KOMPETENSI DASAR
ۚ ت َحىّٰت يُ ْؤ ِم َّن ۗ َواَل ََم ةٌ ُّم ْؤ ِمنَ ةٌ َخْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَ ْو اَ ْع َجبَْت ُك ْم
ِ واَل َتْن ِكح وا الْم ْش ِر ٰك
ُ ُ َ
ۗ َواَل ُتْن ِك ُح وا الْ ُم ْش ِركِنْي َ َحىّٰت يُ ْؤ ِمُن ْوا ۗ َولَ َعْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن َخْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر ٍك َّولَ ْو اَ ْع َجبَ ُك ْم
ِ ك يَ ْدعُ ْو َن اِىَل النَّا ِر ۖ َواللّٰهُ يَ ْدعُ ْٓوا اِىَل اجْلَن َِّة َوالْ َم ْغ ِف َر ِة بِاِ ْذنِ ٖۚه َويَُبنِّي ُ اٰ ٰيتِهٖ لِلن
َّاس لَ َعلَّ ُه ْم ۤ
َ اُوٰل ِٕى
Ayat di atas menjelaskan tentang tinjauan sekufu dari segi agama. Yang
menjadi standar disini adalah keimanan. Ketika seorang yang beriman menikah
dengan orang yang tidak beriman, maka pernikahan keduanya tidak dianggap
sekufu.
2) Kufu’ dilihat dari segi iffah
Maksud dari ‘iffah adalah terpelihara dari segala sesuatu yang diharamkan
dalam pergaulan. Maka, tidak dianggap sekufu ketika orang yang baik dan
menjaga diri dengan baik menikah dengan seseorang yang melacurkan
dirinya, walaupun mereka berdua seagama.
Allah Swt berfirman :
c. Wali, syaratnya :
1) Laki-laki
2) Beragama Islam
3) Baligh (dewasa)
4) Berakal
5) Merdeka (bukan berstatus sebagai hamba sahaya)
6) Adil
7) Tidak sedang ihram haji atau umrah
d. Dua orang saksi, syaratnya:
1) Dua orang laki-laki
2) Beragama Islam
3) Dewasa/baligh, berakal, merdeka dan adil
4) Melihat dan mendengar
5) Memahami bahasa yang digunkan dalam akad
6) Tidak sedang mengerjakan ihram haji atau umrah
7) Hadir dalam ijab qabul
e. Ijab qabul, syaratnya :
1) Menggunakan kata yang bermakna menikah ( ) نكاatau menikahkan ()التزویج,
baik bahasa Arab, bahasa Indonesia, atau bahasa daerah sang pengantin.
2) Lafaz ijab qabul diucapkan pelaku akad nikah (pengantin laki-laki dan wali
pengantin perempuan).
3) Antara ijab dan qabul harus bersambung tidak boleh diselingi perkataan atau
perbuatan lain.
4) Pelaksanaan ijab dan qabul harus berada pada satu majelis (tempat) dan tidak
dikaitkan dengan suatu persyaratan apapun.
5) Tidak dibatasi dengan waktu tertentu.