Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. i
BAB I PENDAHULAN............................................................................... 1
I.1 Latar Belakang............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
II.1 Jenis Usaha.................................................................................. 3
II.2 Badan Hukum Yang Mengatur................................................... 4
II.3 Kendala Yang Dihadapi.............................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, kebanyakan mahasiswa Indonesia masih enggan untuk menggeluti
bisnis usaha. Padahal, melakukan usaha bisnis semenjak kuliah merupakan salah satu
pilihan dan cara kreatif serta cerdas untuk mempersiapkan diri setelah kelak menjadi
seorang sarjana.
Kebanyakan mahasiswa tanah air sekarang ini lebih suka mencari lowongan
pekerjaan setelah selesai kuliah dibandingkan dengan melakukan kegiatan wirausaha. Hal
beruntung jika yang bersangkutan memiliki skill dan passion serta kemampuan akademis
yang bagus, pekerjaan yang mudah akan diperoleh. Namun apabila yang terjadi adalah
kebalikannya, terlebih saat ini di Indonesia mencari pekerjaan adalah sesuatu yang sangat
sulit, mempelajari dan memulai bisnis adalah sesuatu yang seharusnya mulai dilakukan
untuk menjadi bekal kelak dimasa yang akan datang.
Seiring dengan berkembangnya mode berpakaian dikalangan anak muda
mengikuti trend masa kini, unik dan kreatif. Hal ini membuat banyak masyarakat
mengambil hal tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk dijadikan usaha sebagai sebuah
penghasil rejeki. Tidak hanya para pedagang-pedagang besar yang disalurkan melalui
took-toko yang sudah tersebar hampir diseluruh pelosok Indonesia, dari berbagai
kalangan mencoba keuntungan melalui berjualan pakaian secara online.
Usaha bisnis online ini sudah banyak dilakukan oleh masyarakat luas,
dikarenakan tidak memerlukan modal yang banyak dan jaman sekarang mengakses
internet adalah hal yang mudah dan bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Bisnis online
adalah bisnis yang dijalankan secara online di internet (e-commerce). Prinsipnya sama
seperti menjalankan bisnis offline, ada produk, ada jasa, ada nilai tambah yang perlu
dijual agar bisa menghasilkan uang. Tapi bedanya, bisnisnya dijalankan secara online di
internet. Pemasaran dilakukan melalui internet dan pembelinya didapat melalui internet.
Bisnis online saat ini bukan lagi menjadi istilah asing di Indonesia, baik kita yang
kesehariannya terbiasa menggunakan internet ataupun tidak. Apapun definisi yang

1
diberikan untuk bisinis online ini, yang jelas pelaku bisnis ini memperolah keuntungan
dari adanya internet.
Usaha bisnis pakaian online ini cukup banyak membuahkan hasil yang
memuaskan, tidak hanya memberikan kemudahan dalam proses jual beli, pakaian-
pakaian yang dijual pun tidak kalah dari pakaian-pakaian yang dijual ditoko-toko besar,
mulai dari model, hingga bahan kain yang digunakan. Untuk tahap awal memulai,
diperlukan website berupa took online atau dengan website penjualan sederhana terlebih
dahulu.
Di website, bisa menampilkan foto-foto produk yang akan ditawarkan untuk
dijual dengan data informasi yang detail dan lengkap. Hal ini sangat penting dalam proses
penjualan pakaian secara online agar pembeli dapat melihat secara detail jenis pakaian
serta model pakaian yang akan dibeli, serta dapat memutuskan langsung saat itu juga
untuk membeli atau tidak pakaian yang sedang ditawarkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Jenis Usaha

Ada beberapa jenis-jenis bisnis online, yaitu :

1. Affiliate marketing, kita akan bertindak sebagai seorang pemasaran/sales dari situs
bisnis tertentu dalam bentuk kerjasama/partnership.kita akan mendapat bayaran
berupa komisi jika produk yang kita pasarkan tersebut laku.Jumlah komisi biasanya
berapa persen dari harga produk,jumlahnya tergantung dari peraturan kerjasama
masing2 situs.Produk biasanya berupa barang non-fisik berupa e-book,situs bisnis
investasi ataupun situs toko online yang menjual barang barang pada fisik,misalnya
affiliati dari amazon.com.Untuk jenis bisnis online yang ini jika kita sukses maka kita
akan mendapat uang asli dengan jumlah yang surprise.
2. Reseller, Reseller hampir sama dengan affiliati marketing,namun sebelum bergabung
biasanya diharuskan dulu untuk membeli produk mereka dan mematuhi system yang
mereka buat.
3. Produk informasi, kita akan menjual informasi,misalnya anda memiliki keahlian
tertentu dan menjualnya dengan jalan membuat Ebook tutorial maupun mengelola
sebuah situs pengelola member yang mengharuskan membayar bagi member untuk
bisa membaca informasi dari kita.
4. Bisnis iklan (advertasing), bisnis yang satu ini sangat beragam,untuk Saat ini bisnis
periklanan sudah ramai dan paling banyak dijalankan.Misalnya kita membuat sebuah
situs yang akan mempertemukan si pengiklan (advertiser) dan penayang (publisher).
5. Toko online, menjual barang nyata melalui media di internet. kita berjualan barang
pada umumnya, dengan mengelola sebuah situs yang memajang foto,harga dan cara
pemesanan aneka dagangan kita disitus toko online tersebut juga disertai keterangan
mengenai peraturan transaksi dsb.
Selain itu, keuntungan dalam menjalankan bisnis online ini cukup banyak dirasakan
bagi para yang melaksanakan maupun yang menggunakan. Mulai dari pembeli tidak
perlu mengunjungi tempat penjualan seperti ke tokonya langsung, pembeli cukup

3
langsung klik ke web untuk melihat jenis pakaian yang di inginkan. Lalu pemilihan
pakaian yang di inginkan bisa dilakukan dari rumah atau darimana saja sehingga bisa
dilakukan pada jam-jam yang di inginkan tanpa khawatir toko yang dituju akan tutup.
Selain itu penjualan pakaian online dapat menekan ongkos pembukaan toko sehingga
tidak perlu memerlukan biaya yang cukup banyak. Dan pemasaran produk dapat
mencapai ke seluruh dunia dengan biaya yang murah.

II.2 Badan Hukum Yang Mengatur

1. Undang-undang perdagangan
Undang-Undang no. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan mengatur segala
sesuatu tentang perdagangan. Sebagai salah satu bentuk perdagangan yang dilakukan
dengan media internet, tentu saja Undang-undang perdagangan mengatur hal tersebut.
2. Undang-undang perlindungan konsumen
Sebagai kegiatan jual beli antara penjual dan konsumen, tentu saja bisnis online
masuk kedalam pengawasan Undang-Undang Perlindungan konsumen. Konsumen yang
membeli barang di dunia maya diperlakukan sama selayaknya konsumen pada
umumnya.
3. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur
mengenai setiap penyebaran informasi dan transaksi yang dilakukan secara elektronik.
Transaksi elektronik yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah “perbuatan
hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau
media elektronik lainnya” (pasal 1 ayat 2 UU ITE). Tentunya bisnis online termasuk
dalam pengawasan undang undang ini.
Perihal bisnis online, Undang Undang Perdagangan juga sudah secara spesifik
mengatur dalam pasal 65, sebagai berikut:

Ayat 1
“Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan
menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data dan/atau informasi secara
lengkap dan benar”

4
Ayat 2
“Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan
menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data dan/atau informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Ayat 4
“Data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. Identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen dan Pelaku Usaha
Distribusi;
b. Persyaratan teknis barang yang ditawarkan;
c. Persyaratan teknis atau kualifikasi jasa yang ditawarkan;
d. Harga dan cara pembayaran barang dan/atau jasa;
e. Cara penyerahan barang”

Ayat 5
“Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui sistem
elektronik, orang atau badan usaha yang mengalami sengketa dapat menyelesaikan
sengketa tersebut melalui pengadilan atau melalui mekanisme penyelesaian sengketa
lainnya.

Ayat 6
“Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan
menggunakan sistem elektronik yang tidak menyediakan data dan/atau informasi
secara lengkap dan benar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
berupa pencabutan izin.”

Dari kalimat dalam Pasal 65 Undang Undang Perdagangan diatas, sudah


mengatur mengenai bagaimana bisnis online seharusnya menjalankan operasionalnya.
Dalam ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa setiap bisnis online harus memberikan data
dan informasi secara lengkap dan jelas. Hal ini termasuk dengan status keberadaan

5
toko, barang yang dijual maupun informasi-informasi lainnya. Tentu saja hal ini untuk
mencegah terjadinya penipuan yang memancing pembeli memberi barang fiktif atau
barang yang tidak sesuai dengan yang dijelaskan sebagaimana mestinya.
Dalam bisnis online juga penjual maupun distributor diwajibkan untuk
memberikan informasi mengenai identitas  dan legalitasnya. Disamping itu, informasi
teknis mengenai barang atau jasa yang ditawarkan juga diwajibkan. Ini diperlukan agar
setiap transaksi yang dilakukan menjadi transparan serta memberikan rasa aman
terhadap pembeli bahwa barang yang dibeli berasal dari penjual maupun distributor
yang sudah legal secara hukum.Dalam hal terjadi sengketa antara penjual maupun
pembeli mengenai transaksi yang dilakukan, disarankan agar kedua belah pihak untuk
menempuh jalur pengadilan. Namun, mekanisme diluar pengadilan juga dimungkinkan
manakala kedua belah pihak yang bersengketa sepakat akan hal tersebut.
Undang Undang Perdagangan mengatur bisnis online secara komprehensif dan
menyeluruh. Dengan memiliki pemahaman terhadap undang-undang perdagangan dan
kaitannya dengan bisnis online, anda kini lebih paham mengenai aspek hukum dalam
bisnis online. Pengetahuan akan aspek hukum ini diharapkan dapat membuat anda
bertindak dengan bijak dan menjalankan operasional bisnis online anda dalam kaidah
hukum yang benar.
II.3 Kendala Yang Sering Dihadapi
1. Kompetitor
Tantangan pertama dalam bisnis, apapun jenisnya adalah kompetitor. Hal yang tidak
bisa di pungkiri dan di hindari adalah persaingan bisnis. Dalam industri dan bisnis
apapun yang akan dijalani.
2. Perkembangan teknologi
Teknologi akan terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Sehingga dibutuhkan
kemampuan dan mau terus belajar dalam menggunakan teknologi mengikuti
perkembangan jaman.
3. Masalah finansial
Masalah ini sering muncul dikarenakan ketidakdiplisinan pelaku usaha online dalam
melakukan pencatatan yang tidak melakukan pencatatan keuangan sama sekali.
4. Karakteristik konsumen yang rumit

6
Dalam melakukan bisnis online pasti akan di jumpai konsumen dengan berbagai
macam karakter yang berbeda, ada yang ramah, ada yang tidak bisa ditebak, baik
dalam segi emosional, banyak bertanya, dan sikap-sikap lain yang membutuhkan
kesabaran lebih dalam menghadapi mereka.
Kendala yang akan di hadapi dalam usaha bisnis online ini tentunya tidak bisa
untuk di hindari karena dalam usaha apapun itu pasti akan mendapatkan berbagai
macam kendala yang berbeda-beda.
Menurut saya, solusi / jalan keluar yang tepat untuk berbagai kendala tersebut
adalah dengan awal harus memahami betul usaha bisnis yang akan dijalani sehingga
akan menjalankan bisnis yang dimulai sebaik mungkin sehingga akan
meminimalisir kesalahan yang ada, kemudian harus pandai-pandai menebak dan
memahami masing-masing karakter kustomer yang ada sehingga dapat melayani
kustomer dengan baik dan mendapat respon yang baik, memperlakukan seluruh
kustomer dengan adil tanpa membeda-bedakan sehingga akan memberikan rasa
nyaman kepada pembeli, mengupayakan menjual produk pakaian yang tidak
ketinggalan jaman dan mengikuti mode masa kini dengan harga yang terjangkau
namun tetap mementingkan kuantitas dan kualitas, dan yang terpenting harus
memiliki tekad yang kuat dan tidak boleh pantang menyerah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Wangdra. 2010. Technopreneurship dalam Perspektif Bisnis Online. Badoose Media.
Jakarta
Angel dkk, 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta
Gitosudarmo, Indriyo. 1994. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.

Irawan, dkk, 1996. Pemasaran: Prinsip dan Kasus. Edisi 2. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Mowen dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 1, edisi kelima, penerbit Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai