisme dalam nilai-nilai pendidikan

c. Bagi lembaga pendidikan, sebagai saran yang membangun dan

dapat menjadi pertimbangan guna meningkatkannmutu dan

kualitas pendidikan

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan bagian yang membahas teori yang relevan

dengan masalah yang diteliti. Dengan Telaah pustaka ini penulis

mendalami, mencermati, menelaah, mengidentifikasi penemuan-penemuan

yang telah ada dan berhubungan dengan penelitian penulis lakukan untuk

mengetahui apa yang ada dan belum ada. Selain itu telaah pustaka juga

memaparkan hasil penelitian terdahulu yang bisa menjadi referensi dalam

melakukan penelitian.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mempelajari terlebih dahulu

beberapa judul skripsi yang sekiranya bisa dijadikan bahan acuan atau

referensi. Adapun yang menjadi bahan kajian pustaka adalah:


1. Skripsi Karya Dian Apriani (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

IAIN Salatiga) “Konsep Pendidikan Islam Inklusif Persektif K.H

Abdurrahman Wahid” Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam

penyampaian materi pendidikan islam iklusif perspektif KH

Abdurrahman Wahid ini untuk menciptakan suatu pendidikan yang

mencakup semua aspek kehidupan yang tertuang dalam Bhineka

Tunggal Ika, maka diperlukan sifat inklusif. Persamaan penelitian

diatas dengan penelitian ini sama-sama memiliki fokus penelitian

yakni sama-sama sudut pandang yaitu KH Abdurrahman Wahid.

2. Skripsi Eko Makhmud Hidayat Masruri (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, IAIN Purwokerto) “Nilai-nilai Pendidikan Pluralisme

Dalam Buku (Tuhan Tidak Perlu Dibela) Karya Abdurahman Wahid”.

Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai-nilai pendidikan pluralisme

ini diharapkan akan mampu mewujudkan sebuah sikap yang mengakui

bahwa terdapat sebuah perbedaan harus ditempatkan pada tempat yang

tinggi kedudukanyadalam menjalankan hidup umat beragama.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini sama-sama memiliki

fokus penelitian yakni pendidikan pluralisme dan tokohnya.

F. Metode Penelitian

Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap

berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data.

Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran

dari obyek penelitian.


1. Pendekatan dan Jemis Penelitian

Penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian kepustakaan

(library research), karena penelitian ini mengangkat karya tulis berupa

pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid sebagai objek utamanya. Yang

dimaksud dengan library research adalah suatu penelitian yang

menjadikan buku, majalah ilmiah, dokumen-dokumen, dan karya

lainnya sebagai objek dalam penelitian7.Jadi hal yang paling utama

dalam penelitian kepustakaan dan membedakannya dengan penelitian

dengan kategori yang lain adalah objek data dan sumber data

primernya berasal dari karya tulis.

Sedangkan dalam pendekatannya, penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

dalam prosesnya melakukan analisis data verbal dan menekankan pada

data-data yang berupa kalimat deskriptif dibandingkan data-data yang

berbentuk angka sebagaimana penelitian kuantitatif8.Hal tersebut

tentunya akan menghasilkan hasil penelitian kualitatif yang akan lebih

beragam dibandingkan dengan hasil penelitian kuantitatif.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan semua hal yang dapat diambil datanya dan

digunakan dalam kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan sumber data yang berupa buku-buku, dokumen,

dan materi lainnya yang dapat dijadikan sebagai sumber rujukan


7
Sutisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi Ofseet, 2004), hlm. 9.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 22.
dalam penelitian. Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data utama yang

digunakan dalam melakukan penelitian. Adapun sumber data

primer yang digunakan pada penelitian ini adalah pemikiran K.H.

Abdurrahman Wahid.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data pendukung atau

sumber data yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku selain

sumber data primer yang memiliki keterkaitan dan relevan dengan

tema yang diangkat pada penelitian ini.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Dilakukan dengan mengadakan survey bahan kepustakaan untuk

mengumpulkan bahan-bahan, dan studi literature yakni mempelajari

bahan-bahan yang berkaitan dengan objek penelitian.

4. Analisis Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah suatu proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh sehingga akan

memudahkan untuk diinformasikan dan dipahami oleh orang lain.9

9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 334.
Analisi isi dalam penelitian ini yg mengambil pemikiran-pemikiran

KH Abdurahman Wahid tentang pendidikan pluralisme.

5. Tahapan-Tahapan Penelitian

a. Tahap deskripsi yaitu seluruh data yang diperoleh dihubungkan

dengan persoalan. Kemudian dilakukan dengan tahap

pedeskripsian. Dalam penelitian ini data yang terkumpul berupa

satuan semantic seperti kata-kata, frase, klausa, kalimat, paragraph,

gambar dan lainnya berupa kutipan-kutipan dari kumpulan data

tersebut yang berisi tindakan, pikiran, pandangan hidup, ide,

gagasan yang disampaikan pengarang melalui karyannya.

b. Tahap klasifikaasi yaitu data-data yang telah dideskripsikan

kemudian dikelompokkan kedalam bagiannya masing-masing

sesuai dengan permasalahan yang telah ditentukan.

c. Tahap analisis yaitu data-data yang telah diklasifikasikan menurut

kelompoknya masing-masing dianalisis kembali dengan

pendekatan deskriptif analitis dan kritis.

d. Tahap interpretasi yaitu upaya penafsiran dan pemahaman

terhadap hasil analisis data.

e. Tahap evaluasi adalah data-data yang sudah dianalisis dan di

interpretasikan sebelum ditarik kesimpulan harus diteliti dan

dievaluasi kembali agar diperoleh hasil penelitian yang dapat

dipertanggung jawabkan.

f. Simpulan akhir memuat point-point penting dan saran


G. Sistematika Pembahasan

Yang dimaksud dengan sistematika pembahasan adalah kerangka

yang digunakan dalam penelitian ini yang ditujukan untuk memberikan

gambaran pokok tentang pembahasan-pembahasan yang akan

ditampilkan dalam penelitian ini. Sehingga nantinya akan memudahkan

dan tidak akan menimbulkan kerancuan bagi para pembaca. Sistematika

pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari lima bab.

BAB I :Terdiri dari Latar Belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II :merupakan nilai-nilai pendidikan pluralisme

BAB III :merupakan biografi K.H. Abdurrahman Wahid yang

meliputi latar belakang keluarga K.H. Abdurrahman

Wahid, Riwayat Pendidikan K.H. Abdurrahman Wahid,

Perjalanan Karierdan Politik K.H. Abdurrahman Wahid,

Karya-karya K.H. Abdurrahman Wahid

BAB IV : berisi tentang penyajian dan analisis data yang meliputi

gambaran umum pemikiran KH Abdurrahman Wahid

dalam pendidikan pluralisme

BAB V : penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.


DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, (jakarta: PT.
Ciputat Press Group, 2002)
M. Amin Abdullah, Pendidikan agama multikultural multireligius (jakarta: PSAP
Muhammadiyah, 2005),
SAIDIN ERNAS, “Dari konflik ke Integrasi sosial: Pelajaran dari Ambbon –
Maluku,”
Faisol. 2011. Gus Dur & Pendidikan Islam: Upaya Mengembalikan
EsensiPendidikan di Era Global Cetakan Ke-1. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Ngainun Naim and Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep Dan
Aplikasi(Ar-Ruzz Media, 2008),
M. Amin Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural, Multireligius
Sutisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi Ofseet, 2004),
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),

Anda mungkin juga menyukai