2.5. Kepemimpinan Dan Manajemen
2.5. Kepemimpinan Dan Manajemen
Struktur organisasi kapal diatas bukanlah struktur yang baku, karena tiap kapal
bisa berbeda struktur organisaninya tergantung jenis, fungsi dan kondisi kapal
tersebut. Selain jabatan-jabatan tersebut dalam contoh struktur organisasi
kapal diatas, masih banyak lagi jenis jabatan di kapal, diluar jabatan Nakhoda.
Sesuai dengan undang undang No.21 tahun 1992 serta pasal 341 b KUHD dengan
tegas menyatakan bahwa Nahkoda adalah pemimpin kapal.
Modul Pelatihan bidang
Keterampilan Kepemimpinan dan Manajemen 2
Modul Pelatihan bidang
Keterampilan Kepemimpinan dan Manajemen 3
Dengan demikian secara ringkas tanggung jawab Nakhoda kapal dapat dirinci antara
lain :
Jabatan-jabatan Nakhoda diatas kapal yang diatur oleh peraturan dan perundang-
undangan yaitu :
1., SebagaiPemegang Kewibawaan Umum di atas kapal. (pasal 384, 385 KUHD serta
pasal 55 UU. No. 21 Th. 1992).
2. Sebagai Pemimpin Kapal. (pasal 341 KUHD, pasal 55 UU. No. 21 Th.1992 serta pasal
1/1 (c) STCW 1978).
3. Sebagai Penegak Hukum. (pasal 387, 388, 390, 394 (a) KUHD, serta pasal 55 No. 21
Th. 1992).
4. Sebagai Pegawai Pencatatan Sipil. (Reglemen Pencatatan Sipil bagi Kelahiran dan
Kematian, serta pasal 55 UU. No. 21. Th. 1992).
5.Sebagai Notaris. (pasal 947 dan 952 KUHPerdata, serta pasal 55 UU. No. 21, Th.
1992).
Mengandung pengertian bahwa semua orang yang berada di atas kapal, tanpa kecuali
harus taat serta patuh kepada perintah-perintah Nakhoda demi terciptanya keamanan
dan ketertiban di atas kapal. Tidak ada suatu alasan apapun yang dapat dipakai oleh
orang-orang yang berada di atas kapal untuk menentang perintah Nakhoda sepanjang
perintah itu tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan.
Modul Pelatihan bidang
Keterampilan Kepemimpinan dan Manajemen 4
Untuk menjadi kapten kapal yang baik, dihormati oleh kru dan dihargai oleh perusahaan
pelayaran, menurut Maritime Olympide perlu mengembangkan 11 sifat/ karakter.
Kapten kapal yang baik dibuat dari pengajaran dan pengalaman yang tepat.
Modul Pelatihan bidang
Keterampilan Kepemimpinan dan Manajemen 6
Jikalau terjadi kematian :
1. Membuat Berita Acara Kematian dengan 2 orang saksi (biasanya Perwira kapal)
2. Mencatat terjadinya kematian tersebut dalam Buku Harian Kapal
3. Menyerahkan Berita Acara Kematian tersebut pada Kantor Catatan Sipil di pelabuhan
pertama yang disinggahi
4. Sebab-sebab kematian tidak boleh ditulis dalam Berita Acara Kematian maupun Buku
Harian Kapal, karena wewenang membuat visum ada pada tangan dokter Apabila
kelahiran maupun kematian terjadi di luar negeri, Berita Acaranya diserahkan pada
Kantor Kedutaan Besar R.I. yang berada di negara yang bersangkutan.
Pada BAB.II Pasal 2 ayat (1) dan (2) bahwa pada setiap kapal niaga yang berlayar
Modul Pelatihan bidang
Keterampilan Kepemimpinan dan Manajemen 7
harus diawaki dengan susunan terdiri dari : seorang Nakhoda, sejumlah perwira,
sejumlah rating. Susunan awak kapal didasarkan pada : daerah pelayaran, tonase
kotor kapal (gross tonnage/GT) dan ukuran tenaga penggerak kapal (kilowatt/KW).
Pada pasal 8 menetapkan dan memperjelas bahwa awak kapal yang mengawaki kapal
niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Bagi Nakhoda, Mualim atau Masinis harus memiliki sertifikat keahlian pelaut
yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai dengan daerah pelayaran, tonase
kotor dan ukuran tenaga penggerak kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan
pelaut bagi operator radio harus memiliki sertifikat keahlian pelaut bidang
radio yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai dengan peralatan radio yang
ada di kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan pelaut.
2. Bagi rating harus memiliki sertifikat keahlian pelaut dan sertifikat ketrampilan
pelaut yang jenis sertifikatnya sesuai dengan jenis tugas, ukuran dan jenis
kapal serta tata susunan kapal
Referensi :
Setiawati, R. (2018). Kepemimpinan diatas kapal : Jurnal Manajemen Transportasi &
Logistik, 5(3), 237 -247.
http://www.maritimeworld.web.id/2010/11/struktur-organisasi-pada-kapal