Anda di halaman 1dari 12

Indonesian Journal of

p-ISSN: 2721-172X e-ISSN: 2721-1746


Vol. 1 No. 2 Th 2020; hal 99 – 110
http://mass.iain-jember.ac.id

Analisis Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Gaya


Kognitif Visualizer dan Verbalizer

Habibi1 ,*, Illah Winiati Triyana1, Yeva Kurniawati1


1 FKIP Universitas Qomarudddin. Gresik, Indonesia.
* E-mail: irhabibi6@gmail.com

Abstrak
Berpikir kritis matematis merupakan salah satu tujuan yang disebutkan dalam praktik kurikulum
pembelajaran matematika di dalam kelas. Untuk mengetahui cara siswa berpikir kritis tentunya
dihadapkan dengan soal penyelesaian masalah. Dalam menyelesaikan masalah setiap siswa memiliki
strategi berbeda dan tidak lepas dari cara siswa menerima dan mengolah informasi yang didapatkan.
Perbedaan strategi dalam hal ini dipengaruhi oleh gaya kognitif, yang berkaitan dengan perbedaan
dalam penerimaan informasi secara visual maupun verbal biasa dikenal dengan nama gaya kognitif
visualizer dan verbalizer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan berpikir kritis matematis
siswa SMP ditinjau dari gaya kognitif visualizer-verbalizer. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang medeskripsikan siswa visualizer dan verbalizer dalam
berpikir kritis matematis. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs. Mamba’ul Ulum Bedanten dan
subjek dari penelitian ini adalah 4 siswa dari siswa kelas IX. Hasil dari penelitian ini adalah dari seluruh
tahap berpikir kritis matematis, dapat dicapai oleh subjek visualizer, tetapi tidak mampu dicapai pada
tahap evaluasi. Subjek verbalizer juga mampu mencapai seluruh indikator berpikir kritis matematis,
tetapi tidak mampu pada tahap inferensi yaitu tidak mampu menemukan alternatif (cara) lain dari soal
evaluasi.
Kata Kunci: Berpikir kritis matematis, gaya kognitif, visualizer-verbalizer.

PENDAHULUAN sistematis (Noordyana, 2016). Peran


matematika juga dibutuhkan pada era
Matematika merupakan salah satu
globalisasi ini, dimana ahli matematika
studi yang memiliki peran penting
dan bidang lainnya yang termasuk
dalam kehidupan manusia, seperti
dalam STEM (Sciene, Technology, Engi-
dalam bidang teknologi, ekonomi,
neering, and Mathematics) sangat dibu-
khususnya dalam bidang pendidikan.
tuhkan (Afifah, 2013). Dengan demi-
Teori Ruseffendi menyatakan bahwa
kian, siswa dengan kemampuan
dalam bidang pendidikan, matematika
matematika yang baik, seperti; bernalar,
berperan dalam membangkitkan sikap,
berpikir logis, sistamatis, kritis, cermat,
mengembangkan ide, proses, dan
dan bersikap objektif diharapkan dapat
penalaran yang bermanfaat sebagai
memberikan sumbangsih positif ter-
sarana berpikir logis, inovatif, dan

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 99


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

hadap perkembangan matematika yang analisis fakta, menghasilkan dan meng-


semakin dibutuhkan di era globalisasi atur ide, mempertahankan pendapat,
ini. membuat perbandingan, menarik ke-
Berpikir dalam teori Halpern simpulan, mengevaluasi argumen, dan
adalah manipulasi atau transformasi menyelesaikan masalah (Palinussa,
beberapa representasi internal meliputi 2013). Berpikir kritis terletak pada
penge-tahuan yang sudah ada dan bagian atas segitiga berpikir Bloom,
dapat dipertanggung jawabkan kebe- yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi.
narannya (Kacakoc, 2016). Descartes Ketiganya diartikan dengan membuat
mendefinisikan berpikir berdasarkan pemeriksaan secara metodis dan ter-
aktivitasnya, bahwa berpikir adalah perinci, menggabungkan informasi dan
penalaran, rantaian ide-ide sederhana ide menjadi sesuatu yang baru, dan
yang dihubungkan dengan menerapkan membuat penilaian tentang nilai infor-
aturan logika yang ketat (Kacakoc, masi (Lai, 2011).
2016). Aktivitas berpikir menurut Menurut teori Krulik dan Rudnick
Siswono dipicu oleh stimulus berupa berpikir kritis matematis adalah ke-
masalah yang harus diselesaikan mampuan yang dapat diketahui melalui
(Bestiyana & Wijiyanti, 2018). Sehingga, tes berpikir, mempertanyakan, meng-
berpikir merupakan penalaran atau hubungkan, mengevaluasi setiap aspek
kegiatan mental mengenai pengetahuan situasi atau masalah matematika. Begitu
yang sudah ada dengan menerapkan juga tes berupa soal realistis, soal
aturan logika yang ketat untuk menye- tersebut dapat memperlihatkan kemam-
lesaikan masalah. puan seseorang dalam berpikir kritis
Kritis dalam bahasa Yunani adalah matematis (Palinussa, 2013).
kritikos yang berarti menghakimi, Seseorang dikatakan berpikir
dengan cara analisis (Kacakoc, 2016). kritis matematis, dapat dilihat ketika
Orang yang memiliki kemampuan kritis orang tersebut bertingkah laku sesuai
dapat menganalisis suatu objek, sehing- indikator atau kategori yang dikemuka-
ga dapat menanyakan hipotesis dan kan oleh para ahli atau para peneliti di
mengujinya dengan fakta, serta menen- bidang tersebut. Facione menge-
tukan penyelesaian. Sehingga, berpikir mukakan indikator yang dapat mem-
kritis dapat didefinisikan dengan perlihatkan kemampuan berpikir kritis
memperhatikan pernyataan dari seo- (Bestiyana & Wijiyanti, 2018). Indikator
rang ilmuan dari Inggris yang bernama berpikir kritis menurut Facione
Keynes, yaitu penalaran dengan meme- disajikan pada tabel 1.
riksa gagasan, mengevaluasi ide-ide Tabel 1. Indikator Berpikir Kritis Menu-
dari pengetahuan yang sudah ada dan rut Facione
membuat keputusan atau kesimpuan No. Berpikir Indikator Berpikir
secara logis. Kritis Kritis
Sejalan dengan pendapat (1) (2) (3)
Chanche, seorang psikolog kognitif 1. Interpretasi  Memahami maksud
yang mendefinisikan berpikir kritis dari permasalahan
sebagai kemampuan untuk meng-  Menjelaskan per-

100 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

(1) (2) (3) masing untuk menyusun dan mengolah


masalahan dengan informasi dan pengalaman-penga-
bahasa sendiri laman, ini disebut dengan gaya kognitif
 Menjelaskan apa (Indahwati, 2014). Gaya kognitif dapat
yang diketahui dan
menggambarkan cara orang mem-
ditanyakan soal
peroleh informasi dan menggunakan
2. Analisis  Menjelaskan hu-
bungan antar konsep strategi tertentu untuk memberikan
yang di-gunakan un- respon terhatap informasi yang ada di
tuk menyelesaikan lingkungan sekitar.
permasalahan Gaya kognitif dibedakan menjadi 4
 Menjelaskan apa tipe yang dikemukakan oleh para ahli,
yang harus dil- diantaranya adalah penggolongan gaya
akukan dalam me- kognitif field dependent-field independent,
nyelesaikan masalah reflektif-impulsif, visualizer-verbalizer, dan
3. Evaluasi  Mengevaluasi apa sistematis-intuitif (Ardani & Ismail,
ada kesalahan dalam
2018). Gaya kognitif field dependent-field
menyelesaikan per-
independent digolongkan berdasarkan
masalahan
4. Inferensi  Menduga alternatif besarnya pengaruh lingkungan ter-
lain. hadap aktivitas kognitif. Gaya kognitif
 Menarik kesimpulan reflektif-impulsif digolongkan berda-
dari apa yang telah sarkan kecepatan dan ketepatan dalam
dilakukan merespons, gaya kognitif visualizer-
5. Eksplanasi  Menjelaskan alasan verbalizer digolongkan berdasarkan cara
tentang kesimpulan belajar dan cara mengkomunikasikan
yang telah diambil apa yang mereka pikirkan, dalam
6. Regulasi • Mereview jawaban bentuk gambaran visual atau kata-kata.
Diri yang telah dil-
Sedangkan gaya kognitif sistematis-
akukan (terkait pa-
intuitif digolongkan berdasarkan cara
da kinerja diri)
mengevaluasi informasi dan memilih
Setiap individu memiliki perbedaan strategi dalam menyelesaikan masalah.
dalam menyikapi suatu informasi Gaya kognitif visualiver-verbalizer
terutama dalam hal cara menerima, menurut Pavio (Bestiyana & Wijiyanti,
mengorganisasi, dan menghubungkan 2018) adalah gaya kognitif yang dilihat
pengalaman–pengalaman mereka ter- dari cara menerima informasi sistem
hadap informasi tersebut. Setiap orang visual dan sistem verbal. Visualizer
juga dikaruniai kemampuan yang memproses informasi yang berupa
berbeda dalam melihat, mengingat, gambar sedangkan verbalizer mem-
berpikir, dan mengolah suatu informasi proses informasi yang berupa linguistik.
sehingga dapat dengan mudah me- Menurut teori Jonassen dan Grabowski,
nangkap dan memahami informasi individu yang bergaya kognitif
tersebut dengan baik. Perbedaan visualizer belajar lebih baik ketika
strategi antar pribadi yang secara menerima informasi visual seperti
menetap di dalam kemampuan masing- gambar, diagram, dan peta, sedangkan

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 101


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

individu yang bergaya kognitif semester ganjil tahun ajaran 2019/2020


verbalizer belajar lebih baik ketika dengan 4 subjek dari siswa kelas IX
mereka dapat membaca informasi MTs. Mamba’ul Ulum Bedanten.
(Indahwati, 2014). Pemilihan subjek berdasarkan
Klien mengungkapkan bahwa hasil dari Tes Gaya Kognitif (TGK) yang
siswa yang bergaya kognitif visualizer, diadopsi dari Wildani (2014). Tes
memiliki kecenderungan dalam me- dilakukan untuk seluruh siswa kelas IX
nerima informasi dalam pembelajaran yang kemudian diambil 2 siswa yang
yang sifatnya visual (misalnya diagram, bergaya kognitif visualizer dan 2 siswa
gambar, dan grafik) sedangkan yang yang bergaya kognitif verbalizer.
menyukai informasi lisan yang dapat Setelah didapatkan 4 subjek tersebut,
dibaca atau didengarkan termasuk peneliti memberikan Tes Penyelesaian
kedalam siswa yang bergaya kognitif Masalah (TPM) yang dibuat ber-
verbalizer (Winarso & Dewi, 2017). dasarkan taksonomi Bloom C4 dan C5
Chrysostomou menyimpulkan serta telah divalidasi oleh ahli. TPM
visualizer mengandalkan gambar ter- dibuat dengan kata-kata yang disertai
utama pada pencitraan ketika mencoba gambar.
untuk melakukan tugas-tugas kognitif, Data yang dikumpulkan selan-
sedangkan verbalizer mengandalkan teks jutnya adalah data wawancara.
terutama pada strategi verbal-analitis Wawancara yang dilakukan terhadap
(Ayuningtyas, 2017). subjek bertujuan mengetahui hal-hal
Atas dasar pemikiran tersebut, yang belum jelas pada hasil TPM.
analisis berpikir kritis matematis siswa Wawancara dilakukan dengan mem-
smp ditinjau dari gaya kognitif visualizer berikan beberapa pertanyaan langsung
dan verbalizer dirasa penting untuk dil- kepada subjek sesuai hasil TPM.
akukan. Sehingga kemampuan ber-pikir Setelah terkumpulnya data hasil
kritis matematis siswa dapat TPM dan data hasil wawancara,
ditunjukkan dan dideskripsikan sebagai dilakukan analisis terkait berpikir kritis
salah satu gambaran berpikir tingkat matematis siswa bergaya kognitif
tinggi siswa. visualizer dan siswa yang bergaya
kognitif verbalizer berdasarkan indi-
METODE kator berpikir kritis Facione serta
memvalidasi data dengan
Penelitian ini menggunakan jenis
menggunakan teknik triangulasi
penelitian deskriptif dengan pende-
sumber, yaitu pengecekan derajat
katan kualitatif. Penelitian ini
kepercayaan data penelitian
mendeskripsikan berpikir kritis siswa
berdasarkan sumber yang berbeda
dalam penyelesaian masalah mate-
(Sugiyono, 2010). Dari hasil analisis dan
matika berdasarkan gaya kognitif
validasi data tersebut dapat
visualizer-verbalizer. Penelitian ini dilak-
memberikan gambaran berpikir kritis
sanakan di MTs. Mamba’ul Ulum
siswa SMP ditinjau dari gaya kognitif
Bedanten Bungah Gresik. Adapun
visualizer dan verbalizer yang
waktu penelitian, dilaksanakan pada
kemudian dapat ditarik kesimpulan.

102 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dan pembahasan penelitian
ini berdasarkan pada indikator berpikir
Gambar 1. Hasil TPM VS1
kritis Facione, yaitu; 1) interpetasi,
memahami maksud dari permasalahan Sama halnya data hasil TPM VS2
(menjelaskan permasalahan dengan dan hasil wawancara terhadap subjek
bahasa sendiri dan menjelaskan apa VS2 menunjukkan bahwa sebelum
yang diketahui dan ditanyakan soal), 2) subjek VS2 menyelesaikan soal berpikir
analisis, menjelaskan hubungan antar kritis matematis, subjek menuliskan
konsep yang digunakan untuk menye- yang diketahui dan yang ditanyakan
lesaikan permasalahan dan menjelaskan dengan memodelkan bentuk sawah
apa yang harus dilakukan dalam (sesuai gambar dalam soal) dengan
menyelesaikan permasalahan, 3) eva- gambar bangun persegi panjang ABCD
luasi, mengevaluasi apa ada kesalahan dengan diagonal BD dan menyim-
dalam menyelesaikan permasalahan, 4) bolkan yang ditanyakan dengan me-
inferensi, menduga alternatif lain dan nyertakan tanda tanya pada gambar
menarik kesimpulan dari apa yang telah jawaban (diagonal BD) secara langsung
dilakukan, 5) eksplanasi, menjelaskan seperti pada Gambar 2. Sesuai pendapat
alasan dari kesimpulan, dan 6) regulasi Chrysostomou, seoarang visualizer
diri, mereview jawaban yang telah mengandalkan bentuk-bentuk visual
dilakukan. (gambar) dalam kegiatan kognitif.

Subjek visualizer
Tahap interpretasi
Berdasarkan deskripsi data hasil
TPM VS 1 dan hasil wawancara
terhadap subjek VS1 menunjukkan
Gambar 2. Hasil TPM VS2
bahwa sebelum subjek menyelesaikan
soal berpikir kritis matematis, subjek Tahap analisis
menuliskan yang diketahui dan yang Berdasarkan data hasil TPM VS1
ditanyakan dengan memodelkan ben- dan hasil wawancara terhadap subjek
tuk sawah (sesuai gambar dalam soal) VS1 menunjukkan bahwa telah mampu
dengan gambar bangun persegi panjang menyebutkan konsep-konsep beserta
ABDC dengan diagonal AD dan hubungan antar konsep yang diguna-
menyimbolkan yang ditanyakan de- kan untuk menyelesaikan soal, meski-
ngan menyertakan tanda tanya pada pun ada kesalahan dalam menyebutkan
gambar jawaban (diagonal AD) secara simbol BC yang sebenarnya adalah AB.
langsung seperti pada Gambar 1. Sesuai Konsep-konsep yang digunakan yaitu
pendapat Chrysostomou, seorang konsep pythagoras dan konsep persegi
visualizer mengandalkan bentuk-bentuk panjang. Konsep persegi panjang
visual (gambar) dalam kegiatan digunakan untuk menentukan panjang
kognitif. dan lebar dari gambar persegi panjang,
konsep pythagoras digunakan untuk

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 103


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

menentukan panjang diagonal persegi Permisalan yang digunakan berupa


panjang. Subjek juga menggunakan gambar persegi panjang ABCD (bentuk
permisalan dalam menyelesaikan soal. sawah) dan gambar segitiga siku-siku
Permisalan yang digunakan berupa ABD (bentuk setengah persegi panjang)
gambar persegi panjang (bentuk sawah) seperti pada Gambar 4. Strategi yang
dan gambar segitiga siku-siku (bentuk digunakan yaitu menentukan panjang
setengah persegi panjang) seperti pada dan lebar dari bentuk persegi panjang,
Gambar 3. Strategi yang digunakan kemudian menentukan panjang dia-
yaitu menentukan panjang dan lebar gonal persegi panjang, kemudian mene-
dari bentuk persegi panjang, kemudian mukan hasil akhir dengan perkalian
menentukan panjang diagonal persegi antara panjang diagonal dan upah
panjang, kemudian menemukan hasil permeter. Dengan kemampuannya
akhir dengan perkalian antara panjang dalam menyebutkan dan menghubung-
diagonal dan upah permeter. Dengan kan konsep-konsep, subjek telah ber-
kemampuannya dalam menyebutkan pikir kritis matematis, sesuai pendapat
dan menghubungkan konsep-konsep, Krulik dan Rudnick yaitu seseorang
subjek telah berpikir kritis matematis, berpikir kritis dapat diketahui dengan
sesuai pendapat Krulik dan Rudnick kemampuan menghubungkan setiap
yaitu seseorang berpikir kritis dapat aspek atau situasi dalam suatu masalah
diketahui dengan kemampuan menghu- matematika.
bungkan setiap aspek atau situasi dalam
suatu masalah matematika.

Gambar 4. Hasil TPM VS2


Gambar 3. Hasil TPM VS1 Tahap evaluasi
Sama halnya dengan deskripsi Berdasarkan data hasil TPM VS1
subjek VS1, data hasil TPM VS2 dan dan hasil wawancara terhadap subjek
hasil wawancara terhadap subjek VS2 VS1 menunjukkan bahwa tidak cermat
juga menunjukkan bahwa telah mampu dalam memeriksa langkah-langkah
menyebutkan konsep-konsep beserta yang digunakan dalam menyelesaikan
hubungan antar konsep yang di- soal. Hal tersebut diketahui dengan ja-
gunakan untuk menyelesaikan soal. waban subjek yang terdapat kesalahan
Konsep-konsep yang digunakan yaitu pada penulisan simbol dalam rumus
konsep pythagoras dan konsep persegi pythagoras dan hasil yang didapat juga
panjang. Konsep persegi panjang terdapat kesalahan dalam perkalian
digunakan untuk menentukan panjang (Gambar 5). Namun langkah-langkah
dan lebar dari gambar persegi panjang, yang digunakan subjek VS1 tidak ter-
konsep pythagoras digunakan untuk dapat kesalahan dalam menyelesaikan
menentukan panjang diagonal persegi soal.
panjang. Subjek VS2 juga menggunakan
permisalan dalam menyelesaikan soal.

104 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

tentu dan berlaku pada panjang dan


lebar yang lainnya, sehingga akan
ditemukan jawaban yang berbeda-beda.
Seperti panjang 10 dan lebar 8, panjang
40 dan lebar 2, panjang 20 dan lebar 4,
dan seterusnya, akan berbeda jawaban
yang ditemukan. Subjek juga memberi-
kan kesimpulan pada akhir jawaban.
Gambar 5. Hasil TPM VS1
Seperti halnya data hasil TPM VS2 Gambar 7. Hasil TPM VS1
dan hasil wawancara terhadap subjek
Begitu juga dengan data hasil
VS2 juga menunjukkan bahwa kurang
TPM VS2 (Gambar 8) dan hasil wawan-
cermat dalam memeriksa langkah-
cara terhadap subjek VS2 yang menun-
langkah yang digunakan dalam me-
jukkan bahwa subjek menduga terdapat
nyelesaikan soal. Hal tersebut dapat
alter-natif lain berupa jawaban lain
dilihat dalam hasil TPM subjek bahwa
selain jawaban miliknya. Subjek menya-
terdapat kesalahan dalam memberikan
takan bahwa persegi panjang yang
jawaban akar dari 416 (Gambar 6). Na-
belum diketahui panjang dan lebarnya
mun langkah-langkah yang digunakan
dan hanya diketahui luasnya, dapat
dan hasil akhir yang didapat subjek VS2
diten-tukan panjang dan lebarnya seca-
tidak terdapat kesalahan dalam me-
ra acak. Setiap penentuan panjang dan
nyelesaikan soal.
lebar akan menghasilkan jawaban ter-
tentu dan berlaku pada panjang dan
lebar yang lainnya, sehingga akan dite-
mukan jawaban yang berbeda-beda.
Seperti panjang 10 dan lebar 8, panjang
40 dan lebar 2, panjang 20 dan lebar 4,
Gambar 6. Hasil TPM VS2 panjang 16 dan lebar 5, dan seterusnya,
Tahap inferensi akan berbeda jawaban yang ditemukan.
Berdasarkan data hasil TPM VS1 Subjek VS2 juga memberikan kesim-
(Gambar 7) dan hasil wawancara pulan pada akhir jawaban.
terhadap subjek VS1, menunjukkan
bahwa subjek menduga terdapat
alternatif lain berupa jawaban lain
selain jawaban miliknya. Subjek menya-
takan bahwa persegi panjang yang Gambar 8. Hasil TPM VS2
belum diketahui panjang dan lebarnya Tahap eksplanasi
dan hanya diketahui luasnya, dapat Berdasarkan data hasil wawancara
ditentukan panjang dan lebarnya secara terhadap subjek VS1 menunjukkan bah-
acak. Setiap penentuan panjang dan wa subjek memberikan alasan dari
lebar akan menghasilkan jawaban ter- pengambilan kesimpulan yang ditulis

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 105


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

pada lembar jawaban, “memang hasil seorang yang berpikir kritis dapat
yang saya dapat seperti itu, jadi ini mempertahankan jawabanya.
jawaban saya”. Kesimpulan yang di- Subjek verbalizer
ambil subjek berasal dari hasil akhir Tahap interpretasi
dari penyelesaiannya, sehingga ditulis Berdasarkan deskripsi data subjek
sesuai hasil yang didapat. Sama halnya VB1 menunjukkan bahwa sebelum
data hasil wawancara terhadap subjek subjek menyelesaikan soal berpikir
VS2 yang menunjukkan bahwa subjek kritis matematis, subjek menuliskan
memberikan alasan dari pengambilan yang diketahui dan yang ditanyakan
kesimpulan yang ditulis pada lembar dengan kata-kata dan simbol-simbol
jawaban, “karena hasil kali diagonalnya
huruf. Subjek menyatakan terdapat luas
ini, menentukan banyak upahnya de- persegi panjang ABCD = 80 m2 dan
ngan mengalikan angka garis (dia- menuliskan simbol huruf a = panjang, b
gonal) dengan uang (upah). Kesimpulan = lebar, d = diagonal, dan u = upah
yang diambil subjek VS2 berasal dari
permeter. Subjek VB1 mengetahui bah-
hasil perkalian antara panjang diagonal wa yang ditanyakan adalah banyak
dan upah permeter. upah yang harus disediakan petani
Tahap regulasi diri untuk membangun pagar pembatas
Berdasarkan data hasil wawancara sawah, tetapi tidak mengetahui panjang
terhadap subjek VS1 menunjukkan bah- diagonal sawah, sehingga subjek me-
wa subjek telah melakukan penyesuaian nuliskan tanda tanya pada diagonal,
antara jawaban yang diperoleh dengan seperti pada Gambar 9. Sesuai teori
pertanyaan dalam soal. Subjek yakin Chrysostomou, seoarang visualizer
terhadap jawaban yang dicantumkan mengandalkan teks (simbol) dalam
sesuai dengan jawaban yang dicari kegiatan kognitif.
dalam soal, “saya yakin (jawaban) ini
sesuai dengan pertanyaan, karena cara
ini yang saya ketahui”. Sama halnya
data hasil wawancara terhadap subjek
VS2 yang menunjukkan bahwa subjek Gambar 9. Hasil TPM VB1
telah melakukan penyesuaian antara
Sama halnya dengan deskripsi
jawaban yang diperoleh dengan per-
data subjek VB2 yang menunjukkan
tanyaan dalam soal. Subjek VS2 yakin
bahwa sebelum subjek menyelesaikan
terhadap jawaban yang dican-tumkan
soal berpikir kritis matematis, subjek
sesuai dengan jawaban yang dicari
menuliskan yang diketahui dan yang
dalam soal, “kalau melihat hasil yang
ditanyakan dengan dengan kata-kata
saya dapat, saya yakin benar, karena
dan simbol-simbol huruf. Subjek me-
jawaban yang dicari berupa uang
nyatakan terdapat sawah berbentuk
(upah). Dengan memberikan pernya-
persegi panjang dengan luas 80 m2 dan
taan tersebut, yaitu yakin terhadap
menuliskan simbol huruf p = panjang, l
jawaban miliknya, maka sesuai pemi-
= lebar, dan d = diagonal. Subjek
kiran Chanche yang menyatakan bahwa
mengetahui bahwa yang ditanyakan

106 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

adalah banyak upah yang harus


disediakan petani untuk membangun
pagar pembatas sawah atau diagona Gambar 11. Hasil TPM VB1
persegi panjang, tetapi tidak menge-
Sama halnya dengan deskripsi
tahui panjang diagonal sawah, sehingga
VB2 yang menunjukkan bahwa telah
subjek menuliskan tanda tanya pada
mampu menyebutkan konsep-konsep
kalimat pagar pembatas atau diagonal
beserta hubungan antar konsep yang
persegi panjang, seperti pada Gambar
digunakan untuk menyelesaikan soal.
10. Sesuai teori Chrysostomou, seorang
Konsep-konsep yang digunakan yaitu
visualizer mengandalkan teks (simbol)
konsep pythagoras dan konsep arit-
dalam kegiatan kognitif.
matika sosial. Konsep pythagoras
digunakan untuk menentukan panjang
diagonal atau pagar pembaras sawah,
konsep aritmatika sosial digunakan
untuk menentukan jumlah upah yang
harus disediakan petani dengan meng-
Gambar 10. Hasil TPM VB2 kalikan panjang diagonal dengan upah
permeter. Subjek juga menggunakan
Tahap analisis
permisalan dalam menyelesaikan soal,
Berdasarkan deskripsi data subjek
seperti pada Gambar 12. Dengan ke-
VB1 menunjukkan bahwa telah mampu
mampuannya dalam menyebutkan dan
menyebutkan konsep-konsep beserta
menghubungkan konsep-konsep, subjek
hubungan antar konsep yang diguna-
telah berpikir kritis matematis, sesuai
kan untuk menyelesaikan soal. Konsep-
teori Krulik dan Rudnick yaitu sese-
konsep yang digunakan yaitu konsep
orang berpikir kritis dapat diketahui
pythagoras dan konsep aritmatika so-
dengan kemampuan menghubungkan
sial. Konsep pythagoras digunakan
setiap aspek atau situasi dalam suatu
untuk menentukan panjang diagonal,
masalah matematika.
konsep aritmatika sosial digunakan
untuk menentukan jumlah upah yang
harus disediakan petani dengan meng-
kalikan panjang diagonal dengan upah Gambar 12. Hasil TPM VB2
permeter. Subjek juga menggunakan Tahap evaluasi
permisalan dalam menyelesaikan soal, Berdasarkan data hasil wawancara
seperti pada Gambar 11. Dengan ke- terhadap subjek VB1 menunjukkan
mampuannya dalam menyebutkan dan bahwa telah memeriksa kembali
menghubungkan konsep-konsep, subjek langkah-langkah yang digunakan da-
telah berpikir kritis matematis, sesuai lam menyelesaikan soal tidak terdapat
teori Krulik dan Rudnick yaitu sese- kesalahan. Hal tersebut diketahui
orang berpikir kritis dapat diketahui dengan jawaban subjek yang menya-
dengan kemampuan menghubungkan takan bahwa tidak terdapat kesalahan
setiap aspek atau situasi dalam suatu dalam hasil TPM serta semua informasi
masalah matematika. yang diketahui telah digunakan dalam

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 107


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

menyelesaikan soal. Langkah-langkah penentuan angka untuk panjang lebih


yang digunakan subjek VB1 tidak besar dari lebar. Setiap penentuan
terdapat kesalahan dalam menyele- panjang dan lebar akan menghasilkan
saikan soal. Seperti halnya data hasil jawaban tertentu dan berlaku pada
wawancara terhadap subjek VB2 yang panjang dan lebar yang lainnya,
menunjukkan bahwa telah memeriksa sehingga akan ditemukan jawaban yang
kembali langkah-langkah yang diguna- berbeda-beda. Subjek VB2 juga mem-
kan dalam menyelesaikan soal tidak berikan kesimpulan pada akhir jawa-
terdapat kesalahan. Hal tersebut dike- ban, seperti pada Gambar 14.
tahui dengan jawaban subjek yang
menyatakan bahwa tidak terdapat
Gambar 14. Hasil TPM VB2
kesalahan dalam hasil TPM dan semua
informasi yang diketahui telah di- Tahap eksplanasi
gunakan dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil wawancara ter-
Langkah-langkah yang digunakan hadap subjek VB1 menunjukkan bahwa
subjek VB2 juga tidak terdapat subjek memberikan alasan dari peng-
kesalahan dalam menyelesaikan soal ambilan kesimpulan yang ditulis pada
lembar jawaban. Kesimpulan yang
Tahap inferensi
diambil subjek berasal dari jawaban
Berdasarkan data hasil wawancara
yang dicari dari soal yaitu banyak upah.
terhadap subjek VB1 menunjukkan bah-
Sama halnya dengan hasil wawancara
wa subjek menduga terdapat alternatif
subjek VB2 yang menunjukkan bahwa
lain berupa jawaban lain selain jawaban
subjek memberikan alasan dari
miliknya. Subjek menyatakan bahwa
pengambilan kesimpulan. Hanya saja,
untuk menentukan panjang dan lebar
kesimpulan yang diambil subjek
dari persegi panjang dapat dipilih
berdasar dari langkah-langkah yang
secara acak, asalkan dalam penentuan
digunakan dan hasil akhir dari
angka untuk panjang lebih besar dari
penyelesaian tersebut.
lebar. Dalam penentuan panjang dan
lebar tersebut, akan ditemukan jawaban Tahap regulasi diri
yang berbeda-beda. Subjek VB1 juga Berdasarkan data hasil wawancara
memberikan kesimpulan pada akhir terhadap subjek VB1 menunjukkan
jawaban, seperti pada Gambar 13. bahwa subjek telah melakukan penye-
suaian antara jawaban yang diperoleh
dengan pertanyaan dalam soal. Subjek
Gambar 13. Hasil TPM VB1
yakin terhadap jawaban yang dicantum-
Serupa dengan data hasil wawan- kan telah menggunakan langkah-lang-
cara terhadap subjek VB2 yang menun- kah yang sesuai dengan jawaban yang
jukkan bahwa subjek menduga terdapat dicari dalam soal. Sama halnya data
alternatif lain berupa jawaban lain hasil wawancara terhadap subjek VB2
selain jawaban miliknya. Subjek menya- yang menunjukkan bahwa subjek telah
takan bahwa untuk menentukan pan- melakukan penyesuaian antara jawaban
jang dan lebar dari persegi panjang yang diperoleh dengan pertanyaan
dapat dipilih secara acak, asalkan dalam

108 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

dalam soal. Subjek VB2 yakin terhadap gulasi diri, subjek mampu me-
jawaban yang dicantumkan tidak review jawaban atau mampu
terdapat kesalahan dalam menyele- menyesuaikan antara jawaban yang
saikan soal. Dengan memberikan per- dicari dengan permasalahan.
nyataan tersebut, yaitu yakin terhadap 2) Berpikir kritis matematis subjek
jawaban miliknya, maka sesuai pemi- verbalizer adalah pada tahap
kiran Chanche yang menyatakan bahwa interpretasi, subjek dapat menjelas-
seorang yang berpikir kritis dapat kan informasi dengan bahasa
mempertahankan jawabanya. sendiri serta mampu menyebutkan
Sesuai data-data yang telah dija- informasi yang diketahui dan
barkan di atas, terdapat temuan-temuan ditanyakan, dan cenderung meng-
yang dapat diuraikan sebagai berikut: gunakan kata-kata dalam penyele-
1) Berpikir kritis matematis subjek saian masalah. Pada tahap analisis,
visualizer adalah pada tahap subjek dapat menyebutkan konsep-
interpretasi, subjek dapat menje- konsep yang digunakan dan menje-
laskan informasi dengan bahasa laskan hubungan antar konsep
sendiri serta mampu menyebutkan tersebut untuk menyelesaikan per-
informasi yang diketahui dan masalahan, subjek juga mampu
ditanyakan, dan cenderung meng- menjelaskan strategi, cara, atau
gunakan gambar dalam penye- langkah-langkah dalam menyele-
lesaian masalah. Pada tahap saikan permasalahan. Pada tahap
analisis, subjek dapat menyebutkan evaluasi, subjek mampu meng-
konsep-konsep yang digunakan dan evaluasi atau mengetahui kesalahan
menjelaskan hubungan antar dalam menyelsaikan permasalahan.
konsep tersebut untuk menye- Pada tahap inferensi, subjek mempu
lesaikan permasalahan, subjek juga mencari alternatif lain berupa
mampu menjelaskan strategi, cara, jawaban lain dalam menyelesaikan
atau langkah-langkah dalam permasalahan pada soal dan mam-
menyelesaikan permasalahan. Pada pu menarik kesimpulan dari pe-
tahap evaluasi, subjek tidak mampu nyelesaiannya baik pada soal. Pada
mengevaluasi atau mampu menge- tahap eksplanasi, subjek mampu
tahui kesalahan dalam menye- menjelaskan alasan dari pengam-
lesaikan permasalahan pada soal. bilan kesimpulan terhadap penye-
Pada tahap inferensi, subjek mampu lesaiannya. Pada tahap regulasi diri,
mencari alternatif lain baik berupa subjek mampu mereview jawaban
jawaban lain atau langkah-langkah atau mampu menyesuaikan antara
lain dalam menyelesaikan per- jawaban yang dicari dengan per-
masalahan, serta mampu menarik masalahan.
kesimpulan dari penyelesaiannya.
Pada tahap eksplanasi, subjek SIMPULAN
mampu menjelaskan alasan dari Hasil analisis berpikir kritis siswa
pengambilan kesimpulan terhadap SMP ditinjau dari gaya kognitif visualiz-
penyesaliannya. Pada tahap re- er dan verbalizer dengan indikator inter-

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 109


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Habibi, Illah Winiati Triyana, Yeva Kurniawati

pretasi, analisis, evaluasi, inferensi, ek- Humanities and Social Science, VI(7),
splanasi, dan regulasi diri adalah siswa 81-84.
visualizer mampu memenuhi indikator- Lai, E. R. (2011). Critical Thinking.
indikator berpikir kritis matematis Bloomington: Pearson.
kecuali indikator evaluasi. Sedangkan Noordyana, M. A. (2016). Meningkatkan
siswa verbalizer mampu memenuhi se- Berpikir Kritis Matematis Siswa
luruh indikator berpikir kritis matema- Melalui Pendekatan Metacognitive
tis. Instruction. Moshafara, V(2), 120-127.
Palinussa, A. L. (2013). Student's Critical
DAFTAR PUSTAKA
Mathematical Thinking Skills and
Afifah, R. (2013, April 15). 10 Tahun Lagi Character. IndoMS. J.M.E, 4(1), 75-94.
Ahli Matematika Makin Dibutuhkan.
Sa’ad, S. A. (2014). Proses Berpikir Matematis
Retrieved Desember 4, 2018, from
Edukasi Kompas: Siswa SMP dalam Menyelesaikan
http://www.edukasi.kompas.com/20 Masalah Pola Bilangan Ditinjau dari
13/03/21/12595439/10.Tahun.Lagi.Ah Perbedaan Gaya Kognitif Visualizer-
li.Matematika.Makin.Dibutuhkan Verbalizer. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Ardani, S. H., & Ismail. (2018). Profil
Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Sa’ad, S. A. (2014). Proses Berpikir
Memecahkan Masalah Matematika Matematis Siswa SMP dalam
Ditinjau dari Gaya Kognitif dan Visualizer-Verbalizer. Jurnal Dikma,
Jenis Kelamin. MATHEdunesa, 184- 37.
192. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian
Ayuningtyas, N. (2017). Profil Literasi Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Matematis Konten Change and Wildani, J. (2014). Proses dan Strategi
Relationship Siswa Kelas X Ditinjau Generalisasi Pola Siswa SMP
dari Gaya Kognitif Visualizer dan Ditinjau dari Perbedaan Gaya
Verbalizer. Jurnal Edukasi, 99-110. Kognitif Verbalizer-Visualizer (Tesis
Bestiyana, R. A., & Wijiyanti, P. (2018). Magister). Universitas Negeri
Profil Berpikir Kritis Siswa SMP Surabaya, Surabaya.
dalam Menyelesaikan Soal Higher Winarso, W., & Dewi, W. Y. (2017).
Order Thinking Ditinjau dari Gaya Berpikir kritis siswa ditinjau dari
Kognitif Visualizer - Verbalizer. gaya kognitif visualizer dan
MATHEdunesa, 101-109.
verbalizer dalam menyelesaikan
Indahwati, R. (2014). Profil Penalaran masalah geometri. Beta, 117-133.
Mahasiswa Calon Guru SD dalam
Membuktikan Luas Bangun Datar PROFIL SINGKAT
Ditinjau dari Perbedaan Gaya Habibi, lahir di Bangkalan pada
Kognitif Visualizer dan Verbalizer.
tanggal 11 Maret 1997. Pendidikan
Jurnal Pendidikan Interaksi, 120.
terakhir S1 di Universitas Qomaruddin
Kacakoc, M. (2016). The Significance fo Gresik yang lulus pada tahun 2019,
Critical Thinking Ability in terms of Program Studi Pendidikan Matematika.
Education. International Journal of

110 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746

Anda mungkin juga menyukai