Anda di halaman 1dari 1

Pecah Belah, HMI Susah

Himpinan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan lembaga mahasiswa yang berfngsi sebagai
organisasi kader, didirika pada 5 Februari 1947 M, bertepatan pada Rabu pon, 14 Rabiulawal 1366
H, di Yogyakarta oleh Lafran pane.

HMI dilatar belakangi oleh beberapa hal yang menjadi pendorong berdirinya organisasi tersebut,
pertama penjajahan Belanda terhadap Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan, kedua
kesenjangan dan kejumutan ummat islam dalam pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan serta
penghayatan keagamaan, ketiga kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaan, dan
beberapa hal lainya.

dalam tulisan ini penulis lebih menekankan terhadap pemahaman ajaran islam yang dicekokin
kepada setiap kadernya, lebih-lebih HMI cabang Ciputat, hususnya lagi terhadap komisariat
fakultas ushuluddin dan filsafat (Komfuf), dimana kadernya lebih pada pemahaman terhadap Nilai
Dasar Perjuangan (NDP) dan juga pemikiran-pemikiran Cak Nur.

Dalam pemikiran Cak Nur mengharuskan adanya kesadaran universal dimana pada saat ini sudah
sedikit digunakan oleh kader HMI itu sendiri, dekarenakan adanya politik praktis didalamnya, yang
mengakibatkan saling menjtuhkan satu sama lain. Dengan begitu timbul lah kesakit hatian, yang
mendalam sehingga dibawa dalam ranah apapun.

Dengan adanya problematika itu apa yang harus dibenahi oleh kader HMI ?, dimana perpecahan itu
tidak bisa dipungkiri, karena hal itu tidak hanya terjadi pada HMI saja namu juga terjadi pada
organisasi organisasi lain juga dalam islam sendiri, namun setidaknya kader HMI bisa
meminimalisir keadaan itu dengan menjalani apa yang telah dipaparkan tentang kesadaran
universal oleh Cak.

Didalam NDP bab ketiga dijelaskan kemerdekaan manusia dan keharusan universal, disitu ada
penjelasan tentang kemasyarakatan dimana keindividuan itu merupakan esensi dari manusia namun
dalam kehidupan bermasyarakat kebebasan individu itu dibatasi oleh kebebasan universal. Oleh
karenanya kader HMI yang masih tinggi ke egoannya masih belum menyerap apa yang sudah
dijelaskan didalam NDP.

Melihat latar belakang berdirinya HMI, untuk memahamkan kembali ajaran islam yang telah
mengalami kejumutan dan juga apa yang telah dijelaskan dalam NDP bab tiga itu, sehrunya telah
sadar akan kesadaran universal dan kemoderenan ajaran islam, tidak lagi berantem satu sama lain
dengan meninggikan agonya sendiri.

Ketika kader HMI masih demikian maka tidak berlakulah itu semua, hanya sebatas untuk kepuasan
intlektual namun dalam pengaplikasiannya tidak ada, begitujuga hestek “kita di HMI berteman
lebih dari bersaudara” .

Oleh karenanya perbedaan atas keegoan itu bisa diminimalisir oleh kader HMI yang telah paham
akan keadan sosial dan juga keislaman lebih-lebih kader Komfuf, jangan hanya karena
pergejolakan politik praktis menjadi berpecah belah, harus kita sadari bahwa dalam politik praktis
pasti ada yang dikecewakan dan mengecewakannya. Anggaplah politik itu sebagai permainan
dalam perebutankekuasaan bukan kompetisi menjatuhkanlawan untuk merebut kekuasaan.

Apakah kita akan memberikan perpecah terhadap HMI? ketika kita tidak merubah pola piker kita,
dan itu akan diteruskan oleh kader-kader selanjutnya. Merubah pola pikir sesuai dengan apa yang
telah diajarkan HMI demi kemaslahan ummat. Karna telah dipaparkan dalam tujuan Latian Kader
(LK) 1 “ terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan
peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader ummat dan kader
bangsa”.

Anda mungkin juga menyukai